K.E.S Manik, Sejarah Gereja HKBP Kedaton, Bandar Lampung, (Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2007),3-5 2

dokumen-dokumen yang mirip
LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer,

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

Bab 4. Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan

PROGRAM KERJA KOMISI LANJUT USIA ( LANSIA ) GKI SUMUT MEDAN TAHUN 2016

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis tentang peranan musik dalam ibadah

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147

1 Wawancara dengan bpk sumarsono dan remaja di panti asuhan Yakobus

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Komisi Remaja adalah badan pelayanan bagi jemaat remaja berusia tahun. Komisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat

BAB V PENUTUP. beberepa saran berdasarkan hasil analisa dalam bab sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. gereja, tetapi di sisi lain juga bisa membawa pembaharuan ketika gereja mampu hidup dalam

@UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

Bab I Pendahuluan UKDW

PROPOSAL JUBILEUM 70 TAHUN HKBP YOGYAKARTA ( ) DAN TAHUN KELUARGA HKBP 2016

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

MINGGU QUASIMODOGENITI TANGGAL : 08 APRIL 2018

BAB IV TINJAUAN TERHADAP PERUBAHAN MINAT MELAYANI DARI PERSPEKTIF PERUBAHAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Gereja Menyediakan Persekutuan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat GPIB Jemaat Bethesda Sidoarjo

BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan

BAB Ι PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman musik Kristiani di Indonesia kian lama juga

BAB I. Pendahuluan UKDW

BAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend.

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab 3. Praktek Nyanyian dan Musik Gerejawi di GKMI Pecangaan. musik gerejawi yang ada di Gereja Kristen Muria Indonesia Pecangaan berdasarkan

PENGARUH PEMBINAAN ROHANI TERHADAP KEAKTIFAN KAUM MUDA DALAM PELAYANAN DI GEREJA KRISTEN HOLISTIK JEMAAT SERENITY MAKASSAR SKRIPSI

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam

BAB I PENDAHULUAN. dianutnya. Setiap orang memilih satu agama dengan bermacam-macam alasan, antara

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum agama Kristen masuk ke Tapanuli khususnya daerah Balige, masyarakat

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN

GKI Pasteur MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA. Penatalayanan Bina

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang

RINGKASAN HASIL SURVEI, 24 JULI 2016

Diunduh dari Bab Dampak Modernisasi Bagi Keluargaku Bahan Alkitab: 1 Samuel 1: 1-16, Efesus 5: A.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki

UKDW. J. L. Ch. Abineno, Unsur-unsur liturgia yang dipakai gereja-gereja di Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014), h

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA

BAB IV ANALISA USAHA PENGEMBANGAN JAMUR DI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN (GBKP) BOGOR. 4.1 Analisa Usaha Pengembangan Jamur di GBKP Bogor

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya

Bab 1 Pendahuluan. pada Bab 2 dan sistematika penulisan skripsi ini.

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Arransemen adalah usaha yang dilakukan terhadap sebuah karya musik untuk

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

XII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 24 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) DALAM BADAI TUHAN BERTINDAK

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB V PENUTUP. dan masih akan terus berkembang dengan pesat. yakni Huta Dame, yang artinya desa-atau-kampung damai.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

TATA GEREJA PEMBUKAAN

BAB V KESIMPULAN. Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP

Oleh Pdt. Daniel Ronda. Latar Belakang Pergumulan Pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

Berperang Menghadapi Iblis. Efesus 6: Pdt. Andi Halim, S.Th.

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH III) BERELASI DENGAN TUHAN YESUS KRISTUS

IBADAH YANG BENAR (Apakah Dia berharga untukmu?), 27 Oktober 2012

Hari Pertama Kerajaan Kristus Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Kedua Doakan Yang Menyatukan Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Ketiga

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

MODEL PEMBELAJARAN PADUAN SUARA ANAK SEKOLAH MINGGU PHILEO DI GEREJA KRISTEN JAWA DAYU YOGYAKARTA HALAMAN JUDUL. Tugas Akhir S-1 Seni Musik.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

KEPUTUSAN SIDANG SINODE VII GEREJA NIHA KERISO PROTESTAN-INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR : 07/SS.VII/GNKP-Indonesia/VI/2014 TENTANG

TAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Transkripsi:

III. KEGIATAN TAHUN REMAJA HKBP KEDATON 3.1 Sejarah Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kedaton, Lampung Pada tahun 1953, sudah ada HKBP Tanjungkarang yang menggunakan gereja GPIB Marturia, Tanjung Karang sebagai tempat kebaktian. Pada waktu itu, orang Batak yang tinggal di wilayah Kedaton dan sekitarnya menjadi anggota jemaat HKBP Tanjungkarang. Dengan jumlah anggota jemaat yang terbatas, HKBP Tanjungkarang terdiri atas tiga sektor dan wilayah Kedaton masuk ke dalam wilayah III. Seiring berjalannya waktu, pada bulan Februari 1961, sektor III dimekarkan dan dibentuk sektor IV yang mencakup wilayah Kedaton dan sekitarnya. Kebaktian Sektor diadakan setiap hari Rabu dilayani oleh tiga orang majelis yaitu St. J Damanik, St P Nainggolan dan St T. Simangunsong. Kebaktian sekolah minggu pertama diadakan pada hari Minggu pertama bulan Maret 1963 di rumah keluarga St P Nainggolan di Jalan Teuku Umar No. 19 Kedaton. 1 Sesuai dengan perkembangan anggota jemaat sektor IV, timbul pemikiran untuk meningkatkan status sektor IV menjadi Gereja cabang/pagaran. Majelis sektor IV menyampaikan hal ini di dalam rapat kemajelisan dan disetujui oleh Pendeta HKBP Tanjungkarang yaitu Pdt S.Pasaribu, S.Th. Majelis berupaya mencari gedung untuk tempat kebaktian minggu dan dengan memanfaatkan potensi anggota jemaat akhirnya diperoleh izin dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Selatan untuk menggunakan SDN Sidoarjo. Kebaktian minggu pertama dilakukan pada hari minggu, 15 Oktober 1967 dan dilayani oleh Pendeta HKBP Tanjungkarang untuk meresmikan sebagai Gereja cabang dari HKBP Ressort Tanjungkarang. Pada tanggal 15 Oktober 1967 inilah yang disepakati menjadi hari berdirinya HKBP Kedaton dengan 28 kepala keluarga. 2 Seiring pertambahan anggota jemaat, Majelis akhirnya memutuskan membentuk panitia pembangunan untuk memulai pembangunan gereja dan berkat dukungan dari anggota jemaat maka panitia pembangunan membeli tanah di jalan purwo (sekarang bernama jalan kelelawar). Selanjutnya dilakukan pembangunan gedung gereja dan pada tahun 1972, Gereja HKBP Kedaton diresmikan oleh Ephorus (baca: ketua sinode) Pdt Dr. T.S.Sihombing. Seiring semakin banyaknya anggota 1 K.E.S Manik, Sejarah Gereja HKBP Kedaton, Bandar Lampung, (Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2007),3-5 2 K.E.S Manik, Sejarah Gereja HKBP Kedaton, Bandar Lampung, 7-8

jemaat yang beribadah dan gedung gereja tidak dapat menampung lagi. Akhirnya, dibentuk kembali panitia pembangunan untuk mencari tanah sekaligus membangun gedung gereja yang baru letaknya di jalan Sultan Haji gg Cemara No. 26, Bandar Lampung. Peletakkan batu pertama pembangunan Gereja gang cemara dilakukan pada hari Sabtu, 5 Juni 1982 oleh Sekjen HKBP, Ds P.M Sihombing, M.Th dan keesokan harinya diresmikan HKBP ressort Kedaton oleh Sekjen HKBP, Ds. P.M Sihombing, M.Th. Dengan keluarnya ijin mendirikan bangunan (IMB), maka pembangunan gereja segera dimulai. Lalu dilakukan pembangunan fondasi gereja dan setelah fondasi gereja telah rampung baru dilakukan pekerjaan penimbunan tanah dan gereja sudah dapat digunakan pada tanggal 16 Desember 1984. 3 Saat ini HKBP Kedaton (gereja lama) di jalan kelelawar digunakan oleh Gereja Huria Kristen Indonesia (HKI) yang beribadah pada pukul 09.00 Wib. Sejak tahun 2007, kebaktian minggu di HKBP Kedaton diadakan empat kali dengan waktu kebaktian: Pkl. 06.30 Wib : Ibadah Bahasa Indonesia Pkl. 06.30 Wib : Ibadah Sekolah Minggu dan Remaja ( di Gedung Bina Budaya) Pkl. 09.30 Wib : Ibadah Bahasa Batak Pkl. 17.00 Wib : Ibadah Bahasa Indonesia Pkl. 18.15 Wib : Ibadah Bahasa Batak ( di Jalan Kelelawar atau gereja lama) Pada tahun 2015, Gereja HKBP Kedaton telah memiliki 6 orang pelayan ( 3 orang pendeta, 1 orang bibelvrouw, 1 orang guru huria, 1 orang diakones dan 60 sintua) yaitu: Pdt Marudut Nababan, S.Th (Pendeta Ressort), Pdt Psalmen D. M. Manalu, S.Th (Pendeta Diperbantukan); Pdt Riolan Sitinjak, S.Si Teol (Pendeta Pemuda- Remaja); Gr. Alipen Pakpahan, S.Sn (Guru Jemaat); Bvr. Naudur Sitompul (Pelayan khusus wanita) dan Diakones Lorensi L. Sinaga Gereja HKBP Kedaton dan terbagi atas 17 wijk/sektor dan memiliki 8 gereja cabang yaitu HKBP Bergen, HKBP Hanura, HKBP Wiyono, HKBP Pringsewu, HKBP Gisting, HKBP Talang Jawa, HKBP Kota Agung dan HKBP Hajimena. HKBP 3 K.E.S Manik, Sejarah Gereja HKBP Kedaton, Bandar Lampung, 9

Kedaton terdiri dari beberapa kategorial seperti : Sekolah Minggu, Remaja, Pemuda (NHKBP), Bapak (Ama), Ina (Ibu) dan Lansia. 4 3.2 Kegiatan Tunas Remaja HKBP Kedaton Tunas Remaja HKBP Kedaton dibentuk sejak tahun 2000 dulunya remaja masih bergabung di sekolah minggu pada pukul 06.30. Awal pembentukan tunas remaja karena jumlah anak sekolah minggu dan remaja yang semakin tahun semakin meningkat sehingga harus dipisahkan dan pertimbangan lain yaitu agar mereka bisa bergaul dalam jenjang umurnya yang sesuai dengan mereka. Remaja HKBP Kedaton di tahun 2007 memiliki 5 orang guru/pembina yaitu: Sdri Sertiningsih Sianturi, Sdri Roida Sinaga, S.Hut, Sdr Roy Sihaloho, ST dan Sdr. Joy Siregar, Sdri Siska Sirait dan Majelis remaja yaitu St M Sinaga. Pada tahun 2015, jumlah pengajar sebanyak 7 orang dan 1 Majelis pendamping yaitu Sdri Orlida Sinaga, Sdri Sertiningsih Sianturi, Ibu Theresia Sitorus, Sdri Ewis Munthe, Sdr Jantilas Pakpahan S.Pd, Sdr Frengki Pasaribu, Sdr. Ivan David Sidabutar dan Majelis Remaja yaitu St A. Sianturi. Di tahun 2015 ini, jumlah (statistik) Remaja HKBP Kedaton mencapai 250 orang tetapi yang aktif beribadah sekitar 80 hingga 100 orang. Menurut hasil wawancara, Remaja banyak yang mengikuti ibadah Minggu umum bersama orangtua mereka karena liturgi di ibadah remaja dan ibadah minggu memiliki kesamaan. Sehingga mereka lebih memilih beribadah bersama dengan orangtuanya. 5 Remaja HKBP Kedaton memiliki Visi Misi yaitu : Visi Remaja HKBP Kedaton : Tunas Remaja HKBP Kedaton semakin mengenal Tuhan dan bertumbuh dalam Firman Tuhan sehingga menjadi berkat bagi keluarga, bangsa dan gereja. Misi Remaja HKBP Kedaton: Melakukan pembinaan rohani bagi Tunas Remaja HKBP Kedaton berdasarkan Firman Tuhan. Kegiatan rutin Remaja HKBP Kedaton terdiri dari: Ibadah Minggu pukul 06.30 wib menggunakan Bahasa Indonesia ( Minggu 1-3), Minggu ke 4 memakai bahasa Batak. Pendalaman Alkitab Remaja setiap sabtu pukul 19.00 (minggu ke 2 dan 4) Latihan Koor dengan nama GITA BAHANA KRISTUS (setiap sabtu, sehabis Pendalaman Alkitab Remaja) 4 Barita Jujur Taon 2014, HKBP ressort Kedaton, Lampung, ( Lampung: HKBP Kedaton, 2014), 25 5 Barita Jujur Taon 2008, HKBP ressort Kedaton, Lampung, ( Lampung: HKBP Kedaton, 2008), 30

Latihan Ansamble (Pianika, Biola, Piano) setiap Jumat pukul 17.00 wib. Latihan Song Leader untuk Ibadah Umum di Gereja setiap Sabtu pukul 18.00 wib. Remaja HKBP Kedaton memiliki 2 grup yaitu: Paduan Suara Gita Bahana Kristus (GBK) dan musik ansamble remaja bernama Jesus Christ Friends (JCF ). Kedua kelompok atau grup tersebut melakukan konser malam pujian remaja pada tanggal 17 Mei 2014 pada pukul 18.00 wib dan dihadiri 750 orang dari berbagai jemaat HKBP di seluruh Lampung. Program Remaja HKBP Kedaton terdiri penyambutan anak sekolah minggu ke remaja dilakukan di luar gereja (Outbound), Retreat selama 2 hari di Provinsi Lampung, Kunjungan Gerejawi ke HKBP di Luar Lampung maupun dalam provinsi Lampung, Evangelism Exploison Kids, Natal Remaja dan Pelajar Sidi, Kunjungan (Diakonia) ke Panti Asuhan di Provinsi Lampung. 6 3.3. Pelaksanaan Kegiatan Tahun Remaja HKBP Kedaton Kegiatan perlombaan remaja di HKBP Kedaton biasanya dilaksanakan sebelum acara pesta Gotilon (pesta panen) yang dilaksanakan satu tahun sekali. Perlombaannya meliputi CCA, tortor dan vocal grup. Kegiatan ini ditindaklanjuti karena memberikan manfaat yang besar kepada remaja terutama untuk memberikan wadah kepada remaja yang memiliki talenta bernyanyi maupun menari. Maka dari itu, pada rapat majelis pekerja sinode HKBP yang diadakan di Batam pada tanggal 25-27 September 2013 telah diputuskan bahwa pada tahun 2014 menjadi tahun Remaja. Diputuskannya tahun 2014 menjadi tahun remaja HKBP merupakan bentuk kesinambungan dari tahun sebelumnya yakni tahun 2013 yang disebutkan sebagai tahun anak-anak. Pada tahun 2015 merupakan tahun Perempuan dan tahun 2016 merupakan tahun bapak. Maka dari itu, HKBP Kedaton melaksanakan mandat dari sinode pusat HKBP di Pearaja, Tarutung untuk melaksanakan kegiatan Tahun Remaja di masing-masing gereja termasuk gereja cabang. Menurut hasil wawancara dari Bapak R.M Sitompul, Panitia tahun Remaja telah membuat berbagai kegiatan dalam tahun remaja di HKBP Kedaton yaitu: Seminar Sehari dilaksanakan pada tanggal 15-16 Maret 2014 dengan beberapa topik sebagai berikut: 6 Buku Program Kerja HKBP Ressort Kedaton 2015, (Lampung: HKBP Kedaton, 2015), 40

1. Remaja dalam menghadapi tantangan zaman dibawakan oleh Pdt Mori Sihombing, M.Th (Sekertaris Jenderal HKBP) 2. Kesehatan Reproduksi dibawakan oleh Ibu Tumiur Sormin, M.Kes 3. Dalihan Na Tolu (Adat Batak) dibawakan oleh Bapak Prof. Dr. Ir. K.E.S. Manik (Dosen Universitas Lampung dan anggota jemaat HKBP Kedaton) 4. Character Building oleh Ibu Ina Hotria Sitompul, S.Psi Selain seminar sehari diadakan pula berbagai perlombaan yaitu: Perlombaan Vocal Grup antar sektor di HKBP Kedaton dilakukan pada tanggal 21 Maret 2014. Dimulai pukul 10.00 Wib Perlombaan Tortor antar sektor di HKBP Kedaton dilakukan pada tanggal 22 Maret 2014. Dimulai pukul 15.00 Wib. Perlombaan CCA dan CCBE antar sektor di HKBP Kedaton dilakukan pada tanggal 22 Maret 2014. Dimulai pukul 10.00 Wib. Perlombaan Futsal antar sektor di HKBP Kedaton dilakukan pada tanggal 14 dan 20 Maret 2014. Dimulai pukul 16.00 Wib. 7 Setelah selesai perlombaan, maka acara puncak adalah Pesta Tahun Remaja HKBP 2014 yang diadakan pada hari Minggu, 15 Juli 2014 dengan rangkaian acara : lelang makanan (yang dipersembahkan oleh remaja), lelang lagu, lelang barang dan manortor (tarian batak) dan semua hasilnya diserahkan kepada sinode pusat HKBP sebesar 50% dan untuk Gereja HKBP Kedaton sebesar 50%. Menurut pendapat Pdt Marudut Nababan, bahwa kegiatan tahun remaja sangat menolong remaja untuk lebih siap menghadapi tantangan zaman. Kegiatan seminar sangat membantu remaja untuk lebih siap dan lebih matang dalam iman serta dapat menghadapi tantangan zaman dengan berbagai dampak baik positif maupun negatif. Remaja dibekali dengan pengetahuan tentang kesehatan, karakter, budaya dan jati diri mereka sebagai remaja. Begitupula dengan kegiatan Cerdas Cermat Alkitab (CCA), Cerdas Cermat Buku Ende (CCBE) menolong remaja memahami firman Tuhan dan menghayatinya karena di zaman modernisasi seperti ini, remaja semakin malas membaca Alkitab dan lebih tertarik pada permainan di handphone lalu cerdas cermat buku ende memperkenalkan kepada remaja tentang nyanyian rohani batak karena budaya batak sudah semakin tergerus oleh zaman yang semakin modern. 8 7 Wawancara dengan bapak R.M Sitompul, hari Sabtu tanggal 18 Juli 2015 pukul 16.00 wib. 8 Wawancara dengan bapak Pdt M.Nababan, hari Sabtu tanggal 18 Juli 2015 pukul 18.00 wib.

Didukung dengan pendapat Pdt Verlynca Togatorop yang mengatakan bahwa kegiatan tahun remaja dilakukan sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial, emosi. Misalnya kegiatan olahraga seperti futsal atau sepak bola dimana remaja semakin sadar akan tubuhnya (masa pubertas), mereka lebih prihatin dengan perkembangan fisiknya maka kami bertugas melakukan pemeliharaan kesehatan bagi remaja. Seringkali gereja tidak menaruh perhatian terhadap hal jasmani (kesehatan). Padahal tubuh manusia adalah karunia Tuhan yang harus dipelihara dan dirawat. 9 Sedangkan kegiatan CCA dan CCBE menolong mereka secara kognitif dalam perkembangan intelek mereka yang mempertanyakan segala sesuatu atau kritis dan kami membuat cerdas cermat Alkitab dari Perjanjian Lama (PL) atau Perjanjian Baru (PB) Misalnya: ada berapa kitab dalam PL atau PB? Bapa orang percaya disebutkan untuk siapa? dan pertanyaan lainnya. Menurut penulis, pertanyaan seperti diatas kurang kritis dibandingkan perkembangan kognitif remaja. Pada usia remaja, orang mulai mempertanyakan berbagai hal yang telah diajarkan kepada mereka. Mereka mulai mengembangkan suatu kapasitas baru untuk berpikir tentang banyak hal dan membuat konklusi sendiri. Contoh pertanyaan: jika Allah mengasihi manusia, mengapa Allah membuat begitu banyak orang menderita dalam kemiskinan.? Jika pendapat bapak R. M. Sitompul yang merupakan ketua panitia tahun remaja diumurnya 70 tahun tetapi tetap giat untuk melayani Tuhan, ia mengatakan sebenarnya tujuan dari diadakannya CCA & CCBE untuk mengenal dan memahami liturgi dan musik gereja HKBP bagi remaja, serta memahami isi Alkitab secara baik dan benar. Lalu tujuan dari tortor ialah menemukan sisi lain identitas diri dan tanggung jawabnya sebagai generasi muda Batak. Kegitan tersebut ikut menjaga budaya dan tradisi Batak. Generasi tua Batak, gelisah karena generasi muda mulai meninggalkan budaya dan tradisi Batak. Anak-anak lebih suka menyanyikan lagu Barat daripada lagu tradisional Batak. Anak-anak sekolah tak kenal lagi bahasa halus Batak. generasi muda Batak yang mulai jauh dari budaya dan tradisi Batak. Untuk itu, budaya dan tradisi Batak harus diperbanyak guna menanamkan rasa cinta generasi muda pada budaya dan tradisinya. Ini tentu tidak hanya berlaku pada Batak, semua daerah perlu melakukan. Globalisasi kerap membuat orang minder dengan budaya dan tradisi sendiri. dan itu harus diperangi. 9 Wawancara dengan Ibu Pdt V Togatorop, hari Sabtu tanggal 18 Juli 2015 pukul 20.00 wib.

Tujuan perlombaan vocal grup atau paduan suara antara lain menjadikan musik gereja sebagai bahasa pujian kepada Tuhan khususnya sebagai ibadah yang baik, meningkatkan apresiasi Remaja HKBP dalam dunia musik, menyediakan wadah kegiatan yang kompetitif, edukatif dan rekreatif bagi kalangan pecinta musik Gerejawi Remaja HKBP Kedaton yang mampu meningkatkan cara bernyanyi secara baik dan benar, mengembangkan suasana persekutuan dan komunikatif dari antara sesama peserta perlombaan melalui nyanyian pujian kepada Tuhan sebagai pernyataan iman kristiani dan merangsang kreatifitas dalam menggali musik gerejawi. 10 Tetapi berbeda dengan pendapat yang diutarakan oleh St M. Hutasoit yang menganggap kegiatan di HKBP Kedaton sejak dahulu ketika saya pemuda hingga sekarang seperti itu saja hanya penambahan seperti CCBE atau tortor. Kegiatan ditahun Remaja belum menjawab pergumulan kita bersama tentang tantangan zaman. Tantangan zaman bisa terlihat dari berbagai persoalan seperti kemiskinan, kriminalitas, pengangguran dan sayangnya seminar yang diberikan kepada remaja atau pemuda tidak mendatangkan dari pihak kepolisian yang akan memberikan informasi tentang hukum maupun undang-undang tentang narkoba, miras, pemerkosaan dan sebagainya. Kegiatan tahun remaja ini belum menuntun pada perkembangan iman bagi anak remaja. Sebagai seorang kepala sekolah di SMPN 20, Bandar Lampung, saya melihat banyak problem pada remaja yang perlu dibenahi misalnya membuang sampah tidak pada tempatnya, tidak menjaga dan merawat lingkungan, kenakalan remaja dengan mabuk-mabukan, narkoba dan kehamilan diluar nikah. Iman anak yang belum kokoh dan mereka sedang mencari indentitas diri mereka maka perlu diadakan kegiatan yang menjawab persoalan diatas agar mereka dapat menjadi remaja yang beriman, berkarakter maupun memiliki akal budi. 11 Pendapat bapak St. M. Hutasoit ini didukung oleh guru atau pembina remaja HKBP Kedaton yaitu Ibu Theresia Sitorus, ia mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan tidak menjawab pergumulan remaja ditengah tantangan zaman. Sebelum melayani di HKBP Kedaton, Ibu Theresia melayani di GKI Cirebon dan terlibat menjadi guru atau pembina remaja dan di Remaja GKI Cirebon memiliki kegiatan yang sangat menarik, tema-tema khotbahnya sesuai dengan perkembangan remaja dan dibawakan oleh pendeta yang kreatif dengan memakai power point (PPT) maupun 10 Wawancara dengan bapak R.M Sitompul 11 Wawancara dengan bapak St.M Hutasoit, hari Minggu tanggal 19 Juli 2015 pukul 12.00 wib.

video dan terkesan tidak monoton atau kaku. Remaja ditengah perkembangan ego, moral maupun inteleknya lebih menyukai kegiatan-kegiatan yang lebih inovatif dan dinamis melihat perkembangan teknologi saat ini. Disinilah peran pendeta remaja, pembina remaja merumuskan ulang kegiatan yang relevan dengan perkembangan remaja saat ini. Terutama dalam kegiatan tahun remaja-pemuda yang telah dilaksanakan dan mungkin kedepannya semakin lebih dipersiapkan, lebih kreatif tanpa menghilangkan tujuan untuk menumbuhkembangkan iman mereka misalnya perlombaan membuat film dengan topik remaja sebagai generasi penerus, pertobatan seorang remaja lalu perlombaan band remaja dengan lagu rohani Batak atau rohani Indonesia. Jika kegiatan seperti ini, maka banyak partisipasi dari remaja maupun orangtua. 12 3.4. Kegiatan Tahun Remaja di HKBP Kedaton dilihat dari Teori Perkembangan Iman James Fowler Dalam bagian ini penulis akan menjelaskan dan menganalisis hasil penelitian dengan menghubungkannya dengan teori yang telah dirumuskan pada bagian dua. Analisa ini dilakukan guna menjawab tujuan penelitian sebagaimana yang terdapat dalam bagian pertama yaitu : Studi tentang kegiatan tahun remaja di HKBP Kedaton dilihat dari teori perkembangan iman James Fowler. Saya memfokuskan remaja berumur 13 sampai 15 tahun (1-3 SMP), dalam teori perkembangan iman Fowler masuk ke dalam tahapan perkembangan kepercayaan sintetis konvensional dimana pada tahap ini anak mulai berpikir abstrak. Remaja biasanya mengalami suatu perubahan radikal dalam cara memberi arti. Remaja berjuang menciptakan suatu sintesis dari berbagai keyakinan dan nilai religius yang dapat mendukung proses pembentukan identitas diri. 13 Krisis identitas tercipta oleh runtuhnya dunia kanakkanak. Pencapaian identitas itu terjadi di tengah-tengah krisis yang hebat. 14 Karena munculnya operasi-operasi logis, remaja sanggup merefleksikan secara kritis riwayat hidupnya dan menggali arti sejarah hidupnya bagi dirinya sendiri. Menurut penulis, dari hasil wawancara bahwa kegiatan seminar menolong remaja untuk mendapat informasi tentang beberapa hal seperti: seks bebas, tantangan zaman maupun pengaruh Globalisasi yang mengancam kehidupan remaja. Tetapi menurut penulis, CCA tidak menolong remaja menghindari keragu-raguan akan iman 12 Wawancara dengan Ibu Theresia Sitorus, hari Minggu tanggal 19 Juli 2015 pukul 10.00 wib. 13 James W. Fowler. Teori Perkembangan Kepercayaan, karya karya penting James W Fowler, 31 14 Robert W. Crapps, Perkembangan Kepribadian dan Keagamaan, ( Kanisius, Yogyakarta: 1994), 26.

(krisis identitas) mereka dengan hanya mempelajari atau menghapal sejarah gereja, sejarah Alkitab, eskatologi, atau sejarah lainnya karena itu tidak diminati oleh remaja. Injil seharusnya dilihat lebih daripada sekedar dalil-dalil religius. Tetapi perlu diperhatikan kembali kegiatan yang akan dilakukan untuk menjawab akan keraguraguan remaja tentang iman yang mereka miliki. Remaja memiliki iman warisan dari orangtuanya dan ada gejolak pemikiran rasional yang mulai mempertanyakan dan meragukan iman bahkan ada remaja yang menolak sama sekali imannya. Ditengah kemajuan zaman dan berbagai informasi dapat dengan mudah ditangkap dan dimengerti oleh remaja, karena disampaikan secara audio-visual, menyebabkan remaja menjadi lebih kritis dalam cara berpikir. Remaja masa kini jauh lebih kritis dibandingkan dengan sikap remaja pada masa lampau Begitu juga dengan kegiatan cerdas cermat buku ende, tortor dan vocal grup tidak menjawab untuk remaja menyusun gambaran yang personal mengenai lingkungan akhir. Tentang Allah yang personal yang merupakan seorang pribadi yang mengenal diri saya secara lebih baik daripada pengenalan diri saya sendiri. Remaja berada juga berada dalam tahap keragu-raguan yang merupakan bagian yang perlu bagi pertumbuhan spiritual dan kuncinya bukanlah mengeliminir keraguan melainkan menolong mereka agar tetap bertekun. Allah memahami keraguan bahkan ketidakpercayaan kita dan jaminan seperti ini menolong para remaja dalam masa kebimbangan mereka. Tetapi kegiatan perlombaan semacam ini tidak membuat iman mereka menjadi kuat. Dalam perkembangan ego, remaja berada dalam satu sisi ingin memiliki identitas pribadi namun di sisi yang lain, dia ingin menyisihkan kekaburan identitas. Adakalanya, mereka juga mengevaluasi identitas banyak hal yang bersifat kuno yang perlu dipikirkan ulang. Karena itu, mereka membutuhkan hal yang lebih kontemporer dan lebih baik untuk diintegrasikan di dalam identitas. 15 Dari hasil penelitian, responden memberikan pemahaman bahwa kegiatan CCA dan CCBE terkesan monoton, responden mengatakan bahwa kegiatan di HKBP Kedaton yaitu CCA, CCBE, futsal, tortor maupun vocal grup sangat membosankan dan tidak relevan di era Globalisasi saat ini. Ada beberapa alasan kegiatan tahun remaja terkesan monoton yaitu ada perbedaan antara golongan muda dengan golongan orang tua sehingga ide-ide yang cemerlang dan kritis tidak tersampaikan 15 Dien Sumiyatiningsih, Mengajar dengan Kreatif dan Menarik, 127

walaupun pemikiran mereka masih abstrak tetapi remaja atau pemuda tidak di dengarkan oleh golongan orangtua sehingga kegiatan yang dilaksanakan bersifat monoton. Panitia yang sebagian besar merupakan golongan tua tidak mau menerima saran atas kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk tahun Remaja HKBP. Panitia juga kurang memahami aspek-aspek perkembangan psikologi remaja maupun teknologi yang semakin maju. Kegiatan semacam ini hanya pengulangan saja dari kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh Gereja HKBP Kedaton atau dengan kata lain kegiatan yang sudah lazim dilaksanakan. Hingga saat ini, belum terlihat ada kegiatan yang baru untuk para remaja HKBP Kedaton. Remaja menginginkan sebuah perubahan pada kegiatan-kegiatan yang menolong mereka memahami Tuhan dan menguatkan iman mereka melalui majunya perkembangan teknologi saat ini. Gereja sekarang masih takut untuk menerima sesuatu yang baru tentunya masih dalam standar pola masing-masing. Gereja masih sangat menikmati zona nyaman melihat pertumbuhan jemaat yang hanya begitubegitu saja. Menurut penulis, gereja tidak harus mengubah 180 derajat gaya ibadahnya namun perlu membuka diri untuk mengadopsi hal-hal baru dari luar yang merupakan pencairan kekakuan gereja. Tidak bersikap apatis terhadap pemikiran baru juga salah satu keterbukaan gereja untuk berekplorasi membangun pertumbuhan jemaat. Menurut penulis, Gereja HKBP secara umum harus meningkatkan kualitas pelayanan terhadap remaja karena mereka yang akan menjadi generasi masa depan gereja terutama kegiatan yang akan dilaksanakan di tahun Remaja HKBP 2014 agar memperhatikan dasar teori perkembangan iman. Gereja HKBP perlu memperhatikan kualifikasi seorang pembimbing remaja perlu dalam membimbing mereka dalam tahapan perkembangan iman dan kepribadian remaja. Pembimbing remaja harus memiliki kepedulian dan tanggung jawab yang besar atas pertumbuhan iman remajanya dan dapat menjadi tempat bagi para remaja untuk mencurahkan beban pergumulan mereka (curhat). Jika konsentrasi pembimbing lebih terarah pada masa depan dan pada upaya mempersiapkan kader pemimpin gereja. Maka masing-masing remaja perlu membuktikan kemampuannya sebagai calon pemimpin atau pelayan yang cakap. Remaja akan melakukan pelayanan dan kepemimpinan mereka bukan untuk tujuan melayani dan memimpin melainkan untuk memperjelas identitas diri dan harga diri mereka. Maka dari itu, peran pembimbing remaja dalam hal ini termasuk pendeta,

majelis, maupun guru remaja sangat dibutuhkan untuk menolong setiap remaja betumbuh menjadi dirinya sendiri dan menemukan rencana Tuhan dengan hidup mereka masing-masing. Menurut analisa penulis dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa kegiatan yang diadakan oleh panitia tahun remaja HKBP belum sepenuhnya sesuai dengan teori perkembangan iman. Hanya kegiatan seminar yang dapat menolong remaja mengetahui beberapa informasi dari penyampaian pembicara dalam seminar tersebut agar mereka bisa mengantisipasi tantangan zaman beserta dampak negatif maupun positifnya. Ini juga berpengaruh kepada perkembangan iman mereka karena pada tahapan ini remaja tertarik pada ideologi dan agama. Hal ini karena keduanya menyediakan suatu sistem keyakinan dan nilai yang secara terlembaga menjelmakan suatu arti dan makna dalam perkembangan iman mereka. Jika kegiatan CCA, menolong remaja dalam perkembangan kognitif mereka untuk menghafal kisah Alkitab, tokoh Alkitab dan sebagainya tetapi tidak dipertimbangkan pula aspek lainnya seperti afeksi. Kegiatan CCBE, tortor maupun vocal grup tidak menjawab perkembangan iman mereka dan kegiatan ini lebih cenderung pengenalan budaya Batak kepada remaja ditengah tergerus globalisasi yang menyebabkan remaja tidak mengetahui budaya daerahnya. Gereja HKBP Kedaton tidak memulai dengan melakukan need assesment (analisa kebutuhan) kepada kebutuhan para remaja HKBP Kedaton. Menurut Abraham Maslow, ada lima tingkat kebutuhan manusia yang disebut Piramida kebutuhan antara lain: a). Kebutuhan fisik; b) kebutuhan keamanan; c) kebutuhan pengakuan; d). Kebutuhan harga diri dan e). Kebutuhan perwujudan diri. 16 Salah satu kebutuhan pokok yang tersirat dari lima kebutuhan diatas yaitu kebutuhan rohani. Kebutuhan ini mulai terancam di zaman ini dengan kemajuan yang sangat pesat di bidang informasi, komunikasi yang telah bermuara dalam era globalisasi. Kebutuhan tersebut harus dipenuhi oleh gereja lewat pelayanan pendidikan yang terencana dengan baik terlaksana secara konsekuen dan ditunjang oleh biaya yang memadai serta didukung oleh semua pihak yang terkait dengan para remaja (orang tua,pimpinan jemaat, dan lainnya). 16 Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), 204