Pola Gambaran Darah Tepi pada Penderita Leukimia di Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

dokumen-dokumen yang mirip
Gambaran Laboratorium Leukemia Kronik di Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang

Kejadian Anemia Pada Penderita Leukemia Limfoblastik Akut di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

LEUKEMIA. - pendesakan kegagalan sumsum tulang - infiltrasi ke jaringan lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

Editor : Yayan Akhyar Israr. Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. Files of DrsMed FK UNRI (

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mutasi sel normal. Adanya pertumbuhan sel neoplasma ini ditandai dengan

Pola Lekemia Limfoblastika akut di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RS. Dr. Pirngadi Medan

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA LEUKEMIA AKUT (LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT DAN LEUKEMIA MIELOBLASTIK AKUT) YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. pemeriksaan kultur darah menyebabkan klinisi lambat untuk memulai terapi

Profil Pasien Leukemia Anak di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Tahun

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Chronic Myelogenous Leukemia (CML) merupakan suatu. keganasan hematologi yang berupa kelainan klonal dari

MANIFESTASI KLINIS DAN GAMBARAN LABORATORIK LEUKEMIA MIELOID RONIK DI RSUP DR. KARIADI Periode 1 Januari Maret 2007 ARTIKEL

Curriculum vitae Riwayat Pendidikan: Riwayat Pekerjaan

BAB III LEUKEMIA. Leukemia adalah sekumpulan penyakit yang ditandai oleh adanya akumulasi leukosit ganas dalam sumsum tulang dan darah.

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN HEMATOLOGI PADA PASIEN SINDROM KORONER AKUT YANG DIRAWAT DI BLU RSUP PROF. Dr. R.D. KANDOU MANADO TAHUN 2010

RESPON HEMATOLOGI PASIEN LEUKEMIA MIELOID KRONIK YANG MENDAPAT PENGOBATAN TYROSINE KINASE INHIBITOR SELAMA SETAHUN DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK ANAK YANG MENDERITA LEUKEMIA AKUT RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Abstract

ABSTRAK KESESUAIAN PERHITUNGAN NILAI RATA-RATA ERITROSIT FLOW CYTOMETER DENGAN GAMBARAN POPULASI ERITROSIT PADA PEMERIKSAAN SEDIAAN APUS DARAH TEPI

HUBUNGAN JUMLAH TROMBOSIT DAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH DENGUE

Profil tumor solid pada pasien rawat inap di Bagian KSM Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2013-Desember 2014

Penyakit Leukimia TUGAS 1. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah. Editor : LUPIYANAH G1C D4 ANALIS KESEHATAN

ANALISIS KADAR KREATININ PADA ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT DI PUSAT KANKER ANAK ESTELLA BLU RSUP PROF DR RD KANDOU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang paling sering dijumpai pada anak. Data di Departemen Ilmu Kesehatan Anak,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Cancer Society (2014), Leukemia adalah jenis kanker yang

ABSTRAK. Kata kunci : kambing kacang, eritrosit, Denpasar Barat

LEUKEMIA KRONIK A. Pendahuluan

PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian ilmu penyakit dalam yang menitikberatkan pada

KARAKTERISTIK ERITROSIT PADA PASIEN ANAK DENGAN INFEKSI VIRUS DENGUE DI MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru

5.2 Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Lokasi

KARAKTERISTIK PENDERITA LEUKEMIA RAWAT INAP DI RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh : IWAN SIMAMORA NIM

Ruswantriani, Pembimbing : Penny Setyawati, dr, SpPK, M. Kes

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada pasien penyakit ginjal kronik

ABSTRAK. UJI VALIDITAS INDEKS MENTZER SEBAGAI PREDIKTOR β-thalassemia MINOR DAN ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA POPULASI ANEMIA HIPOKROM MIKROSITER

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Anak. Penelitian akan dilakukan di Bangsal Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang.

PREVALENSI DAN JENIS ANEMIA PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS REGULER LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP PADA PASIEN SUSPECT INFEKSI VIRUS DENGUE DI RUMAH SAKIT SURYA HUSADHA DENPASAR FEBRUARI-JULI 2014

Pola Jumlah Trombosit dan Nilai Hematokrit pada Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Derajat Klinik Di RSUP Sanglah Periode Januari-Juni 2014

ABSTRAK. Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes. Pembimbing II : Hartini Tiono, dr.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Korelasi Mutasi JAK2 V617F dengan Keparahan Klinis pada Pasien Neoplasma Myeloproliferatif yang Memiliki Kromosom Philadelphia Negatif

INTISARI. Kata kunci: kebiasaan minum jamu; antioksidan; imunomodulator; MDA ; hematologi cross sectional

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar

ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

LAPORAN TUTORIAL MODUL : Ilmu Penyakit Dalam TRIGGER 5. OLEH: Kelompok Tutorial XVII

ABSTRAK. Latar belakang dan tujuan penelitian: Anemia defisiensi besi (ADB) sering bersamaan dengan anemia penyakit kronis (APK) dan keduanya

HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr.

GDS (datang) : 50 mg/dl. Creatinin : 7,75 mg/dl. 1. Apa diagnosis banding saudara? 2. Pemeriksaan apa yang anda usulkan? Jawab :

BAB 2 DESKRIPSI SINGKAT PEMBESARAN GINGIVA. jaringan periodonsium yang dapat terlihat secara langsung sehingga mempengaruhi

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. dengan apendisitis akut perforasi di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RSUP. HAJI ADAM MALIK, MEDAN PERIODE JANUARI 2009-DESEMBER 2009

PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. Polisitemia Vera (PV) adalah salah satu jenis keganasan mieloproliferatif.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

ABSTRAK. Dewi Tantra, 2008, Pembimbing I : Aloysius Suryawan,dr., SpOG Pembimbing II : Penny Setyawati,dr.,SpPK., M.Kes

BAB V PEMBAHASAN. yang telah memenuhi jumlah minimal sampel sebanyak Derajat klinis dibagi menjadi 4 kategori.

!"#!$%&"'$( )) Kata kunci: Differential counting, zona atas dan bawah

HUBUNGAN JUMLAH TROMBOSIT DAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoietik yang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya sel myeloid (Perrotti et al., 2010). Di Asia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CURRICULUM VITAE. : Tiarani Nur Ahadillah NIM : Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 6 Juni 1993

BAB I PENDAHULUAN. kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler. mengenai organ lain kecuali susunan saraf pusat.

Perbedaan Kadar Hb Pra dan Post Hemodialisa pada Penderita Gagal Ginjal Kronis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Identifikasi Penyakit Acute Myeloid Leukemia (AML)Menggunakan Rule Based System Berdasarkan Morfologi Sel Darah Putih Studi Kasus : AML2 dan AML4

BAB III METODE PENELITIAN

B A B I PENDAHULUAN. pembangunan dalam segala bidang. Pertumbuhan ekonomi yang baik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai

AZIMA AMINA BINTI AYOB

LEUKEMIA. Disusun Oleh: DIAN SHEILA APRILIA HANAN MEI FATMAWATI

Gambaran Jenis dan Biaya Obat pada Pasien Rawat Inap dengan. Sindroma Koroner Akut di Rumah Sakit Umum Pusat. Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2011

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

ANGKA KEJADIAN DIARE PADA ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. World Health

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasien keganasan berisiko tinggi menderita anemia (Estrin, 1999). Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2008; American Cancer. sisanya sebagian besar AML (Rudolph, 2007).

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Leukemia merupakan jenis penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari

Pemeriksaan hematologi (Darah Perifer Lengkap/DPL) Dr. Fatma C. Wijaya, Sp.PK Bagian Patologi Klinik FK-UR/RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru

Transkripsi:

Pola Gambaran Darah Tepi pada Penderita Leukimia di Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Kemas Ya kub Rahadiyanto 1, Phey Liana 1, Baity Indriani 1 1. Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya/RSMH 2. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijya Jln. Dr. Mohammad Ali Komplek RSMH KM 3,5, Palembang, 30119, Indonesia E-mail : baiti_indriani@yahoo.co.id Abstrak merupakan keganasan hematologi yang disebabkan oleh faktor imunologi, genetik, virus, dan zat kimia. dibedakan menjadi leukemia mieloblastik akut (LMA), leukemia limfoblastik akut (LLA), leukemia mielositik kronik (LMK), dan leukemia limfositik kronik (LLK). Diagnosis awal leukemia dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah lengkap dan gambaran darah tepi (GDT). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola GDT pada penderita leukemia di laboratorium klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain potong lintang pada 98 penderita yang mengalami leukemia berdasarkan kesan pemeriksaan GDT di laboratorium klinik RSMH pada 1 Januari 2012 31 Desember 2012. Sebagian besar penderita leukemia adalah laki-laki. Penderita LMA terbanyak pada kelompok usia 31 40 tahun (27,3%), LLA terbanyak pada kelompok usia 1 bulan-10 tahun (46,2%), LMK terbanyak pada kelompok usia 21 30 tahun (23,3%), dan LLK terbanyak pada kelompok usia 51 60 tahun (100%). Pola GDT yang banyak ditemukan adalah eritrosit normokrom normositik; jumlah leukosit meningkat dan sel blas (+) pada LMA dan LLA; jumlah leukosit blas (+), dan dijumpai disemua tahapan maturasi seri granulositik pada LMK; jumlah leukosit meningkat, limfosit (+), dan smudge cell pada LLK; jumlah trombosit menurun dan bentuk normal pada LMA, LLA, dan LLK; jumlah dan bentuk trombosit normal pada LMK dan LLK. Sebagian besar penderita leukemia mengalami anemia, leukositosis, dan trombositopenia. Pemeriksaan GDT merupakan pemeriksaan laboratorium yang penting untuk membantu diagnosis leukemia dan menilai respon pengobatan, sehingga diharapkan kesan hasil pemeriksaan GDT dapat tercatat dengan baik. Kata kunci: Gambaran Darah Tepi, Abstract is a hematological malignancy caused by immunology, genetic, virus, and chemical exposure. is divided into acute myeloblastic leukemia (AML), acute lymphoblastic leukemia (ALL), chronic myelocytic leukemia (CML), and chronic lymphocytic leukemia (CLL). The intial diagnostic examinations of leukemia are complete blood count and peripheral blood smear examination. The objective of this study is to know the pattern of peripheral blood smear in leukemia patients at clinical laboratory of RSMH Palembang. This study was a descriptive cross-sectional study on 98 leukemia patients who were diagnosed by peripheral blood smear examination at clinical laboratory of RSMH on January 1, 2012 December 31, 2012. Most of leukemia patients were males (1,3:1). Most of AML patients were 31-40 years old (27,3%), most of ALL patients were 1 month- 10 years old (46,2%), most of CML patients were 21-30 years old (23,3%), and most of CLL patients were 51-60 years old (100%). Most of peripheral blood smear pattern were found normochromic normocytic erythrocytes; leukocytosis and blast in AML and ALL patients; leukocytosis and blast in all stages of granulocytic maturation series in CML patients; leukocytosis, lymphocytes (+), and smudge cells in CLL patients; thrombocytopenia and normal-shaped platelets in AML, ALL, and CLL; normal count and normal-shaped platelets in CML and CLL. Most of leukemia patients suffered from anemia, leukocytosis, and thrombocytopenia. Peripheral blood smear examination is an important laboratory examination to help leukemia diagnosis and assess therapeutic response, so the clinical laboratory department is expected to record peripheral blood smear examination results well. Keywords: Peripheral blood smear, 259

1. Pendahuluan merupakan penyakit klonal di mana satu atau lebih sel progenitor hematopoetik normal mengalami perubahan menjadi suatu keganasan 1. merupakan penyebab dari sepertiga kasus kematian pada anak dan remaja berusia di bawah 15 tahun akibat kanker di Amerika Serikat 2. Dari data riset kesehatan dasar (Riskesdas) Indonesia 2007, leukemia merupakan salah satu penyebab kematian pada anak usia 1-4 tahun di Indonesia dengan proporsi kejadian 2,9% 3. Pada penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Sanglah Bali, terdapat sekitar 23,7% kasus LLA pada anak dan 2,8% kasus LMA pada anak selama periode 2000-2005 4. Penelitian lain yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan, terdapat sekitar 162 pasien yang mengalami leukemia dengan LLA sebesar 87%, LMA 6,2%, LMK 2,5%, dan LLK 4,3% pada tahun 2004 2007 5. ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoietik yang mengalami transformasi secara maligna dan menyebabkan penekanan serta penggantian unsur sumsum tulang yang normal 6. Perkembangan keganasan yang terjadi pada leukemia akan menghasilkan abnormalitas sel leukemik dan gangguan produksi sel darah normal 7. diklasifikasikan berdasarkan maturitas dan jenis turunan sel seperti leukemia mieloblastik akut (LMA), leukemia limfoblastik akut (LLA), leukemia mielositik kronik (LMK), dan leukemia limfositik kronik (LLK) 8,9. Pemeriksaan gambaran darah tepi (GDT) pada LMA dapat ditemukan mieloblas yang mengandung batang Auer dan penurunan jumlah granulosit absolut. Pada LLA, GDT yang ditemukan adalah peningkatan leukosit, limfositosis, dan penurunan pada jumlah trombosit, neutrofil dan eritrosit 6. LMK memiliki GDT berupa peningkatan leukosit, dominasi sel neutrofil dan mielosit, peningkatan eosinofil serta basofil di sirkulasi serta mieloblas yang kurang dari 5% dan ditemukan di darah tepi 10. LLK dikarakteristikkan dengan proliferasi dan akumulasi limfosit matur yang abnormal di sumsum tulang, darah tepi, dan organ ekstramedular 6. Pemeriksaan GDT dan darah lengkap merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium diagnostik awal yang cukup penting untuk mendiagnosis leukemia 7, karena memiliki gambaran yang khas untuk tiap jenis leukemia. Sementara itu, penelitian mengenai pola GDT pada penderita leukemia di Indonesia, khususnya di Palembang belum dilakukan. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian mengenai Pola Gambaran Darah Tepi pada Penderita di Bagian Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Pada 1 Januari 2012 31 Desember 2012. 2. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan potong lintang. Penelitian dilakukan selama bulan September Desember 2013. Sampel penelitian yang digunakan adalah pasien yang melakukan pemeriksaan GDT dan dinyatakan menderita leukemia berdasarkan kesan pemeriksaan GDT di laboratorium klinik RSMH pada 1 Januari 2012 31 Desember 2012. 3. Hasil Pada penelitian ini, jumlah penderita leukemia yang dinyatakan berdasarkan kesan pemeriksaan GDT di bagian laboratorium klinik RSMH Palembang pada 1 Januari 2012 31 Desember 2012 dan memiliki kelengkapan data adalah 98 penderita. Penderita leukemia berjenis kelamin laki-laki terdapat sebanyak 53 orang (53,1%) dan perempuan sebanyak 46 orang (46,9%). Tabel 1. Distribusi Penderita Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Kelompok Usia Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan (N = 98) N % N % N % 1 bulan 10 tahun 11 21,2 5 10,9 16 16,3 11 tahun 20 tahun 11 21,2 4 8,7 15 15,3 21 tahun 30 tahun 10 19,2 3 6,5 13 13,3 31 tahun 40 tahun 8 15,4 10 21,7 18 18,4 41 tahun 50 tahun 7 13,5 7 15,2 14 14,3 51 tahun 60 tahun 1 1,9 5 10,9 6 6,1 61 tahun 70 tahun 3 5,8 6 13 9 9,2 71 tahun 80 tahun 1 1,9 6 13 7 7,1 Pada Tabel 1, penderita leukemia lebih banyak ditemukan pada kelompok usia 31 tahun sampai 40 tahun sebanyak 18 orang (18,4%), dengan usia termuda 1 bulan dan usia tertua 79 tahun. Ditinjau dari jenis kelamin, penderita leukemia pada laki-laki lebih banyak ditemukan pada kelompok usia 1 bulan sampai 10 tahun dan 11 tahun sampai 20 tahun dengan masing-masing kelompok usia sebanyak 11 orang (21,2%) dan pada perempuan lebih banyak ditemukan pada kelompok usia 31 tahun sampai 40 tahun sebanyak 10 orang (21,7%). Penderita leukemia terbanyak yang ditemukan berdasarkan kesan pemeriksaan GDT di laboratorium klinik RSMH periode 1 Januari 2010 31 Desember 2010 adalah LMK sebanyak 43 orang (43,9%). Data 260

mengenai distribusi penderita leukemia berdasarkan jenis leukemia dapat di lihat pada Gambar 1. laki-laki dan perempuan adalah sama. Data mengenai distribusi jenis leukemia berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi Jenis Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Laki-laki Perempuan N % N % LMA 11 52,4 10 47,6 LLA 16 59,3 11 40,7 LMK 22 51,2 21 48,8 LLK 1 50 1 50 * : yang belum terkategorikan berdasarkan kesan pemeriksaan GDT Gambar 1. Grafik Distribusi Penderita Berdasarkan Jenis leukemia Pada penelitian ini, penderita LMA lebih banyak ditemukan pada kelompok usia 31 tahun sampai 40 tahun sebanyak 5 orang (23,8%), penderita LLA pada kelompok usia 1 bulan sampai 10 tahun sebanyak 12 orang (44%), penderita LMK pada kelompok usia 21 tahun sampai 30 tahun sebanyak 10 orang (23,3%), dan penderita LLK pada kelompok usia 51 tahun sampai 60 tahun sebanyak 2 orang (100%). Data mengenai penderita leukemia berdasarkan kelompok usia dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi Jenis Berdasarkan Kelompok Usia Kelompok Usia LMA LLA LMK LLK N % N % N % N % 1 bulan 10 tahun 1 4,7 12 44 2 4,7 0 0 11 tahun 20 tahun 4 19 7 26 4 9,3 0 0 21 tahun 30 tahun 2 9,5 1 4 10 23,3 0 0 31 tahun 40 tahun 5 23,8 3 11 9 20,9 0 0 41 tahun 50 tahun 3 14.3 1 4 8 18,6 0 0 51 tahun 60 tahun 2 9,5 0 0 3 7 2 100 61 tahun 70 tahun 3 14,3 2 7 2 4,7 0 0 71 tahun 80 tahun 1 4,7 1 4 5 11,6 0 0 Pada penelitian ini, penderita leukemia laki-laki lebih banyak ditemukan pada LMA, LLA, dan LMK. Sedangkan pada LLK jumlah penderita leukemia pada Pada penelitian ini, pola GDT eritrosit normokrom normositik lebih banyak ditemukan pada LMA sebanyak 17 orang (80,9%), LLA sebanyak 17 orang (63%), LMK sebanyak 32 orang (74,4%), dan LLK sebanyak 2 orang (100%). Data mengenai distribusi pola GDT eritrosit berdasarkan jenis leukemia dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Distribusi Pola GDT Eritrosit Berdasarkan Jenis GDT LMA LLA LMK LLK eritrosit N % N % N % N % Normokrom normositik 17 80,9 17 63 32 74,4 2 100 Makrositik normokrom 1 4,8 1 3,7 3 7 0 0 Mikrositik hipokrom 3 14,3 7 25,9 5 11,6 0 0 Makrositik 0 0 1 3,7 0 0 0 0 hipokrom Normokrom 0 0 1 3,7 1 2,3 0 0 anisositosis Polikromasi 0 0 0 0 1 2,3 0 0 Pada penelitian ini, pola GDT leukosit yang banyak ditemukan pada LMA adalah jumlah leukosit meningkat dan sel blas (+) sebanyak 20 orang (95,2%). Pada LLA ditemukan sebanyak 13 orang (48,1 %) dengan pola GDT leukosit jumlah blas (+) dan 13 orang (48,1%) dengan pola GDT leukosit jumlah meningkat dan sel limfoblas (+). Pada LMK pola GDT leukosit yang banyak ditemukan adalah jumlah leukosit blas (+), dan di jumpai di semua tahapan maturasi seri granulositik sebanyak 41 orang (95,4%). Pada LLK pola GDT leukosit terbanyak yang ditemukan adalah jumlah meningkat, limfosit (+), dan smudge cell sebanyak 2 orang (100%). Data mengenai distribusi pola GDT leukosit berdasarkan jenis leukemia dapat dilihat pada Tabel 5. 261

Tabel 5. Distribusi Pola GDT Leukosit Berdasarkan Jenis GDT leukosit LMA LLA LMK LLK N % N % N % N % blas (+) di semua tahapan maturasi seri granulositik 0 0 0 0 41 95,4 0 0 limfosit (+) 0 0 0 0 2 4,6 0 0 blas (+) 20 95,2 13 48,1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 100 meningkat, limfosit (+), smudge cell (+) cukup, sel blas (+) 0 0 1 3,8 0 0 0 0 meningkat, limfoblas (+) 0 0 13 48,1 0 0 0 0 blas (+), aeur rod (+) 1 4,8 0 0 0 0 0 0 Pada penelitian ini, pola GDT trombosit berupa jumlah menurun dan bentuk trombosit normal banyak ditemukan pada penderita LMA sebanyak 19 orang (90,4%), penderita LLA sebanyak 25 orang (92,6%), dan penderita LLK sebanyak 1 orang (50%). Pola GDT trombosit berupa jumlah dan bentuk trombosit normal lebih banyak ditemukan pada penderita LMK sebanyak 17 pasien (39,5%) dan penderita LLK sebanyak 1 orang (50%). Data mengenai distribusi pola GDT trombosit berdasarkan jenis leukemia dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Distribusi Pola GDT Trombosit Berdasarkan Jenis Pada penelitian ini, distribusi hasil pemeriksaan darah lengkap pada penderita leukemia dinyatakan dalam bentuk median, minimum dan maksimum untuk melihat sebaran kadar darah lengkap pada penderita leukemia. Sedangkan hitung jenis leukosit yang ditemukan pada penderita leukemia pada penelitian ini adalah sel blas, metamielosit, mielosit, neutrofil batang, promielosit. Sel blas merupakan sel yang banyak ditemukan pada penderita LMA, LLA, dan LMK, sedangkan promielosit hanya ditemukan pada penderita LMK sebanyak satu orang. Data mengenai distribusi hasil pemeriksaan darah lengkap pada penderita leukemia dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Distribusi Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap Pada Penderita Kadar Median (Minimum Maksimum) Akut Kronik Hb (g/dl) 5,7 ( 2,3 17,6) 8,4 (4,6 10,8) RBC (X 10 6 /mm 3 ) 2,14 (0,72 6,4) 2,54 (0,88 3,71) Ht (%) 18,5 (5 9,9) 25 ( 8 33) MCH (pg) 28,5 (16 36) 29 ( 23-45) MCV (fl) 88 (21 116) 90 (39 106) MCHC (g/dl) 32,5 (19 37) 32 ( 26 47) WBC (X 10 3 /mm 3 ) 77,7 (5,9 800) 278,9 (30,7 637) LED (mm/jam) 37,5 (1 115) 34 (2 120) Retikulosit (%) 0,9 (0,1 6,1) 1,9 (0,2 31) Trombosit (/mm 3 ) 23.500 (4.000 701.000) 4. Pembahasan 233.000 (4.000 6.483.000) Pada penelitian ini, penderita leukemia lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan (1,13:1). Hasil pada penelitian ini juga sesuai dengan teori Bakta bahwa, penderita leukemia lebih sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan (1,2 2:1) 11. GDT trombosit dan bentuk normal meningkat dan bentuk normal menurun dan bentuk normal meningkat dan trombosit besar LMA LLA LMK LLK N % N % N % N % 1 4,8 2 7,4 17 39,5 1 50 1 4,8 0 0 9 20,9 0 0 19 90,4 25 92,6 15 34,9 1 50 0 0 0 0 2 4,7 0 0 Ditinjau dari distribusi penderita leukemia berdasarkan kelompok usia, kelompok usia terbanyak yang mengalami leukemia terdapat pada kelompok usia 31 40 tahun sebanyak 18 orang (18,4%), dengan usia termuda 1 bulan dan usia tertua 79 tahun. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Asra di RSU Pirngadi Medan pada periode 2005 2009 di mana kelompok usia terbanyak yang menderita leukemia adalah kelompok usia 11 20 tahun sebanyak 22 orang (19%) 12. Pada penelitian ini, penderita leukemia pada laki-laki lebih banyak ditemukan pada kelompok usia 1 bulan 10 tahun dan kelompok usia 11 tahun - 20 tahun dengan masing-masing kelompok usia sebanyak 11 orang 262

(21,2%) dan serupa dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Asra di RSU Dr. Pirngadi Medan pada periode 2005 2009, penderita leukemia pada laki-laki lebih banyak ditemukan pada kelompok usia 11 20 tahun dan 31 40 tahun dengan masing-masing kelompok usia sebanyak 11 orang (9,5%) 12. Namun, pada penelitian ini penderita leukemia pada perempuan lebih banyak ditemukan pada kelompok usia 31 40 tahun sebanyak 10 orang (21,7%). Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Asra, penderita leukemia perempuan terbanyak terdapat pada kelompok usia 11 20 tahun sebanyak 11 orang (9,5%) 12. Pada penelitian ini, didapatkan penderita LMA sebanyak 21 orang (21,4%), penderita LLA sebanyak 27 orang (27,5%), penderita LMK sebanyak 43 orang (43,9%), penderita LLK sebanyak 2 orang (2%) dan leukemia sebanyak 5 orang (5,1%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penderita leukemia terbanyak adalah penderita yang mengalami LMK (43,9%). Hal ini berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Simamora di RSUP H. Adam Malik Medan, dimana didapatkan penderita LLA sebesar 87%, penderita LMA sebesar 6,2%, penderita LMK sebesar 2,5% dan LLK sebesar 4,3% pada periode tahun 2004 2007 5. Sedangkan pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Asra di RSU Dr. Pirngadi Medan didapatkan penderita LLA sebanyak 26 orang (26,3%), penderita LMA sebanyak 44 orang (44,4%), penderita LLK sebanyak 3 orang (3%), dan penderita LMK sebanyak 26 orang (26,3%) pada periode 2005 2009 12. Pada penelitian ini, distribusi jenis leukemia berdasarkan kelompok usia ditemukan penderita LMA terbanyak pada kelompok usia 31 40 tahun sebanyak 5 orang (23,8%). Hal ini sesuai dengan teori Kurnianda, Sacher dan McPherson bahwa kejadian LMA lebih banyak terjadi pada dewasa dengan usia diatas 30 tahun. Insiden LMA akan meningkat seiring dengan pertambahan usia dan tidak terdapat pengaruh ras terhadap kejadian LMA 9,13. Pada penelitian ini, penderita LLA banyak ditemukan pada kelompok usia 1 bulan 10 tahun sebanyak 12 orang (44%). Hal ini sesuai dengan teori Turgeon, Price, danwilson bahwa LLA adalah kanker darah yang banyak terjadi pada anak kurang dari 15 tahun dengan puncak kejadian pada usia 3 5 tahun 1,6. Pada penelitian ini, penderita LMK banyak ditemukan pada kelompok usia 21 30 tahun sebanyak 10 orang (23,3%). Hal ini sesuai dengan teori Fadjari dan Sukrisman bahwa LMK sering terjadi pada usia dewasa antara dekade kelima dan keenam, namun dapat terjadi pada usia muda dengan kondisi LMK yang lebih progesif 14. Pada penelitian ini, penderita LLK ditemukan pada kelompok usia 51 60 tahun sebanyak 2 orang (100%). Hal ini sesuai dengan teori Price, Wilson dan Ciesla bahwa, LLK lebih banyak ditemukan pada dewasa dengan usia lebih dari 50 tahun 6,7. Pada penelitian ini, distribusi jenis leukemia berdasarkan jenis kelamin dapat ditemukan bahwa penderita LMA pada laki laki sebanyak 11 orang dan perempuan sebanyak 10 orang. Hal ini sesuai dengan teori Byrd, Bloomfield, dan Wetzler bahwa penderita LMA lebih banyak ditemukan pada penderita laki-laki dibandingkan perempuan 15. Pada penelitian ini, penderita LLA yang ditemukan pada laki-laki sebanyak 16 orang dan perempuan sebanyak 11 orang. Hal ini sesuai dengan teori Byrd, Bloomfield, dan Wetzler bahwa LLA lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan 15. Pada penelitian ini, penderita LMK yang ditemukan pada laki-laki sebanyak 22 orang dan perempuan sebanyak 21 orang. Hal ini sesuai dengan teori Price dan Wilson bahwa penderita LMK pada laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan 6. Pada penelitian ini, penderita LLK yang ditemukan pada laki-laki sebanyak 1 orang dan perempuan sebanyak 1 orang. Hal ini berbeda dengan teori Price, Wilson, dan Ciesla bahwa LLK lebih banyak terjadi pada laki-laki (2:1) 6,7, perbedaan ini dapat dikarenakan besar sampel penderita LLK pada penelitian ini hanya 2 orang sehingga proporsi kejadian penderita leukemia pada laki-laki dan perempuan adalah sama. Pada penelitian ini, pola GDT eritrosit yang banyak ditemukan adalah normokrom normositik dengan penderita LMA sebanyak 17 orang (80,9%), LLA sebanyak 17 orang (63%), LMK sebanyak 32 orang (74,4%), dan LLK sebanyak 2 orang (100%). Hal ini sesuai dengan teori Bakta, Byrd, Bloomfield, dan Wetzler bahwa pada keganasan hematologi lebih banyak ditemukan pola GDT eritrosit yaitu normokrom normositik 11,15. Pada penelitian ini, pola GDT leukosit yang ditemukan adalah peningkatan jumlah leukosit dan sel blas (+) yang banyak ditemukan pada penderita LMA sebanyak 20 orang (95,24%) dan LLA sebanyak 13 orang (48,15 %). Hal ini sesuai dengan teori Ciesla bahwa pada leukemia akut sel blas lebih banyak ditemukan pada gambaran darah tepi dan sumsum tulang 7. Pada penderita LLA juga ditemukan peningkatan jumlah leukosit dan sel limfoblas (+) sebanyak 13 orang (48,15%) dengan inti sel yang bercelah, berlekuk, dan terbelah. Hal ini sesuai dengan teori Ciesla dan Turgeon bahwa, morfologi dari tipe sel limfoblas adalah inti berlekuk, membelah dan bercelah 1,7. Pada penderita LMK banyak ditemukan peningkatan jumlah leukosit, sel blas (+), dan di jumpai di semua tahapan maturasi seri granulositik pada 41 orang (95,35%) dan terdapat 6 penderita LMK yang ditemukan adanya peningkatan eosinofil dan basofil. Hal ini sesuai dengan teori Fadjari dan Sukrisman bahwa pada LMK ditemukan gambaran leukosit di semua tahapan diferensiasi dan maturasi seri granulosit serta peningkatan eosinofil dan basofil 14. Pada penderita LLK ditemukan peningkatan jumlah 263

leukosit, limfosit (+), dan smudge cell sebanyak 2 orang (100%). Hal ini sesuai dengan teori Rotty bahwa limfositosis dengan gambaran limfosit matur dan smudge cell dominan dapat ditemukan pada hasil pemeriksaan GDT pada LLK 16. Hal ini dikarenakan pada sebagian besar kasus LLK terjadi limfositosis absolut dan limfosit neoplastik yang sangat rapuh secara mekanis saat persiapan apusan darah sehingga sel limfosit yang lisis akan menghasilkan smudge cell 7,10. Pada penelitian ini, pola GDT trombosit yang ditemukan adalah penurunan jumlah dan bentuk trombosit normal pada penderita LMA sebanyak 19 orang (90,48%) dan LLA sebanyak 25 orang (92,6%). Hal ini dapat disebabkan karena akumulasi sel blas di sumsum tulang yang menimbulkan gangguan pembentukan sel darah termasuk gangguan produksi trombosit yang menyebabkan penurunan jumlah trombosit 7. Pola GDT trombosit yang banyak ditemukan pada penderita LMK adalah jumlah dan bentuk trombosit normal sebanyak 17 orang (39,5%). Hal ini dapat ditemukan pada penderita LMK pada fase kronik, meskipun sebagian penderita LMK pada fase ini juga dapat ditemukan trombositosis 7. Pada penderita LLK ditemukan jumlah dan bentuk trombosit normal sebanyak 1 orang (50%) dan penurunan jumlah trombosit dan bentuk normal sebanyak 1 orang (50%). Pada penelitian ini, distribusi hasil pemeriksaan darah lengkap pada penderita leukemia dinyatakan dalam bentuk median, minimum dan maksimum untuk melihat sebaran kadar darah lengkap pada penderita leukemia. Pada penelitian ini, sebagian besar penderita leukemia akut memiliki kadar Hb, RBC, Ht, MCHC, WBC, LED, retikulosit, dan trombosit yang distribusinya mengarah ke kadar minimum. Hb < 5,7 g/dl, RBC < 2,14 X 10 6 /mm 3, Ht < 18,5 %, MCHC < 32,5 g/dl, WBC < 77,7 X 10 3 /mm 3, LED < 37,5 mm/jam, retikulosit < 0,9%, dan trombosit < 23.500/mm 3. Sedangkan pada kadar MCH dan MCV distribusinya mengarah ke kadar maksimum. MCH > 28,5 pg dan MCV > 88 fl. Pada penelitian ini, sebagian besar penderita leukemia kronik memiliki kadar Hb, RBC, Ht, dan MCV yang distribusinya mengarah ke kadar maksimum. Hb > 8,4 g/dl, RBC > 2,54 X 10 6 /mm 3, Ht > 25%, dan MCV > 90 fl. Sedangkan pada MCH, MCHC, WBC, LED, retikulosit, dan trombosit distribusinya mengarah ke kadar minimum. MCH < 29 pg, MCHC < 32 g/dl, WBC < 278,9 X 10 3 /mm 3, LED < 34 mm/jam, retikulosit < 1,9 % dan trombosit < 233.000 /mm 3. Berdasarkan nilai rujukan laboratorium klinik RSMH Palembang, sebagian besar penderita leukemia akut dan kronik mengalami anemia, trombositopenia dan leukositosis. Hasil laboratorium pemeriksaan darah lengkap ini sesuai dengan teori Turgeon, Price, Wilson, dan Ciesla bahwa sebagian besar penderita leukemia mengalami anemia, trombositopenia dan leukositosis 1,6,7. Hal ini dikarenakan akumulasi sel leukemik di sumsum tulang yang mengakibatkan gangguan produksi sel darah normal yang ditandai dengan anemia, trombositopenia, leukopenia ataupun leukositosis 9. Pada penelitian ini, sel blas merupakan sel yang banyak ditemukan pada penderita LMA, LLA, dan LMK pada hitung jenis leukosit, sedangkan promielosit merupakan sel yang hanya ditemukan pada penderita LMK. Hal ini sesuai dengan teori Ciesla bahwa, pada LMA dan LLA lebih banyak ditemukan sel blas di gambaran darah tepi dan sumsum tulang, sedangkan pada LMK, sel blas ditemukan pada fase krisis blas (>20%) dan promielosit ditemukan pada fase akselerasi dan krisis blas 7. 5. Kesimpulan Pada penelitian ini, penderita leukemia lebih banyak ditemukan pada kelompok usia 31 40 tahun dan pada penderita laki-laki. Penderita LMA banyak terdapat pada kelompok usia 31 40 tahun, LLA pada kelompok usia 1 bulan 10 tahun, LMK pada kelompok usia 21 30 tahun, dan LLK pada kelompok usia 51 60 tahun. Penderita leukemia pada laki-laki lebih banyak ditemukan pada LMA, LLA, dan LMK dan pada LLK jumlah penderita laki-laki dan perempuan memiliki jumlah yang sama. Pola GDT eritrosit yang banyak ditemukan adalah normokrom normositik, pola GDT leukosit yang banyak ditemukan pada LMA dan LLA adalah peningkatan jumlah leukosit dan sel blas (+), pada LMK lebih banyak ditemukan peningkatan jumlah leukosit, sel blas (+) dan dijumpai di semua tahapan maturasi seri granulositik, dan pada LLK banyak ditemukan jumlah meningkat, limfosit (+) dan smudge cell (+). Pola GDT trombosit yang banyak ditemukan adalah jumlah trombosit menurun dan bentuk normal. Angka kejadian penderita leukemia yang ditemukan berdasarkan kesan gambaran darah tepi di laboratorium klinik RSMH yaitu penderita LMA yang ditemukan sebanyak 21 orang (21,4%), penderita LLA sebanyak 27 orang (27,5%), penderita LMK sebanyak 43 orang (43,9%), dan penderita LLK sebanyak 2 orang (2%). Dari hasil pemeriksaan darah lengkap, sebagian besar penderita leukemia mengalami anemia, trombositopenia, leukositosis dan pada hitung jenis leukosit paling banyak ditemukan sel blas. 264

Daftar Acuan 1. Turgoen L M. Clinical Hematology Theory and Procedures 5 th Ed. Philadelpia: Lippincott Williams and Wilkins, 2012: 307 341. 2. & Lymphoma Society. Fact Spring. 2013. New York: & Lymphoma Society. http://www.lls.org 3. Depkes, RI. Riset Kesehatan Dasar 2007. Laporan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Jakarta: 2008: 325. 4. Mudita I B. Pola Penyakit dan Karakteristik Pasien Hematologi-Onkologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak. Sari Pediatri Vol. 9, No. 10 (online). 2007: 13-16. http://www.idai.or.id. 5. Simamora I. Karakteristik penderita leukemia rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004 2007. Skripsi Sarjana. Jurusan Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara. Medan. 2009. 6. Price S A dan Wilson L M. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Vol.1, Edisi 6. Terjemahan Pendit, B, U dkk. Jakarta. EGC. 2005: 271-281. 7. Ciesla B. Hematology In Practica. Philadelpia: F.A. Davis. 2007: 160 181. 8. Zelly D R. Kelainan Hemostasis pada. Jurnal Kesehatan Andalas Vol. 1, No. 2 (online). 2012: 68 74. http://jurnal.fk.unand.ac.id. 9. Kurnianda J. Mieloblastik Akut. Dalam: Sudoyo, A.W dkk (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Jilid 2 Edisi V. Jakarta: Interna Publishing. 2009: 124 129. 10. Robbins M L, Kumar V, dan Cotran R S. Buku Ajar Patologi Robbins Vol. 2 Ed. 7. Terjemahan Pendit, B, U dkk. Jakarta. EGC. 2007: 90-110. 11. Bakta I M. Hematologi Klinik Ringkas. Denpasar: EGC. 2006: 24, 122. 12. Asra D. Karakteristik Penderita Rawat Inap Di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009. Skripsi Sarjana. Jurusan Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara. Medan. 2010. 13. Sacher R A dan McPherson R A. Pemeriksaan Laboratorium Ed 11. Terjemahan Pendit, B.U, Wulandari, D, dan Huriawati, H. Jakarta: EGC, 2004: 396. 14. Fadjari H. dan Sukrisman L. Granulositik Kronik. Dalam: Sudoyo, A.W dkk (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi V. Jakarta: Interna Publishing. 2009: 1209 1213. 15. Byrd J C, Bloomfield C D, dan Wetzler M. Acute and Chronic Myeloid. Dalam: Fauci, A.S. dkk (editor). Harrison s Principles of Internal Medicine 17 th Edition. USA: The McGraw-Hill Companies, 2008: 965-975. 16. Rotty W A L. Limfositik Kronik. Dalam: Sudoyo, A,W dkk (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi V. Jakarta: Interna Publishing. 2009: 1276-1282. 265