BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrasepsi (Sulistyawati, 2012). 1) Metode kontrasepsi sederhana. 2) Metode kontrasepsi hormonal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau. melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur

BAB V PEMBAHASAN. A. Lama Penggunaan KB IUD dan Kejadian Keputihan. 1 tahun masing-masing adalah sebanyak 15 responden (50%), sehingga total

Upaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan

JENIS METODE KB PASCA PERSALINAN VASEKTOMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagian dari pemeliharaan kesehatan komperhensif bukan lagi hal yang baru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut World Health Organisation (WHO) Keluarga Berencana (KB)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KONTRASEPSI INJEKSI ( INJECTION CONTRACEPTIVE)

PELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak

PERCAKAPAN KONSELING ANTARA BIDAN DENGAN PASIEN TENTANG KB

PENGERTIAN KELUARGA BERENCANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFIL PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR ( PUS ) DI WILAYAH KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik (DMPA) dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 1999).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI PENYULUHAN KB 1. Pengertian KB 2. Manfaat KB

Risna Triyani dan Ardiani S. Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Mendapatkan objektif-objektif tertentu. b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka merupakan sumber ide penelitian yang dapat memberikan

PELAYANAN KONTRASEPSI dan RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana (2011) yang

BAB II TINJAUAN TEORI

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGABDIAN MASYARAKAT

SAP KELUARGA BERENCANA

GAMBARAN MENSTRUASI IBU PADA AKSEPTOR ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK KOMBINASI DI RB MEDIKA JUWANGI KABUPATEN BOYOLALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sangat diinginkan, mengatur interval antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari

Kata kunci: kontrasepsi hormonal, pengetahuan perawatan organ reproduksi, keputihan. Cairan tersebut bervariasi dalam PENDAHULUAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

PENDAHULUAN INFORMASI ALAT KONTRASEPSI BUKU UNTUK KADER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

contoh kasus KB 2 Kasus Ny. Sasa umur 27 tahun P2 A1, anak terakhir umur 15 bulan, akseptor KB implant sejak 10 bulan yang lalu. Datang ke BPS dengan

MODUL PENGAJARAN MENJAGA JARAK KEHAMILAN DAN MEMILIH ALAT KONTRASEPSI YANG TEPAT

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)

BAB I PENDAHULUAN. penghambat pengeluaran folicel stimulating hormon dan leitenizing hormon. sehingga proses konsepsi terhambat (Manuaba, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. pertama (1 kegagalan dalam kehamilan). Meskipun alat kontrasepsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi

Bab XIII. Keluarga Berencana. Manfaat KB /Keluarga Berencana. Keputusan mengikuti Keluarga Berencana. Pemilihan metode KB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh

SATUAN ACARA PENYULUHAN KB PASCA PERSALINAN. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kontrasepsi Hormonal (PIL)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KEPERAWATAN MATERNITAS II

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

Perdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan

KONTRASEPSI. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. disertai rasa gatal yang hebat pada kemaluan % wanita di Indonesia. akseptor kontrasepsi Keluarga Berencana (KB).

KESEHATAN REPRODUKSI* Oleh: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes**

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan "Keluarga Berkualitas 2015" adalah keluarga yang bertaqwa

M etode P engendalian K elahiran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

a. Sebagai bahan masukan bagi Desa Cempa dalam peningkatan pelayanan b. Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan FKM-USU Medan dan penelitian

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2. Sifilis. Epididimitis. Kanker prostat. Keputihan

Keistimewaan metode barier ini adalah: Mencegah infertilitas, kanker servix dan PMS Meningkatkan partisipasi pria dalam kontrasepsi

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak

BAB I PENDAHULUAN. jiwa dari jumlah penduduk tahun 2000 sebanyak 205,8 juta jiwa.pada

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2007)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Sarwono,2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUHAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi fertilitas. (Prawirohardjo, 2006) kehamilan dengan memakai kontrasepsi. (Mochtar, 1998)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

8 2.1 Kontrasepsi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma.(sarah Fauzia 2010). Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah hubungan intim. Cara kontrasepsi sifatnya tidak permanen, dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan kembali anak apabila di inginkan.(susilawati :2009). Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kontrasepsi adalah mencegah terjadinya kehamilan baik menggunakan alat maupun tanpa alat.menurut WHO (Expert committe,1970) keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval di antara kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami isteri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Sulistyawati, 2013 :13) 2.2 Jenis-jenis Metode Kontrasepsi 2.2.1 Kontrasepsi Sederhana 2.2.1.1 Kondom Kondom merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada penis sebagai tempat penampungan sperma yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga tidak tercurah pada vagina.cara kerja kondom yaitu mencegah pertemuan

9 ovum dan sperma atau mencegah spermatozoa mencapai saluran genital wanita.sekarang sudah ada jenis kondom untuk wanita, angka kegagalan dari penggunaan kondom ini 5-21%. 2.2.1.2 Coitus Interuptus Coitus interuptus atau senggama terputus adalah menghentikan senggama dengan mencabut penis dari vagina pada saat suami menjelang ejakulasi.kelebihan dari cara ini adalah tidak memerlukan alat/obat sehingga relatif sehat untuk digunakan wanita dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain, risiko kegagalan dari metode ini cukup tinggi. 2.2.1.3 KB Alami KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur, dasar utamanya yaitu saat terjadinya ovulasi. Untuk menentukan saat ovulasi ada 3 cara, yaitu : metode kalender, suhu basal, dan metode lendir serviks. 2.2.1.4 Diafragma Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mencegah sperma mencapai serviks sehingga sperma tidak memperoleh akses ke saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba fallopi).angka kegagalan diafragma 4-8% kehamilan. 2.2.1.5 Spermicida Spermicida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan dan menghentikan gerak atau melumpuhkan

10 spermatozoa di dalam vagina, sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Spermicida dapat berbentuk tablet vagina, krim dan jelly, aerosol (busa/foam), atau tisu KB. Cukup efektif apabila dipakai dengan kontrasepsi lain seperti kondom dan diafragma. 2.2.2 Kontrasepsi Hormonal 2.2.2.1 Pil KB Suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesteron (Pil Kombinasi) atau hanya terdiri dari hormon progesteron saja (Mini Pil). Cara kerja pil KB menekan ovulasi untuk mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung telur, mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sperma sukar untuk masuk kedalam rahim, dan menipiskan lapisan endometrium.mini pil dapat dikonsumsi saat menyusui.efektifitas pil sangat tinggi, angka kegagalannya berkisar 1-8% untuk pil kombinasi, dan 3-10% untuk mini pil. 2.2.2.2 Suntik KB Suntik KB ada dua jenis yaitu, suntik KB 1 bulan (cyclofem) dan suntik KB 3 bulan (DMPA). Cara kerjanya sama dengan pil KB. Efek sampingnya dapat terjadi gangguan haid, depresi, keputihan, jerawat, perubahan berat badan, pemakaian jangka panjang bisa terjadi penurunan libido, dan densitas tulang.

11 2.2.2.3 Implant Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit, biasanya dilengan atas. Cara kerjanya sama dengan pil, implant mengandung levonogestrel. Keuntungan dari metode implant ini antara lain tahan sampai 5 tahun, kesuburan akan kembali segera setelah pengangkatan. Efektifitasnya sangat tinggi, angka kegagalannya 1-3%. 2.2.2.4 Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / IUD AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik (polyethyline), ada yang dililit tembaga (Cu), dililit tembaga bercampur perak (Ag) dan ada pula yang batangnya hanya berisi hormon progesteron. Cara kerjanya, meninggikan getaran saluran telur sehingga pada waktu blastokista sampai ke rahim endometrium belum siap menerima nidasi, menimbulkan reaksi mikro infeksi sehingga terjadi penumpukan sel darah putih yang melarutkan blastokista, dan lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas.efektifitasnya tinggi, angka kegagalannya 1%. 2.2.3 Metoda Kontrasepsi Mantap (Kontap) 2.2.3.1 Tubektomi Suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara mengikat atau memotong pada kedua saluran tuba fallopi (pembawa sel telur ke rahim), efektivitasnya mencapai 99 %. 2.2.3.2 Vasektomi

12 perasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi keluarnya sperma dengan cara mengikat dan memotong saluran mani (vas defferent) sehingga sel sperma tidak keluar pada saat senggama, efektifitasnya 99%. (Suratun, 2008) 2.2.4 Konsep KB Suntik 3 Bulan Kontrasepsi suntik KB 3 bulan adalah Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA. Diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikkan intramuskuler (IM) di daerah bokong. (Saifuddin, 2006) Depo provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi perenteral, mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif.noresterat juga termasuk dalam golongan ini. (Sarwono, 2006) Jenis-jenis KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain Suntikan / 1 bulan, contoh cyclofem, Suntikan / 3 bulan, contoh Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) 2.2.4.1 Mekanisme kerja a. Menekan ovulasi b. Menghambat trasnportasi gamet oleh tuba c. Mempertebal mocus serviks d. Menganggu pertumbuhan endometrium sehingga menyulitkan proses implantasi. Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita.

13 2.2.4.2 Keuntungan a. Resiko terhadap kesehatan kecil b. Jangka panjang c. Mengurangi jumlah perdarahan sehingga mengurangi anemia d. Mengurangi penyakit payudara jjinak dan kista ovarium e. Mencegah kehamilan f. Mengurangi nyeri haid g. Tidak mempengaruhi ASI,cocok di gunakan untuk ibu menyusui 2.2.4.3 Kerugian a. Perubahan pola haid yang terjadi diantaranya, adanya perubahan siklus menstruasi yang tidak teratur, pada perdarahan siklus menstruasi yang tidak teratur tersebut disertai terjadinya perubahan yang berkurang maka dapat menyebabkan perubahan lama hari menstruasi. b. Awal pemakaian : pusing, mual, nyeri payudara, dan keluhan ini akan hilang pada suntikan kedua atau ketiga. c. Ketergantungan klien pada pelayanan kesehatan klien harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan. d. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual. e. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.

14 f. Penambahan berat badan. (Handayani 2010; Sarwono 2009; Suratun 2010). 2.2.4.4 Indikasi a. Haid teratur b. Usia reproduksi c. Nyeri haid hebat d. Memberikan ASI> 6 bulan e. Riwayat kehamilan ektopik f. Pasca persalinan g. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas tinggi 2.3.1.7 Kontraindikasi a. Diketahui hamil b. Perdarahan akibat kehamilan ginekologi (perdarahan liang senggama) yang tidak di ketahui penyebabnya c. Adanya tanda-tanda tumor keganasan d. Adanya riwayat penyakit jantung, hati, tekanan darah, kencing manis, paru berat. e. Hipertensi berat f. Diabetes (Handayani 2010). 2.3 Konsep Keputihan Pengertian Leukorea (white discharge, flour albus, keputihan) adalah kondisi vagina saat mengeluarkan cairan atau lendir menyerupai nanah yang disebabkan oleh kuman (Prayitno, 2014).

15 Fluor albus adalah satu nama penyakit reproduksi kaum wanita, yang berupa keluarnya cairan berwarna putih dari vaginanya, yang berupa lendir, kadangkadang lendir yang keluar dari vagina berbau busuk, namun kadang-kadang tidak begitu berbau sama sekali (Syaidam, 2012). Arti umum keputihan adalah keluarnya cairan dari mulut vagina.cairan ini bisa berwarna putih kekuningan bila keputihan sudah parah. Selain itu mnimbulkan rasa gatal, keputihan juga menimbulkan bau tak sedap pada vagina ( Andira,2010). 2.4.1 Jenis Keputihan Menurut Admin (2009) keputihan terdiri dari dua jenis yaitu: 2.4.1.1 Keputihan normal adalah apabila alat kelamin permpuan (vagina) pada saat-saat tertentu mengeluarkan lendir (mucus), misalnya pada saat menjelang dan sesudah haid, perempuan yang capek sehabis banyak berjalan, perempuan hamil, perempuan sesudah melahirkan dan perempuan yang sedang mengalami rangsangan seksual. 2.4.1.2 Keputihan yang tidak normal. Apabila perempuan mulai mengeluh karena vaginanya terlalu sering mengeluarkan lender yang berlebihan disertai bau amis, terasa pedih waktu buang air, dan kadang disertai rasa panas dan gatal. 2.4.2 Gejala 2.4.2.1 Gejala fisiologis Pada keputihan fisiologis, terdapat gejala seperti berikut :

16 a. Keluarnya lendir jernih pada saat masa subur atau sebelum menstruasi b. Tidak berbau c. Tidak ada keluhan gatal pada vagina 2.4.2.2 Gejala patologis a. Sekret yang berlebihan seperti susu dan dapat menyebabkan labia menjadi terasa gatal, umunya disebabkan infeksi jamur candida dan biasanya terjadi pada kehamilan, penderita diabetes dan akseptor pil KB b. Sekret yang berlebihan bewarna putih kehijauan kekuningan dan berbau tidak sedap, kemungkinan disebabkan oleh infeksi trikumonas atau benda asing di vagina c. Keputihan yang disertai nyeri perut di bagian bawah atau nyeri panggul belakang, kemungkinan terinfeksi sampai pada organ dalam ronggan panggul d. Sekret sedikit atau banyak berupa nanah, rasa sakit dan panas saat berkemih atau terjadi saat hubungan seksual, kemungkinan disebabkan oleh infeksi gonorhoe e. Sekret kecoklatan (darah) terjadi saat senggama, kemungkinan disebabkan oleh erosi pada mulut Rahim f. Sekret bercampur darah dan disertai bau khas akibat sel-sel mati kemungkinan adanya sel-sel kanker pada serviks (Sibagariang, 2010) 2.4.3 Penyebab Menurut Ayuningsih, (2010) penyebab keputihan yaitu : 2.4.3.1 Perilaku tidak higenis : air cebok tidak bersih, celana dalam tidak menyerap keringat, pengguna pembalut yang kurang baik

17 2.4.3.2 Stress sehingga daya tahan tubuh rendah 2.4.3.3 Alergi pada benda-benda yang dimasukan secara sengaja atau tidak ke dalam vagina misalnya tampon, obat atau alat kontrasepsi, rambut kemaluan, serta benang dari selimut, celana dan lainya 2.4.3.4 Luka misalnya tusukan, benturan, tekanan atau iritasi yang berlangsung lama pada vagina 2.4.3.5 Infeksi : dipicu oleh bakteri, kuman atau parasite 2.4.3.6 Hamil Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama persalinan dengan memproduksi mukosa otot polos.deskuamasi (eksofolisasi) sel-sel vagina kaya glikogen terjadi akibat stimulus esterogen. Sel-sel yang tanggal ini membentuk rabas vagina yang kental dan berwarna keputihan yang disebut keputihan (Pantikawati, 2010) 2.4.3.7 Mengkonsumsi obat-obatan hormonal Keputihan makin sering timbul dengan kadar progestin dan esterogen yang lebih tinggi. Alat genetalia terdapat mekanisme pertahanan tubuh berupa bakteri yang menjadi kadar keasaman ph vagina. Normalnya angka keasaman pada vagina berkisar antara 3,8-4,2, sebagian besar 95% adalah jenis bakteri lactobacillus dan selebihnya adalah bakteri pathogen. Keputihan akan timbul ketika kondisi asam turun maka bakteri. Lactobasillus memecah glikogen menjadi asam laktat, sehingga menyebabkan lingkungan pada vagina asam mengakibatkan candida albicans dapat tumbuh dengan subur di area vagina (Hanafi 2010)..

18 2.4.4 Cara mengatasi (pencegahan) Cara mencegah keputihan antara lain adalah sebagai berikut menjaga kebersihan daerah vagina, membilas vagina dengan cara yang benar yaitu dari arah depan ke belakang, jangan suka tukar-tukaran celana dalam menggunakan celana dalam bersama dengan teman wanita lainnya, jangan menggunakan handuk bersamaan (suka tukar-tukaran handuk, lebih berhati-hati dalam menggunakan sarana toilet umum, jalani pola hidup sehat, cukup tidur, olahraga teratur, makan makanan dengan gizi yang seimbang,hindari ganti- ganti pasangan seksual (seks bebas), Bagi wanita yang sudah melakukan hubungan seksual, setiap tahun harus melakukan pap smear untuk mendeteksi perangai sel-sel yang ada di mulut dan leher rahim (Iskandar, 2008). (Risna Triyani dan Ardiani S. Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Juni 2013) 2.4 Kerangka teori Pil Keputihan Suntik Implan IUD Kondom Faktor lain yang berhubungan yaitu : -personal hygiene -pembersihan vagina - kelelahan -stress Keteranga :

19 : yang diteliti :yang tidak diteliti 2.5 Kerangka Konsep Efek samping Akseptor KB Suntik 3 bulan keputihan Gambar 2.3 kerangka konsep 2.7 Hipotesis Ada hubungan Lama Penggunaan Alat Kontrasepsi KB Suntik dengan Kejadian Keputihan di Wilayah Puskesmas Pelambuan Kecamatan Banjarmasin Barat Tahun 2017.