BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 Ha atau sekitar 6,25 % dari seluruh wilayah Kecamatan Namo Rambe. 9 Posisi Desa ini di Kecamatan Namo Rambe sangatlah strategis karena menjadi ibukota sebagai pusat pemerintahan kecamatan. Secara geografis, Desa Namo Rambe terletak pada ketinggian 51-427 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan antara 4º - 7º. Wilayahnya dipengaruhi oleh iklim tropis dengan suhu udara berkisar antara 18º - 36º C. Curah hujan rata-rata sekitar 2.256 mm per tahun. 10 Di desa ini juga terdapat 3 aliran sungai utama yang kesemuanya bermuara ke Selat Malaka, yaitu Sungai Petani, Sungai Bahorok dan Sungai Deli. Tanah-tanah di Desa Namo Rambe terdiri atas lapisan tanah aluvial sehingga sangat cocok untuk diusahakan sebagai lahan pertanian. Sebagian besar penggarapan lahan diusahakan sebagai lahan tanaman pangan dan lahan perkebunan. Adapun hasil-hasil pertanian di Desa Namo Rambe sebagian besar 9 Kantor Statistik Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Deli Serdang Dalam Tahun 1995, Lubuk Pakam, 1996, hal.2 10 Ibid., hal.3-4
dipasarkan ke Kota Medan, seperti buah-buahan, beras, palawija dan sayursayuran. Adapun batas-batas wilayah administratif Desa Namo Rambe adalah sebagai berikut; - Sebelah utara : berbatasan dengan Desa Kuta Tengah - Sebelah selatan : berbatasan dengan Desa Tangkahan - Sebelah timur : berbatasan dengan Desa Namo Landur dan Desa Gunung Berita - Sebelah barat : berbatasan dengan Kecamatan Pancur Batu 11 Letak Desa Namo Rambe dengan Kota Medan sangatlah dekat, hanya berkisar 30 Km saja. Dengan jaraknya yang begitu dekat, maka dapat dipastikan kalau masyarakat Desa Namorambe sudah sangat mudah untuk melakukan interaksi dan beraktivitas secara tidak terbatas ke Kota Medan, seperti melakukan aktifitas perdagangan, pendidikan, pekerjaan dan lain sebagainya. 11 Kantor Kecamatan Namo Rambe, Peta Kecamatan Namo Rambe tahun 1990
2.2 Struktur Pemerintahan Desa Namo Rambe 12 merupakan salah satu dari 36 desa yang menjadi bagian dari Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Desa ini berjarak ± 1 Km dari Kuta Tengah sebagai ibukota kecamatan. Desa Namo Rambe secara resmi dibentuk sejak tahun 1981, 13 yang terbagi dalam 4 wilayah dusun. Kepala pemerintahan di Desa Namo Rambe dipegang oleh seorang kepala desa. Dalam menjalankan fungsi pemerintahannya, ia dibantu oleh seorang sekretaris desa, beberapa staf/perangkat desa dan para kepala dusun. Sementara itu, untuk menampung aspirasi masyarakat Desa Namo Rambe terdapat pula Lembaga Musyawarah Desa (LMD) yang merupakan sarana pertemuan aparatur desa, para pemuka masyarakat dan kepala dusun. Dalam meningkatkan pembangunan pedesaan, maka kepala desa memerlukan masukanmasukan pembangunan yang berasal dari masyarakat dalam bentuk organisasi pedesaan, seperti LKMD, PKK dan lain-lain, termasuk pula Koperasi Credit Union Gunanta Ras. 12 Berdasarkan cerita yang dituturkan secara turun-temurun, Namo Rambe berasal dari kata Namo dan Rambe yang artinya tanaman rambe yang tumbuh di hulu. Pada awalnya Namo Rambe merupakan sebuah Kuta (kampung) dibuka oleh Raja Samuara. Secara turun-temurun, kepemimpinannya kemudian dilanjutkan kepada keturunan-keturunannya sebagai penghulu atau kepala kampung. 13 Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Profil Kabupaten Deli Serdang, Lubuk Pakam, 2005, hal.2
Bagan 1. Struktur Pemerintahan Desa Namo Rambe Kepala Desa Organisasi Pedesaan Lembaga Musyawarah Desa Sekretaris Desa Perangkat Desa Kepala Dusun Sumber : Kantor Desa Namo Rambe Berikut ini adalah nama-nama kepala desa yang pernah menjabat di Desa Namo Rambe sejak tahun 1988 1998. 1. Satar Tarigan (1986 1991) 2. Mesin Pandia (1991 1996) 3. Poungik Barus (1996 2004)
2.3. Keadaan Penduduk Mayoritas penduduk Desa Namo Rambe merupakan masyarakat Karo. Mereka merupakan suku asli di desa ini dan menggunakan Bahasa Karo sebagai bahasa kesehariannya. Selain orang-orang Karo, banyak juga masyarakat pendatang yang bermukim di desa ini, seperti masyarakat yang berasal dari wilayah Tapanuli, Simalungun, Jawa dan Nias. Tabel 1. Penduduk Desa Namo Rambe tahun 1998, menurut Suku Bangsa No. Suku Bangsa Jumlah % 1. Karo 1.378 86,4 2. Jawa 78 4,9 3. Simalungun 49 3,1 4. Batak Toba 38 2,4 5. Lainnya 52 3,2 Jumlah 1.595 100,0 Sumber: Kantor Desa Namo Rambe, tahun 1998 Berdasarkan data penduduk pada tahun 1998, jumlah penduduk Desa Namo Rambe sebanyak 1595 jiwa yang terdiri dari 415 kepala keluarga (kk), dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 658 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 937 jiwa. Jumlah penduduk produktif terhitung rendah, karena hampir sebagian besar penduduknya didominasi oleh anak-anak antara
usia 0-14 tahun. Ini menunjukan bahwa Desa Namo Rambe memiliki angka kelahiran penduduk yang tinggi. Walaupun demikian, laju pertumbuhan penduduk Desa Namo Rambe tergolong sangat rendah. Ini disebabkan karena sebagian besar penduduk usia produktif meninggalkan desanya untuk bekerja, sekolah ataupun menetap secara permanen di desa atau wilayah lain karena pernikahan. Tabel 2. Jumlah dan Persentase Pertumbuhan Penduduk Desa Namo Rambe, 1988 1998 No. Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan Penduduk (%) 1. 1988 1.461 1,03 2. 1989 1.475 0,95 3. 1990 1.487 0,81 4. 1991 1.499 0,80 5. 1992 1.523 1,58 6. 1993 1.542 1,23 7. 1994 1.563 1,34 8. 1995 1.579 1,01 9. 1996 1.588 0,57 10. 1997 1.593 0,31 11. 1998 1.595 0,12 Sumber: Diolah dari Data Kantor Desa Namo Rambe, pada tahun 1988-1998
Tabel 3. Penduduk Desa Namo Rambe tahun 1998, menurut kelompok Umur No. Kelompok Umur Jumlah % 1. 0-4 tahun 289 jiwa 18,1 2. 5-9 tahun 406 jiwa 25,5 3. 10-14 tahun 192 jiwa 12,0 4. 15-24 tahun 351 jiwa 22,0 5. 25-49 tahun 187 jiwa 11,7 6. Di atas 50 tahun 170 jiwa 10,7 Jumlah 1.595 jiwa 100,0 Sumber : Kantor Desa Namorambe Dengan kondisi wilayah yang sangat mendukung untuk usaha pertanian, maka sebagian besar penduduk Desa Namo Rambe bermatapencaharian sebagai petani/peladang. Mereka pada umumnya menanam jenis tanaman pangan, seperti padi, jagung dan kacang-kacangan, serta sayur-sayuran seperti cabai, jagung, kacang panjang, timun, buncis, dan tomat. Selain itu, penduduk juga menanam tanaman keras seperti kelapa, cokelat, rambutan, durian, langsat dan lain sebagainya. Selain bercocok tanam penduduk Desa Namo Rambe juga banyak memelihara hewan ternak, seperti sapi, kerbau, kambing, unggas, babi, dan ikan-ikan air tawar. Namun demikian, penduduk Desa Namo Rambe juga mempunyai mata pencaharian lain selain sebagai petani, seperti pegawai negeri, wiraswasta, pedagang, dan buruh tani.
Tabel 4. Penduduk Desa Namo Rambe tahun 1998, menurut Mata Pencaharian No Jenis Mata Pencaharian Jumlah % 1. Pegawai Negeri Sipil 25 orang 6,0 2. Pegawai Swasta 35 orang 8,4 3. Wiraswasta 38 orang 9,1 4. Pedagang 15 orang 3,3 5. Petani 303 orang 73,2 Jumlah 413 orang 100,0 Sumber : Kantor Desa Namo Rambe Dari tabel di atas, diketahui bahwa hampir sebagian penduduk Desa Namo Rambe mempunyai mata pencaharian sebagai petani, namun tidak semua petani memiliki lahan pertanian sendiri. Dari 303 penduduk yang bermatapencaharian sebagai petani, sebanyak 71 orang diantaranya adalah petani penyewa lahan dari penduduk setempat. Selain dari itu, terdapat juga di antara mereka yang bekerja sebagai buruh tani, yaitu sebanyak 15 penduduk. 14 Dalam tradisi masyarakat Karo para buruh tani ini juga disebut sebagai aron, 15 dimana aron-aron ini dibagi dalam dua kelompok yaitu aron yang bekerja secara tetap (aron tetap) dan aron harian atau aron lepas. 14 Laporan Tahunan Desa Namo Rambe, tahun 1998, hal.3 15 Aron adalah istilah Karo untuk menyebutkan aktifitas ataupun kelompok orang-orang yang bekerja sebagai tenaga kerja sukarela atau yang diupah dalam bidang pertanian.
Dilihat dari sistem kepercayaannya, sebagian besar penduduk Desa Namo Rambe menganut agama Kristen, baik Protestan maupun Katolik. Sebelum mengenal agama, masyarakat Desa Namo Rambe mengenal sistem kepercayaan kepada roh-roh nenek moyang, dan benda-benda yang mereka anggap keramat. Kepercayaan ini memang merupakan kepercayaan awal masyarakat Karo sejak jaman dahulu. Aliran kepercayaan ini disebut dengan istilah Pemena atau Parbegu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5. Penduduk Desa Namo Rambe tahun 1998, menurut Agama No. Agama Jumlah % 1. Kristen Protestan 987 orang 61,5 2. Kriten Katolik 389 orang 24,1 3. Islam 201 orang 12,3 4. Lainnya 18 orang 0,1 Jumlah 1.595 orang 100,0 Sumber: Kantor Desa Namo Rambe Untuk ukuran pedesaan, dapat dikatakan bahwa penduduk Desa Namo Rambe memiliki tingkat pendidikan yang cukup baik. Lebih dari 50 % jumlah penduduknya mampu menamatkan pendidikannya hingga tingkat menengah atas. Ini cukup menunjukan bahwa masyarakat Desa Namo Rambe sangat mengerti
akan pentingnya pendidikan formal untuk meningkatkan sumber daya manusia masyarakatnya. Tabel 6. Penduduk Desa Namo Rambe tahun 1998, menurut Tingkat Pendidikan. No. Tingkat Pendidikan Jumlah % 1. Tidak Tamat SD 30 orang 1,9 2. Tamat SD 52 orang 3,3 3. Tamat SLTP 688 orang 43,1 4. Tamat SMU 772 orang 48,4 5. Tamat Universitas 53 orang 3,3 Jumlah 1.595 orang 100,0 Sumber: Kantor Desa Namo Rambe 1998