BAB III GAMBARAN UMUM BAITUL MAL TAMWIL BMT AT- TAQWA MUHAMMADIYAH. A. Sejarah Singkat Berdirinya BMT Taqwa Muhammadiyah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN UMUM BMT AT- TAQWA MUHAMMADIYAH PADANG. A. Sejarah Berdirinya BMT At- Taqwa Muhammadiyah

BAB III GAMBARAN UMUM BMT AT-TAQWA MUHAMMADIYAH CABANG SITEBA. A. Sejarah Berdirinya BMT At-taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya BMT At Taqwa Muhammadiyah

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB III PROFIL BMT MATRA PEKALONGAN. A. Latar Belakang Berdirinya BMT Matra Pekalongan

BAB II GAMBARAN UMUM BMT SYARIAH TAMBANG KABUPATEN KAMPAR. A. Sejarah singkat BMT Syariah Tambang Kabupaten Kampar

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL

BAB III PELAKSANAAN AKAD PEMBIAYAAN MUD}A>RABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BALAI USAHA MANDIRI TERPADU (BMT) KUBE SEJAHTERA

LANDASAN TEORI Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. negara negara anggota dan masyarakat Muslim pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN. 1. Latar Belakang KJKS BMT Bahtera Pekalongan

BAIT AL-MAAL WA AT-TAMWIIL

BAB III PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT EL AMANAH KEC. KENDAL KAB. KENDAL

BAB III GAMBARAN UMUM BTM WIRADESA. A. Latar belakang berdirinya BTM Wiradesa. Muhammadiyah Wiradesa untuk memiliki sumber-sumber pendanaan

BAB III GAMBARAN BMT NU SEJAHTERA. yang sedang lesu pada saat itu, maka kaum Nahdliyin (NU) sebagai organisasi

BAB III LAPORAN ARUS KAS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH MAWAR. dan mendapat pengesahan dari Bupati Lamongan. Ruang lingkup kegiatan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB II GAMBARAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AL-HIJRAH SALO KABUPATEN KAMPAR. syariah yang terdiri dari dua istilah, yaitu baitul mal dan baitul

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Bank Perkreditan Rakyat didirikan berdasarkan pada pandangan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV DESKRIPSI DATA. A. Gambaran Umum BMT Amanah Ummah

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA

BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI. A. Sejarah Berdirinya BPR Syariah Bangun Drajat Warga. SAW, dimana Baitulmal didirikan oleh Rasulullah sebagai lembaga

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB II STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH. Wattamwil yaitu simpanan (funding) dan pembiayaan (financing).

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktivitas ekonomi, dan ekonomi yang dikenal dalam Islam adalah

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT AL FATH PESAGEN GUNUNGWUNGKAL PATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia yang berkembang pesat

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Koperasi Jasa Keuangan Syariah Usaha Gabungan Terpadu

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

BAB II GAMBARAN UMUM BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN. 2.1 Sejarah Berdirinya BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

I. PENDAHULUAN A. Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. syariah yang kegiatan utamanya menghimpun dana dan menyalurkannya. Lembaga ini biasa di sebut dengan Koperasi Syariah.

BAB III KELEMBAGAAN. A. Sejarah Berdirinya BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan sesuai laporan keputusan RAT berganti nama menjadi KOPSYAH

BAB III. JUAL BELI MURABAHAH di BMT BEN TAQWA. Dengan dipelopori ICMI, MUI, dan PINBUK (Pusat Inskubasi Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Berdirinya PT. BPRS Berkah Dana Fadhlillah

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 127.

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB II KONDISI UMUM DI BPRS BEN SALAMAH ABADI DI PURWODADI. A. Sejarah Berdirinya BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) AL- AITTIHAD RUMBAI PESISIR PEKANBARU

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB III GAMBARAN UMUM BMT MUBAROKAH KOTA TEGAL. A. Sejarah BMT Mubarokah MWC NU Margadana Kota Tegal

BAB II GAMBARAN UMUM KJKS BMT WALISONGO SEMARANG

BAB III BMT MASLAHAH DAN PELAKSANAAN PEMBIAYAAN QARD{UL H{ASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB III GAMBARAN UMUM BMT SM NU PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. BMT-BMT di seluruh Indonesia. BMT-BMT ini ternyata memberikan manfaat

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT DI KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Analisis Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

shahibul maal yang menyediakan seluruh modalnya, sedangkan pihak kedua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menopangnya

PROFIL KOPERASI SIMPAN PINJAM PEMBIAYAAN SYARI AH BMT SURYA MELATI WAY JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. memilih perbankan yang sesuai dengan kebutuhan, baik perseorangan maupun

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. A. Gambaran Umum BTM Antasari Banjarmasin. 1. Latar Belakang Berdirinya BTM Antasari Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS CEMERLANG. Kendal yang produktif. Produktifitas ini bisa dilihat dari keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB III APLIKASI PENENTUAN MARGIN PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH BEN IMAN LAMONGAN

STRATEGI PENETAPAN MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT AT- TAQWA MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT. LELI SUWITA Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB III GAMBARAN UMUM KOPSIM NU BATANG. 1. Sejarah Berdirinya KOPSIM NU Batang. Unit Simpan Pinjam Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan memiliki fungsi yang penting dalam

BAB III. 1. Sejarah Berdirinya BMT Amanah Insani Surabaya. para pendiri untuk membantu meningkatkan kesejahteraan para pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB III PRAKTEK PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH MUAWANAH MWC NU ADIWERNA TEGAL

BAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo).

BAB II GAMBARAN UMUM BAYTUL MĀL WAT TAMWIL (BMT) BERSAMA KITA BERKAH. yang didukung oleh sumber daya alam (S DA) yang melimpah, terutama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu akhir-akhir ini banyak bermunculan lembaga keuangan

BAB III GAMBARAN UMUM BMT MITRA HASANAH GENUK SEMARANG A. Sejarah BMT Mitra Hasanah Genuk Semarang BMT Mitra Hasanah sebagai lembaga keuangan syariah

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. of founds) dengan pihak yang mengalami kekurangan dana. Sehingga

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BINAMA. muda yang didukung oleh para tokoh masyarakat. Pendirian ini didasarkan

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN UMUM BAITUL MAL TAMWIL BMT AT- TAQWA MUHAMMADIYAH A. Sejarah Singkat Berdirinya BMT Taqwa Muhammadiyah BMT Taqwa Muhammadiyah Padang didirikan pada tanggal 9 September 1996. BMT Taqwa Muhammadiyah mulai beroperasi dengan modal awal sebesar Rp.2.701.000,- (dua juta tujuh ratus satu ribu rupiah) dengan fasilitas kantor di lingkungan Masjid Taqwa Muhammadiyah Jalan Bundo Kandung No. 1 Padang dengan perlengkapan seadanya yang dipersiapkan oleh badan pendiri yaitu majelis Ekonomi Muhammadiyah Sumatera Barat. Awal mula berdirinya BMT ini di Prakarsai oleh Bapak Drs. H. Moh Zen Gomo beserta 4 orang temannya. Pada saat itu ketentuan modal awal untuk mendirikan BMT masih Rp. 2.000.000,- sampai Rp. 5.000.000,-. Untuk mendirikan BMT dibutuhkan minimal 20 orang anggota pendiri, oleh karena itu Pak Zen beserta teman-temannya mengumpulkan 15 orang yang bersedia menjadi pendiri BMT. Kemudian para pemrakarsa membantu panitia penyiapan pendirian BMT, lalu panitia yang telahdipilih mencari modal awal untuk mendirikan BMT. Modal awal ini berasal dari perorangan, lembaga, yayasan, BAZIS, Pemda atau sumber lainnya. Dari 20 orang pendiri tadi maka dipilih sebanyak 5 orang yang akan mewakili pendirian ke PINBUK. Kemidian panitia merekrut calon pengelola dan mengikutkan pada pelatihan serta magang dengan menghubungkan PINBUK, lalu melaksanakan persiapan sarana kantor dan 31

32 perangkat administrasi atau form-form yang diperlukan, setelah semuanya selesai BMT mulai menjalankan operasional bisnis BMT. BMT secara definitif adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan konsep baitul mall wat tamwil. Kegiatan BMT adalah mengembangkan usaha usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha makro dan kecil, antara lain mendorong kegiatan menabung dan pembiayaan (pinjaman) kegiatan ekonominya. BMT merupakan lembaga perekonomian rakyat kecil yang bertujuan meningkatkan dan menumbuhkembangkan kegiatan ekonomi pengusaha makri dan kecil yang berkualitas dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan (pinjaman) kegiatan perekonomian. (Ahmat Rodoni dan Abdul Hamid : 60) B. Visi dan Misi BMT Taqwa Muhammadiyah 1. Visi Menjadi lembaga keuagan Islam yang ikut menunjang dan memajukan perekonomian umat, sehingga menjadi lembaga yang dapat dipercaya masyarakat dan tumbuh sebagai lembaga yang menjawab tantangan perekonomian nasional khususnya ekonomi mikro dalam mengentas kemiskinan. 2. Misi Mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat dalam memenihi kebutuhan dan mendapatkan tambahan modal kerja usaha, dengan landasan misi gerakan Islam dan dakwah yang mempunyai maksud dan tujuan untuk

33 menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang sebenarnya yang berkeadilan dan memperoleh kesejahteraan. Berdasarkan visi san misi tersebut, maka BMT Taqwa Muhammadiyah membantu masyarakat dalam membangun dan mengembangkan potensi bidang ekonomi. Sehingga pelaku usaha kecil (mikro) mampu meningkatkan kualitas usahanya dan memperoleh kesejahteraan keluarga dari hasil usaha yang dicapai, tujuan yang dijalankan tersebut sebagai berikut: a. Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi umat, khususnya masyarakat usaha kecil dan menengah. b. Membebaskan umat Islam dari cengkeraman rentenir dan dari pinjaman bunga berbunga. c. Meningkatkan produktivitas usaha dengan pemberian pembiayaan (pinjaman) kepada pengusaha kecil dan menengah yang membutuhkan dana. d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha disamping meningkatkan penghasilan umat. e. Memperbaiki perekonomian umat islam. C. Struktur Organisasi BMT Taqwa Muhammadiyah Struktur organisasi merupakan salah satu hal yang mutlak yang diperlukan bagi sebuah organisasi. Pendelegasian wewenang, tugas dan tanggung jawab adalah kompenen penting dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Penempatan personal yang pastinya merupakan strategi untuk menuju Institusi yang professional

34 sehingga kerjasama yang serasi berdaya cipta tinggi dapat dicapai. Setiap perusahaan atau instansi harus memiliki struktur organisasi agar tujuan dapat tercapai. Dengan adanya struktur organisasi akan membantu karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka danmemberikan petunjuk tentang bagaimana menghubungkan pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain serta kepada siapa pekerjaan tersebut dipertanggung jawabkan dalam suatu organisasi. Organisasi dapat ditujukan dari dua sudut, yaitu Organisasi sebagai wadah dan Organisasi sebagai suatu proses. Organisasi sebagai wadah adalah tempat dimana kegiatan-kegiatan organisasi administrasi dan menajemen dijalankan, sebagai wadah organisasi bersifat statis. Tetapi dengan adanya perkembangan kopleknya tugas tugas dan lain-lain, semua ini dapat mendorong adanya perubahan-perubahan dalam struktur suatu organisasi. Organisasi sebagai suatu proses sifatnya lebih dinamis dibandingkan dengan organisasi sebagai wadah. Bagi perusahaan organisasi merupakan suatu alat untuk memonitor pekerjaan yang dibebankan kepada individu atau karyawan agar waktu pekerjaan lebih efisien dan efektif dengan adanya pembagian tugas. 1. Tugas dan Fungsi Masing-Masing Bagian Dari struktur organisasi BMT Taqwa Muhammadiyah pada gambar,tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing bagian berikut: a. Rapat Anggota Tahunan

35 Rapat anggota tahunan adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi yang dilakukan setahun sekali, yang dihadiri oleh semua anggota atau perwakilannya. Di dalam musyawarah berhak memutuskan. 1) Pengesahan dan perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi. 2) Pemilihan, pengangkatan dan sekaligus pemberhentian pengurus serta pengawasan, baik pengawas syari ah maupun manajemen. 3) Penetapan anggaran pendapatan dan belanja BMT Taqwa Muhammadiyah Cabang Pasar Raya selama satu tahun. 4) Penetapan visi dan misi organisasi 5) Pengesahan laporan pertanggung jawaban pengurus tahun sebelumnya. 6) Pengesahan rancangan program kerja tahunan. b. Dewan Pengurus Dewan pengurus BMT pada hakikatnya adalah wakil dari anggota dalam melaksanakan hasil keputusan musyawarah tahunan. Oleh karena itu, pengurus harus bisa menjaga amanah yang telah dibebankan kepedanya. Amanah ini nantinya akan dipertanggung jawabkan kepada anggota pada tahun berikutnya. Maka kerja pengurus sangat tergantung pada kepentingan organisasi. Artinya BMT dapat menetapkan masa kerja 2,3,4,5 tahun. c. Dewan Pengawas

36 Dewan pengawas memiliki wewenang dalam membuat kebijaksanaan umum dan melakukan pengawasan kegiatan sehingga sesuai dengan tujuan lembaga, tugasnya adalah: 1) Menyusun kebijaksanaan umun BMT Taqwa Muhammadiyah Cabang Pasar Raya. 2) Melakukan pengawasan kegiatan, bentuk persetujuan untuk jumlah tertentu. Mengawasi tugas manager atau pengelola, serta memberikan rekomendasi produk-produk yang ditawarkan pada anggota. d. Manager Manager mempunyai wewenang dalam membuat kebijaksanaan umum dan melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan sehingga sesuai dengan tujuan lembaga, tugasnya adalah: 1) Manager berfungsi merumuskan strategi dan taktik operasional dalam rangka melaksanakan keputusan pengurus dan keputusan musyawarah tahunana. 2) Manager dapat mengusulkan pemberhentian atau pengangkatan karyawan. 3) Manager juga melakukan fungsi control atau pengawasan terhadak kinerja karyawan. 4) Tugas manager juga melaporkan hasil kinerjanya kepada pengurus dalam periode waktu tertentu, minimal enam bulan sekali. e. Administrasi Kredit atau keuangan

37 Administrasi kredit mempunyai wewenang dalam menangani administrasi keuangan, tugasnya adalah: menyediakan berbagai kelengkapan untuk realisasi, informasi serta tentang kondisi pembiayaan tersebut. Administrasi kredit juga mencatat angsuran yang diberikan nasabah atauanggota dengan catatan BMT. f. Pembukuan atau Tugas pembukuan atau adalah sebagai berikut: 1) Staf pembukuan sebaiknya diangkat dari mereka yang memahami masalah akuntansi keuangan syari ah. 2) Staf pembukuan berfungsi membuat laporan keuangan yang minimal meliputi: laporan neraca, laba rugi, perubahan modal, dana arus kas. 3) Memberikan masukan kepada manager terutama yang berkaitan dengan penafsiran atau laporan keuangan. 4) Memberikan laporan perkembangan arus kas, pembiayaan dan penghimpunan dana pada setiap periode. g. Staf Pembiayaan Staf pembiayaan memiliki wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan kepada peminjam serta melakukan pembinaan agar pembiayaan yang diberikan tidak macet, adapun tugas staf pembiayaan adalah sebagai berikut: 1) Memberikan informasi pembiayaan. 2) Memberikan formulir permohonan pembiayaan.

38 3) Melakukan proses terhadap permohoman pembiayaan. 4) Melakukan analisi pembiayaan. 5) Mengajukan persetujuan pembiayaan. 6) Melakukan fungsi administrasi. 7) Melakukan pembinaan nasabah. 8) Membuat laporan perkembangan pembiayaan. h. Marketing atau pemasaran Bagian marketing ini mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut: Marketing menjadi ujung tombak BMT dalam merebut pasar. 1) Marketing juga berfungsi dalam merencanakan system dan strategi pemasaran, meliputi: segmentasi pasar, teknis operasional dan pendampingan anggota atau nasabah. 2) Menjemput simpanan dan tabungan nasabah i. Teller atau Kasir Teller bertugas sebagai penerima uang dan juru bayar, dengan tugas sebagai berikut: 1) Kasir harus melakukan pembukuan dan penutupan kas setiap hari. 2) Kasir juga bertugas membuat, merencanakan kebutuhan kas harian, mencatat semua transaksi kas serta menerapkannya dalam catatan uang keluar dan uang masuk.

39 3) Staf khusus pada kasir harus terpisah dangan bagian pembukuan. 4) Pada tahap awal staf kasir dapat berfungsi ganda yaitu sebagai fungsi pelayanan nasabah atau anggota. 5) Kasir berkaitan langsung dengan masalah keuangan. Adapun susunan pengawasan, pengurus dan pengelola BMT Taqwa Muhammadiyah Cabang Pasar Raya adalah sebagai berikut: Jabatan Ketua Anggota Anggota Ketua Wakil Sekretaris Wakil sekretaris Bendahara Senior Manager Pengawas Internal Sekretaris Kepala Cabang Teller Administrasi Keuangan Kepala Cabang Teller 1. Dewan pengawas nama Prof. Dr. H. Rusdi Am, Lc, Ma Drs. H. Muslim Hamid Drs. H.Nurman Agus 2. Dewan pengurus Drs. H. Mirwan Pulungan, Mpd Musfir, BA H. Priadi Syukur, SH Deri Rizal, SHI Zulfakhri, SE 3. Pengelola Pusat Nofembli. S. SE Abral Nazir, SE Fazat Rafi ah, SE 4. Cabang Pasar Raya Ismail Putra, SE.I Ulil Amri, SE Asrial A.Md Rita Kasmawari, S.Psi Dana Eka Putri A.Md Triksi Lismia 5. Cabang Bandar Buat Fazat Rafi ah, SE Guschandra Hamdanil Fajri, A.M Yunita Witriani Retni, SE Gabema, SE.I

40 Kepala Cabang Teller Kepala Cabang Teller Kepala Cabang Teller Kepala Cabang Teller Kepala Cabang Teller 6. Cabang Lubuk Buaya Agus Fitri, SE Ihsan Candra, SE Elfi Enita. S, kom Vera Wati, SE 7. Cabang Siteba Tresma Esdayu, SE Alkadri Susi Harmi, A.Md Nurhidayati, S.Pd 8. Cabang Alai Edwin, SH Feri Konaldi, S.Hi Mega Purnama Sari, A.Md Noviyarni, A.Md 9. Cabang Belimbing Novemli, SE Adhari, S.Hi Nike Dewi Novita Febrija Ninhsih 10. Cabang Sungai Rumbai Sukrita, SE Genta Santi Apriani, S.Pd Ismail D. Ruang Lingkup Usaha BMT At-taqwa Muhammadiyah Pada dasarnya BMT At-taqwa Muhammadiyah menggabungkan dua usaha pokok yang berbeda sifatnya, namun secara operasional BMT At- taqwa Muhammadiyah tetap merupakan entitas (badan) yang terpisah. Dalam pengembangannya selain bergerak di bidang keuangan, BMT At- taqwa Muhammadiyah juga melakukan kegiatan di sector riil. Kegiatan jasa keuangan yang dikembangkan oleh BMT At-taqwa Muhammadiyah berupa penghimpunan dana dan menyalurkannya melalui kegiatan pembiayaan dari anggota dan untuk

41 anggota atau Non-anggota. Kegiatan ini dapat disamakan secara operasional dari kegiatan simpan pinjam dalam koperasi atau kegiatan perbankan secara umum. Namun demikian, karena BMT At-taqwa Muhammadiyah merupakan lembaga keuangan Islam dengan system perbankan/lembaga keuanagan untuk mendasarkan kegiatan dengan syari ah Islam. Hali ini juga terlihat dari produkproduk jasanya yang sama dengan yang ada dalam perbankan Islam. Sesuai dengan undang-undang No.25 tahun 1992 dan Undang-undang No. 7 tahun 1998 untuk kegiatan sumpan pinjam aktivitasnya tidak boleh bercampur dengan aktivitas yang dilakukan oleh koperasi, artinya koperasi harus berdiri sendiri dengan entitas tersendiri dan khusus bergerak dalam simpan pinjam harus disediakan modal tersendiri yang dipisahkan. Adapun kegiatan BMT At-taqwa Muhammadiyah adalah sebagai berikut: 1. Penghimpunan Dana Penghimpunan Dana oleh BMT At-taqwa Muhammadiyah diperoleh dari simpanan, yaitu dana yang dipecayakan oleh masyarakat kepeda BMT Attaqwa Muhammadiyah untuk disalurkan ke sector produtif dalam bentuk pembiayaan. Adapun bentuk simpanan yang ada pada BMT At-taqwa Muhammadiyah adalah sebagai berikut: a. Simpanan Mudharabah Simpanan Mudharabah adalah simpanan nasabah pada BMT At-taqwa Muhammadiyah yang penarikannya dapat dilakukan kapan saja yang sesuai

42 dengan peraturan yang berlaku, tetapi simpanan ini tidak dapat ditarik dengan cek, biltet giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. b. DEMUTA (Deposito Mudharabah Taqwa) Demuta merupakan simpanan berjangka yang di tunjukan kepada masyarakat muslim yang berkeinginan menginvestasikan dananya untuk meningkatkan perekonomian umat dengan system bagi hasil, maka simpanan nasabah dikelola sesuai dengan syariat islam. Demuta ini hanya dapat ditarik sesuai dengan jangka waktu yang disepakati oleh nasabah. c. Simpanan Penidikan Simpanan Penidikan adalah simpanan nasabah yang digunakan untuk keperluan pendidikan pada masa tertentu. Tabungan ini dapat ditarik apabila telah dibutuhkan untuk kebutuhan pendidikan. d. Simpanan Perumahan Simpanan Perumahan merupakan simpanan yang diperuntukkan bagi nasabahnya yang bermaksud untuk membangun rumah pada waktu yang akan dating dan penarikannya hanya boleh dilakukan pada saat pembelian atau penyewaan rumah. e. Simpanan Qurban Bentuk simpanan bagi nasabah yang mempunyai niat untuk berqurban pada waktu yang akan dating, sehingga dapat mengumpulkan uangnya sampai mencukupi, penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat qurban akan dating.

43 f. Simpanan Haji Simpanan Haji juga merupakan bagi nasabah yang mempunyai niat untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Simpanan ini dapat ditarik sebelum berangkat ke tanah suci. 2. Penyaluran Dana Penyaluran dana pada BMT At-taqwa Muhammadiyah kepada nasabah terdiri atas dua jenis yaitu pembiayaan ditangguhkan dan pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dengan prinsipsewa. Pembiayaan merupakan penyaluran dana BMT At-taqwa Muhammadiyah dengan pihak lain dengan jangka waktu tertentu dan nisbah bagi hasil yang disepakati. Adapun bentuk penyaluran yang ada pada BMT At-taqwa Muhammadiyah adalah sebagai berikut: a. Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan modal kerja yang diberikan oleh BMT kepada anggotanya, adapun pengelolaan dana sepenuhnya diserahkan kepada anggota (penyandang dana atau sebagai nasabah debitur). Dalam hal ini anggota menyediakan usaha dan system pengelolaannya (mengelola sendiri) usaha yang akan dijalankan. Hasil keuntungan akan dibagi sesuai kesepakatan bersama. b. Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan berupa sebagian modal yang diberikan kepada anggota dari modal keseluruhan yang mana pihak BMT dilibatkan dalam

44 pengelolaannya. Pembagian keuntungan yang proporsional dilakukan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. c. Pembiayaan Murabahah Pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk pembelian barang-barang yang akan dijadikan modal kerja. Pembiayaan ini diberikan untuk jangka waktu pendek, tidak lebih dari enam sampai Sembilan bulan atau lebih dari itu. Keuntungan BMT diperoleh dari harga barang yang dinaikkan. d. Pembiayaan Bai Bitsama Ajil Pembiayaan hamper sama dengan pembiayaan Murabahah, yang berbeda adalah pembiayaannya dilakukan dengan cicilan dalam jangka waktu yang agak panjang. BMT akan mendapatkan keuntungan dari harga barang yang dinaikan. E. Produk-Produk BMT At-taqwa Muhammadiyah 1. Produk Penghimpunan Dana a. Al-Wadiah Penabung memiliki motivasi hanya untuk keamanan uangnya tanpa mengharapkan keuntungan dari uang yang di tabung.namun demikian, BMT tetap memberikan bagi hasil dengan nisbah penabung sangat kecil. b. Al-Mudharabah Penabung memiliki motivasi untuk memperoleh keuntungan dari tabungannya dengan cara bagi hasil. c. Amanah

45 Penabung memiliki keinginan tertentu yang diakadkan atau diamanatkan kepada BMT untuk dipinjamkan khusus kepada kaum dhuafa atau orang yang tidak mampu. Dengan demikan tidak diberikan bagi hasil. 2. Produk Penyaluran Dana Untuk kegiatan penyaluran dana yang yang terhimpun kepada masyarakat maka BMT menggunakan produk-produk sebagai berikut: a. Sistem Bagi Hasil 1) Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan modal kerja yang diberikan oleh BMT kepada anggotanya, adapun pengelolaan dana sepenuhnya diserahkan kepada anggota (penyandang dana atau sebagai nasabah debitur). Dalam hal ini anggota menyediakan usaha dan system pengelolaanya (mengelola sendiri) usaha yang akan dijalankan. Hasil keuntungan akan dibagi sesuai kesepakatan bersama. 2) Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan berupa sebagian modal yang diberikan kepada anggota dari modal keseluruhan. Pihak BMT dilibatkan dalam pengelolaannya. Pembagian keuntungan yang professional dilakukan sesuai dengan kesepakatan dua belah pihak. b. Sistem Jual Beli 1) Pembiayaan Murabahah

46 Pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk pembelian barang-barang yang akan dijadikan modal kerja. Pembiayaan ini diberikan untuk jangka waktu pendek, tidk lebih dari enam sampai Sembilan bulan atau lebih dari itu. Keuntungan bagi BMT diperoleh dari harga barang yang dinaikkan. 2) Pembiayaan Bai Bitsaman Ajin Pembiayaan hampir sama dengan pembiayaan Murabahah, yang berbeda adalah pembayarannya yang dilakukan dengan cicilan dalam jangka agak panjang. BMT akan mendapatkan keuntungan dari harga barang yang dinaikkan. c. Sistim Non-Profit Pembiayaan Qardhal Hasan merupakan pinjaman lunak yang diberikan kepada anggota yang benar-benar kekurangan modal atau mereka yang membutuhkan untuk keperluan yang sifatnya darurat. Anggta (nasabah) cukup mengembalikan pinjaman sesuai dengan nilai yang diberikan oleh Baitul Maal. d. Sistem Akad Bersyarikat Akad Bersyarikat adalah kerja sama antara dua pihak atau lebih dan masing-masing pihak mengikutsertakan modal (dalam berbagai bentuk) dengan perjanjian pembagian keuntungan atau kerugian yang disepakati. 1) Al-Musyarakah 2) Al-Mudharabah.

47 e. Sistem Pembiayaan Penyediaan uang dan tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam di antara BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya beserta bagi hasil setelah jangka waktu tertentu. a) Pembiayaan Al-Mudarabah. b) Pembiayaan Al-Bai Bitsaman Ajil. c) Pembiayaan Al-Murabahah. d) Pembiayaan Al-Musyarakah. Untuk meningkatkan peran BMT dalam kehidupan ekonomi masyarakat, maka BMT terbuka untuk menciptakan produk-produk baru tetapi produk tersebut marus memenuhi syarat: a) Sesuai dengan syariat dan disetujui oleh Dewan Syariah. b) Dapat ditangani oleh sistem operasi BMT dersangkutan. c) Membawa kemaslahatan bagi masyarakat.