BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, di mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas, dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif. Tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan lingkungan biofisikopsikososial. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda memberikan ciri tersendiri pada setiap remaja (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja adalah masa yang identik dengan pubertas. Pubertas merupakan masa peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa. Masa pubertas tiap anak terjadi dalam usia yang berbeda. Ada tiga hal yang mempengaruhinya yaitu lingkungan, psikis, fisik. Semakin cepat rancangan terjadi pada diri anak, masa pubertas akan semakin cepat terjadi. Pubertas pada wanita umumnya terjadi antara usia 9 12 tahun, sedangkan pria pada umur 10-13 tahun (Depkes RI, 2000). Perubahan pubertas pada pria dan wanita ditandai dengan perubahan payudara, panggul dan paha akan berisi, diikuti dengan melebarnya bagian tubuh sekitar panggul sebagai jalan kelahiran bayi, setelah itu tumbuh rambut di bagian tubuh seperti ketiak dan sekitar alat kelamin, pertumbuhan tinggi dan berat badan, pertumbuhan tulang dan otot, kematangan 1
2 organ seksual dan fungsi reproduksi hingga mengalami menstruasi (Sarwono, 2005). Hurlock (2000) memberi batasan masa remaja berdasarkan usia kronologis, yaitu antara 13 hingga 18 tahun, batasan usia tersebut adalah batasan tradisional, sedangkan aliran kontemporer membatasi usia remaja antara 11 hingga 22 tahun. Lebih lanjut Thornburgh membagi usia remaja menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) remaja awal antara 11 hingga 13 tahun, 2) remaja pertengahan antara 14 hingga 16 tahun,dan 3) remaja akhir antara 17 hingga 19 tahun. Perubahan fisik pubertas dimulai sekitar usia 10 atau 11 tahun pada remaja putri, kira-kira 2 tahun sebelum perubahan pubertas pada remaja laki-laki. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja, sementara itu perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya sehingga mereka sering merisaukan bentuk tubuhnya yang kurang proporsional tersebut. Apabila mereka sudah dipersiapkan dan mendapatkan informasi tentang perubahan tersebut maka mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi negatif lainnya, tetapi bila mereka kurang memperoleh informasi, maka akan merasakan pengalaman yang negatif (Soetjiningsih, 2004). Perubahan yang terlihat jelas pada anak perempuan saat memasuki pubertas pertama-tama adalah payudara kemudian bagian panggul dan paha akan berisi, diikuti dengan melebarnya bagian tubuh disekitar panggul sebagai jalan
3 kelahiran bayi, setelah itu tumbuh rambut di bagian tubuh tertentu seperti ketiak dan sekitar alat kelamin, pertumbuhan tinggi dan berat badan, pertumbumbuhan tulang dan otot, kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi sehingga mengalami menstruasi (Sarwono, 2005). Menurut WHO (2009), jumlah remaja di dunia ini saat ini mencapai ± 1,2 milyar dan satu dari lima orang di dunia ini adalah remaja. Data untuk wilayah Asia Tenggara menyebutkan bahwa jumlah remaja mencapai ± 18% - 25 % dari seluruh populasi di daerah tersebut. Wilayah Asia Pasifik yang penduduknya merupakan 60 % dari penduduk dunia, seperlimanya adalah remaja umur 10-19 tahun. Menurut Biro Pusat Statistik (2009) di Indonesia untuk kelompok umur 10-19 tahun adalah sekitar 22 % yang terdiri dari 50,9 % remaja laki-laki dan 49,1 % remaja perempuan (Soetjiningsih, 2004). Di Jawa Tengah menurut Biro Pusat Statistik (2006), pada kelompok remaja berusia 10 19 tahun terdapat 18,9 % yang terdiri dari 52 % laki laki dan 48 % perempuan. Remaja tidak mempunyai pengetahuan yang cukup atau informasi yang jelas tentang perubahan fisik yang mereka alami kadang-kadang akan menimbulkan rasa cemas, takut, malu, merasa lain, dan bingung. Remaja di Indonesia umumnya berada pada jenjang pendidikan menengah pertama (SMP), remaja ini mengalami perubahan yang paling dasar yaitu perubahan fisik, konsekuensi dari perkembangan fisik ini akan lebih kompleks pada remaja putri, dalam perubahan berat dan bentuk tubuh kadang mengganggu geraknya bila ingin terlihat menarik di depan lawan jenisnya (Gunarsa, 2009).
4 Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2010) pada remaja putri di SMP Negeri 37 Semarang, hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata nilai pengetahuan sebelum dengan setelah penyuluhan. Ada perbedaan yang bermakna pada tingkat pengetahuan tentang perubahan fisik masa pubertas pada remaja putri di SMP Negeri 37 Semarang sebelum dan setelah penyuluhan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Pertiwi (2007) tentang hubungan antara pengetahuan tentang perubahan fisik pada masa pubertas dengan citra diri remaja pada siswa-siswi kelas VII di SMP Negeri 1 Playen Gunungkidul ditemukan hasil bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang perubahan fisik pada masa pubertas dengan citra diri remaja pada siswa-siswi kelas VII di SMP Negeri 1 Playen Gunungkidul. Siswi yang mempunyai pengetahuan tentang perubahan fisik pada masa pubertas yang cukup sebanyak 77,3% dan siswa yang mempunyai tingkat citra diri remaja yang sedang sebanyak 63,8%. Berdasarkan fenomena permasalahan tersebut membuat peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tentang hubungan pengetahuan dengan konsep diri remaja dalam menyikapi perubahan fisik masa pubertas yang dituangkan dalam penelitian yang berjudul Hubungan pengetahuan dengan konsep diri remaja tentang perubahan fisik masa pubertas di MTS Negeri Ketanggungan Brebes.
5 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana hubungan pengetahuan dengan konsep diri remaja tentang perubahan fisik masa pubertas di MTS Negeri Ketanggungan Brebes? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan konsep diri remaja putri tentang perubahan fisik masa pubertas di MTS Negeri Ketanggungan Brebes. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pengetahuan remaja putri tentang perubahan fisik masa pubertas di MTS Negeri Ketanggungan Brebes. b. Mendeskripsikan konsep diri remaja putri tentang perubahan fisik masa pubertas di MTS Negeri Ketanggungan Brebes. c. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan konsep diri remaja putri tentang perubahan fisik masa pubertas di MTS Negeri Ketanggungan Brebes.
6 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Menambah wacana dan kepustakaan dalam penelitian lebih lanjut tentang konsep diri remaja menyikapi perubahan fisik masa pubertas. 2. Manfaat praktis a. Bagi tenaga kesehatan Masukan positif untuk pelaksanaan pelayanan kebidanan yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) agar dapat memberikan informasi yang benar tentang fenomena perubahan fisik masa pubertas pada remaja. b. Bagi Institusi Pendidikan Masukan yang dapat dijadikan bekal praktik yang baik dan benar di lahan praktik dan ikut andil dalam pemecahan masalah perubahan fisik masa pubertas pada remaja. c. Bagi Peneliti Menambah ilmu serta wawasan tentang perubahan fisik masa pubertas pada remaja.
7 E. Keaslian penelitian Tabel 1.1. Keaslian Penelitian No. Judul, Nama, Tahun Sasaran Variabel Metode Hasil 1 Efektivitas penyuluhan Remaja putri Tingakat Penelitian Ada perbedaan yang tentang perubahan fisik sebanyak 39 pengetahuan kuantitatif dengan bermakna pada masa pubertas pada orang dengan dan rancangan tingkat pengetahuan remaja putri di SMP rincian 20 siswi efektivitas penelitian tentang perubahan Negeri 37 Semarang dari kelas VII D dan 19 siswi dari penyuluhan preeksperimental dan pendekatan one fisik masa pubertas pada remaja putri di Anggi Eka Puspitasari kelas VIII C. group pre test and SMP Negeri 37 (2010) Post test. Semarang sebelum dan setelah 2 Hubungan antara pengetahuan tentang perubahan fisik pada masa pubertas dengan citra diri remaja pada siswa-siswi kelas VII di SMP Negeri 1 Playen Gunungkidul. Pertiwi (2007) 3 Hubungan konsep diri terhadap penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan. Fatwiany (2010) Siswa-siswi kelas VII di SMP Negeri 1 Playen Gunungkidul yang berusia 12-15 tahun sebanyak 141 orang Remaja putri di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan sebanyak 117 orang. Pengetahuan dan citra diri Konsep diri dan perubahan fisik Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan rancangan Cross Sectional Jenis penelitian adalah deskriptif korelasi penyuluhan. Ada hubungan antara pengetahuan tentang perubahan fisik pada masa pubertas dengan citra diri remaja pada siswasiswi kelas VII di SMP Negeri 1 Playen Gunungkidul Adanya hubungan yang signifikan antara konsep diri terhadap penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu pada tabel diatas adalah menggunakan variabel pengetahuan dan konsep diri. Perbedaan lain adalah desain penelitian menggunakan studi korelasi untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang perubahan fisik pada masa pubertas dengan konsep diri.