I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan (Widiyanti dan Sunindhia, 2008). Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat atas azas kekeluargaan (Undang-Undang No.25 Tahun 1992). Koperasi erat kaitannya dengan masyarakat dan perekonomian rakyat yang dibentuk dengan kesepakatan atas azas kepentingan bersama anggotanya. Tujuan dari koperasi adalah untuk mensejahterakan anggotanya seiring dengan berkembangnya suatu koperasi tersebut. Negara Indonesia sedang melaksanakan pembangunan. Tujuan pembangunan semata-mata untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pembangunan harus membuat jutaan orang merasakan kehidupan yang semakin baik. Pembangunan perkoperasian di Indonesia merupakan bagian dari usaha pembangunan nasional secara keseluruhan. Koperasi harus dibangun untuk menciptakan usaha rakyat dengan azas kekeluargaan. Usaha koperasi merupakan usaha yang sesuai dalam demokrasi ekonomi. Karena di dalam demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi (Chaniago, 1980). Koperasi pertama kali muncul pada awal abad ke 19 karena sistem perekonomian kapitalis yang tidak memihak kaum buruh terutama di negara-negara Eropa. Oleh karena itu, keberadaan koperasi sangat erat kaitannya dengan perjuangan untuk mewujudkan keadilan sosial (Subandi, 2009). Dengan adanya koperasi, kesejahteraan masyarakat terutama kaum petani akan meningkat seiring berjalannya pola pengembangan yang dilakukan pada koperasi tersebut. Koperasi berkedudukan sebagai badan hukum yang diakui oleh negara Indonesia yang beroperasi menggunakan aturan-aturan yang tertulis yaitu anggaran dasar, anggaran pendapatan belanja dan ketentuan-ketentuan lain yang diaanggap perlu demi kelangsungan usaha koperasi. Perekonomian di pedesaan sangat terbantu dengan adanya koperasi terutama Koperasi Unit Desa (KUD). Keberadaan KUD di daerah pedesaan akan membantu masyarakat pedesaan bagi kesejahteraannya terlebih dalam bidang pertanian sebab
mayoritas mata pencaharian sebagai petani. Koperasi Unit Desa (KUD) menjadi suatu harapan bagi petani di daerahnya karena dengan adanya KUD petani dapat memperoleh sarana produksi dengan lebih mudah. KUD harus dikelola secara professional agar mampu berperan aktif dalam dunia usaha yang semakin ketat persaingannya dan untuk mewujudkan pelayanan yang baik sehingga dapat mendatangkan manfaat dan nilai tambah bagi anggota maupun petani di pedesaan. KUD dibentuk atas dasar kesamaan persepsi dan kebutuhan petani akan kemudahan untuk memperoleh sarana dan prasarana produksi pertanian dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi yang dijalankan oleh masyarakat akan berkembang seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. KUD dikukuhkan sebagai koperasi tunggal pedesaan berdasar Inpres No. 4 Tahun 1984. Pada saat itu KUD berperan pokok menyalurkan sarana produksi, pengadaan pangan, penyalur kredit, pemasaran hasil pertanian dan sebagainya. Namun legitimasi KUD sebagai koperasi tunggal di pedesaan dicabut melalui Inpres No. 18 Tahun 1998 yang mengakibatkan menurunnya peran KUD, bahkan banyak KUD yang tidak berjalan karena kemandirian KUD sangat lemah (Waluyati et al., 2012). Suatu unit koperasi akan berkembang dapat diukur dengan tercapainya tujuan, visi dan misi dari koperasi tersebut. Untuk mewujudkan koperasi yang terus berkembang maka diperlukan beberapa strategi. Pengembangan koperasi yang sehat menuntut adanya hak dan kewajiban antar sesama anggota. Dengan sistem perencanaan yang matang akan menghasilkan suatu tingkat kesejahteraan yang membuahkan hasil maksimal. Selanjutnya, suatu koperasi akan berjalan dengan lancar apabila dilakukan pengorganisasian yang tepat dan kokoh. Pelaksanaan kegiatan yang berwujud mengembangkan koperasi akan membantu terbentuknya pola pengembangan pada koperasi tersebut untuk mewujudkan visi dan misi koperasi. Hal terpenting yang tidak dapat ditinggalkan yaitu pengawasan usaha yang rasional, berkelanjutan dan teratur adalah kunci utama sebuah koperasi yang dapat menumbuhkan kinerja koperasi guna membentuk pola pengembangan sebuah koperasi yang kokoh dan mengukur seberapa besar suatu strategi dan sasaran yang telah ditentukan dapat dicapai.
Koperasi merupakan badan usaha yang terbentuk dari semangat dan jiwa gotong royong bangsa Indonesia. Hal ini telah menegaskan arti pentingnya koperasi, khususnya dalam perekonomian di negara kita. Sehubungan dengan koperasi sebagai badan usaha maka koperasi harus berusaha untuk mendapatkan keuntungan sebagai sarana untuk mensejahterakan anggotannya dalam permasalahan perekonomian nasional, regional maupun pada skala lokal, koperasi mampu memberikan peran positif. Dimana sebuah perusahaan atau koperasi dikatakan sehat jika perkembangan hasil usahanya meningkat. Demi meningkatkan perkembangan koperasi diperlukan strategi yang akan dijadikan sebagai landasan dan kerangka kerja untuk mewujudkan sasaran kerja yang akan dicapai. Sasaran kerja koperasi akan mudah dicapai dengan beberapa strategi yang digunakan. Suatu kesuksesan kerja koperasi akan terwujud apabila para anggota dari koperasi tersebut turut berpartisipasi dalam mengembangkan dan menyelaraskan tujuan koperasi dengan mengingat asas kekeluargaan dari koperasi tersebut. Anggota yang aktif tidak akan terwujud tanpa campur tangan dari pengurus, pengelola dan manajer yang mendampingi. Kabupaten Klaten merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki masyarakat dengan mayoritas mata pencaharian adalah petani. Hal tersebut menunjukkan bahwa lahan pertanian di Kabupaten Klaten masih sangat produktif. Disebutkan Klaten memiliki 26 kecamatan, dimana terdapat KUD di setiap kecamatan. Akan tetapi, total KUD ada 34 yang terletak di setiap kecamatan. Koperasi yang terdapat di Kabupaten Klaten memiliki beberapa unit usaha pada setiap KUD. Diantaranya unit usaha warung serba ada (waserda), unit usaha listrik, unit usaha simpan pinjam. Tabel 1.1 menunjukkan daftar KUD dan non KUD yang berada di Kabupaten Klaten:
Tabel 1.1 Daftar KUD dan Non KUD di Kabupaten Klaten Kecamatan Koperasi KUD Tenaga Kerja Anggota Koperasi Non KUD Tenaga Kerja Anggota Prambanan 1 7 1570 31 42 6.115 Gantiwarno 1-211 20 13 915 Wedi 1 5 797 26 23 2.259 Bayat 1 5 115 29 25 1.056 Cawas 2 10 2050 30 33 3.582 Trucuk 2 6 2557 42 59 903 Kalikotes 1 2 215 23 26 569 Kebonarum 1-57 12 17 625 Jogonalan 1 6 3026 32 47 3.897 Manisrenggo 1 2 2770 11 6 3.159 Karangnongko 1 8 2774 11 14 3.178 Ngawen 1 2 3096 25 24 3.652 Ceper 2-112 49 157 1.532 Pedan 1 7 7493 50 90 9.978 Karangdowo 2 12 4444 27 18 4.598 Juwiring 1 11 291 35 44 1.475 Wonosari 1-134 31 65 1.678 Delanggu 2 7 2120 341 82 3.818 Polanharjo 2 6 6522 27 15 7.165 Karanganom 2 16 8260 32 27 9.226 Tulung 2 6 1333 20 14 1.739 Jatinom 1 51 6201 28 66 6.922 Kemalang 1 16 2489 10 25 3.31 Klaten Selatan 1 4 3196 50 74 6.667 Klaten Tengah 1 3 482 101 166 10.946 Klaten Utara 1-187 97 112 4.891 Jumlah/Total 2014 34 192 60980 890 1286 103.995 2013 34 196 61240 890 1276 103.803 2012 34 263 62048 871 1153 102.778 2011 34 263 62048 799 1147 102.611 2010 34 261 74209 766 1436 101.928 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten 2016
B. Rumusan Masalah Koperasi merupakan badan usaha yang bergerak sebagai wadah perkumpulan masyarakat yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi. Koperasi Unit Desa merupakan salah satu kelembagaan pertanian di tingkat kecamatan. Banyaknya kelembagaan pada tingkat kecamatan memungkinkan adanya pengaruh bagi kinerja dan usaha KUD. Berdasarkan tingkat kinerja dari masing-masing Koperasi Unit Desa yang terdapat di kecamatan tersebut, dapat diukur sejauh mana strategi pengembangan yang telah dilakukan oleh KUD dalam sistem perekonomian. Strategi pola pengembangan KUD mencirikan bahwa masyarakat Indonesia yang umumnya tinggal di pedesaan dan sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, hidup dalam kebersamaan ekonomi, sosial dan budaya untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Perkembangan kinerja yang terpantau akan dapat menentukan suatu strategi yang dapat membantu KUD dalam menjalankan visi dan misinya. Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana kinerja KUD di Kabupaten Klaten? 2. Apa saja strategi pengembangan KUD di Kabupaten Klaten? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kinerja KUD di Kabupaten Klaten. 2. Merumuskan strategi pengembangan KUD di Kabupaten Klaten. D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang strategi pengembangan koperasi dan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 2. Bagi Pemerintah Daerah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan, terutama dalam pengembangan perkoperasian.
3. Bagi pihak KUD, penelitian ini diharapkan sebagai sumbang saran untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dalam mencapai tingkat keberhasilan usaha dan sebagai dasar perencanaan strategi pengembangan di tahun yang akan datang. 4. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi dalam penyusunan penelitian selanjutnya atau penelitian-penelitian sejenis.