PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI PADA TOKO ROTI GREEN BAKERY AND CAKE Islammiati 29213689
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Setiap perusahaan juga ingin kegiatan operasionalnya terus bertahan. Untuk menjaga kelangsungan kegiatannya, perusahaan memerlukan laba dari hasil produksi. Akibatnya terjadi persaingan antar perusahaan yang semakin ketat, dimana antar perusahaan dituntut bersaing dalam harga jual produk. Maka harus dimaksimalkannya pengalokasian biaya dan penentuan harga pokok produksi agar perusahaan tetap memperoleh laba dan dapat melakukan kegiatan operasionalnya secara berkelanjutan. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi baik yang berwujud maupun tidak berwujud yang dapat diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Konsep biaya dibedakan menjadi biaya (cost), beban (expense), dan harga pokok. Klasifikasi biaya ini dihubungkan dengan jenis kegiatan yang menimbulkan biaya. Hal ini sangat diperlukan dalam rangka perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing). Metode Activity Based Costing merupakan salah satu metode perhitungan harga pokok produksi yang dapat membantu manajemen dalam mengalokasikan biaya overhead secara akurat..
Metode Activity Based Costing diharapkan dapat diterapkan pada perusahaan yang masih menggunakan metode konvensional dalam menghitung harga pokok produksi. Salah satu perusahaan yang masih menggunakan metode konvensional dalam menghitung harga pokoknya adalah Toko Roti Green Bakery and Cake. RUMUSAN MASALAH Bagaimana menerapkan metode Activity Based Costing dalam menghitung harga pokok produksi? Apakah hasil dari penerapan metode Activity Based Costing dalam menghitung harga pokok produksi? BATASAN MASALAH Penelitian dilaksanakan guna mengetahui penerapan metode Activity Based Costing dalam menghitung harga pokok produksi. Lokasi penelitian tersebut dilaksanakan di Toko Roti Green Bakery and Cake, Sukatani - Depok. Waktu penulis melakukan penelitian dilaksanakan pada April 2016.
Data-data yang diambil dalam penelitian ini ialah data produksi berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Produk yang digunakan oleh peneliti sebagai bahan penelitian adalah Roti dengan harga jual yang seragam. TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui penerapan metode Activity Based Costing dalam menghitung harga pokok produksi. Untuk mengetahui hasil dari penerapan metode Activity Based Costing dalam menghitung harga pokok produksi. MANFAAT PENELITIAN Sebagai penambah pengetahuan dan memperluas wawasan teori untuk peneliti agar dapat memberikan pengetahuan praktis dari obyek yang diteliti. Sebagai saran dan masukan untuk manajemen Toko Roti Green Bakery and Cake dalam penerapan metode Activity Based Costing dalam menghitung harga pokok produksi.
Sebagai referensi kepada manajemen lain yang bergerak di bidang usaha home industry dalam penerapan metode Activity Based Costing. Sebagai bahan literatur penelitian kepada dosen atau mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sama.
METODE PENELITIAN OBJEK PENELITIAN Objek yang diteliti penulisan ilmiah ini adalah Toko Roti Green Bakery and Cake yang bergerak di industri boga. Toko ini memproduksi beraneka ragam roti dan kue seperti roti tawar, roti manis, brownies, cookies dan lain-lain. Toko ini didirikan oleh Ibu Deasy Nasri pada Desember 2006 yang dikelola oleh Ibu Dessy Nasri beralamat di Jl. Anggur Raya DI/II Perum. Sukatani Permai Tapos Depok. JENIS DATA DAN SUMBER DATA Jenis data yang digunakan dalam penelitian penulisan ilmiah ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk numerik atau angka-angka. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah berupa data-data yang diambil dari laporan produksi perusahaan seperti data biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Sumber data yang digunakan dalam penelitian penulisan ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh dengan pengamatan secara langsung pada perusahaan dan serta melakukan wawancara. Data yang diperoleh berupa biaya-biaya produksi dan dokumen lain yang berhubungan dengan penulisan ilmiah ini. Penulis mendatangi langsung perusahaan dengan berkomunikasi kepada pemilik, terkait informasi biaya produksi.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA Studi Lapangan (Field Research): Wawancara adalah suatu metode kegiatan penelitian yang dilakukan dengan menanyakan secara langsung kepada perusahaan mengenai segala hal yang berkaitan dengan penelitian. Observasi adalah suatu metode penelitian dimana peneliti terjun langsung ke objek yang diteliti untuk mendapatkan datadata yang akurat dan jelas. Studi Pustaka (Library Research) adalah metode penelitian yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan referensi yang berhubungan degan topik penulisan ilmiah ini. TEKNIK ANALISIS Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penggunaan analisis deskriptif untuk memberikan gambaran secara sistematis dan akurat mengenai suatu keadaan berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dikumpulkan, diklasifikasi dan diinterpretasikan sehingga didapat informasi yang diperlukan untuk menganalisa masalah yang ada.
Alat analisis yang digunakan sebagai berikut: Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Konvensional 1. Menentukan Tarif BOP 2. Menentukan HPP
Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Activity Based Costing a. Tahap pertama Pada tahap pertama penentuan harga pokok produksi dengan metode Activity Based Costing meliputi empat langkah, yaitu: Pengidentifikasian biaya overhead kedalam kategori aktivitas. Tentukan masing-masing cost driver untuk setiap per aktivitas. Kaitkan biaya dengan aktivitas dalam cost driver. Penentuan tarif kelompok masing-masing biaya. b. Tahap kedua Pada tahap ini biaya setiap kelompok biaya (cost pool) ditelusuri ke produk, hal ini dilakukan dengan menggunakan tarif yang telah dihitung pada tahap pertama, kemudian dikaitan dengan jumlah kuantitas pemicu biaya yang digunakan oleh setiap produk.
PEMBAHASAN Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Konvesional Menentukan Tarif BOP/Perhitungan tarif BOP pada perusahaan, didasarkan pada unit produksi dengan rumus:
Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Activity Based Costing Pengidentifikasian biaya overhead kedalam kategori aktivitas. Mengkaitkan biaya dengan aktivitas dalam cost driver.
Menentukan tarif kelompok masing-masing biaya Keterangan: Cost Pool 1: Terdiri dari biaya pemakaian bahan penolong dan biaya pembubngkus yang dibebankan kepada produk berdasarkan volume produksi sebagai dasar pengalokasian. Cost Pool 2: Terdiri dari biaya tenaga kerja tidak langsung yang dibebankan kepada produk berdasarkan jumlah volume produk sebagai dasar pengalokasian. Cost Pool 3: Terdiri dari jam mesin yang dibebankan kepada produk berdasarkan jumlah volume produksi sebagai dasar pengalokasian. Cost Pool 4: Terdiri dari luas pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan jumlah volume produksi sebagai dasar pengalokasian.
Penetuan Tarif Kelompok Biaya (Pool Rate)
Dari tabel disebelumnya dapat diketahui dari: Pool 1: Rp. 276,7 artinya biaya pemakaian bahan penolong yang dibebankan kepada pihak berdasarkan jumlah volume produksi sebagai dasar pengalokasian. Pool 2: Rp. 472,3 artinya tenaga kerja tidak langsung yang dibebankan kepada pihak produk berdasarkan jumlah volume produksi sebagai dasar pengalokasian. Pool 3: Rp. 5.353,4 artinya biaya jam mesin yang membedakan kepada produk berdasarkan jumlah volume produksi sebagai dasar pengalokasian. Pool 4: Rp. 716,3 artinya biaya luas pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan jumlah volume produksi sebagai dasar pengalokasian. Penentuan Tarif BOP Kelompok Ke Masing-Masing Produk
Perhitungan HPP dengan Metode Activity Based Costing Pada Roti Choco Bun, Roti Choco Banana, dan Roti Choco Cheese mengalami overcosted atau pembebanan biaya terlalu tinggi yaitu sebesar Rp. 426,5/unit. Sedangkan untuk Roti Pizza Bulat dan Roti Sosis Pedas mengalami undercosted atau pembebanan biaya produk terlalu rendah (Rp. 72,6)/unit dan (Rp. 3.816)/unit. Perbedaan ini terjadi karena pada metode Konvensional membebankan biaya berdasarkan hanya satu pemicu saja yaitu volume unit produksi, sedangkan dengan metode Activity Based Costing membebankan biaya berdasarkan biaya jam kerja, luas bangunan, jam mesin, dan jumlah produk sebagai pemicu biaya. Pembebanan biaya yang tidak tepat akan mengakibatkan distorsi biaya overhead pabrik yang berasal dari satu pemicu biaya unit yang di produksi.
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Dengan menggunakan metode Konvensional laba yang dihasilkan untuk Roti Choco Bun adalah Rp. 2.320,8/unit, Roti Choco Banana Rp. 1.580,8/unit, Roti Choco Cheese Rp. 1.659,3/unit, Roti Pizza Bulat Rp. 1.043,7/unit, dan Roti Sosis Pedas sebesar Rp. 6.328,9/unit. Sedangkan menggunakan metode Activity Based Costing, laba yang akan diperoleh untuk Roti Choco Bun Rp. 2.747,3/unit, Roti Choco Banana Rp. 2.007,3/unit, Roti Choco Cheese Rp. 2.085,7/unit, Roti Pizza Bulat Rp. 971,1/unit, dan Roti Sosis Pedas menghasilkan hasil yang negatif yaitu sebesar Rp. 3.144,8/unit. Dengan masing-masing harga jual roti per unit adalah Rp. 7000. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa harga pokok produksi pada Toko Roti Green Bakery and Cake dengan metode Activity Based Costing Roti Choco Bun, Roti Choco Banana, dan Roti Choco Cheese mengalami overcosted atau pembebanan biaya terlalu tinggi yaitu sebesar Rp. 426,5/unit. Sedangkan untuk Roti Pizza Bulat dan Roti Sosis Pedas mengalami undercosted atau pembebanan biaya produk terlalu rendah (Rp. 72,6)/unit dan (Rp. 3.816)/unit. Pembebanan biaya yang tidak tepat akan mengakibatkan distorsi biaya overhead pabrik yang berasal dari satu pemicu biaya unit yang di produksi.
Dengan menggunakan metode Activity Based Costing menghasilkan perhitungan biaya yang lebih akurat dibandingkan dengan metode Konvensional. Karena pada metode Activity Based Costing menggunakan pembebanan biaya jam kerja, luas bangunan, jam mesin, dan jumlah produk sebagai pemicu biaya. SARAN Metode Activity Based Costing dapat diterapkan pada industri manufaktur dengan produk sejenis yang dihasilkan seperti, roti atau pakaian. Sedangkan Metode Konvensional hanya dapat diterapkan pada perusahaan produksi massal seperti, semen atau benang. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dapat membanding penerapan perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode Activity Based Costing dengan metode Konvensional sehingga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada peneliti selanjutnya.