BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

PENGOLAHAN MODAL KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja

Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh kesimpulan bahwa optimalisasi modal kerja pada CV. Dharma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

MANAJEMEN MODAL KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

Dalam operasinya, perusahaan selalu membutuhkan dana harian, seperti membeli bahan mentah, membayar gaji karyawan, membayar rekening listrik, dsb.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya. komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 4 Manajemen Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI. menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang dan

MANAJEMEN MODAL KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aktiva,

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan. Menurut Kasmir (2011) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

MANAJEMEN MODAL KERJA Bagian 2. Sumber : Syafarudin Alwi Bambang Riyanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Modal Kerja Bagian 1. Sumber : Syafarudin Alwi Bambang Riyanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANDRI HELMI M, SE., MM. Analisis Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Working Capital Management

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Spradley (1980) dalam Sugiyono (2012; 244) menyatakan bahwa:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja adalah sejumlah dana yang berasal dari keseluruhan aktiva

MANAJEMEN KEUANGAN 1 (Manajemen Modal Kerja)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Modal Kerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien. menurut waktu yang telah ditetapkan.

BAB II TINAJUAN PUSTAKA. teknik analisisnya yaitu teknik analisis regresi linear berganda. Hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang

BAB II TELAAH PUSTAKA. perkembangan perusahaan tergantung dari cara pengelolaannya. Pengelolaan

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

Manajemen Keuangan. Perencanaan Keuangan Perusahaan dan Manajemen Modal Kerja. YANANTO MIHADI PUTRA, S.E., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:849) pengaruh adalah daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan lainnya yang diungkapkan oleh Munawir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

FAKTOR MODAL KERJA DAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI

BAB 2 LANDSAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa pengelolaan modal kerja Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang pada laporan keuangan tahun 2009-2011 secara umum dari hasil analisis data dapat disimpulkan hasil perhitungan optimalisasi modal kerja Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang belum optimal. B. Landasan Teori 1. Keputusan Investasi pada Modal Kerja Keputusan investasi pada modal kerja yaitu berupa pembelanjaan jangka pendek. Pembelanjaan jangka pendek digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan, terutama yang berkaitan dengan modal kerja. Pembelanjaan jangka pendek juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas, membiayai perkembangan operasi perusahaan, membayar kewajiban dan mendanai sebagian aktiva perusahaan. Perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai 7

8 kebutuhan investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari. Dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang, dan pembayaran lainya disebut modal kerja menurut Sutrisno (2008:39). 2. Modal Kerja Kasmir (2010:210) modal kerja adalah modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka waktu pendek. Modal kerja juga diartikan seluruh aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan atau setelah aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar. Atau kata lain modal kerja merupakan investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek seperti kas, bank, surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam perusahaan, karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya. Masa perputaran modal kerja yakni sejak kas ditanamkan pada elemen-elemen modal kerja hingga menjadi kas lagi, adalah kurang dari satu tahun atau jangka pendek. Masa perputaran modal kerja ini menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan modal kerja tersebut. Semakin cepat masa perputaran modal kerja semakin efisiensi modal kerja. Disamping tingkat efisiensi, manajemen keuangan dituntut

9 untuk memperhatikan sumber dana untuk memenuhi modal kerja tersebut. Tersedianya modal kerja yang segera dapat dipergunakan dalam operasi tergantung pada tipe atau sifat dari aktiva lancar yang dimiliki seperti kas, efek, piutang, dan persediaan. Tetapi modal kerja harus cukup besar dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, karena dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan perusahaan, disamping memungkinkan bagi perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan. Modal kerja digunakan sebagai upaya pembiayaan suatu kegiatan operasional perusahaan dan pada akhirnya dapat diketahui tingkat efisiensi atas aktivitas yang dilakukan menurut Munawir (2004:45), fungsi dan peranan modal kerja adalah sebagai berikut: a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar. b. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajibankewajiban tepat pada waktunya c. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumennya. d. Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para pelanggannya.

10 e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan. Modal kerja yang cukup dapat menjaga agar pihak manajemen tidak mempergunakannya sampai kelebihan atau kekurangan modal kerja. Dua kondisi tersebut kurang menguntungkan bagi perusahaan. Kelebihan modal kerja akan menunjukkan adanya modal kerja yang tidak produktif, karena perusahaan telah melepaskan sebagian keuntungan yag seharusnya mereka peroleh dari modal kerja yang menganggur. Adapun sebab-sebab timbulnya kelebihan modal kerja adalah sebagai berikut: a. Pejualan aktiva tetap tanpa diikuti penempatan kembali. b. Pengeluaran saham dan obligasi yang melebihi dari jumlah yang diperlukan. c. Pendapatan atau keuntungan yang diperoleh tidak digunakan untuk membayar, membeli aktiva tetap, atau maksud-maksud lain. d. Konversi asset operasi menjadi modal kerja melalui proses penyusutan yang tidak diikuti penempatan kembali. e. Akumulasi sementara menunggu investasi. 3. Konsep-konsep Modal Kerja Manajemen modal kerja merupakan suatu pengelolaan investasi perusahaan dalam aset jangka pendek (current assets). Artinya bagaimana

11 mengelola investasi dalam aktiva lancar perusahaan. Ambarwati (2010;114) secara umum konsep modal kerja dibagi tiga yaitu: a. Modal kerja menurut konsep kuantitatif Konsep ini menitik beratkan pada segi kuantitas dari dana yang tertanam dalam aktiva yang masa perputarannya kurang satu tahun. Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan elemen aktiva lancar. Oleh karena semua elemen aktiva lancar diperhitungkan sebagai modal kerja tanpa memperhatikan kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, maka modal kerja ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital). Kelemahan konsep ini menurut Kasmir (2008:250) adalah pertama, tidak mencerminkan tingkat likuiditas perusahaan, dan kedua, konsep ini tidak mementingkan kualitas apakah modal kerja dibiayai oleh utang jangka panjang atau jangka pendek atau pemilik modal. Jumlah aktiva lancar yang besar belum menjamin margin of safety bagi perusahaan sehingga kelangsungan operasi perusahaan belum terjamin. b. Modal kerja menurut konsep kualitatif Konsep ini pengertian modal kerja bukan semua aktiva lancar tetapi telah mempertimbangkan kewajiban-kewajiban yang segera harus dibayar. Dengan demikian dana yang digunakan benar-benar khusus untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari tanpa khawatir terganggu oleh pembayaran-pembayaran hutang yang

12 segera jatuh tempo. Karena menurut konsep ini hutang lancar telah dikeluarkan dari perhitungan, sehingga modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut Modal Kerja Netto (Net Working Capital). Keuntungan konsep ini menurut Kasmir (2008:251) adalah tingkat likuiditas perusahaan terlihat. Aktiva lancar yang lebih besar dari kewajiban lancar menunjukkan kepercayaan para kreditor kepada pihak perusahaan sehingga kelangsungan operasi perusahaan akan lebih terjamin dengan dana pinjaman kreditor. c. Modal kerja menurut konsep fungsional Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan penghasilan langsung pendapatan (Current Income). Pengertian modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan current income sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan pada satu periode tertentu. Tiga syarat untuk menjadikan modal kerja yakni (1) current income, (2) sesuai tujuan perusahaan dan (3) satu periode akuntansi. Modal kerja adalah kas, piutang dagang sebesar harga pokoknya, persediaan, dan aktiva tetap sebagai penyusutan periode tersebut. Sedangkan efek atau surat berharga dan margin laba dari piutang

13 merupakan modal kerja potensial yang akan menjadi modal kerja bila piutang sudah dibayar dan efek sudah dijual. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya modal kerja yang dibutuhkan, Munawir (2007:117), Modal kerja memang sangat penting bagi perusahaan,oleh karena itu dalam menentukan besarnya modal kerja yang dibutuhkan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut a) Sifat atau tipe perusahaan, b) Waktu produksi barang, c) Syarat pembelian bahan baku, d) Syarat penjualan, e) Tingkat Perputaran Persediaan. 4. Elemen Modal Kerja Elemen dari modal kerja semuanya bersifat lancar dan elemen dari modal kerja adalah sebagai berikut (Syamsuddin, 2007:333): a. Kas Dalam perjalanan usahanya setiap perusahaan membutuhkan kas. Kas yang diperlukan baik untuk membiayai perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Kas dan surat berharga merupakan jenis aktiva yang paling likuid bagi perusahaan. Pengertian kas adalah seluruh uang tunai yang ada ditangan dan yang disimpan di bank dalam berbagai bentuk seperti deposito dan rekening koran. Makin tinggi perusahaan menahan kas bersrti semakin tinggi tingkat likuiditasnya, yang berarti pula semakin siap perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya. Namun

14 demikian ini bukan berarti perusahaan harus menahan kas dalam jumlah yang berlebihan, karena akan membiarkan sejumlah kas menganggur (tidak produktif) akibatnya akan menekan produksi/ penjualan dan pencapaian profit. b. Piutang Standar kredit adalah salah satu kriteria yang dipakai perusahaan untuk menyeleksi para pelanggan yang akan diberikan kredit berapa jumlah yang harus diberikan. Hal ini menyangkut kebiasaan langganan dalam membayar kembali, kemungkinan langganan tidak membayar kredit yang diberikan dan rata-rata jangka waktu pembiayaan para langganan. Jangka waktu pengumpulan piutang adalah jangka waktu dari saat terjadinya piutang tersebut. Semakin lama jangka waktu pengumpulan piutang semakin besar investasi pada piutang dan biaya yang timbul juga semakin besar. Piutang adalah suatu perkiraan aktiva yang menunjukkan jumlah yang terutang pada perusahaan sebagai akibat penjualan barang dan jasa hal ini muncul karena adanya penjualan kredit. Piutang timbul karena karena adanya transaksi penjualan secara kredit oleh perusahaan kepada langganannya (Syamsuddin, 2007:255).

15 c. Persediaan Persediaan pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Hal ini dipahami karena persedian merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan. Pengertian persediaan mencakup pengertian yang sangat luas, mencakup persediaan yang terdapat dalam perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur. Sifat dan wujud persediaan sangat bervariasi tergantung sifat, jenis, dan bidang usaha perusahaan. Persediaan bagi perusahaan yang satu mungkin bukan merupakan persediaan bagi perusahaan yang lain. Misalnya mobil, bagi perusahaan dagang kendaraan bermotor merupakan persediaan tetapi bagi perusahaan lain mobil itu merupakan aktiva tetap. 5. Jenis-jenis Modal Kerja Jenis-jenis modal kerja perusahaan dikelompokkan ke dalam dua jenis menurut Riyanto, ( 2007:61) yaitu: a. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) Modal kerja permanen adalah modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan agar perusahaan perusahaan menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Modal kerja permanen dibagi menjadi 2 macam yakni:

16 1) Modal kerja primer (Primary Working Capital) adalah modal kerja minimal yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin agar perusahaan tetap bisa beroperasi. 2) Modal kerja normal (Normal Working Capital) merupakan modal kerja yang harus ada agar perusahaan bisa beroperasi dengan tingkat produksi normal. Produksi normal merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang sebesar kapasitas normal perusahaan. b. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kegiatan ataupun keadaan lain yang mempengaruhi perusahaan. Modal kerja variabel terdiri dari: 1) Modal kerja musiman merupakan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk mengantisipasi apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan, misalnya perusahaan. 2) Modal kerja siklis adalah modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh fluktuasi konjungtur. 3) Modal kerja darurat adalah modal kerja ini jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang terjadi di luar kemampuan perusahaan.

17 6. Kebijakan Modal Kerja Kebijakan Modal Kerja, Sutrsino (2003:46), kebijakan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerja dengan berbagai alternatif sumber dana. Seperti diketahui bahwa sumber dana untuk memenuhi modal kerja bisa dipilih dari sumber dana berjangka panjang atau sumber dana berjangka pendek. Masing-masing alternatif mempunyai konsekuensi dan keuntungan. Menurut Brigham & Houston (2011:266), Terdapat tiga kebijakan investasi aktiva lancar yang dimilikinya. Ketiga metode ini berbeda dalam jumlah aktiva lancar yang dimiliki untuk mendukung suatu tingkat penjualan tertentu, yang berarti perputaran dari aktiva tersebut. Adapun kebijakan modal kerja yang bias diambil perusahaan adalah: a. Kebijaksanaan Konservatif Rencana pemenuhan kebutuhan dana konservatif merupakan rencana pemenuhan dana modal kerja yang lebih banyak menggunakan sumber dana jangka panjang dibandingkan sumber dana jangka pendek. Dalam kebijakan ini modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variabel lainnya dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Kebijaksanaan ini disebut konservatif (hatihati), karena sumber dana jangka panjang mempunyai jatuh tempo yang lama, sehingga perusahaan memiliki keleluasaan dalam

18 perluasan kembali artinya perusahaan mempunyai tingkat keamanan atau margin of safety yang besar. b. Kebijaksanaan Moderat atau hedging Kebijakan atau strategi pendanaan ini perusahaan membiayai setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut. Artinya aktiva yang bersifat permanen yakni aktiva tetap dan modal kerja permanen akan didanai dengan sumber dana jangka panjang, dan aktiva yang bersifat variabel atau modal kerja variabel akan didanai dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan ini didasarkan atas prinsip matching principle yang menyatakan bahwa jangka waktu sumber dana sebaiknya disesuaikan dengan lamanya dana tersebut diperlukan. Dana yang diperlukan hanya untuk jangka pendek maka sebaiknya didanai dengan sumber dana jangka pendek,demikian pula kalau dana tersebut diperlukan untuk jangka panjang maka sebaiknya didanai dengan sumber dana jangka panjang. Risiko yang dihadapi hanya berupa terjadinya penyimpangan aliran kas yang dihadapkan. Kesulitan yang dihadapi adalah memperkirakan jangka waktu skedul arus kas bersih dan pembayaran hutang, yang selalu terdapat unsur ketidakpastian. Kebijakan ini muncul tradeoff antara profitabilitas risiko. Semakin besar margin of safety yang ditentukan untuk menutup penyimpangan arus kas bersih semakin

19 aman bagi perusahaan tetapi harus menyediakan dana yang jangka waktunya melebihi kebutuhan dana yang akan digunakan, akibatnya akan terjadi dana menganggur dan hal ini akan menurunkan profitabilitas. c. Kebijaksanaan Agresif Bila pada kebijakan konservatif perusahaan lebih mementingkan faktor keamanan sehingga margin of safety sangat besar, tetapi tentunya akan mengakibatkan tingkat profitabilitas menjadi rendah. Sebaliknya dengan kebijakan agresif, maka sebagai kebutuhan dana jangka panjang akan dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. 7. Penentuan Modal Kerja Optimal Model Penentu Modal Kerja Optimal, Masalah yang cukup penting dalam pengelolaan modal kerja adalah menentukan seberapa besar kebutuhan modal kerja suatu perusahaan. Hal ini penting karena bila modal kerja perusahaan terlalu besar berarti ada sebagian dana yang menganggur dan ini akan menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan. Demikian pula bila modal kerja terlalu kecil akan ada risiko proses produksi perusahaan kemungkinan besar akan terganggu. Besar kebutuhan modal kerja suatu perusahaan perlu ditentukan. Untuk menentukan besarnya modal kerja optimal, bisa digunakan beberapa model penentuan besarnya modal kerja menurut Sutrisno (2012:45), yaitu :

20 a. Metode Keterikatan Dana Untuk menentukan besarnya modal kerja dengan metode ini, maka perlu diketahui dua faktor yang mempengaruhi, yaitu : 1. Periode terikatnya modal kerja Merupakan jangka waktu mulai kas ditanamkan kedalam elemenelemen modal kerja sampai menjadi kas lagi. Semakin lama metode keterikatanya modal kerja akan semakin memperbesar jumlah kebutuhan modal kerja. 2. Proyeksi kebutuhan kas rata-rata perhari Pengeluaran kas perhari merupakan pengeluaran rata-rata setiap harinya untuk keperluan bahan baku, bahan penolong, pembayaran biaya pemasaran dan pembayaran tunai lainya. b. Metode Perputaran Modal Kerja Metode ini besarnya kebutuhan modal kerja ditentukan dengan cara menghitung perputaran elemen-elemen pembentukan modal kerja seperti: perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan. Metode ini mempunyai maksud bahwa semakin lama tingkat perputaran modal kerja, maka semakin besar jumalh modal kerja yang dibutuhkan, demikian pula sebaliknya, semakin cepat tingakt perputaran modal kerja maka akan semakin sedikit jumlah kebutuhan modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan.

21 2008:84 ): Adapun rumus-rumusnya adalah sebagai berikut (Sutrisno, Periode terikatnya:

22 c. Metode aliran kas Proses aliran kas yang terjadi di perusahaan adalah terus menerus sepanjang yang bersangkutan terdiri dari aliran kas masuk (cash inflow) dan aliran kas keluar (cash outflow). Aliran kas masuk meliputi : hasil penjualan produk atau jasa perusahaan secara tunai, penagihan pituang dan penjualan secara kredit, penjualan aktiva tetap yang ada, penanaman investasi, pinjaman utang dan pihak lain, penerimaan sewa dan pendapatan lain-lain Aliran kas keluar meliputi : pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain (overhead), pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan untuk pembelian aktiva tetap, pembayaran kembali hutang perusahaan, pembayaran kembali investasi perusahaan, pembayaran sewa, pajak, bunga, dan pengeluaran lainya. Analisis optimalisasi merupakan salah satu penentuan besarnya aktiva lancar dengan metode perputaran modal kerja yang didasarkan pada data historis, sehingga kondisi tahun mendatang diasumsikan mirip dengan tahun sebelumnya. Dasar utama untuk menentukan besarnya estimasi modal kerja tahun mendatang adalah hasil estimasi nilai penjualan tahun mendatang. Metode ini didesain dengan menggunakan perputaran seluruh elemen aktiva lancar seperti kas, piutang, dan persediaan.

23 Berdasarkan hasil perhitungan elemen aktiva lancar dapat diketahui besarnya modal kerja. Setelah estimasi nilai penjualan tahun mendatang dengan pertukaran modal kerja dapat dihitung nilai modal kerja optimal tahun mendatang.(agus Sartono, 2008:395) Kebijakan dalam menentukan modal kerja yang optimal dangat berpengaruh terhadap kontinuitas usaha serta kelangsungan hidup perusahaan, sebab perusahaan dapat mengalami kesulitan yang parah serta menderita kerugian karena adanya modal kerja yang kurang tepat. Modal kerja yang berlebihan menunjukan adanya dana menganggur dan tidak digunakan, sehingga profitabilitas perusahaan kecil. Sedangkan modal kerja yang terlalau kecil akan menghambat atau mengganggu kelancaran proses produksi karena kurangnya dana. Modal kerja sangat diperlukan dalam perusahaan. Modal kerja digunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam jangka pendek. Kebijakan dalam menentukan modal kerja yang optimal akan sangat berpengaruh terhadap kontinuitas usaha serta kelangsungan hidup perusahaan, sebab perusahaan dapat mengalami kesulitan yang parah serta menderita kerugian karena

24 adanya kebutuhan modal kerja yang kurang tepat. Modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang menganggur dan tidak digunakan, sedangkan modal kerja yang terlalu kecil akan menghambat atau mengganggu kelancaran proses produksi karena kurangnya dana untuk produksi sehari-hari. Penambahan dan pengurangan modal kerja didapat dengan menjumlah perputaran modal kerja secara keseluruhan dan memperhatikan perputaran elemen pembentuk modal kerja itu sendiri seperti kas, piutang dan persediaan, sehingga dapat mengetahui berapa kebutuhan modal kerja optimal secara perhitungan dan dibandingakan dengan modal kerja perusahaan. Apabila modal kerja lebih kecil daripada modal kerja perusahaan maka perusahaan perlu mengurangi modal kerja. C. Kerangka Pikir Gambar 1 menjelaskan alur berfikir pada penelitian ini dalam menganalisis modal kerja perusahaan yaitu laporan keuangan perusahaan pada Primer Koperasi An-nisa XXXIV Bangil berupa neraca dan laporan laba rugi. Analisis modal kerja yang digunakan adalah perputaran modal kerja. Bertujuan untuk mengetahui perputaran modal kerja dimulai sejak kas diinvestasikan sampai dengan kembali menjadi kas.

25 Semakin pendek periode perubahannya berarti makin cepat perputarannya begitu juga sebaliknya. Setelah menganalisis perputaran modal kerja akan mengetahui besar kecilnya kebutuhan dana bagi perusahaan, sehingga mendapatkan modal yang optimal atau tidak optimal pada perusahaan tersebut. Ukuran optimal apabila modal kerja riil sama dengan modal kerja perhitungan, sedangkan modal kerja riil tidak sama dengan modal kerja perhitungan maka dikatakan tidak optimal. Kerangka pikir dalam penelitian dapat dilihat digambarkan sebagai berikut pada gambar 1: Laporan keuangan Koperasi Metode Perputaran Modal Kerja Menghitung perputaran MK 1. Perputaran Kas 2. Perputaran Piutang 3. Perputaran Persediaan Estimasi Penjualan Modal Kerja Optimal Gambar 1. Kerangka Pikir Penentuan Modal Kerja Optimal