BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang cukup besar, dilakukan pengambilan sampel secara random,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh seorang peneliti yang bertujuan untuk memecahkan suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kasus. Menurut Lexy J. Moleong (2007: 6) penelitian kualitatif adalah

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: YULIA FATMAWATI A

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. cara mendapatkan cara dan langkah secara ilmiah untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali.

BAB III METODE PENELITIAN. kedalaman data yang dapat diperoleh (Maryati dan Suryawati, 2007:105).

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. oleh subjek penelitian secara holistik, dan mendeskripsikannya dalam bentuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kriteria pengambilan data yang akan dilakukan. untuk mengumpulkan data-data sekaligus untuk dianalisis lebih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. inilah yang dijadikan tempat berkumpulnya Virginity Jogja pada waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

(Class Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas. CAR (Class. Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas menurut Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini pada kelas X A semester genap tahun ajaran 2014/2015.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan, observasi/pengamatan, dan refleksi. Hubungan keempat komponen. Bagan 2. Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan campuran, sebagaimana yang diungkapkan oleh Creswell (2009)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian ini disebut penelitian deskriptif karena menghasilkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MI Miftahul Ulum, Tutur, Pasuruan. Pemilihan tempat

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan di SD Negeri Pucangan 03, Sukoharjo yang berlokasi di Jalan Sumantri No. 57 Pucangan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. SD Negeri Pucangan 03 letaknya sangat strategis, karena berada di tengah perkampungan dan berjarak ±100 meter dari jalan raya. SD Negeri Pucangan 03 juga berdampingan dengan SD Negeri Pucangan 04 yang tepatnya berada di belakang Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kecamatan Kartasura. Gedung atau bangunan SD Negeri Pucangan 03 terdiri dari enam ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, kantin, kamar mandi, dan gudang. (Denah lokasi SD Negeri Pucangan 03 terlampir pada lampiran 2 halaman 126). Pemilihan SD Negeri Pucangan 03 sebagai tempat penelitian karena adanya beberapa pertimbangan, yaitu : (a) Sekolah bersedia memberikan data data yang diperlukan peneliti selama melakukan penelitian, (b) kemudahan kerjasama antara peneliti, pihak sekolah, dan objek yang diteliti, (c) Sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian sejenis, sehingga terhindar dari penelitian ulang. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016, selama delapan bulan dari bulan Desember 2015 hingga Juli 2016. Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yang meliputi tahap perencanaan, penelitian, dan tahap penyelesaian. Jumlah siklus yang dilaksanakan sebanyak dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Jadwal penelitian tindakan kelas terdapat pada lampiran 1 halaman 125. 44

45 B. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kualitatif melalui jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian bertujuan untuk mencari data secara merata dari siswa secara komprehensif tentang pembelajaran keterampilan membaca pemahaman. Dengan demikian siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kepercayaan diri untuk membuat perubahan-perubahan yang signifikan. Menurut Arikunto, Suhardjono, & Supriyadi (2015: 1), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang memaparkan terjadinya sebab-akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan tersebut. Menurut Arikunto, Suhardjono, & Supriyadi (2015: 210), langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas ada empat langkah, yaitu : 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan ini dimulai dari penemuan masalah sampai akhirnya ditentukan rencana tindakan kelas. Secara terperinci langkah-langkah pada tahapan ini antara lain : a) Penemuan masalah di lapangan; b) Pemilihan masalah; c) Perumusan hipotesis tindakan.; d) Rancangan pemecahan masalah. 2. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan peneliti untuk memperbaiki masalah. Selama melakukan tindakan, guru mengacu pada program yang telah dipersiapkan dan disepakati bersama jika dilaksanakan secara kolaborasi. Untuk mengurangi kemungkinan terjadi kelemahan dalam pelaksanaan tindakan, maka dalam persiapan dan perencanaan perlu dilakukan secara maksimal. 3. Observasi. Observasi adalah kegiatan pengamatan untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada langkah ini, peneliti menguraikan jenis-jenis data yang dikumpulkan, cara pengumpulan data, dan alat koleksi

46 data (angket/wawancara/observasi) tentang fenomena kelas yang dibuat siswa dan guru merupakan informasi yang berharga. 4. Refleksi Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti mencoba untuk mengatasi kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Siklus ini merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya. C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah ibu Siti Jamilatun, S.Pd., sebagai guru kelas VA dan seluruh siswa kelas VA SD Negeri Pucangan 03, Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016. Jumlah siswa kelas VA ada 28 siswa yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 14 siswa laki laki. Dari 28 siswa tidak ada satupun siswa yang ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Selain itu, guru juga menjadi subjek penelitian, karena berhubungan dengan kegiatan guru pada saat mengajar. D. Data dan Sumber Data 1. Data Data merupakan pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka (Arikunto 2010: 161). Adapun data yang terdapat dalam penelitian ini adalah data tentang : a. Hasil nilai prasiklus siswa tentang keterampilan memaca pemahaman siswa dan hasil nilai keterampilan membaca pemahaman siswa yang didapat dari siklus I dan siklus II. b. Hasil nilai aktivitas siswa dalam pembelajaran keterampilan membaca pemahaman melalui strategi True Or False. c. Hasil nilai kinerja guru dalam pembelajaran keterampilan membaca pemahaman melalui strategi True Or False.

47 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2010: 172). Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono 2009: 308). Sumber data primer dalam penelitian ini berupa : 1) Guru kelas VA SD Negeri Pucangan 03, Sukoharjo dengan melakukan wawancara sebelum dan sesudah penerapan strategi True Or False dan melakukan pengamatan kinerja guru pada saat proses pembelajaran dalam menerapkan strategi True Or False. 2) Siswa kelas VA SD Negeri Pucangan 03 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016, dengan melakukan pengamatan keterampilan membaca pemahaman pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan strategi True Or False. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono 2009: 309). Sumber data sekunder dalam penellitian ini berupa : 1) Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). 2) Nilai keterampilan membaca pemahaman siswa pada saat prasiklus, siklus I, siklus II. 3) Hasil observasi keterampilan membaca pemahaman siswa dalam pembelajaran keterampilan membaca pemahaman. 4) Hasil observasi kinerja guru dalam pembelajaran keterampilan membaca pemahaman. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

48 mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono 2009: 308). Untuk memperoleh data yang sesuai, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata 2013: 220). Observasi dilakukan untuk mengetahui dampak pembelajaran supaya pada pembelajaran berikutnya dapat menyusun langkah-langkah perbaikan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi langsung yang dilakukan secara formal dan informal untuk mengamati berbagai kegiatan pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap guru dan siswa kelas VA SD Negeri Pucangan 03 Sukoharjo. Observasi kepada siswa digunakan untuk mengumpulkan data tentang keterampilan membaca pemahaman siswa dalam pembelajaran. Instrumen yang digunakan berupa lembar keterampilan membaca pemahaman siswa (lampiran 16 halaman 148) dan lembar observasi aktivitas siswa (lampiran 17 halaman 150). Selanjutnya observasi terhadap kinerja guru dengan berpedoman pada lembar observasi kinerja guru pada lampiran 18 halaman 152. 2. Wawancara Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono 2009: 317). Wawancara pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan terhadap guru dan semua siswa kelas VA SD Negeri Pucangan 03, Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi dan data yang

49 berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran dan keterampilan membaca pemahaman baik sebelum maupun sesudah penggunaan strategi True Or False. Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada pedoman wawancara guru sebelum pelaksanaan tindakan (terdapat pada lampiran 4 halaman 128) dan setelah pelaksanaan tindakan (lampiran 46 halaman 307). Selain itu juga berpedoman pada wawancara siswa sebelum pelaksanaan tindakan (lampiran 6 halaman 131 ) dan sesudah pelaksanaan tindakan (lampiran 48 halaman 310). 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik (Sukmadinata 2013: 221). Dokumen dokumen yang dihimpun, dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan guna memperoleh data berupa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam bentuk silabus yang terdapat pada lampiran 19 halaman 159 dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang terdapat pada lampiran 20, 26, 33, dan 39 halaman 162, 201, 236, dan 272. Selain itu, teknik dokumentasi dalam penelitian ini juga digunakan untuk memperoleh hasil nilai tes individu siswa sebelum (pretest) dan sesudah menggunakan strategi True Or False. Selanjutnya, dokumentasi juga didapatkan melalui foto dan perekaman pada saat pembelajaran berlangsung menggunakan strategi True Or False. 4. Tes Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan, serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetauan intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan (Arikunto 2010:193). Tes yang digunakan dalam penelitian ini diberikan kepada siswa kelas VA SD Negeri Pucangan 03, Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016 yang berupa tes tertulis yang pada tiap siklusnya berbeda.tes tertulis dilakukan setelah

50 kegiatan inti dalam pembelajaran menggunakan strategi True Or False. Tes tertulis yang digunakan peneliti dalam mengukur keterampilan membaca pemahaman siswa yaitu berupa uraian. Hasil tes keterampilan membaca pemahaman sebelum tindakan terdapat pada lampiran 15 halaman 146, sedangkan hasil tes keterampilan membaca pemahman siklus I terdapat pada lampiran 32 halaman 235, kemudian hasil tes keterampilan membaca pemahaman pada siklus II terdapat pada lampiran 45 halaman 306. Berdasarkan hasil tes yang telah dikerjakan siswa, peneliti dapat merencanakan kegiatan yang akan dilakukan supaya dapat memperbaiki proses pembelajaran berikutnya. F. Teknik Uji Validitas Data Informasi yang akan dijadikan data dalam penelitian harus diuji validitasnya agar dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipercaya kebenarannya, sehingga data dijadikan sebagai dasar dalam penarikan simpulan. Validitas adalah derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono 2009: 363). Teknik validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekkan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiyono 2009: 372). Adapun teknik-teknik uji validitas yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : 1. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kebenaran data melalui sumber yang berbeda. Triangulasi sumber untuk menguji data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono 2009: 373). Data atau informasi yang diperoleh lebih valid bila diuji dan dikomparasikan atau dibandingkan dengan data dari sumber yang berbeda. Triangulasi sumber dilakukan dengan membandingkan dan mengecek balik derajad kepercayaan suatu informasi yang telah diperoleh melalui berbagai sumber yang berbeda yaitu data yang berasal dari guru kelas VA SD Negeri Pucangan 03 Sukoharjo dikroscekkan dengan data yang berasal dari

51 siswa kelas VA SD Negeri Pucangan 03 Sukoharjo sehingga memperoleh data yang valid. 2. Triangulasi Teknik Triangulasi teknik yaitu penggunaan teknik atau metode yang beragam untuk mengumpulkan data yang sama. Menguji kredibilitas data dengan triangulasi teknik yaitu mengecek data kepada sumber yang samadengan teknik yang berbeda (Sugiyono 2009: 373). Pada penelitian ini, peneliti bertujuan mendapatkan data tentang pembelajaran keterampilan membaca pemahaman. Peneliti membandingkan data yang diperoleh dengan menggunakan teknik observasi pada keterampilan membaca pemahaman siswa, wawancara guru, dan tes unjuk kerja dalam pembelajaran keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas VA SD Negeri Pucangan 03, Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016. Data yang diperoleh dari beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya akan dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan, sehingga data akan lebih kuat validitasnya. G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam analisis data kualitatif adalah model analisis interaktif (Miles & Huberman dalam Sugiyono 2009: 337). Milles dan Huberman (2005: 16) mengemukakan bahwa tiga komponen tersebut sebagai sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Model analisis ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu : reduksi data (data reduction), penyajian data (display data), dan penarikan kesimpulan (verification).

berikut : Penjelasan alur kegiatan analisis interaktif dapat dilihat pada gambar 3.1 52 Pengumpulan Data Penyajian Data Reduksi Data Penarikan Simpulan/ Verifikasi Sumber : (Sugiyono 2009: 338) Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif Berdasarkan analisis data model interaktif gambar 3.1, maka langkahlangkah yang ditempuh dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Reduksi Data Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itulah perlu dicatat secara teliti dan rinci dengan melakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono 2009: 338). Pada tahap ini, data yang sudah dipilah kemudian disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar memberi kemudahan dalam penampilan dan penyajian, serta untuk menarik kesimpulan sementara. Proses reduksi data dilakukan terus menerus selama proses penelitian berlangsung. Reduksi data

53 dilakukan dengan pemilihan data hal-hal pokok dan memfokuskan pada data nilai keterampilan membaca pemahaman serta data hasil observasi guru dan siswa kelas VA SD Negeri Pucangan 03, Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016. Data yang direduksi berupa : (1) data hasil wawancara dengan guru kelas VA SD Negeri Pucangan 03 Sukoharjo; (2) hasil nilai keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VA SD Negeri Pucangan 03 pada prasiklus, siklus I, dan siklus II; (3) hasil observasi kegiatan pembelajaran sebelum dan sesudah diterapkannya strategi True Or False. 2. Penyajian Data Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dimaksudkan untuk memudahkan peneliti dalam melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya (Sugiyono 2009: 341). Melalui kegiatan tersebut, peneliti akan lebih mudah memahami dan membandingkan keadaan antara prasiklus, siklus I, dan siklus II, sehingga akan lebih mudah pula dalam mengambil simpulan dan validitas data. 3. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan simpulan dari tampilan data agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Setelah semua data disajikan, peneliti membandingkan rekapitulasi nilai keterampilan membaca pemahaman antara prasiklus dengan siklus I dan siklus II saat diterapkan strategi True Or False. Selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan terhadap data hasil penelitian yang merupakan jawaban dari hipotesis penelitian. H. Indikator Kinerja Penelitian Untuk mengukur keberhasilan sebuah penelitian dibutuhkan indikator kinerja. Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila penerapan strategi True Or False dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada

54 siswa kelas VA SD Negeri Pucangan 03, Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016 dengan KKM (Ketuntasan Kriteria Minimal) 70. Indikator kinerja yang ingin dicapai adalah 80% (23 siswa dari 28 siswa) mendapatkan nilai 70. Pada siklus I diharapkan 60% siswa mendapatkan nilai 70. Pada siklus II, keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VA SD Negeri Pucangan 03, Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan dapat meningkat hingga 80% dari seluruh jumlah siswa kelas VA. Tabel 3. 1 Indikator Ketercapaian Keterampilan Membaca Pemahaman. Aspek yang dinilai Kriteria Ketuntasan Cara Penilaian Keterampilan membaca pemahaman siswa diukur melalui tes dan unjuk kerja yang meliputi: 1. Mampu Siswa yang mendapat Dihitung dari jumlah mengidentifikasi nilai 70, adalah 80% siswa yang mendapatkan unsur unsur intrinsik nilai ketuntasan sama bacaan. 2. Mampu menjawab atau lebih dari nilai KKM (KKM =70). pertanyaan dan menanggapi pernyataan dari bacaan yang telah dibacanya. 3. Mampu menceritakan kembali isi bacaan yang dibaca dengan kalimat sendiri secara runtut. Diadaptasi dari Suwandi, S (2009:120) dengan pengembangan

55 I. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal hingga akhir. Prosedur penelitian tindakan kelas meliputi beberapa siklus. Siklus tersebut sesuai dengan tingkat permasalahan yang akan dipecahkan dan kondisi yang akan ditingkatkan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu : 1)Perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, 4) refleksi tindakan (Arikunto 2010: 137). Adapun siklus-siklus tersebut digambarkan pada gambar 3.2 berikut : Perencanaan Refleksi Siklus I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi Siklus II Pelaksanaan Pengamatan Gambar 1.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Sumber : Arikunto 2010: 137) Penelitian ini akan dilaksanakan sebanyak dua siklus, setiap siklusnya dilakukan dua kali pertemuan dengan rincian tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut : 1. Siklus I Pertemuan I a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan antara lain :

56 1) Melakukan wawancara terhadap guru kelas VA SD Negeri Pucangan 03 guna melengkapi data awal penelitian. 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pokok keterampilan membaca pemahaman. 3) Menyusun lembar kerja siswa dan lembar kerja evaluasi yang digunakan dalam proses pembelajaran. 4) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan yang dilakukan yakni berdasarkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun sebelumnya dan disesuaikan dengan menggunakan strategi True Or False pada pembelajaran keterampilan membaca pemahaman, serta telah disepakati bersama antara peneliti dan guru kelas VA SD Negeri Pucangan 03, Sukoharjo. c. Tahap Pengamatan Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan pengamatan yang dimaksudkan untuk mengobservasi perilaku siswa (penilaian proses), yaitu tentang keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran, mengamati keaktifan siswa dalam bertanya maupun berpendapat, serta partisipasi siswa dalam penggunaan sumber belajar dan kinerja guru selama proses pembelajaran keterampilan membaca pemahaman. Dalam kegiatan ini, peneliti berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Hasil pengamatan ini digunakan sebagai acuan tindakan selanjutnya. d. Tahap Refleksi Pada tahap ini, peneliti bersama guru kelas melakukan analisis dan refleksi terhadap hasil observasi dan hasil tes dari pembelajaran keterampilan membaca pemahaman. Hasil analisis ini digunakan untuk mengetahui kelebihan, kekurangan, dan kecapaian tujuan pembelajaran setelah diterapkannya strategi True Or False. Hasil refleksi dari siklus I

57 digunakan sebagai bahan pertimbangan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Pertemuan 2 a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan siklus I pertemuan 2 meliputi rencana perbaikan dan penyempurnaan pembelajaran keterampilan membaca pemahaman yang didasarkan pada refleksi siklus I pertemuan 1. Kegiatan yang dilakukan pada siklus I pertemuan 2 antara lain : 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pokok keterampilan membaca pemahaman. 2) Mengembangkan skenario pembelajaran. 3) Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung. 4) Menyusun lembar kerja siswa dan lembar kerja evaluasi yang digunakan dalam proses pembelajaran. 5) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan yang dilakukan yakni berdasarkan pada hasil refleksi pada siklus I pertemuan 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat berdasarkan refleksi pembelajaran keterampilan membaca pemahaman pada pertemuan sebelumnya, serta RPP tersebut telah disepakati bersama dengan guru kelas. c. Tahap Pengamatan Pada tahap ini, pengamatan dilakukan saa seperti pada siklus I pertemuan 1. Pengamatan dilakukan untuk melihat dan menilai perubahan yang terjadi terhadap penerapan strategi True Or False. Diharapkan dengan pelaksanaan siklus I pertemuan 2 ini mengalami penyempurnaan sesuai hasil reflksi pada silklus I pertemuan 1, sehingga keterampilan membaca pemahaman siswa meningkat.

58 d. Tahap Refleksi Pada tahap ini, peneliti bersama guru kelas melakukan analisis dan refleksi terhadap hasil observasi dan hasil tes dari pembelajaran keterampilan membaca pemahaman. Hasil analisis ini digunakan untuk mengetahui kelebihan, kekurangan, dan kecapaian tujuan pembelajaran setelah diterapkannya strategi True Or False. Berdasarkan tahap ini dapat diketahui tahap mana yang masih kurang dan masih perlu perbaikan. 2. Siklus II Pertemuan 1 a. Tahap Perencanaan Perencanaan yang dilakukan pada siklus II ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I dengan memperhatikan kekurangan yang ada. Peneliti merencanakan tindakan yang meliputi : 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pokok keterampilan membaca pemahaman. 2) Mengembangkan skenario pembelajaran 3) Menyiapkan lembar kerja siswa dan lembar kerja evaluasi yang digunakan dalam proses pembelajaran. 4) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan pada siklus II pertemuan 1 ini mengacu pada kekurangan yang ada pada siklus I. Guru melakukan tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat dan disepakati bersama. Perbedaan kegiatan pembelajaran pada siklus I dan II yaitu terletak pada pembagian kelompok dan materi bacaan. Pada siklus I, kelompok dibagi secara acak, namun pada siklus II, kelompok dibagi secara heterogen. Setidaknya dalam satu kelompok tersebut terdapat siswa yang mumpuni dalam membaca pemahaman. Secara tidak langsung, siswa yang memiliki kemampuan tersebut akan menularkan ilmunya pada saat melakukan

59 diskusi. Selanjutnya, pada setiap pertemuan, siswa diberikan sebuah materi bacaan yang berbeda-beda. Hal tersebut akan menghadirkan suatu pengalaman dan pengetahuan yang baru kepada siswa. c. Tahap Pengamatan. Peneliti dalam kegiatan pengamatan pada siklus II pertemuan 1 ini memiliki tugas yang sama seperti siklus I, yaitu mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran keterampilan membaca pemahaman melalui strategi true or fasle. Pengamatan difokuskan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan sebelumnya. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pengamatan yang bertujuan untuk mengobservasi perilaku siswa dan mengamati keaktivan siswa dalam bertanya ataupun berpendapat. Selain itu, peneliti juga mengamati aktivitas guru dalam mengelola kelas dan ketepatan guru dalam menerapkan strategi True Or False. d. Tahap Refleksi. Setelah peneliti melakukan tahap pengamatan, selanjutnya peneliti melakukan tahap refleksi. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil observasi dan hasil tes dari pembelajaran keterampilan membaca pemahaman. Hasil dari refleksi pada siklus II pertemuan 1, digunakan sebagai dasar tindakan berikutnya. Refleksi ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca pemahaman dan perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran keterampilan membaca pemahaman dengan menggunakan strategi True Or False. Pertemuan 2 Pada tahap ini dilakukan tahapan-tahapan seperti yang dilaksanakan pada siklus II pertemuan 1. a. Tahap Perencanaan Perencanaan pada siklus II pertemuan 2 meliputi rencana perbaikan pembelajaran dan penyempurnaan keterampilan membaca pemahaman melalui strategi True Or False yang didasarkan pada hasil refleksi siklus II pertemuan 1. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II pertemuan 2 meliputi :

60 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pokok keterampilan membaca pemahaman. 2) Mengembangkan skenario pembelajaran 3) Menyiapkan lembar kerja siswa dan lembar kerja evaluasi yang digunakan dalam proses pembelajaran. 4) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan pada siklus II pertemuan 2 ini mengacu pada kekurangan yang ada pada siklus II pertemuan 2. Guru melakukan tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat dan disepakati bersama. Perbedaan kegiatan pembelajaran pada siklus I dan II yaitu terletak pada pembagian kelompok dan materi bacaan. Pada siklus I, kelompok dibagi secara acak, namun pada siklus II, kelompok dibagi secara heterogen. Setidaknya dalam satu kelompok tersebut terdapat siswa yang mumpuni dalam membaca pemahaman. Secara tidak langsung, siswa yang memiliki kemampuan tersebut akan menularkan ilmunya pada saat melakukan diskusi. Selanjutnya, pada setiap pertemuan, siswa diberikan sebuah materi bacaan yang berbeda-beda. Hal tersebut akan menghadirkan suatu pengalaman dan pengetahuan yang baru kepada siswa. c. Tahap Pengamatan Pengamatan pada tahap ini dilakukan sama seperti pada saat siklus II pertemuan 1. Pengamatan pada penelitian ini dilakukan untuk melihat dan menilai perubahan yang terjadi terhadap pembelajaran keterampilan membaca pemhaman melalui strategi True Or False. Diharapkan dengan pelaksanaan siklus II pertemuan 2 ini mengalami penyempurnaan sesuai dengan hasil refleksi pada siklus II pertemuan 1, sehingga hasil keterampilan membaca pemahaman siswa dapat meningkat.

61 d. Tahap Refleksi Pada tahap refleksi ini dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru kelas VA SD Negeri Pucangan 03, Sukoharjo. Tahap ini dilakukan dengan cara menganalisis hasil pekerjaan siswa dan hasil observasi. Refleksi yang dilakukan adalah refleksi terhadap hasil ketercapaian siswa, hambatan-hambatan yang dihadapi, serta kelemahankelemahan siswa yang sudah teratasi. Berdasarkan tahap ini, dapat diketahui tahap mana yang masih kurang atau perlu perbaikan atau bahkan telah memenuhi target.