BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (pekerja dan pengusaha). Dalam Pasal 1 angka 30 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, upah

PENDAHULUAN. Keadaan pasar kerja yang dualistik dengan kelebihan penawaran tenaga kerja dan

I. PENDAHULUAN. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan hanya pada bagaimana cara untuk menangani masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. syarat mutlak dalam mencapai keberhasilan pembangunan nasional. Tujuan dari

BERITA NEGARA. No.707, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Komponen. Tahapan. Hidup Layak.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan konstitusi. Di dalam

PERJANJIAN KERJA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS. A. Penetapan UMK kabupaten lampung selatan terhadap peningkatan taraf hidup buruh

BERITA NEGARA. No. 948, 2016 KEMENAKER. Hidup Layak. Kebutuhan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terpenting yang mampu digunakan menjalankan setiap proses di dalamnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pusat-daerah masih timpang. Tidak satu pun jenis pajak pusat yang dialihkan

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB III UPAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

Hubungan Industrial. Proses Penentuan Upah, Dewan Pengupahan dan Kebutuhan Hidup Layak. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi

BAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA. A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI MALUKU UTARA NOMOR 167/KPTS/MU/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang signifikan. Kemajuan yang ditandai dengan canggihnya

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas buruh, dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. pekerja terus berlanjut, yakni melalui pemberlakuan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

TINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya dengan pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat, itu adalah demi mencapai sebuah cita-cita yaitu

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 238 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH SEKTORAL PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara bekerja, dan seseorang yang bekerja tentu mengharapkan imbalan. atau balas jasa dari hasil pekerjaannya tersebut.

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ragam, untuk dapat memenuhi semua kebutuhan tersebut manusia dituntut

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemikiran selanjutnya adalah apakah besarnya upah yang diterima

و و و) ه م إ م و ا ه ه م ه ا ه

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak

BAB I PENDAHULUAN. unjuk rasa. Penanganan pengupahan ini tidak hanya menyangkut aspek teknis dan

8. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri KEP.564/MEN/92 " 115 Tahun 1992 Ketenagakerjaan Daerah;

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENANGUNG JAWAB ATAS TANGGUNGAN RESIKO IJARAH. perbolehkan penggunaanya, Jelas, mempunyai tujuan dan maksud, yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang begitu besar, maka permasalahan yang

PERINGATAN HARI BURUH INTERNASIONAL

GUBERNUR SUMATERA BARAT

MEMAHAMI BEBERAPA POINT PENTING YANG DIATUR DALAM RPP PENGUPAHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG

TANTANGAN PENETAPAN STANDAR UPAH MINIMUM NASIONAL DAN REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam kompensasi tidak langsung adalah berbagai macam bentuk tunjangan

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, kampus, sekolah, rumah sakit, dan ruang-ruang publik. petugas kebersihan ( cleaning service) dan islam

BAB I PENDAHULUAN. tugas seorang hamba terhadap Tuhan Nya untuk selalu beribadah kepada

فإذا قضيت الصالة فانتشروا في األرض وابتغوا من فضل اهلل واذكروا اهلل كثيرا لعلكم تفلحون

SISTEM PENGUPAHAN DI INDONESIA

Analisis Penggajian Pabrik Pupuk Petroganik di PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Dalam Perspektif Prinsip Ekonomi Islam

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang. Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa yang dimaksud pekerja/buruh adalah

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan sosial dengan mempertimbangkan prestasi kerja dan nilai. kemanusiaan yang menimbulkan harga diri.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, pertumbuhan ekonomi terasa

I. PENDAHULUAN. dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah

BAB I PENDAHULUAN. aspek keadilan dalam bertransaksi. Bank berdasarkan prinsip syariah atau

BAB I PENDAHULUAN. Minimum Pasal 1 Ayat Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013 tentang Upah

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan juga terjadi di Indonesia. 1. meminjamkan uang serta memberikan jasa-jasa pembiayaan untuk

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

JURNAL HUKUM ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA LISAN ANTARA PENGUSAHA DAN PEKERJA DI UD NABA JAYA SAMARINDA ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

-2- Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan keadaan. Oleh karena itu, Peratu

INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian

SISTEM UPAH BURUH PT. PISMA PUTRA KECAMATAN PAIT KABUPATEN PEKALONGAN JAWA TENGAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Boediono (2000) Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan

Upah Hak pekerja/buruh uang imbalan termasuk tunjangan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai Khalifah di muka bumi, diperintahkan untuk berlaku adil sebagimana

BAB IV PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI SUMATERA BARAT DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Yani Pujiwati, Dewi Kania Sugiharti, dan Nia Kurniati Dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pasar tenaga kerja maka Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. harapan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di lingkup Indonesia, akan tetapi tidak

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB I PENDAHULUAN. Islam di antara agama-agama lain yang ada di dunia adalah satu-satunya

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN IV) PERJANJIAN KERJA. copyright by Elok Hikmawati

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat

Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Edisi Revisi, ctk. Duabelas, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 234.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. namun dalam kultur Indonesia, "Buruh" berkonotasi sebagai pekerja rendahan,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tugas pemerintah pada dasarnya adalah menciptakan kesejahteraan bagi Rakyatnya. Itulah sebabnya maka pemerintah harus tampil ke depan untuk berperan aktif dalam kehidupan masyarakat terutama di bidang perekonomian guna tercapainya kesejahteraan umat manusia. Salah satu bentuk peran aktif pemerintah dalam kesejahteraan Rakyat adalah dengan bagaimana pemerintah dapat memberikan penentuan upah yang layak kepada para pekerja ataupun buruh yang ada di Indonesia. Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang atas imbalan dari pengusaha kepada pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan, ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundangundangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya.(pp No 5, 2003 tentang upah minimum regional) Dalam etimologi Hukum Islam, Upah disebut juga dengan al-ujrah yang berasal dari kata al-ajru yang berarti al- iwadh/penggantian (Sabiq 1978, h.177). Menurut ulama syafi iyah upah atau yang dinamakan dengan al-ujrah adalah suatu jenis akad atau transaksi terhadap suatu manfaat yang dituju, tertentu, bersifat mubah dan boleh dimanfaatkan, dengan cara memberi imbalan tertentu.(mukhlis, 2015:315) Membahas tentang upah, tentunya dapat disepakati bahwasanya upah merupakan sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan dan kepuasan diri para pekerja itu sendiri. Dibalik itu bagi para pengusaha melihat upah sebagai bagian dari biaya produksi sehingga harus dioptimalkan penggunaannya dalam meningkatkan produktivitas dan etos kerja.sementara pemerintah melihat upah disatu pihak yaitu untuk tetap dapat menjamin terpenuhinya kehidupan yang layak bagi pekerja 1

2 dan keluarganya, meningkatkan produktivitas pekerja dan meningkatkan daya beli masyarakat. Di pihak lain, untuk mendorong kemajuan dan daya saing usaha. Pemerintah Indonesia sudah sering mengubah arah kebijakan ketenagakerjaan terutama yang menyangkut mengenai pengupahan, salah satu bentuk dari kebijakan tersebut adalah kebijakan penentuan upah minimum awalnya didasarkan Kebutuhan Fisik Minimum (KFM), setelah itu dirubah lagi dengan Kebutuhan Hidup Minimum (KHM), sekarang salah satu acuan untuk penentuan upah minimum di dasarkan pada Kebutuhan Hidup Layak (KHL)(Hakim, 2016:9).Seperti yang diamanatkan dalam pasal 89 ayat (2) Undangundang Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Sementara kaitannya dengan kebutuhan Hidup layak, dapat dilihat dalam pasal 88 ayat (1) undang-undang yang sama menegaskan bahwa Setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (UU No 13, 2003) Sejak lahirnya otonomi daerah (UU No 22 Tahun 1999) tentang pemerintah daerah, perumusan upah yang awalnya dilakukan oleh Dewan Penelitian Pengupahan Nasional (DPPN) dan Dewan Penelitian Pengupahan Daerah (DPPD) diambil alih oleh pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dari konteks tersebut maka kewenangan dalam penentuan upah di wilayah masing-masing provinsi atau kabupaten kota, termasuk juga penentuan upah yang ada di Sumatera Barat di atur oleh Gubernur Sumatera Barat dan Bupati atau Wali Kota masing-masing sesuai dengan aturan yang berlaku. Di wilayah Sumatera Barat peraturan mengenai pengupahan tersebut di atur oleh Peraturan Gubernur (PERGUB).Tahun 2016 kemarin upah yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat No 562/777/2015 adalah Rp 1.800.725. Kemudian Peraturan Gubernur yang terbaru di Sumatera Barat mengatur besar jumlah upah pada tahun 2017 pada SK Gubernur Sumatera Barat No 562-1178-2016

3 tentang Upah Minimum Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 meliputi 19 Kabupaten dan Kota adalah sebesar Rp 1.949.284-.(SK Gubernur Sumbar, 2016) Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sumbar Sofyan menuturkan, penentuan besaran UMP (Upah Minimum Provinsi) tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana tahun lalu besaran UMP didapat dari survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL), namun tahun ini tidak lagi memakai standar KHL. Tahun ini penentuan UMP merujuk kepada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 th 2015 tentang pengupahan dimana penghitungannya didasarkan dari UMP tahun 2015, data inflasi nasional dan Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) tahun berjalan. Dengan penetapan UMP ini diharapkan akan menjadi jaring pengaman agar jangan sampai terjadi pembayaran upah yang semakin merosot karena tidak seimbangnya penawaran dan permintaan kerja. Selanjutnya dengan penetapan ini diharapkan akan meningkatkan taraf hidup, martabat golongan penerima upah ungkap sofyan.(minangkabaunews.com, 2016) Upah tersebut harus di berikan kepada seluruh buruh atau pekerja yang bekerja di provinsi Sumatera Barat.Di lihat dari strategis Provinsi Sumatera Barat dengan angka perkembangan ekonomi yang cukup pesat, namun hal demikian belum bisa dipastikan bahwa upah tersebut benarbenar dapat mencukupi kehidupan para buruh. Mengenai kebutuhan layak pekerja yang ada di kota padang tidak akan lepas dari permasalahan upah, karena masalah upah sangatlah penting dan dampaknya sangat luas. Jika para buruh atau pekerja tidak mendapatkan upah secara adil dan pantas, itu tidak hanya mempengaruhi daya beli yang akhirnya mempengaruhi standar penghidupan para pekerja beserta keluarga mereka, melainkan akan mempengaruhi juga seluruh masyarakat karena mengkonsumsi sejumlah besar produksi Negara.

4 Berkaitan dengan masalah upah, salah satu ulama yaitu Ibnu Taimiyah mengatakan standar upah yang adil diatur dengan menggunakan aturan yang sama dengan harga komoditi pasar yang adil. Berbeda dengan konsep upah dunia dimana masalah pengupahan atau gaji adalah masalah yang tak pernah selesai diperdebatkan oleh pihak buruh dan pemerintah dikarenakan tetap merasa ada ketidakadilan di dalamnya.(amin, 2002:64) Seperti halnya dengan harga Ibnu Taimiyah juga mengatakan upah juga memiliki prinsip dasar agar tidak jatuh kepada ketidakadilan, yaitu dengan defenisi tentang kualiatas dan kuantitas. Harga dan upah ketika keduanya tidak pasti dan tidak ditentukan atau tidak dispesifikasikan dan tidak diketahui jenisnya, merupakan hal yang samar dan penuh spekulasi. Untuk itu dalam menentukan upah diperlukan interaksi antara perusahaan dengan pekerja, karena pekerja juga harus tunduk terhadap hukum ekonomi tentang permintaan dan penawaran. Dalam sebuh hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah SAW bersabda: Artinya: Para pekerja adalah saudaramu yang dikuasakan Allah kepadamu. Maka barang siapa yang mempunyai pekerja hendaklah diberi makanan sebagaimana yang ia makan, diberi pakaian sebagaimana yang ia pakai, dan jangan dipaksa sesuatu yang ia tidak mampu. Jika terpaksa ia harus dibantu (HR Muslim)

5 dijelaskan, Dalam hadits nabi yang diriwayatkan oleh Abdul Razak juga Artinya: Dari Abu Said al-khudri ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: barang siapa yang mempekerjakan seorang buruh hendaklah ia menyebutkan tentang upahnya. (H.R Imam Abu Razak) Dari Hadits di atas juga mendukung penjelasan Ibn Taimiyah bahwa Islam memperbolehkan mengontrak tenaga kerja atau buruh agar bekerja untuk mereka, bukan untuk mengatur jumlah besar kecilnya upah yang diberikan. Agar upah yang diberikan kepada para pekerja bisa adil maka upah yang diberikan harus sesuai dengan peraturan yang ada, karena masalah pengupahan sangatlah pelik mengingat dalam Islam tidak diatur secara jelas mengenai bagaimana orang yang bekerja hendaknya mendapatkan upah atas jasa yang diberikan pengusaha kepadanya sehingga pekerja bisa memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak dan adil. Bahkan ketika peraturan upah minimum telah ditetapkan pun masih banyak badan usaha yang tidak menetapkan upah minimum tersebut, malah ada yang memberikan upah di bawah upah minimum yang telah ditetapkan.jika sudah begitu bagaimana para buruh ataupun pekerja bisa memenuhi kebutuhannya secara layak.sedangkan menurut Yusuf Qaradhawi, keadilan adalah keseimbangan antara berbagai potensi individu, baik moral ataupun material, antara individu dan masyarakat, dan antara masyarakat satu dengan lainnya yang berlandaskan pada syariah Islam. (Mas adi, 2002:74) Melihat dari fenomena yang telah dijelaskan di atas, maka penulis perlu untuk melakukan penelitian terkait dengan analisis penetapan upah

6 minimum provinsi sumatera barat yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui surat keputusan Gubernur Sumatera Barat apakah sudah sesuai dengan prinsip yang diterapkan dalam Islam. Oleh karena itu penulis akan membahas tentang PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI SUMATERA BARAT DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. 1.2. Rumusan Masalah Agar penelitian penulis nantinya lebih teliti dan terarah serta sesuai dengan sasaran yang diharapkan, maka penulis perlu untuk memberikan rumusan masalah penelitian yaitu : 1. Apa yang melatar belakangi besaran jumlah Upah Minimum Provinsi Sumatera Barat? 2. Bagaiman penetapan Upah Minimum Provinsi Sumatera Barat menurut perspektif Hukum Islam? 1.3. Tujuan Penelitian Berangkat dari latar belakang serta rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi besaran Upah Minimum Provinsi Sumatera Barat dan mengetahui tentang penetapan Upah Minimum Sumatera Barat menurut perspektif Hukum Islam. 1.4. Kegunaan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini di samping memenuhi persyaratan akhir dalam memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) pada program studi MuamalahFakultas Syari ah Institut Agama Islam Negri (IAIN) Imam Bonjol Padang,juga berguna sebagai bahan bacaan diperpustakaan terutama bagi mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang.

7 1.4.2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai penulis pada penelitian ini adalah : 1.4.2.1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta memperkaya khazanah intelektual dan pengetahuan tentang upah minimum kota Padang. 1.4.2.2. Manfaat Praktis Diharapkan dapat menghimpun data-data dan informasi mengenai penerapan upah dan sebagai wacana bagi beberapa pihak yang terlibat didalamnya khususnya pemerhati hubungan industrial. 1.5. Penjelasan Judul Upah Minimum Kota : Suatu standar minimum yang di gunakan oleh para penguasaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. (Syahrial, 2005:6) atau upah minimum yang berlaku di daerah Kabupaten/Kota yang penetapannya dilakukan oleh Gubernur yang penetapannya harus lebih besar dari upah Provinsi. Penetapan upah minimum ini dilakukan setiap satu tahun sekali dan ditetapkan selambatlambatnya 40 (empat puluh) hari sebelum tanggal berlakunya upah minimum yaitu 1 januari. (Syahrial, 2005:6) Tinjauan :Pandangan (Sesudah menyelidiki, mempelajari)

8 Hukum Islam : Menurut para ahli ushul, hukum Islam adalah yaitu ketetapan Allah yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf, baik berupa tuntutan, pilihan atau ketetapan. (Harun, 1997:208) Dari beberapa penjelasan istilah yang terdapat di dalam judul yang penulis kemukakan di atas dapat dipahami bahwa maksud judul ialah Analisis Penetapan Upah Minimum Provinsi Sumatera Barat Ditinjau Dari Perspektif Hukum Islam tersebut dapat dijelaskan bagaimana penetapan upah minimum kota padang telah memenuhi kehidupan hidup layak bagi parah buruh atau pekerja dan apakah sudah sesuai dengan ketentuan syari at. 1.6. Tinjauan Kepustakaan Penelitian yang penulis lakukan ini belum pernah diteliti oleh peneliti lain. Tetapi penulis menemukan beberapa karya ilmiah antara lain yang berkaitan dengan upah yaitu skripsi Maisaroh dengan judul Tinjauan Hukum Islam terhadap Upah Buruh Pemanen Padi diambil dari Zakat. Dalam skripsi ini, ia memfokuskan pada pelaksaan pembayaran upah yang dilakukan petani terhadap santri-santri, tindakan tersebut merupakan perbuatan mengabaikan upah pekerja karena petani tidak meminta kesepakatan pekerja terlebih dahulu berapa jumlah upah yang harus diterima pekerja. (Maisaroh, 2015)Dan karya ilmiah lainnya adalah skirpsi Okto Rizaldi dengan judul Upah Mengupah Produksi Batu Bata Kenagarian Buku Limbuku Kecamatan Harau ditinjau dari Hukum Islam. Dalam skripsi ini, ia lebih menfokuskan pada pemberian upah yang harus sesuai akad yang telah di tetapkan anatara majikan dan pekerja sehingga

9 jika ada yang melanggar kesepakatan dalam akah upah/ijarah maka bisa dibatalkan.(rizaldi, 2015) Berbeda dengan paparan di atas, penulis lebih memfokuskan kepada analisis tentang penetapan upah minimum provinsi sumatera barat dan bagaimana analisis hukum islam memandang hal tersebut. 1.7. Metodologi Penelitian 1.7.1. Jenis Penelitian Penelitianpadadasarnyamerupakantahapanuntukmencarisebua hkebenaran.untukmencarikebenaranitudalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan jenis penelitian library research yaitu penelitian kepustakaan dengan mempelajari buku-buku yang dijadikan referensi sebagai landasan teori dan berfikir nantinya. 1.7.2. Sumber Data 1.7.2.1. Data primer, data utama yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian yaitu kepada gubernur atau dinas ketenagakerjaan provinsi sumatera barat. 1.7.2.2. Data sekunder, yaitu mengumpulkan bahan bacaan melalui studi kepustakaan yang berhubungan dengan pembahasan penelitian. 1.7.2.3. Teknik pengumpulan data Untuk memperoleh data yang akurat dan valid dalam penulisan ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1.7.2.1. Observasi, merupakan perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu pada objek penelitian. Dalam hal ini peneliti menfokuskan terhadap penetapan upah minimum provinsi sumatera barat. 1.7.2.2. Wawancara, merupakan alat pengumpulan data dengan menyusun suatu pedoman dalam bentuk angket atau daftar pertanyaan terhadap objek penelitian, kemudian dilakukan

10 serangkaian interview langsung dengan sumber data. Sumber data yang dimaksud adalah gubernur dan dinas ketenagakerjaan yang terkait dengan penetapan upah minimum provinsi sumatera barat, hingga pakar Islam yang paham akan persoalaan tersebut. Yang selanjutnya dianalisa sesuai dengan arah pembahasan. 1.7.3 Teknik Analisis Data Data yang penulis peroleh lalu dianalisis dengan pendekatan deskriptif-kualitatif maksudnya dengan jalan mengumpulkan data di lapangan kemudian data tersebut disusun menurut subjek pembahasan kemudian data itu dianalisis sehingga menghasilkan hukum tertentu.