BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT DI KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT DI KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG"

Transkripsi

1 BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT DI KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG 1. Sejarah Berdirinya KJKS BMT Kecamatan Lubuk Begalung KJKS BMT di Kecamatan Lubuk Begalung mulai didirikan pada tahun 2010 yang merupakan salah satu program pemerintah kota Padang pada masa itu. Pendirian KJKS BMT di Lubuk Begalung seiring dengan pendirian KJKS BMT di seluruh kota Padang yang berjumlah 104 KJKS BMT. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang sesuai dengan jumlah kelurahan yang ada di kota Padang. KJKS BMT di kecamatan Lubuk Begalung kota Padang didirikan sebanyak 15 KJKS BMT yang terletak di 15 kelurahan. 15 kelurahan yang didirikannya KJKS BMT di antaranya adalah Pitameh Tanjung Saba, Cengkeh, Tanah Sirah, Parak Laweh, Gurun Laweh, Lubuk Begalung, Kampung Baru, Pampangan, Gates, Batuang Taba, Kampung Jua, Pagambiran, Koto Baru, Tanjuang Aua, dan Banuaran. Pada saat ini jumlah KJKS BMT tersebut berkurang menjadi 13 KJKS BMT dikarenakan 2 buah KJKS BMT sudah tidak beroperasional lagi yaitu KJKS BMT Banuaran dan pegambiran(sakti, 2017). Awal mula proses berdirinya KJKS BMT di kecamatan Lubuk Begalung atas gagasan pak Mahyeldi selaku wakil wali kota Padang kala itu yang merupakan program dengan menjanjikan dana sebesar Rp bagi masing-masing kelurahan yang dapat mengumpulkan orang-orang yang akan berperan untuk mendirikan KJKS BMT di masing-masing kelurahan di kecamatan Lubuk Begalung. Pada bulan April 2010 lurah di masing-masing kelurahan di kecamatan Lubuk Begalung membentuk tim yang merupakan calon-calon pendiri KJKS BMT yang berasal dari beberapa orang masyarakat yang dianggap mampu untuk mendirikan KJKS BMT baik secara finansial, tenaga, maupun waktu. Setelah terbentuk tim untuk mendirikan KJKS BMT oleh lurah, maka diadakan musyawarah yang dipimpin langsung oleh lurah untuk pembetukan pengurus. Setelah terbentuk pengurus, mereka kemudian mengumpulkan dana sebagai modal awal atau 42

2 43 disebut dengan simpanan pokok khusus (simpoksus) sebanyak Rp yang merupakan syarat untuk pembentukan KJKS BMT dan juga sebagai syarat untuk mendapatkan dana yang dijanjikan oleh pemerintah kota Padang sebanyak Rp (Sakti,2017). Setelah pengurus terbentuk, maka pengurus yang sekaligus pendiri KJKS BMT kemudian membentuk pengelola dan fasilitator KJKS BMT melalui RAT (Rapat Anggota Tahunan). Rapat Anggota Tahunan membahas dan menetapkan antara lain: 1. Anggaran Dasar 2. Kebijakan Umum Organisasi 3. Pemilihan dan pemberhentian pengurus dan pengawas 4. Rencana kerja dan anggaran tahunan 5. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya 6. Pembagian sisa hasil usaha 7. Penggabungan dan peleburan pembagian dan pembubaran koperasi(pinbuk, 2011). Pengurus, pengelola, dan fasilitator itu kemudian diberikan pelatihan tentang BMT dan bagaimana menjalankan operasionalnya serta tentang prinsip-prinsip syari ah yang digunakan pada BMT. Setelah perangkat KJKS BMT diberikan pelatihan maka diadakan sosialisasi kepada masyarakat mengenai BMT dan yang melaksanakan sosialisasi tersebut adalah perangkat KJKS BMT yang telah terbentuk tersebut. Setelah BMT disosialisasikan dan diperkenalkan kepada masyarakat, maka pengurus KJKS BMT menetapkan kantor yang akan digunakan pengelola untuk menjalankan operasional BMT. Setelah adanya kantor KJKS BMT, maka pengelola dapat menjalankan operasional BMT. Setelah setahun berjalan, maka pada bulan April tahun 2011 KJKS BMT yang ada di kecamatan Lubuk Begalung telah berbadan hukum dan telah memiliki surat izin usaha simpan pinjam dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah kota Padang(Sakti, 2017).

3 44 Gambar 1.1 Struktur Organisasi KJKS BMT untuk awal pendirian RAT (Rapat Anggota Tahunan) Pengawas Pengurus Manajer Pembukuan Marketing Teller 2. Tujuan Berdirinya KJKS BMT Kecamatan Lubuk Begalung KJKS BMT kecamatan Lubuk Begalung bertujuan mengembangkan perekonomian di kecamatan Lubuk Begalung khususnya dimana warga yang menjadi anggota KJKS BMT dapat mengajukan pinjaman modal dari KJKS BMT sesuai dengan prinsip syariah. Anggota KJKS BMT juga tidak hanya dapat melakukan pinjaman, tetapi anggota juga dapat melakukan simpanan atau tabungan sesuai dengan yang diinginkan seperti tabungan sukarela, tabungan berjangka, tabungan pendidikan. Serta pengumpulan zakat, infaq,dan shadaqah(zis) yang mana nantinya akan disalurkan bagi yang membutuhkannya. Selain Simpan Pinjam secara syariah dan pengumpulan ZIS, KJKS

4 45 BMT Kubu Dalam Parak Karakah juga telah melakukan kerja sama dengan Telkom (Finchanel) untuk melakukan pembayaran Tagihan Listrik, Telpon, Telkomsel, TV Kabel dan tagihan lainnya sehingga memudahkan akses bagi warga masyarakat Kubu Dalam Parak Karakah dan sekitarnya. Pendirian KJKS BMT Kecamatan Lubuk Begalung juga bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan yang ada pada masyarakat Lubuk Begalung agar dapat membangun usaha secara mandiri dan meguatkan ekonomi masyarakat di Lubuk Begalung. Selain itu, pendirian KJKS BMT Lubuk Begalung bertujuan untuk menghilangkan praktek riba atau kegiatan rentenir di tengah masyarakat, karena sebelum KJKS BMT didirikan, banyak terdapat pada masyarakat yang melakukan kegiatan pinjam meminjam uang secara pribadi yang disertai dengan tambahan uang saat pengembalian utang oleh pihak yang meminjam. Untuk menghilangkan praktek riba yang demikian dan menghilangkan kesulitan yang dialami oleh pihak yang meminjam, maka didirikanlah KJKS BMT yang merupakan program pemerintah kota Padang saat itu(sakti,2017). Program pemerintah kota Padang tersebut bernama Penanggulan Kemisikinan Berbasis Kelurahan Melalui Pengembangan KJKS BMT atau disingkat PKBK-MPB. Program tersebut bertujuan untuk membangun dan mengukuhkan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat dalam bentuk Koperasi Jasa Keuangan Syari ah Baitul Mal Wat Tamwil (KJKS BMT) yang representatif, profesional, akuntabel, mandiri, dan mengakar di masyarakat serta mampu memberikan pelayanan yang seimbang bagi pengembangan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) kepada keluarga miskin di setiap kelurahan lingkungannya menuju peningkatan kesejahteraannya, serta untuk menjamin kesinambungan, kelestarian dan pengembangan program(pinbuk, 2011). Tujuan lainnya adalah menumbuhkembangkan Kelompok Usaha Muamalat (Pokusma) yang diinisiasi, diikuti, dikelola oleh keluarga miskin sebagai wadah untuk jalinan silaturrahmi, membangun sosio kultur, transaksi bisnis, kemitraan usaha, berbagi pengalaman, menuju kehidupan sosial ekonominya yang lebih baik. Sasaran dari diadakannya program tersebut atau didirikannya KJKS BMT tersebut adalah masyarakat miskin yang produktif. Maksud dari masyarakat miskin yang

5 46 produktif tersebut adalah masyarakat miskin yang memiliki usaha dan tidak diperuntukkan untuk masyarakat miskin yang tidak memiliki usaha. Alasan dari sasaran tersebut adalah agar masyarakat miskin dapat termotivasi untuk berusaha bekerja, tidak hanya sekedar menerima dana dari KJKS BMT. 3. Visi dan Misi KJKS BMT Kecamatan Lubuk Begalung 3.1. Visi KJKS BMT Kecamatan Lubuk Begalung Menjadi lembaga keuangan mikro yang sehat, mapan, dan terpercaya sebagai wadah ekonomi kerakyatan yang bernafas syari ah, sehingga mampu melayani anggota dan masyarakat yang islami, penuh keselamatan, kedamaian,dan kesejahteraan dengan prinsip kerja profesional, kesejahteraan dengan prinsip kerja profesional, amanah, dan kesejahteraan Misi KJKS BMT kecamatan Lubuk Begalung Mengembangkan KJKS BMT dan anggotanya sebagai sarana gerakan pembebasan, gerakan pemberdayaan, dan gerakan keadilan melalui pengelolaan keuangan, tabungan dan pembiayaan secara profesional dan amanah sehingga terlayani secara prima kepada anggota dan masyarakat sekitar terhadap akses permodalan usaha sebagaimana terinci dari aktifitas berikut: Mengembangkan usaha anggota dan masyarakat sekitar melalui jasa keuangan Menggalang dana anggota dan pihak lain sesuai dengan ketentuan untuk kesejahteraan Menyalurkan dana permodalan bagi anggota dan pihak lain untuk mengembangkan usahanya Memanfaatkan segala keuntungan untuk keberlanjutan lembaga dan kemanfaatan bersama.

6 Menghimpun dana-dana kesetiakawanan sosial dan menyalurkan untuk pembangunan untuk kualitas hidup anggota dan masyarakat sekitar sesuai hak, kebutuhan dan ketentuan Memberikan pembiayaan yang memiliki daya saing untuk usaha anggota sehingga terbebas dari jeratan riba(pinbuk, 2011). 4. Produk-Produk KJKS BMT Kecamatan Lubuk Begalung KJKS BMT Lubuk Begalung mempunyai dua macam produk yaitu menghimpun dana dan produk penyaluran dana. Produk-produk tersebut dapat dilihat pada penjelasan berikut ini : 4.1. Produk penghimpun dana Simpanan Yang dimaksud dengan simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota dan calon anggota kepada KJKS BMT dalam bentuk simpanan bersyarat, simpanan sukarela dan sukarela berjangka dengan akad yang telah disepakati kedua belah pihak dan pihak penyimpan akan yang mendapatkan profit yang dihitung dari keuntungan KJKS BMT. Jenis simpanan di KJKS BMT dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, yaitu: Simpanan bersyarat 1. Simpanan bersyarat keanggotaan a. Simpanan Pokok Khusus ( SIMPOKSUS ) Adalah simpanan yang dibayar oleh para pendiri KJKS BMT yang besarnya ditentukan dalam anggaran dasar dan bisa diubah berdasarkan rapat anggota pendiri. Simpanan pokok dari anggota yang besarnya telah ditentukan oleh Rapat Anggota Tahunan. Simpanan pokok khusus wajib dibayarkan kepada KJKS BMT dalam waktu tertentu.

7 48 Besarnya simpanan pokok adalah sama untuk setiap anggota pendiri, cara pembayaran boleh dilakukan sekaligus atau cara mencicil. Simpanan pokok khusus nantinya akan dijadikan modal awal untuk pelaksanaan operasional KJKS BMT(Pinbuk, 2011). b. Simpanan Pokok Yaitu simpanan yang dibayar sebagai syarat keanggotaan biasa suatu KJKS BMT, simpanan anggota yang harus disetor pada saat awal menjadi anggota dan sudah ditentukan nilainya secara tunai kepada manajemen KJKS-BMT. simpanan anggota yang harus disetor pada saat awal menjadi anggota dan sudah ditentukan nilainya secara tunai kepada manajemen KJKS-BMT. Simpanan pokok dibayar sekali selama menjadi anggota yang besarnya ditentukan dalam anggaran dasar dan dapat diubah berdasarkan kesepakatan anggota pendiri. Besarnya simpanan sama untuk setiap anggota, cara pembayaran dapat dibayar sekaligus atau diangsur. Selama yang bersangkutan menjadi anggota KJKS BMT maka simpanan pokok tidak dapat diambil. Simpanan anggota yang harus disetor pada saat awal menjadi anggota dan sudah ditentukan nilainya secara tunai kepada manajemen KJKS-BMT. c. Simpanan Wajib Yaitu Simpanan yang wajib disetor anggota secara berkala/rutin dimana nilainya sudah ditentukan kepada pengelola KJKS-BMT. Simpanan wajib adalah simpanan yang dibayar oleh semua tingkatan anggota dalam KJKS BMT secara teratur, lazimnya dibayar setiap bulan. Besarnya ditentukan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga(pinbuk, 2011). 2. Simpanan bersyarat pembiayaan

8 49 Simpanan ini bernama Simpanan Wajib Pembiayaan (SWP) /Cadangan resiko (CR) merupakan simpanan bersyarat yang diwajibkan KJKS BMT kepada anggota/mitra yang melakukan pembiayaan. Besarnya ditentukan oleh kebijakan manajemen KJKS BMT, lazimnya 10% dari pokok pembiayaan. SWP yang disetorkan kepada KJKS BMT tidak dapat diambil dan baru bisa diambil apabila anggota/mitra telah lunas membayar angsuran pembiayaan(pinbuk, 2011). Cara pembayaran dilakukan secara bersamaan pada waktu membayarkan angsuran pokok dan profit. SWP/CR dapat dijadikan sebagai jaminan atau agunan bagi anggota yang telah melakukan pembiayaan dengan tujuan dapat mengurangi resiko kalau mitra/anggota cedera janji Simpanan sukarela 1. Simpanan sukarela biasa Adalah jenis simpanan yang diadakan oleh KJKS BMT yang penyetorannya dapat secara berangsur-angsur yang besarnya ditetapkan berdasarkan kebijakan manajemen KJKS BMT dan dapat diambil sewaktuwaktu. Penyetoran dan pengambilan simpanan dapat dilakukan pada jam kantor buka. Setiap pengambilan tidak dibatasi besarnya hanya harus disisakan saldo minimal yang besarnya ditentukan berdasarkan kebijakan manajemen KJKS BMT. Penyetoran dapat dilakukan oleh siapapun, sedangkan pengambilan dapat dilakukan oleh pemilik rekening simpanan atau yang diberi kuasa oleh pemilik rekening simpanan untuk mengambil simpanannya pada KJKS BMT. KJKS BMT akan memberikan prestasi/imbalan kepada mitra/anggota yang besarnya ditentukan berdasarkan nisbah bagi hasil yang telah disepakati dan disesuaikan dengan jenis akad simpanan.

9 50 Penghitungan bagi hasil simpanan akan ditentukan dari laba kotor KJKS BMT yang bersumber dari pendapatan bagi hasil pembiayaan, margin pembiayaan dan sektor riil KJKS BMT, dan didasarkan pada saldo harian setiap penyimpan serta dihitung dan dibukukan pada setiap akhir bulan. Jenis produk disesuaikan dengan keunggulan KJKS BMT dan segmentasi pasar dan kekuatan pasar. Akad yang digunakan untuk jenis simpanan ini adalah akad mudharabah atau akad wadhi ah yad dhamanah lazimnya menggunakan akad mudharabah(pinbuk, 2011). 2. Simpanan sukarela berjangka Adalah simpanan dari anggota/calon anggota untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan yang diperjanjikan dan tidak boleh diambil sebelum jangka waktu berakhir. Besarnya simpanan tidak dibatasi tapi ada pembatasan untuk simpanan minimal yang ditentukan oleh kebijakan manajemen KJKS BMT yang didasarkan kepada pertimbangan kemampuan pasar. Penyimpan simpanan sukarela berjangka akan mendapatkan imbalan yang dihitung dari pendapatan KJKS BMT yang ditentukan berdasarkan kesepakatan nisbah antara KJKS BMT penyimpanan dan besarnya nisbah bagi hasil Simpanan untuk tujuan khusus Simpanan untuk tujuan khusus adalah produk-produk simpanan yang dirancang dan diadakan dengan tujuan tertentu misalnya untuk pengembangan program penghimpunan ZIS (zakat infaq dan shadaqoh), simpanan pembayaran listrik, telepon, dan lain-lain. Untuk program ini biasanya menggunakan akad wadi ah yaitu simpanan berupa titipan yang dilakukan oleh nasabah kepada KJKS BMT Produk tabungan

10 51 Produk adalah sesuatu yang dijual oleh KJKS BMT. Sebelum membuat produk, KJKS BMT harus mengetahui prinsip dan akad. Prinsip adalah hal-hal yang mendasari akad misalnya kerjasama dan titipan, prinsip inilah yang nantinya akan menjadikan rujukan untuk penggunaan dan implementasi fiqih muamalah, misalnya kalau prinsipnya kerjasama maka berlaku fiqh untuk kerjasama. Akad adalah perjanjian antara nasabah penyimpan dengan KJKS BMT misalnya mudharabah, syirkah dan titipan(pinbuk,2011). Penentuan jenis tabungan ditentukan oleh kebijakan pengurus masingmasing yang harus memperhatikan pada fungsi, segmentasi, targeting dan posisioning. Jenis produk tabungan KJKS BMT di antaranya sebagai berikut: Tabungan Pendidikan Anak Simpanan ini di peruntukkan bagi masyarakat yang ingin menyisihkan dan menitipkan sisa pendapatan mereka. untuk persiapan pendidikan putraputri masyarakat,demi mewujudkan cita-cita yang diinginkan Tabungan Masyarakat Sejahtera ( TAMARA ) Simpanan ini dapat diambil kapan saja, nasabah yang memilih prodak ini dapat mengambil tabungannya tanpa keterikatan waktu Tabungan Idul Fitri Simpanan Idul Fitri ini diperuntukkan bagi masyarakat yang menyadari akan besarnya kebutuhan menjelang hari raya idul fitri, sehingga bersedia menyisihkan sisa pendapatannya hari ini untuk memenuhi kebutuhan hari raya Tabungan Haji Terwujud Yaitu simpanan yang dilakukan untuk membantu nasabah dalam pengumpulan uang, yang nantinya akan digunakan untuk keperluan naik haji Tabungan Berjangka ( TAJAKA )

11 52 Adalah simpanan di KJKS BMT yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpanan dengan KJKS BMT Tabungan Pembiayaan (diambil 5% dari pembiayaan yang diberikan ). Yaitu simpanan yang diambil dari 5% pinjaman sebagai jaminan pinjaman nasabah. Ketentuan Tabungan : 1. Pembukaan dan penutupan tabungan tidak dipungut biaya administrasi. 2. Tabungan TAMARA dapat diambil sewaktu-waktu oleh anggota sesuai dengan pelayanan kas KJKS BMT. 3. Khusus Simpanan Wajib Pembiayaan dapat diambil bila anggota telah melunasi pembiayaan yang berjalan(pinbuk,2011) Produk penyaluran Dana Mudharabah Yaitu akad perjanjian antara akad perjanjian antara kedua belah pihak, yang salah satu dari keduanya memberi modal kepada yang lain supaya dikembangkan, sedangkan keuntungannya dibagi antara keduanya sesuai dengan ketentuan yang disepakati. Mudharabah adalah pembiayaan yang diberikan di mana KJKS BMT bertindak selaku shahibul mal dan anggota sebagai mudharib yang mengelola modal. Bagi hasil dihitung berdasarkan nisbah yang disepakati kedua pihak atas dasar pendapatan ataupun keuntungan yang diperoleh. Resiko finansial yang terjadi akibat kerugian menjadi tanggungan KJKS BMT (shahibul mal) dan kerugian non-finansial menjadi tanggungan pengelola usaha (mudharib). Jika kerugian disebabkan karena kelalaian atau wanprestasi, maka mudharib wajib mengenmbalikan modal pokok secara penuh. Jika kerugian karena musibah, KJKS BMT dapat menutup pokok pembiayaannya dari dana sosial di luar zakat. Jika kerugian disebabkan karena kondisi ekonomi, pokok pinjaman

12 53 dapat ditutup dari dana ta awun (tolong menolong/sosial). Dana ta awun didapat dari penyisihan 0,5 % dari setiap realisasi pembiayaan.(pinbuk, 2011) Musyarakah Adalah pembiayaan yang diberikan di mana KJKS BMT dan anggota bekerja sama dalam hal pernyetaan modal dan pengelolaan usaha secara bersama-sama. Keuntungan dibagi kepada seluruh pihak sesuai dengan nisbah yang disepakati Musyarakah mutanaqishah Merupakan pembelian barang bersama antara anggota dengan KJKS BMT dengan komposisi modal tertentu, selanjutnya barang disebut disewakan kepada anggota. Biaya sewa dari anggota dinilai sebagai pengurang nilai sewa, sehingga pada akhir periode, barang menjadi milik anggota Murabahah Adalah jual beli barang modal maupun barang kosumsi antara KJKS BMT selaku penjual dengan anggota selaku pembeli dengan nilai keuntungan dan jangka waktu pembayaran yang diketahui kedua pihak(pinbuk, 2011) Ijarah Adalah sewa menyewa suatu manfaat antara KJKS BMT selaku pihak yang menyewakan dengan anggota selaku penyewa, yang tidak diikuti perpindahan kepemilikan Ijarah Muntahia bit Tamlik Adalah sewa menyewa suatu manfaat antara KJKS BMT selaku pihak yang menyewakan dengan anggota selaku penyewa, yang diikuti perpindahan kepemilikan dari BMT kepada anggota Al Qard

13 54 Adalah akad pinjaman dana antara KJKS BMT dengan anggota tanpa dibebankan kelebihan apapun dalam pengembaliannya. Sedangkan al qardhul hasan merupakan pinjaman kebajikan dimana anggota dapat tidak mengembalikan pinjamannya, karena dananya besumber dari dana sosial seperti zakat infak, dan sedekah Al Hawalah Adalah akad pengalihan hutang anggota kepada KJKS BMT, dimana hutang anggota menjadi tanggungan KJKS BMT dan anggota membayar kembali sesuai dengan kesepakatan. Atas akad ini KJKS BMT dapat meminta jasa/fee Al Wakalah Adalah akad perwakilan dari anggota kepada KJKS BMT untuk melakukan aktifitas yang sesungguhnya menjadi hak anggota. Atas akad ini KJKS BMT dapat meminta jasa/fee(pinbuk, 2011) Ar Rahn Adalah akad gadai dimana anggota menitipkan barang gadai kepada KJKS BMT untuk menjaganya. KJKS BMT dapat meminta jasa/fee atas penjagaan, perawatan dan pemeliharaan.

14 55 5. Struktur Organisasi KJKS BMT Kecamatan Lubuk Begalung Gambar 1.2 Struktur Organisasi KJKS-BMT Kecamatan Lubuk Begalung PENANGGUNG JAWAB Walikota Wakil Walikota P E M B I N A Tingkat Kota Badan Pemberdayaan Masyarakat Tingkat Kecamatan Camat Tingkat Kelurahan Ketua LPM dan Ketua KAN Penanggung jawab Kelurahan Lurah PUSAT KOPERASI SYARI AH RAPAT ANGGOTA TIM KOORDINASI PINBUK PENDAMPING PENGAWAS PENGURUS Manajer Pembukuan Pembiayaan Teller

15 56 Keterangan : Garis Komando Garis Koordinasi Sebagai organisasi yang berbadan hukum Koperasi Jasa Keuangan Syariah, KJKS BMT memiliki alat atau komponen organisasi sebagaimana koperasi pada umumnya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang perkoperasian Rapat Anggota Tahunan (RAT) Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam badan usaha koperasi, sehingga seluruh anggota memiliki hak yang sama dalam meminta keterangan dan pertanggungjawaban dari pengurus dan pengawas mengenai pengelola KJKS-BMT. Pelaksanaannya sekurang-kurangnya 1 tahun sekali. Rapat anggota akan membahas dan menetapkan antara : Anggaran Dasar Kebijakan umum Organisasi Pemilihan dan Pemberhentian pengurus dan pengawas Rencana kerja dan anggaran tahunan Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya Pembagian sisa hasil usaha Penggabungan dan peleburan pembagian dan pembubaran koperasi 5.2. Dewan Pengawas Syariah Lembaga keuangan Syariah harus memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS). Anggota DPS harus terdiri dari para ahli di bidang syariah muamalah yang didukung oleh pemahaman terhadap pengetahuan umum di bidang operasional lembaga keuangan syariah. Secara Umum tugas dan tanggung jawab dari DPS antara lain : Mengawasi kegiatan usaha KJKS-BMT agar tidak menyimpang dari ketentuan dan prinsip-prinsip syariah Memberikan masukan dan pertimbangan kepada pengurus, pengelola dan pengawas keuangan yang berkaitan dengan aspek syariah(pinbuk, 2011).

16 Mengkaji aspek syariah terhadap produk dan pengembangan produk dan jasa keuangan yang ditawarkan oleh KJKS-BMT Pengawas pengawas diadakan sebagai bagian dari prinsip kehati-hatian (prudentian) dalam operasional koperasi. Secara umum tugas dan tanggung jawab pengawas adalah : Melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan operasional sehingga sesuai dengan visi, misi dan tujuan koperasi Melakukan pemeriksaan terhadap pengelola Melakukan pengawasan kegiatan operasional Membuat laporan hasil pengawasan Pengurus Pengurus dipilih oleh dan berpertanggung jawab kepada Rapat Anggota. Beberapa ketentuan terkait dengan pengurus pada KJKS-BMT adalah sebagai berikut: Pengurus dipilih dari dan oleh anggota dalam RAT Pengurus terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara Pengurus bertanggung jawab kepada anggota dalam RAT atas pengelolaan dan pengembangan KJKS-BMT Masa kerja pengurus adalah 4 tahun, Setiap tahun Pengurus diharuskan membuat laporan pertanggung jawaban Pengelola / Manajemen Pengelola / Manajemen KJKS-BMT adalah karyawan yang bekerja secara penuh waktu untuk melakukan operasional harian. Pengelola KJKS-BMT dipimpin oleh seorang manajer yang membawahi bagian operasional, Marketing dan keuangan(pinbuk, 2011).

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN A. Gambaran Umum KJKS BMT Mandiri Sekjahtera Karangcangkring Jawa Timur 1. Latar Belakang Berdirinya

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN ARUS KAS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH MAWAR. dan mendapat pengesahan dari Bupati Lamongan. Ruang lingkup kegiatan

BAB III LAPORAN ARUS KAS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH MAWAR. dan mendapat pengesahan dari Bupati Lamongan. Ruang lingkup kegiatan BAB III LAPORAN ARUS KAS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH MAWAR A. Gambaran Umum Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) MAWAR 1. Sejarah KJKS MAWAR Karanggeneng Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) MAWAR

Lebih terperinci

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat yang tidak mengerti apa sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT EL AMANAH KEC. KENDAL KAB. KENDAL

BAB III PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT EL AMANAH KEC. KENDAL KAB. KENDAL BAB III PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT EL AMANAH KEC. KENDAL KAB. KENDAL A. Profil KJKS BMT El Amanah 1. Sejarah berdirinya KJKS BMT El Amanah. KJKS BMT El Amanah adalah lembaga keuangan syari ah yang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG

BAB IV PELAKSANANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG BAB IV PELAKSANANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG 1. Praktek pembiayaan murabahah di KJKS BMT Kecamatan Lubuk Begalung Adapun mekanisme pembiayaan murabahah yang

Lebih terperinci

BAB III PROFIL BMT MATRA PEKALONGAN. A. Latar Belakang Berdirinya BMT Matra Pekalongan

BAB III PROFIL BMT MATRA PEKALONGAN. A. Latar Belakang Berdirinya BMT Matra Pekalongan BAB III PROFIL BMT MATRA PEKALONGAN A. Latar Belakang Berdirinya BMT Matra Pekalongan Suatu kemajuan yang cukup menggembirakan menjelang abad XX terjadi kebangkitan umat Islam dalam segala aspek terutama

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT AL FATH PESAGEN GUNUNGWUNGKAL PATI

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT AL FATH PESAGEN GUNUNGWUNGKAL PATI BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT AL FATH PESAGEN GUNUNGWUNGKAL PATI A. Gambaran Profil KJKS BMT Al Fath 1. Sejarah berdirinya KJKS BMT Al Fath Koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) Baitul Mall Wat Tamwil

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BMT AT-TAQWA MUHAMMADIYAH CABANG SITEBA. A. Sejarah Berdirinya BMT At-taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba

BAB III GAMBARAN UMUM BMT AT-TAQWA MUHAMMADIYAH CABANG SITEBA. A. Sejarah Berdirinya BMT At-taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba BAB III GAMBARAN UMUM BMT AT-TAQWA MUHAMMADIYAH CABANG SITEBA A. Sejarah Berdirinya BMT At-taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba Awal berdirinya Bank Syariah di Indonesia adalah pada tanggal 1 November 1991,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 4

PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 4 WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG PROGAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH BAITUL MAAL WAT TAMWIL KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana sangat penting untuk memenuhi segala kebutuhan hidup serta menggerakkan roda perekonomian.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Koperasi Jasa Keuangan Syariah Usaha Gabungan Terpadu

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Koperasi Jasa Keuangan Syariah Usaha Gabungan Terpadu BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Koperasi Jasa Keuangan Syariah Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Koperasi Usaha Gabungan Terpadu disingkat koperasi UGT Sidogiri mulai beroperasi

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN. yang peduli terhadap perkembangan ekonomi umat. BMT PAM merupakan

BAB III HASIL PENELITIAN. yang peduli terhadap perkembangan ekonomi umat. BMT PAM merupakan BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian BMT (Baitul maal wat Tamwil) Prosumen amanah Mandiri (BMT PAM) adalah lembaga keuangan mikro syariah yang didirikan oleh para pegiat ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH BAB IV PEMBAHASAN MASALAH A. Prosedur Produk Simpanan El Amanah di KSPPS BMT El Amanah Kendal Prosedur adalah suatu urutan tindakan atau kegiatan tata usaha yang biasanya menyangkut beberapa petugas dalam

Lebih terperinci

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari Bank Konvensional dan Syariah Arum H. Primandari UU No. 10 tahun 1998: Pasal 1 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA A. Sejarah BMT BMT NU Sejahtera Mangkang Semarang didirikanpada tahun 2007 dengan akta notaries badan hukum sebagai koperasi NO.180.08 / 315 Yang di tetapkan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan ekonomi Islam di Indonesia semakin lama semakin mendapatkan perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambah

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambah No.86, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-UMKM. KSPPS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PER/M.KUKM/XII/2017 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Koperasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah Rowosari berdiri pada tahun 2003, saat itu berkantor

Lebih terperinci

BAB III PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA

BAB III PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA BAB III PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA A. Gambaran Umum Tentang KJKS Daarul Qur an Wisatahati Surabaya 1. Sejarah Singkat Koperasi Jasa

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BTM WIRADESA. A. Latar belakang berdirinya BTM Wiradesa. Muhammadiyah Wiradesa untuk memiliki sumber-sumber pendanaan

BAB III GAMBARAN UMUM BTM WIRADESA. A. Latar belakang berdirinya BTM Wiradesa. Muhammadiyah Wiradesa untuk memiliki sumber-sumber pendanaan BAB III GAMBARAN UMUM BTM WIRADESA A. Latar belakang berdirinya BTM Wiradesa Berdirinya BTM Wiradesa yang beralamat Jl. Mayjend. S. Parman No.183 Wiradesa Pekalongan, berawal dari keinginan Pimpinan Cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Murabahah secara bahasa merupakan mashdar dari kalimat ribhun yang berarti ziyadah (tambahan). (Rozalinda 2016, 524) Pengertian dari Murabahah adalah pembiayaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia memiliki peran strategis. Pada akhir tahun 2012, jumlah UMKM di Indonesia 56,53 juta unit dengan kontribusi terhadap penyerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dipelopori oleh Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dipelopori oleh Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdirinya Bank Syariah, yang beroperasi berdasarkan pada syariah Islam di Indonesia dipelopori oleh Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di Bandung pada 15

Lebih terperinci

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA A. Sejarah Berdirinya Kospin Jasa Syariah Kospin jasa adalah sebuah koperasi simpan pinjam yang terbesar di Indonesia

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS, Menimbang :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 20 TAHUN : 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

PRODUK PERHIMPUNAN DANA PRODUK PERHIMPUNAN DANA Produk & Jasa Lembaga Keuangan Syariah Operasional Bank Syariah di Indonesia Penghimpunan Dana Penggunaan Dana Wadiah Mudharabah Equity Financing Debt Financing Giro (Yad Dhamanah)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung,

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung, BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung, penulis ditempatkan di Kantor Pusat Bandung di bagian divisi

Lebih terperinci

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 5.1. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang melakukan pengawasan terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha lembaga

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL

BAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL 42 BAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL A. BMT Citra Keuangan Syariah Comal 1. Sejarah Berdirinya Dengan tujuan untuk membangun ekonomi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktivitas ekonomi, dan ekonomi yang dikenal dalam Islam adalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktivitas ekonomi, dan ekonomi yang dikenal dalam Islam adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama yang universal tidak hanya berisi mengenai hubungan manusia dengan Allah SWT yang berupa ibadah, tetapi Islam juga mengatur hubungan manusia

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Syarat Transaksi sesuai Syariah a.l : Tidak Mengandung unsur kedzaliman Bukan Riba Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.

Lebih terperinci

PRODUK SYARIAH DI INDONESIA

PRODUK SYARIAH DI INDONESIA PRODUK SYARIAH DI INDONESIA Semarang,21 Maret 2017 OLEH : Dr.Oyong Lisa,SE.,MM,CMA,Ak,CA,CIBA,CBV STIE WIDYA GAMA LUMAJANG BANK SYARIAH Menurut UU No 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Bank Syariah

Lebih terperinci

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH Guru Pembimbing Kelas : Nur Shollah, SH.I : SMK XI Pilihan Ganda : Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Perintah Allah tentang praktik akuntansi

Lebih terperinci

Materi 5 Operasional Lembaga Bisnis Syariah. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

Materi 5 Operasional Lembaga Bisnis Syariah. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM. Materi 5 Operasional Lembaga Bisnis Syariah by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM. 1 Konsep Dasar 1. Allah menghalalkan jual-beli mengharamkan riba (QS 2:275). 2. Jual-beli boleh dilakukan dengan penyerahan tangguh

Lebih terperinci

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA Nur Aeni 1, Erni Unggul SU 2, Galih Wicaksono 3 eunggulsu@gmail.com 123 D3 Program Studi Akuntansi Politeknik

Lebih terperinci

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat Tujuan Instruksional Pembelajaran Memahami

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM DAN NAMA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH (PD. BPR SYARIAH) KABUPATEN

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Definisi Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Dep.3.1 Dep.3.2 Dep.1.2 Dep.1 Dep.3 SM i

DAFTAR ISI. Dep.3.1 Dep.3.2 Dep.1.2 Dep.1 Dep.3 SM i DAFTAR ISI BAB I BAB II BAB III BAB IV Pendahuluan A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan...... 1 C. Sasaran Pedoman Standar Operasional Manajemen... 2 D. Ruang Lingkup... 2 E. Landasan Kerja... 2 F. Definisi

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK AKAD IJARAH PADA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI KSPPS MUAMALAH BERKAH SEJAHTERA

BAB III PRAKTIK AKAD IJARAH PADA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI KSPPS MUAMALAH BERKAH SEJAHTERA BAB III PRAKTIK AKAD IJARAH PADA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI KSPPS MUAMALAH BERKAH SEJAHTERA A. Gambaran Singkat Tentang Praktik di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera 1. Sejarah Berdirinya (Konsep Pendirian

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran 32 BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN A. Profil BMT Fajar Mulia Ungaran 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran Gagasan untuk mendirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu Negara, apalagi Negara yang sedang berkembang seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Landasan teori sangat mutlak diperlukan dalam sebuah penelitian karena di dalam kerangka teori penelitian akan mempunyai dasar yang jelas untuk menganalisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro syariah mempunyai peran yang cukup penting dalam mengembangkan aspek-aspek produksi dan investasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN AKAD PEMBIAYAAN MUD}A>RABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BALAI USAHA MANDIRI TERPADU (BMT) KUBE SEJAHTERA

BAB III PELAKSANAAN AKAD PEMBIAYAAN MUD}A>RABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BALAI USAHA MANDIRI TERPADU (BMT) KUBE SEJAHTERA BAB III PELAKSANAAN AKAD PEMBIAYAAN MUD}A>RABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BALAI USAHA MANDIRI TERPADU (BMT) KUBE SEJAHTERA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya BMT KUBE Sejahtera Krian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan masyarakat muslim Indonesia akan adanya bank yang beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic Economic System), secara

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. 1. Gambaran Umum KJKS BMT Tapin Tengah Sejahtera Unit-064

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. 1. Gambaran Umum KJKS BMT Tapin Tengah Sejahtera Unit-064 BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Penyajian Data 1. Gambaran Umum KJKS BMT Tapin Tengah Sejahtera Unit-064 Kab. Tapin KJKS BMT Tapin Tengah Sejahtera Unit-064 Kab. Tapin didirikan pada tahun 2005 dalam

Lebih terperinci

KSPPS BMT UGP Wonogiry (Untuk Gerakan Perubahan)

KSPPS BMT UGP Wonogiry (Untuk Gerakan Perubahan) KSPPS BMT UGP Wonogiry (Untuk Gerakan Perubahan) LEMBAGA KEUNAGAN SYARIAH BMT UGP WONOGIRY BADAN HUKUM : 21/BH/X.7/X.II/2013 Alamat: Jalan Raya Pekalongan Dusun IV Wonogiri Desa Tulusrejo Kecamatan Pekalongan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul

BAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga keuangan mikro yang berdasarkan prinsip bagi hasil dengan ketentuan yang ada pada Alquran dan Hadist.

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MODAL KERJA MUDHARABAH DI KSPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANGBANYUMANIK

BAB III PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MODAL KERJA MUDHARABAH DI KSPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANGBANYUMANIK BAB III PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MODAL KERJA MUDHARABAH DI KSPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANGBANYUMANIK A. Sejarah singkat KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera BMT BUS singkatan dari Baitul Maal Wat Tamwil Bina

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH ANGGOTA SIMPANAN DI KSPPS BMT EL AMANAH KENDAL

BAB III STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH ANGGOTA SIMPANAN DI KSPPS BMT EL AMANAH KENDAL BAB III STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH ANGGOTA SIMPANAN DI KSPPS BMT EL AMANAH KENDAL A. Gambaran Umum BMT el Amanah Kendal 1. Sejarah BMT EL AMANAH KENDAL Koperasi Jasa Keuangan Syariah

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari dunia ekonomi. Aspek dunia ekonomi yang dikenal saat ini sangat luas. Namun yang sering digunakan oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi utama perusahaan adalah melakukan strategi pemasaran. Strategi pemasaran merupakan suatu langkah yang direncanakan produsen sebelum produk dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah memberikan inspirasi untuk membangun kembali sistem keuangan yang lebih dapat menyentuh kalangan bawah.

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori A. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan adalah bentuk kata lain dari kredit. Secara etimologi istilah kredit berasal dari bahasa latin yaitu credere yang berarti kepercayaan. Dalam Kamus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian bank menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagai mana diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 : a. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini BMT memiliki peluang cukup besar dalam perannya mengembangkan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan. Hal ini disebabkan karena BMT ditegakkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BMT SYARIAH TAMBANG KABUPATEN KAMPAR. A. Sejarah singkat BMT Syariah Tambang Kabupaten Kampar

BAB II GAMBARAN UMUM BMT SYARIAH TAMBANG KABUPATEN KAMPAR. A. Sejarah singkat BMT Syariah Tambang Kabupaten Kampar BAB II GAMBARAN UMUM BMT SYARIAH TAMBANG KABUPATEN KAMPAR A. Sejarah singkat BMT Syariah Tambang Kabupaten Kampar BMT Syariah Tambang merupakan salah satu lembaga keuangan yang bersifat syariah, yang menghimpun

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh AKUNTANSI BANK SYARIAH Imam Subaweh Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Munculnya kesadaran umat Islam dalam mengkaji ajaran Islam untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga dakwah islam, majlis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107 Produk gadai syariah: 1. AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH

AKUNTANSI BANK SYARIAH AKUNTANSI BANK SYARIAH Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bank 1. Pengertian Bank Konvensial Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai lembaga keuangan yang bertugas menghimpun dan menyalurkan dana pada masyarakat 1. Keberadaan bank syariah belum begitu merakyat, ini dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB III APLIKASI PENERAPAN DISKON MURA>BAH}AH DI BMT MANDIRI SEJAHTERA JL. RAYA SEKAPUK KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK

BAB III APLIKASI PENERAPAN DISKON MURA>BAH}AH DI BMT MANDIRI SEJAHTERA JL. RAYA SEKAPUK KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK BAB III APLIKASI PENERAPAN DISKON MURA>BAH}AH DI BMT MANDIRI SEJAHTERA JL. RAYA SEKAPUK KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK A. Profil BMT Mandiri Sejahtera 1. Sejarah berdiri Dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BMT ialah termasuk dari Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, simpanan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN. 1. Latar Belakang KJKS BMT Bahtera Pekalongan

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN. 1. Latar Belakang KJKS BMT Bahtera Pekalongan BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN A. Profil KJKS BMT Bahtera Pekalongan 1. Latar Belakang KJKS BMT Bahtera Pekalongan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bahtera Pekalongan adalah KSU BINA SEJAHTERA

Lebih terperinci

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/46/PBI/2005 TENTANG AKAD PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN DANA BAGI BANK YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BMT SM NU PEKALONGAN

BAB III GAMBARAN UMUM BMT SM NU PEKALONGAN BAB III GAMBARAN UMUM BMT SM NU PEKALONGAN A. PROFIL BMT SM NU Pekalongan BMT Syirkah Muawanah Nahdlatul Ulama (BMT SM NU) Pekalongan didirikan pada tanggal 29 Agustus 2004 dengan modal sebesar Rp 50.000.000,-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kemiskinan hingga saat ini masih menjadi problem yang terjadi bangsa indonesia. Kemiskinan biasanya diukur dengan pendapatnya. Kemiskinan pada dasarnya dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Syariah Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

Jawaban UAS PLKS 2014/2015

Jawaban UAS PLKS 2014/2015 Jawaban UAS PLKS 2014/2015 Soal Wajib 1. Soal Pasar Modal a. Screening dalam pasar modal syariah dibagi menjadi dua yaitu screening secara kualitatif dan kuantitatif. Screening kualitatif merupakan screening

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya yaitu menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang

Lebih terperinci

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL Produk & Jasa Lembaga Keuangan Syariah Operasional Bank Syariah di Indonesia Penghimpunan Dana Penggunaan Dana Wadiah Mudharabah Equity Financing Debt Financing Giro

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH BAITUL MAAL WAT TAMWIL KELURAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk SI RELA AULIA di KSPPS BMT Amanah Usaha Mulia (AULIA) Magelang. 1 1. Mekanisme Pembukaan Rekening Tabungan SI RELA AULIA. Langkah pertama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan di awali berdirinya Bank Syariah pada tahun 1992 oleh bank yang di beri nama dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI), sebagai pelopor berdirinya perbankan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI. mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan 24 BAB II LANDASAN TEORI A. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) 1. Definisi Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa at-tamwil

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bermuamalah dari zaman ke zaman semakin bervariasi karena adanya kebutuhan yang memaksakan manusia untuk melakukan hal tersebut. Salah satu kegiatan transaksi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT AULIA MAGELANG

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT AULIA MAGELANG BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT AULIA MAGELANG A. Sejarah Berdirinya KJKS BMT Aulia Magelang Perkembangan lembaga keuangan syariah saat ini demikian pesatnya. Instrumen lembaga keuangan syariah di Indonesia

Lebih terperinci

DASAR HUKUM. a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah. b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah

DASAR HUKUM. a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah. b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah DASAR HUKUM UU No. 10 Thn 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 thn 1992 tentang Perbankan pasal 1 ayat 3 huruf menetapkan bahwa salah satu bentuk usaha bank adalah menyediakan pembiayaan dan atau melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah. Sejak tahun 1992, perkembangan lembaga keuangan syariah terutama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank Mega Syariah Indonesia Sejarah kelahiran Bank Mega Syariah Indonesia berawal dari akuisisi PT Bank Umum Tugu oleh

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN. A. Sejarah Pendirian KJKS BMT Istiqlal Pekalongan

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN. A. Sejarah Pendirian KJKS BMT Istiqlal Pekalongan 44 BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN A. Sejarah Pendirian KJKS BMT Istiqlal Pekalongan Disaat badai kritis global melanda bangsa Indonesia khususnya di sektor ekonomi, banyak pihak yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Sejarah

I. PENDAHULUAN A. Sejarah I. PENDAHULUAN A. Sejarah Daerah pinggiran kota (sub urban) merupakan wilayah penyangga daerah kota, dengan kondisi penduduknya yang heterogen, baik dilihat dari kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya,

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK DENDA PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS MASLAHAT UMMAT. 1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya KJKS Maslahat Ummat

BAB III PRAKTEK DENDA PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS MASLAHAT UMMAT. 1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya KJKS Maslahat Ummat BAB III PRAKTEK DENDA PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS MASLAHAT UMMAT A. Profil KJKS Maslahat Ummat Semarang 1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya KJKS Maslahat Ummat Tujuan awal didirikannya Koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunannya tidaklah terlepas dari peran serta sektor perbankan. Bank adalah badan usaha yang menjalankan kegiatan menghimpun dana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor Penyebab Pembiayaan Ijarah Bermasalah di BMT Amanah Mulia Magelang Setelah melakukan realisasi pembiayaan ijarah, BMT Amanah Mulia menghadapi beberapa resiko

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS CEMERLANG. Kendal yang produktif. Produktifitas ini bisa dilihat dari keberadaan

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS CEMERLANG. Kendal yang produktif. Produktifitas ini bisa dilihat dari keberadaan BAB III GAMBARAN UMUM KJKS CEMERLANG A. Sejarah KJKS Cemerlang Weleri Kendal Kecamatan Weleri adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Kendal yang produktif. Produktifitas ini bisa dilihat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Lembaga perbankan memegang peranan yang sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat. Perbankan melayani kebutuhan pembiayaan dan memperlancar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AL-HIJRAH SALO KABUPATEN KAMPAR. syariah yang terdiri dari dua istilah, yaitu baitul mal dan baitul

BAB II GAMBARAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AL-HIJRAH SALO KABUPATEN KAMPAR. syariah yang terdiri dari dua istilah, yaitu baitul mal dan baitul BAB II GAMBARAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AL-HIJRAH SALO KABUPATEN KAMPAR A. Sejarah Singkat BMT Al-Hijrah Salo Baitul Mal wat Tamwil (BMT) merupakan suatu lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroperasi

Lebih terperinci

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan

Lebih terperinci

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPANAN SYARI AH ANGGOTA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TAHUN 2015 (STUDI KASUS DI KJKS BMT SURYA MADANI BOYOLALI) Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci