KAJIAN KINERJA LALU LINTAS SIMPANG CILEUNYI TANPA DAN DENGAN FLYOVER TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL oleh DUTO NUSWANTOKO AGNYLLA PALUPI ARTHI 150 03 069 150 03 088 PEMBIMBING ADE SJAFRUDDIN, Ph.D. HARMEIN RAHMAN, M.T. PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG TUGAS AKHIR KAJIAN KINERJA LALU LINTAS SIMPANG CILEUNYI TANPA DAN DENGAN FLYOVER oleh DUTO NUSWANTOKO AGNYLLA PALUPI ARTHI 15003069 15003088 DISETUJUI oleh PEMBIMBING PEMBIMBING ADE SJAFRUDDIN, Ph.D. HARMEIN RAHMAN, M.T. NIP : 131 667 736 NIP : 132 162 433 MENGETAHUI KK REKAYASA TRANSPORTASI KOORDINATOR TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL KETUA Ir. SRI HENDARTO, M.Sc. Dr.Ir HERLIEN D. SETIO NIP : 131 121 659 NIP : 131 121 658 BANDUNG, SEPTEMBER 2007 ii
ABSTRAK Kajian Kinerja Lalu Lintas Simpang Cileunyi Tanpa dan Dengan Flyover, Duto Nuswantoko (15003069), Agnylla Palupi Arthi (15003088), Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, 2007. Masalah transportasi bertambah rumit seiring dengan perkembangan kota-kota besar di Indonesia. Kabupaten Bandung terdiri atas 45 kecamatan dengan jumlah penduduk 4.134.504 jiwa dan kepadatan penduduk 2.066 jiwa/km 2 serta laju pertumbuhan penduduk adalah 3,19% per tahun. Akibat yang terjadi adalah kepadatan lalu lintas di Simpang Cileunyi. Simpang Cileunyi dengan bukaan median dalam kondisi tertutup merupakan simpang bundaran. Hal ini menyebabkan kendaraan harus melakukan U Turn di km 000+700 arah Jatinangor dan arah Gerbang Tol Cileunyi. Jika kapasitas simpang sudah mendekati bahkan lebih besar dari kapasitas masing-masing ruas jalan menyebabkan arus lalu lintas untuk masing-masing lengan persimpangan terganggu dan kemacetan tidak dapat dihindari. Bila salah dalam meningkatkan kapasitas simpang maka kemacetan tidak dapat diatasi, bahkan akan bertambah parah. Pada kesempatan ini penulis mencoba meningkatkan kapasitas simpang agar dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Untuk kasus ini penulis memberikan alternatif peningkatan kapasitas simpang dengan membatasi pada pemilihan flyover. Langkah berikutnya menghitung kapasitas dan derajat kejenuhan untuk simpang tanpa flyover dibandingkan dengan simpang dengan flyover. Dari hasil ini dipilih yang mempunyai hasil terbaik sebagai alternatif peningkatan simpang Cileunyi. Kinerja lalu lintas simpang Cileunyi eksisting yang dianalisis sebagai bundaran memiliki kinerja yang masih baik di mana derajat kejenuhan masih di bawah batas yang ditentukan yaitu 0,75. Proyeksi arus lalu lintas dengan tingkat pertumbuhan 6,08 % menghasilkan derajat kejenuhan yang lebih besar dari 0,75 yaitu terjadi pada tahun 2027. Penanganan yang dilakukan saat simpang Cileunyi sudah mengalami kejenuhan adalah dengan 2 kondisi yaitu kondisi median terbuka dan kondisi median tertutup. Skenario yang dilakukan pada saat kondisi median terbuka adalah simpang tak bersinyal dan flyover sedangkan pada saat kondisi median tertutup adalah bundaran dan flyover. Pemilihan alternatif flyover menghasilkan waktu tempuh yang lebih singkat. Kata kunci : bundaran, jalinan, simpang tak bersinyal, flyover, derajat kejenuhan, waktu tempuh, faktor pertumbuhan. iii
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat Rahmat dan karunia- Nya, kami telah dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Berkat Bimbingan-Nya kami dapat menjalani proses pengerjaan Tugas Akhir ini dari awal sampai akhir. Laporan Tugas Lahir ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tahap sarjana di Program Studi Teknik Sipil dan mencakup kajian kinerja lalu lintas simpang tanpa dan dengan flyover. Dalam mengerjakan tugas akhir ini, banyak pihak yang telah membantu penulis, antara lain: 1. Bapak Ade Sjafruddin, Ph.D. dan Bapak Harmein Rahman, M.T., sebagai dosen pembimbing, pengajar sekaligus pendidik penulis. Beliau banyak memberikan saran, arahan dan kritik yang membangun selama penyelesaian tugas akhir ini, 2. Bapak Willy Tumewu, M.Sc., selaku dosen penguji seminar dan sidang tugas akhir, 3. Dosen-dosen pengajar di Program Studi Teknik Sipil, 4. Teman-teman penulis yang telah banyak memberi masukan dan dorongan semangat dalam penyelesaian tugas akhir ini, 5. Tata Usaha Program Studi teknik Sipil yang telah membantu kelancaran berlangsungnya kegiatan tugas akhir, dan 6. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis telah berusaha mengerjakan tugas akhir ini semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan membutuhkan banyak sekali perbaikan dan penelitian yang lebih luas. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk pengembangan yang lebih baik. Akhir kata, kami penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang memerlukan informasi tentang kinerja lalu lintas simpang tanpa dan dengan flyover. Bandung, September 2007 Penulis iv
DAFTAR ISI COVER DALAM Lembar Pengesahan ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i ii iii iv v ix xii BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1 LATAR BELAKANG I-1 1.2 TUJUAN I-3 1.3 RUANG LINGKUP I-3 1.4 DESKRIPSI LOKASI STUDI I-4 1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN I-5 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 UMUM II-1 2.2 TEORI DASAR ARUS LALU LINTAS II-1 2.2.1 Ukuran Arus II-1 2.2.2 Ukuran Kecepatan II-2 2.2.3 Ukuran Kerapatan II-3 2.2.4 Variasi Lalu Lintas menurut waktu II-3 2.2.5 Satuan Mobil Penumpang (SMP) II-4 2.3 SIMPANG BERSINYAL II-5 2.3.1 Geometri II-5 2.3.2 Arus Lalu Lintas Simpang II-6 2.3.3 Model Dasar II-6 2.3.3.1 Faktor Penyesuaian Metoda MKJI II-7 2.3.4 Teori Dasar Lampu Lalu Lintas II-8 2.3.5 Penentuan Waktu Sinyal II-10 2.3.5.1 Waktu siklus II-10 2.3.5.2 Waktu hijau II-11 2.3.6 Kapasitas Pendekat Dan Derajat Kejenuhan II-11 2.3.7 Parameter Lalu Lintas (Kualitas Lalu Lintas) II-12 2.3.7.1 Panjang antrian II-12 2.3.7.2 Angka henti II-12 2.3.7.3 Rasio kendaraan terhenti II-13 v
2.3.7.4 Tundaan II-13 2.4 SIMPANG TAK BERSINYAL II-14 2.4.1 Prinsip Umum II-14 2.4.2 Arus Lalu Lintas II-15 2.4.3 Model Dasar II-16 2.4.3.1 Kapasitas II-16 2.4.3.2 Lebar Rata-Rata Pendekat II-17 2.4.3.3 Jumlah Lajur II-18 2.4.3.4 Tipe Simpang II-19 2.4.3.5 Kapasitas Dasar II-19 2.4.4 Perilaku Lalu Lintas II-20 2.4.4.1 Derajat Kejenuhan II-20 2.4.4.2 Tundaan II-20 2.4.4.3 Peluang Antrian II-22 2.5 RUAS JALAN PERKOTAAN II-23 2.5.1 Prinsip Umum II-23 2.5.2 Perilaku Lalu Lintas II-25 2.5.2.1 Kecepatan Arus Bebas II-25 2.5.2.2 Kapasitas II-26 2.5.2.3 Derajat Kejenuhan II-27 2.5.2.4 Kecepatan dan Waktu Tempuh II-27 2.6 KONFIGURASI DAN DESAIN AWAL SIMPANG TAK SEBIDANG II-28 2.6.1 Tipe-Tipe Konfigurasi Simpang Tak Sebidang II-28 2.6.2 Desain Awal Simpang Tak sebidang II-30 2.7 JALINAN II-33 2.7.1 Prinsip Umum II-35 2.7.2 Arus Lalu Lintas II-36 2.7.3 Model Dasar II-38 2.7.3.1 Kapasitas II-38 2.7.3.2 Tipe Bundaran II-42 2.7.4 Perilaku Lalu Lintas II-44 2.7.4.1 Derajat Kejenuhan II-44 2.7.4.2 Tundaan pada bagian jalinan bundaran II-45 2.7.4.3 Peluang Antrian pada bagian jalinan bundaran II-46 2.7.4.4 Kecepatan Tempuh pada bagian jalinan tunggal II-47 2.7.4.5 Waktu Tempuh pada bagian jalinan tunggal II-49 2.8 MANAJEMEN LALU LINTAS II-49 2.8.1 Rekayasa Lalu Lintas II-50 2.8.1.1 Jaringan Jalan II-50 vi
2.8.1.2 Simpang II-51 2.8.1.3 Trotoar II-52 2.8.2 Pengendalian Lalu Lintas II-52 2.8.2.1 Larangan Belok Kanan II-52 2.8.2.2 Belok Kiri Langsung II-52 2.8.2.3 Arus Searah dan Arus Pasang II-53 2.8.2.4 Kebijakan Larangan Parkir di Jalan (On Street Parking) II-53 BAB III METODOLOGI 3.1 PENDAHULUAN III-1 3.2 DIAGRAM ALIR METODOLOGI III-1 3.3 TAHAP PERSIAPAN III-3 3.4 TAHAP PENGUMPULAN DATA III-3 3.4.1 Data Primer III-3 3.4.2 Data Sekunder III-6 3.5 KINERJA LALU LINTAS III-7 3.7 EVALUASI PENANGANAN SIMPANG III-8 3.8 TAHAP PERUMUSAN REKOMENDASI III-8 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA IV-1 4.1 DASAR-DASAR PENGUMPULAN DATA IV-1 4.2 WAKTU PELAKSANAAN SURVEI IV-2 4.3 PERALATAN YANG DIGUNAKAN IV-2 4.4 PROSEDUR PENGUMPULAN DATA IV-3 4.4.1 Pengumpulan Data Geometri IV-3 4.4.2 Survei waktu perjalanan (Travel Time) IV-3 4.4.3 Pengumpulan Data Volume Lalu Lintas IV-3 4.5 MASALAH YANG DIJUMPAI DAN IV-4 KEMUNGKINAN SUMBER KESALAHAN 4.6 HASIL PENGUMPULAN DATA IV-4 4.6.1 Data Geometri Jalan IV-4 4.6.2 Data Survei Waktu Perjalanan IV-5 4.6.3 Data Survei Asal Tujuan IV-13 4.6.4 Data Hirarki Jalan IV-16 4.6.5 Data Pertumbuhan IV-17 4.6.6 Volume Lalu Lintas Ruas Jalan IV-18 BAB V ANALISIS DATA V-1 5.1 ANALISIS AWAL TANPA PENANGANAN V-1 5.1.1 Kinerja Lalu Lintas Ruas Jalan Eksisting V-1 5.1.2 Kinerja Lalu Lintas Simpang Cileunyi Eksisting V-3 vii
Tanpa Penanganan 5.1.2.1 Kinerja Lalu Lintas Simpang Cileunyi Eksisting Sebagai V-5 Bundaran 5.2 PROYEKSI ARUS LALU LINTAS V-9 5.3 PEMILIHAN ALTERNATIF PENANGANAN SIMPANG CILEUNYI V-10 5.3.1 Pelebaran Kaki Simpang V-11 5.3.2 Pembangunan Simpang Tak Sebidang (Flyover) V-11 5.4 ANALISIS LALU LINTAS V-17 5.4.1 Kinerja Lalu Lintas Simpang Cileunyi Tanpa Penanganan V-17 dengan Proyeksi Lalu Lintas 5.4.2 Kinerja Lalu Lintas Simpang Cileunyi dengan Penanganan V-18 dan Proyeksi Lalu Lintas 5.4.2.1 Pelebaran Kaki Simpang V-18 5.4.2.2 Pembangunan Simpang Tak Sebidang V-21 5.4.3 Waktu Perjalanan Simpang Cileunyi dengan Penanganan V-48 5.5 EVALUASI PENANGANAN SIMPANG V-54 5.6 TAHAP PERUMUSAN REKOMENDASI V-59 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI-1 6.1 KESIMPULAN VI-1 6.2 SARAN VI-2 DAFTAR PUSTAKA xvi LAMPIRAN A LAMPIRAN B LAMPIRAN C LAMPIRAN D LAMPIRAN E LAMPIRAN F LAMPIRAN G xvii xviii xix xx xxi xxii xxiii viii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang untuk II-5 Jalan Perkotaan Tak Terbagi Tabel 2.2 Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang untuk II-5 Jalan Perkotaan Terbagi dan Satu Arah Tabel 2.3 Ekivalensi MKJI II-6 Tabel 2.4 Nilai Normal Komposisi Lalulintas II-15 Tabel 2.5 Ringkasan Variabel-Variabel Masukan Model Kapasitas II-17 Tabel 2.6 Penentuan Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Rata-rata II-19 Pendekat Minor dan Utama Tabel 2.7 Kode Tipe Simpang II-19 Tabel 2.8 Kapasitas Dasar Menurut Tipe Simpang II-19 Tabel 2.9 Kecepatan Arus Bebas Dasar (FV 0 ) II-26 untuk daerah perkotaan Tabel 2.10 Ukuran Kinerja Jalinan II-33 Tabel 2.11 Rentang Variasi Data Empiris Untuk Variabel Masukan II-34 Ukuran kinerja jalinan Tabel 2.12 Nilai Normal Variabel Umum Lalu Lintas (faktor k) II-36 Tabel 2.13 Nilai Normal Lalu Lintas Umum II-36 Tabel 2.14 Perhitungan Rasio Menjalin untuk 4 Lengan II-37 Termasuk U Turn Tabel 2.15 Ringkasan Variabel-variabel Masukan Model Kapasitas II-38 Tabel 2.16 Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (F CS ) II-41 Tabel 2.17 Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan, II-42 Hambatan Samping dan Rasio Kendaraan Tak Bermotor Tabel 2.18 Definisi Tipe Bundaran II-43 Tabel 3.1 Pengelompokkan kendaraan III-4 Tabel 4.1 Kondisi Geometrik IV-5 Tabel 4.2 Hasil Survei Waktu Perjalanan IV-6 Tabel 4.3 Waktu tempuh setiapgolongan kendaraan IV-6 untuk titik survei G-D / Nagrek-Jatinangor (pagi) Tabel 4.4a Pola Pergerakan Lalu-lintas Hasil Survei Pencocokan IV-13 Nomor Kendaraan untuk jam puncak pagi(smp/jam) Tabel 4.4b Pola Pergerakan Lalu-lintas Hasil Survei Pencocokan IV-13 Nomor Kendaraan untuk jam puncak siang(smp/jam) Tabel 4.4c Pola Pergerakan Lalu-lintas Hasil Survei Pencocokan IV-13 Nomor Kendaraan untuk jam puncak sore (smp/jam) Tabel 4.5a Penentuan Kelas Jalan Cileunyi( Arteri) IV-16 Tabel 4.5b Penentuan Kelas Jalan Cileunyi( Nasional ) IV-17 ix
Tabel 4.6 PDRB Jawa Barat IV-18 Tabel 4.7 Tabel perhitungan presentase PDRB Jawa Barat IV-18 Tabel 4.8 Hasil Survei Arah Pergerakan Lalu Lintas Simpang (kend/jam) IV-19 Tabel 4.9 Hasil Survei Arah Pergerakan Lalu Lintas Simpang (smp/jam) IV-20 Tabel 4.10 Hasil Survei Volume Lalu Lintas Ruas Jalan (kend/jam) IV-21 Tabel 4.11 Hasil Survei Volume Lalu Lintas Ruas Jalan (smp/jam) IV-21 Tabel 5.1 Kapasitas dan Derajat Kejenuhan (DS) Pada Periode Waktu V-3 Puncak Ruas Jalan Eksisting Simpang Cileunyi Tanpa Penanganan Tabel 5.2 Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas Simpang Cileunyi V-7 Eksisting Berupa Bundaran Tanpa Penanganan Tabel 5.3 Derajat Kejenuhan Simpang Cileunyi Tanpa Penanganan V-8 Tabel 5.4 Tingkat Pertumbuhan Lalu Lintas Pada Simpang Cileunyi V-9 Tabel 5.5 Proyeksi Arus Lalu Lintas Bagian Jalinan 25 Tahun Pada V-9 Jam Sibuk Tabel 5.6 Arah Pergerakan Kendaraan (smp/jam) Pada Periode V-13 Jam Puncak Sore Tabel 5.7 Derajat Kejenuhan dengan Proyeksi Arus Lalu Lintas V-17 25 Tahun Jam Sibuk Pada Simpang Cileunyi Tanpa Penanganan Tabel 5.8 Derajat Kejenuhan Setelah Pelebaran Kaki Simpang pada V-20 Simpang Cileunyi Tabel 5.9 Derajat Kejenuhan Simpang Cileunyi Dengan Penanganan V-25 Berupa Simpang Tak Bersinyal dan FO I Tabel 5.10 Derajat Kejenuhan Simpang Cileunyi Dengan Penanganan Berupa V-28 Simpang Tak Bersinyal dan FO II Tabel 5.11 Derajat Kejenuhan Simpang Cileunyi Dengan Penanganan Berupa V-31 Simpang Tak Bersinyal dan FO III Tabel 5.12 Derajat Kejenuhan Simpang Cileunyi Dengan Penanganan Berupa V-34 Simpang Tak Bersinyal dan FO IV Tabel 5.13 Derajat Kejenuhan Simpang Cileunyi Dengan Penanganan Berupa V-37 Simpang Tak Bersinyal dan FO V Tabel 5.14 Perbandingan Nilai Derajat Kejenuhan Untuk Skenario V-38 Penyelesaian dengan Kondisi Median Terbuka Tabel 5.15 Derajat Kejenuhan Setelah Penanganan Simpang Cileunyi Berupa V-39 Bundaran dan FO I Tabel 5.16 Derajat Kejenuhan Setelah Penanganan Simpang Cileunyi Berupa V-41 Bundaran dan FO II Tabel 5.17 Derajat Kejenuhan Setelah Penanganan Simpang Cileunyi Berupa V-43 Bundaran dan FO III Tabel 5.18 Derajat Kejenuhan Setelah Penanganan Simpang Cileunyi Berupa V-45 Bundaran dan FO IV x
Tabel 5.19 Derajat Kejenuhan Setelah Penanganan Simpang Cileunyi Berupa V-47 Bundaran dan FO V Tabel 5.20a Perbandingan Waktu Perjalanan Tanpa Penanganan dan Dengan V-51 Penanganan FO I Tabel 5.20b Perbandingan Waktu Perjalanan Tanpa Penanganan dan Dengan V-51 Penanganan FO II Tabel 5.20c Perbandingan Waktu Perjalanan Tanpa Penanganan dan Dengan V-52 Penanganan FO III (G-B) Tabel 5.20d Perbandingan Waktu Perjalanan Tanpa Penanganan dan Dengan V-52 Penanganan FO III (C-F) Tabel 5.20e Perbandingan Waktu Perjalanan Tanpa Penanganan dan Dengan V-53 Penanganan FO IV Tabel 5.202f Perbandingan Waktu Perjalanan Tanpa Penanganan dan Dengan V-53 Penanganan FO V (A-D) Tabel 5.20g Perbandingan Waktu Perjalanan Tanpa Penanganan dan Dengan V-54 Penanganan FO V (E-B) Tabel 5.21 Derajat Kejenuhan Flyover V-58 Tabel 5.22 Kapasitas Simpang Cileunyi Tanpa dan Dengan Penanganan V-59 xi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi Kecamatan Cileunyi I-3 Gambar 1.2 Bentuk Penanganan Simpang I-5 Gambar 1.3 Lokasi Studi dengan Bukaan Median I-7 dalam Kondisi Terbuka Gambar 1.4 Lokasi Studi dengan Bukaan Median I-8 dalam Kondisi Tertutup Gambar 2.1 Konflik yang Terjadi di Simpang Empat Lengan II-9 Gambar 2.2 Variabel Arus Lalulintas Untuk Perhitungan II-15 Rasio Belok dan Jalan Minor Gambar 2.3 Lebar Rata-rata Pendekat II-17 Gambar 2.4 Jumlah Lajur dan Lebar Rata-rata II-18 Pendekat Minor dan Utama Gambar 2.5 Tundaan Lalulintas Jalan Utama Terhadap II-21 Derajat Kejenuhan Gambar 2.6 Tundaan Lalulintas Simpang Terhadap II-21 Derajat Kejenuhan Gambar 2.7 Rentang Peluang Antrian (QP %) Terhadap II-22 Derajat Kejenuhan Gambar 2.8 Bentuk Umum Hubungan Kecepatan dan Arus II-25 Gambar 2.9 Kecepatan Sebagai Fungsi DS untuk Jalan 2/2 UD II-27 Gambar 2.10 Kecepatan Sebagai Fungsi DS untuk Jalan II-28 Banyak Lajur dan Satu Arah Gambar 2.11 Simpang Tak Sebidang Tipe T dan Y II-29 Gambar 2.12 Simpang Tak Sebidang Tipe Diamond II-29 Gambar 2.13 Keseimbangan Jumlah Lajur Pada Simpang Susun II-32 Gambar 2.14 Tipe dan Ukuran bagian jalinan II-35 Gambar 2.15 Variabel Lalu Lintas Jalinan 4 Lengan II-37 Gambar 2.16 Variabel Lalu Lintas Jalinan Tunggal II-37 Gambar 2.17 Ukuran dan Tipe Bagian Jalinan II-39 1.3 Gambar 2.18 Faktor W W =135W W II-39 Gambar 2.19 Faktor W E/ W W =(1+W E /W W ) 1,5 II-40 Gambar 2.20 Faktor P W =(1-P W /3) 0.5 II-40 Gambar 2.21 Faktor W W /L W =(1+W W /L W ) -1.8 II-41 Gambar 2.22 Ilustrasi tipe bundaran II-43 Gambar 2.23 Tundaan Lalu Lintas Bagian Jalinan vs Derajat Kejenuhan II-45 (DT vs DS) Gambar 2-24 Peluang Antrian vs Derajat Kejenuhan II-47 Gambar 2.25 Faktor PW = 43 x (1-P W /3) II-48 xii
Gambar 2.26 Faktor DS = 0,5(1+(1-DS) 0,5 ) II-48 Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi III-2 Gambar 3.2 Lokasi survei pelat kendaraan III-6 Gambar 4.1 Lokasi Survei Waktu Perjalanan IV-5 Gambar 4.2a Waktu Tempuh Setiap Golongan Kendaraan untuk IV-7 Seluruh Jam Puncak Segmen A-D Gambar 4.2b Waktu Tempuh Setiap Golongan Kendaraan untuk IV-7 Seluruh Jam Puncak Segmen C-D Gambar 4.2c Waktu Tempuh Setiap Golongan Kendaraan untuk IV-8 Seluruh Jam Puncak Segmen G-D Gambar 4.2d Waktu Tempuh Setiap Golongan Kendaraan untuk IV-8 Seluruh Jam Puncak Segmen A-F Gambar 4.2e Waktu Tempuh Setiap Golongan Kendaraan untuk IV-9 Seluruh Jam Puncak Segmen C-F Gambar 4.2f Waktu Tempuh Setiap Golongan Kendaraan untuk IV-9 Seluruh Jam Puncak Segmen E-F Gambar 4.2g Waktu Tempuh Setiap Golongan Kendaraan untuk IV-10 Seluruh Jam Puncak Segmen C-H Gambar 4.2h Waktu Tempuh Setiap Golongan Kendaraan untuk IV-10 Seluruh Jam Puncak Segmen E-H Gambar 4.2i Waktu Tempuh Setiap Golongan Kendaraan untuk IV-11 Seluruh Jam Puncak Segmen G-H Gambar 4.2j Waktu Tempuh Setiap Golongan Kendaraan untuk IV-11 Seluruh Jam Puncak Segmen G-B Gambar 4.2k Waktu Tempuh Setiap Golongan Kendaraan untuk IV-12 Seluruh Jam Puncak Segmen A-B Gambar 4.2 l Waktu Tempuh Setiap Golongan Kendaraan untuk IV-12 Seluruh Jam Puncak Segmen E-B Gambar 4.3a Arus Lalu Lintas Semua Kendaraan Menuju Gerbang Tol IV-14 (smp/jam) Gambar 4.3b Arus Lalu Lintas Semua Kendaraan Menuju Jatinangor (smp/jam) IV-14 Gambar 4.3c Arus Lalu Lintas Semua Kendaraan Menuju Nagreg (smp/jam) IV-15 Gambar 4.3d Arus Lalu Lintas Semua Kendaraan Menuju Terminal Cileunyi IV-15 (smp/jam) Gambar 5.1 Bagian Jalinan Pada Simpang Bundaran Cileunyi V-6 Gambar 5.2 Arus Lalu Lintas Simpang Cileunyi 2007 (smp/jam) V-10 (Jam Puncak Sore) Gambar 5.3 Sketsa Pemilihan Delapan Alternatif Arah Pembangunan Flyover V-12 Gambar 5.4a Perletakan dan Stasioning Flyover I V-14 Gambar 5.4b Perletakan dan Stasioning Flyover II V-15 Gambar 5.4c Perletakan dan Stasioning Flyover III V-15 xiii
Gambar 5.4d Perletakan dan Stasioning Flyover IV V-16 Gambar 5.4e Perletakan dan Stasioning Flyover V V-16 Gambar 5.5 Pelebaran Kaki Simpang V-19 Gambar 5.6 Derajat Kejenuhan Pada Bagian Jalinan DA Sebelum dan Setelah V-20 Pelebaran Kaki Simpang Gambar 5.7 Tipe Simpang Tak Bersinyal dan FO I V-22 Gambar 5.8 Arus Lalu Lintas (smp/jam) Simpang Cileunyi Dengan V-23 Penanganan FO I Tahun 2007 Gambar 5.9 Derajat Kejenuhan Tanpa dan Dengan Penanganan Simpang Tak V-25 Bersinyal dan FO I Gambar 5.10 Tipe Simpang Tak Bersinyal dan FO II V-26 Gambar 5.11 Arus Lalu Lintas (smp/jam) Simpang Cileunyi Dengan V-27 Penanganan FO II Tahun 2007 Gambar 5.12 Derajat Kejenuhan Tanpa Penanganan dan Dengan Penanganan V-28 Simpang Tak Bersinyal dan FO II Gambar 5.13 Tipe Simpang Tak Bersinyal dan FO III V-29 Gambar 5.14 Arus Lalu Lintas (smp/jam) Simpang Cileunyi Dengan V-30 Penanganan FO III Tahun 2007 Gambar 5.15 Derajat Kejenuhan Tanpa Penanganan dan Dengan Penanganan V-31 Simpang Tak Bersinyal dan FO III Gambar 5.16 Tipe Simpang Tak Bersinyal dan FO IV V-32 Gambar 5.17 Arus Lalu Lintas (smp/jam) Simpang Cileunyi Dengan V-33 Penanganan FO IV Tahun 2007 Gambar 5.18 Derajat Kejenuhan dengan Penanganan Simpang V-34 Tak Bersinyal dan FO IV Gambar 5.19 Tipe Simpang Tak Bersinyal dan FO V V-35 Gambar 5.20 Arus Lalu Lintas (smp/jam) Simpang Cileunyi Dengan V-36 Penanganan FO V Tahun 2007 Gambar 5.21 Derajat Kejenuhan Tanpa dan Dengan Penanganan Simpang Tak V-37 Bersinyal dan FO V Gambar 5.22 Tipe Simpang Bundaran dan FO I V-39 Gambar 5.23 Derajat Kejenuhan Pada Bagian Jalinan DA V-40 Tanpa Penanganan dan Dengan Penanganan Bundaran dan FO I Gambar 5.24 Tipe Simpang Bundaran dan FO II V-41 Gambar 5.25 Derajat Kejenuhan Pada Bagian Jalinan DA Tanpa dan Dengan V-42 Penanganan Bundaran dan FO II Gambar 5.26 Tipe Simpang Bundaran dan FO III V-43 Gambar 5.27 Derajat Kejenuhan Pada Bagian Jalinan DA Tanpa dan Dengan V-44 Penanganan Bundaran dan FO III Gambar 5.28 Tipe Simpang Bundaran dan FO IV V-45 xiv
Gambar 5.29 Derajat Kejenuhan Pada Bagian Jalinan DA Tanpa dan Dengan V-46 Penanganan Bundaran dan FO IV Gambar 5.30 Tipe Simpang Bundaran dan FO V V-47 Gambar 5.31 Derajat Kejenuhan Pada Bagian Jalinan DA Tanpa dan Dengan V-48 Penanganan Bundaran dan FO V Gambar 5.32 Derajat Kejenuhan Tanpa Penanganan dan Dengan Penanganan V-56 dengan Kondisi Median Terbuka Gambar 5.33 Derajat Kejenuhan Pada Bagian Jalinan DA Tanpa Penanganan V-57 dan Dengan Penanganan dengan Kondisi Median Tertutup Gambar 5.34 Selisih Waktu Tempuh Tanpa dan Dengan Penanganan V-58 Gambar 5.35 Tipe Simpang Terbaik untuk Simpang Tanpa V-60 Lampu Lalu Lintas Gambar 5.36 Tipe Simpang Terbaik untuk Simpang Bundaran V-60 Gambar 5.37 Tipe Simpang Terbaik untuk Waktu Perjalanan V-61 xv