LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Aminatu Zuhriyah. Arahan Penanganan Permukiman Kumuh Nelayan Di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Lamongan

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Sub Sektor : Air Limbah

BAB V Area Beresiko Sanitasi

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. ditemui pada daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Salah satu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMBUAT PRODUK DAUR ULANG SAMPAH DI KELURAHAN BALEARJOSARI

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERKOTAAN MELALUI PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU TERINTEGRASI IPAL KOMUNAL

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

BAB VI RENCANA DAN GAGASAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS TAMMUA

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

BAB 4 BUKU PUTIH SANITASI 2013

BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA

H., 2014 PROGRAM PENYED IAAN AIR MINUM D AN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT ( PAMSIMAS ) D ALAM MENUMBUHKAN PERILAKU HID UP SEHAT

5.1. Area Beresiko Sanitasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNANN SANITASI. 3.1 Tujuan,Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

Bagi masyarakat yang belum menyadari peran dan fungsi Situ, maka ada kecenderungan untuk memperlakukan Situ sebagai daerah belakang

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

Salah satunya di Kampung Lebaksari. Lokasi Permukiman Tidak Layak

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

ATURAN BERSAMA RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO

DESKRIPSI PROGRAM AIR LIMBAH

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

BAB I PENDAHULUAN. tinggal yang terdiri dari beberapa tempat hunian. Rumah adalah bagian yang utuh

BAB VI PENUTUP. Laporan Akhir PLPBK Desa Jipang Menuju Desa Yang Sehat, Berkembang dan Berbudaya 62

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1.2 LANDASAN HUKUM.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGGO

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II Kerangka Pengembangan Sanitasi

ANALISIS & PEMBAHASAN..(8)

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

Proposal Pembangunan Kakus Untuk Keluarga di Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati

KEPALA DESA PEJAMBON KABUPATEN BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

BAB V AREA BERESIKO SANITASI

BAB VII DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOLOGI

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 14 /PRT/M/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Transkripsi:

PROGRAM PENERAPAN IPTEK LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IDENTIFIKASI PERMASALAHAN FISIK DI KELURAHAN ARJOSARI, KEC. BLIMBING, KOTA MALANG Oleh : Ir. Daim Triwahyono, MSA Ir. Bambang Joko Wiji Utomo, MT Ir. Soeranto Darsopuspito, MT LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG TAHUN 2017 i

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IDENTIFIKASI PERMASALAHAN FISIK DI KELURAHAN ARJOSARI, KEC. BLIMBING, KOTA MALANG RINGKASAN Sejak tahun 2009 di setiap kelurahan di kota Malang mendapatkan dana bantuan dari pemerintah kota malang yang berupa dana hibah kepada masyarakat kelurahan melalui LPMK sebesar Rp. 500.000.000,- per tahun, dengan tujuan untuk pemberdayaan masyarakat kelurahan, serta untuk pembangunan fisik kelurahan yang belum tersentuh oleh pembangunan timgkat kota. Dengan adanya bantuan dana yang cukup besar untuk kelurah dan harus dipertanggungjawabkan secara profesional maka LPMK dan kelurahan harus dapat mengalokasikan dana tersebut secara tepat sasaran dan benar-benar bermanfaat untuk pembangunan masyarakat kelurahan. Untuk hal tersebut kelurahan membutuhkan data kondisi masyarakat yang benar-benar akurat dan dapat di pertanggungjawabkan, baik data kondisi sosial ekonomi masyarakat maupun sarana prasarana yang di butuhkan oleh masyarakat. sehingga di butuhkan pendataan ulang kondisi sosial ekonomi maupun sarana dan prasarana kelurahan yang lebih valid dan realible. sehingga dapat di manfaatkan sebagai pedoman dalam penyusunan program pembangunan kelurahan baik yang di biayai oleh dana hibah kepada masyarakat maupun yang didanai oleh dana APBD pemerintah kota Malang. Kata kunci : Kondisi Fisik Jaringan Jalan, sosial ekonomi, Peta kelurahan INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 1

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama ini banyak program-program pemerintah yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan baik dari pemerintah pusat, propinsi maupun kabupaten/kota.. Bahkan karena banyaknya program justru kesannya berjalan sendiri-sendiri atau tidak ada sinergi antar program yang ada, padahal tujuannya sama sama untuk masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan. Hasil dari program-program penanggulangan kemiskinan yang sudah dilaksanakan sampai sekarang pun belum membuahkan hasil yang mengembirakan. Masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan masih banyak dan bahkan cenderung meningkat jumlahnya. Program program tersebut baik dalam proses perencanaan maupun pelaksanaan.langsung ditangani oleh masyarakat kelurahan, yang pada dasarnya awam terhadap perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan, sehingga yang terjadi adalah pembangunan yang bersifat sektoral dan invidual, karena disebabkan banyaknya kepentingan pribadi pengurus-pengurus lembaga kemasyarakatan kelurahan, serta kurang pahamnya masyarakat terhadap tujuan dan proses pembangunan. Demikian juga yang terjadi pada Kelurahan Arjosari Kecamatan Blimbing Kota Malang, yang belum memiliki buku pedoman pembangunan yang berupa rencana pembangunan kelurahan baik yang berupa rencana pembangunan jangka panjang, maupun jangka menengah, sehingga pembangunan yang terjadi adalah pembangunan yang bersifat sektoral dan sporadis. Dengan adanya kondisi yang demikian maka dibutuhkan adanya perencanaan pembangunan di tingkat kelurahan yang sifatnya terpadu antara perencanaan dari atas (topdown) dan perencanaan dari bawah (Bottomup) sebagai aspirasi masyarakat kelurahan. Guna menunjang perencanaan pembangunan kelurahan yang optimal maka perlu adanya data yang cukup guna mendukung proses perencanaan, sehingga urgensitas pemetaan permasalahan dan potensi masyarakat kelurahan menjadi penting.

1.2. Permasalahan Sarana-Prasarana Fisik Pembangunan prasarana fisik perumahan dan pemukiman ditujukan untuk menciptakan lingkungan perumahan yang aman, bersih, sehat dan terbebas dari banjir, namun kenyataannya masih terdapat kantong-kantong air yang menyebabkan genangan air ditempat-tempat tertentu karena padatnya rumah pemukiman penduduk yang saling berhimpitan, sehingga lahan resapan air kurang, disamping itu masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan pembangunan, terutama pelanggaran terhadap sepadan dan sungai, kurang sadarnya masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya juga sangat berpengaruh serta tidak adanya koordinasi/kerjasama yang baik antar dinas terkait di pemerintah kota malang. Untuk pembangunan sarana prasarana fasilitas umum wilayah kelurahan Arjosari masih banyak yang harus dibenahi karena masih ada wilayah kumuh, sehingga masyarakat banyak yang kurang mendapatkan manfaat ideal dari hasil pembangunan. Dari beberapa permasalahan yang ada, apabila diidentifikasikan terdapat tiga masalah utama yaitu : 1. Belum adanya pedoman yang dapat digunakan sebagai sumber dalam membuat perencanaan pembangunan di tingkat Kelurahan, sehingga kegiatan yang dilakukan dalam menangani maupun menanggulaangi permasalahan masih bersifat responsif, yaitu menyelesaikan permasalahan yang ada tanpa melihat pengaruhnya terhadap dampak lanjutannya. 2. Tidak dapat diketahui skala prioritas permasalahan yang akan diselesaikan dalam rangka pentahapan penyelesaiaan permasalahan baik dari aspek lingkungan, konomi daan sosial. Oleh karena itu, maka berdasarkan hasil musyawarah dengan perangkat lembaga Kelurahan baik lembaga pemerintahan maupun non pemerintahan ditemukan suatu kesepemahan yaitu perlunya adanya dokumen yang menggaambarkan potensi maupun permasalahan yang ada di Kelurahan Arjosari sehingga dapat dijadikan sumber data baik dalam menentukan arah pembangunan maupun sumber dalam menentukan skala prioritas penyelesaian permasalahan baik dari aspek lingkungan, ekonomi dan sosial.

1.3.` Solusi Yang Ditawarkan 1. Metode Pendakatan Pemacahan Masalah 1. Kerjasama antara lembaga perguruan tinggi dengan lembaga Kelurahan Arjosari, dalam bentuk Pengabdian pada Masyarakat 2. Melibatkan masyarakat dalam proser pendataan dan perencanaan pembangunan Kelurahan. 3. Menyusun Rencana Pembangunan Kelurahan yang terpadu yang berbasis pada komunitas. 2. Rencana Kegiatan Upaya Pemecahan Masalah 1. Melakukan persiapan dan koordinasi Tim untuk melaksanakan kegiatan pemetaan permasalahan kelurahan 6 Arjosari. 2. Bersama perangkat kelurahan, melasanakan Sosialisasi kegiatan kepada masyarakat kelurahan 3. Melibatkan masyarakat dalam proser pendataan 4. Pembagian tugas keseluruh TIM, baik nerdasarka wilayah maupun berdasar pada materi. 5. Menyusun dan mengorganisir data untuk disajikan secara sistematis, sesuai dengan kepentingan perencanaan pembangunan kelurahan. 6. Bersama perangkat kelurahan, melasanakan Sosialisasi hasil kegiatan kepada masyarakat kelurahan 3. Partisipasi Masyarakat Kelurahan Partisipasi masyarakat diharapkan dalam proses pendataan, terutama para perangkat RT dan RW, sebagai penunjuk dan sumber informasi permasalahan diwilayahnya masing-masing.

METODA PELAKSANAAN Proses pendataan dilakukan dengan cara dibagi dalam 5 (lima) wilayah pendataan sesuai dengan wilayah ke RW an pada lokasi. masing-masing wilayan akan dilakukan oleh 2 orang survaiyor, yang di bantu oleh perangkat RW dan satu tenaga dari kelurahan dengan alokasi waktu survai selama 6 hari kalender. dengan metoda survai sebagai berikut : 1. Langkah pertama adalah melakukan pengumpulan data sekunder yang di miliki oleh kelurahan. 2. Langkah kedua dilakukan pengumpulan data primer di lapangan yang di dahului dengan 3. Sosialisasi di setiap di setiap wilayah survai (sesuai dengan pembagian wilayah/5 wilayah RW) yang di dampingi oleh seorang perangkat kelurahan. 4. Langkah berikutnya pengisian quisener oleh perangkat masing2 RW, 5. yang dilanjutkan dengan peninjauan lapangan, mencocokan antara data sekunder dengan data primer dilapangan. 6. Mendiskripsikan kondisi apa yang ada di lapangan. 7. menyusun data termutakhir secara sistematis agar mudah di baca dan di mengeti oleh masyarakat setempat. KELURAHAN ARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG Tujuan Pembangunan Secara filosofis pembangunan memiliki makna saling menghormati dan menghargai. Artinya pembangunan berkelanjutan diarahkan untuk tetap memperhatikan kebutuhan generasi yang akan datang ketika saat ini kita memanfaatkan alam. Hal ini menjadi rambu-rambu bagi manusia agar tetap menjaga keseimbangan alam. Karena dalam konsep pembangunan ini manusia sudah menyadari adanya kebutuhan dan keterbatasan yang berbanding lurus. Semakin manusia membutuhkan alam, maka keterbatasan akan semakin besar. Tujuan pembangunan yaitu Sebagai berikut:

1. Untuk memberikan keadilan pembangunan yang merata kepada seluruh masyarakat, baik pada generasi sekarang pada generasi yang akan datang. Karena prinsip dasar yang dianut adalah memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa harus mengorbankan kebutuhan generasi selanjutnya. 2. Untuk menyeimbangkan antara 3 komponen lingkungan, social dan ekonomi. Artinya untuk mencapai pembangunan yang diinginkan, tidak boleh mengorbankan salah satu komponen tersebut. Semua harus berjalan beriringan. 3. Yang terakhir adalah apa saja tujuan pembangunan yang disebutkan tersebut menitikberatkan pada kualitas, sehingga hasil pembangunan akan tampak nyata. Maka beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan ini adalah : Meningkatkan kesadaran akan pentingnya dukungan lingkungan akan keberlangsungan hidup ke depan. Selain kesadaran untuk menjadi tidak egois dan memperhatikan generasi penerus kita. Adanya sinergi atau kebersamaan dalam melaksanakan pembangunan. Hendaknya strategi pembangunan yang dikembangkan bersifat destruktif/membangun. Regulasi yang jelas. ASPEK PRIORITAS - Peningkatan SDM Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Sumber daya manusia merupakan aset dalam segala aspek pengelolaan terutama yang menyangkut eksistensi perusahaan atau oranisasi tersebut. Secara definisi, sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis

sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Penanggulangan Pencemaran lingkungan Usaha-usaha telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, antara lain melalui penyuluhan dan penataan lingkungan. Namun, usaha tersebut tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Penanggulangan Sanitasi Keluarga. Masih banyak warga yang belum sadar akan pentingnya sanitasi keluarga dan kurangnya pengetahuan bagaimana cara membangun sanitasi yang baik dan sehat terbukti masih banyaknya warga yang masih membuang hajat di sungai. Hal ini terbukti masih banyak beberapa keluarga yang sudah punya jamban tetapi belum sehat. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menata keluarga yang punya jamban tetapi belum sehat. b. Mengadakan penyuluhan kepada para warga masyarakat akan pentingnya sanitasi keluarga dan penyuluhan tentang pengadaan sanitasai keluarga yang sehat serta penyuluhan cara merawat sanitasi sanitasi yang baik. c. Memberi bantuan pembangunan jamban yang sehat atau bantuan renovasi jamban yang belum sehat. Penanggulangan Masalah Air Tanah Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai cara penanggulangan pencemaran air antara lain: a. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar. b. Tidak membuang sampah ke sungai. c. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga. d. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.

e. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar. Cara penanggulangan pencemaran air lainnya adalah melakukan penanaman pohon. Pohon selain bisa mencegah longsor, diakui mampu menyerap air dalam jumlah banyak. Itu sebabnya banyak bencana banjir akibat penebangan pohon secara massal. Padahal, pohon merupakan penyerap air paling efektif dan handal. Bahkan, daerah resapan air pun dijadikan pemukiman dan pusat wisata. Pohon sesungguhnya bisa menjadi sumber air sebab dengan banyaknya pohon, semakin banyak pula sumber - sumber air potensial di bawahnya. Dalam menyikapi permasalahan pencemaran air ini, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Timur, menetapkan beberapa cara penanggulangan pencemaran air yang bisa diterapkan oleh kita. Beberapa cara penanggulangan pencemaran air tersebut di antaranya sebagai berikut. Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan - Mengurangi beban pencemaran badan air oleh industri dan domestik. - Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri. - Mengawasi pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3. - Mengembangkan produksi yang lebih bersih (cleaner production) dan EPCM (Environmental Pollution Control Manager). Penanggulangan Masalah Sampah. Pola kehidupan masyarakat Kelurahan Arjosari dalam melakukan pengelolaan sampah belum bisa dikategorikan tertib. Hal ini bisa dilihat dari indikator pembagian wilayah atas dusun-dusun sebagai areal pemukiman, wilayah dusun kurang memiliki bak pembuangan sampah sebagai pemecahan masalah sampah. Sehingga ke depan direncanakan adanya pembangunan bak-bak sampah di sekitar areal pemukiman penduduk untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan sampah, dan sarana penyadaran masyarakat untuk senantiasa mengembangkan pola hidup sehat.

Rumusan Permasalah Kelurahan dan usulan pemecahan. No. Permasalahan Solusi 1. Kurangnya drainase / Berdasarkan UURI No. 4/1992 (tentang Perumahan dan pembuangan air Permukiman) dapat diketahui berbagai jenis prasarana kotor pada permukiman seperti yang tercantum dalam Pasal 5 7, pemukiman maka pengelolaan drainase sangat dianjurkan penduduk. Ruang Terbuka Hijau (RTH) selain berfungsi sebagai tempat komunal sosial di lingkungan permukiman, Kurangnya RTH kemudian sebagai tempat sarana ruang terbuka hijau 2. /Ruang Terbuka sebagai pengembangan lingkungan yang sehat dan Hijau pada kelurahan bersih oleh karena itu RTH sangat penting mengingat di Arjosari Kelurahan Arjosari sangat minim Ruang Terbuka Hijau (RTH) agar berupaya mengoptimalkan lahan-lahan kosong untuk dijadikan RTH.. 3. Masalah Sampah Wilayah dusun kurang memiliki bak pembuangan sampah sebagai pemecahan masalah sampah. Sehingga ke depan direncanakan adanya pembangunan bak-bak sampah di sekitar areal pemukiman penduduk untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan sampah, dan sarana penyadaran masyarakat untuk senantiasa mengembangkan pola hidup sehat. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan langkahlangkah sebagai berikut : 4. Masalah Sanitasi Keluarga 1. Menata keluarga yang punya jamban tetapi belum sehat. 2. Mengadakan penyuluhan kepada para warga masyarakat akan pentingnya sanitasi keluarga dan penyuluhan tentang pengadaan sanitasai keluarga yang sehat serta penyuluhan cara merawat sanitasi sanitasi yang baik. 3. Memberi bantuan pembangunan jamban yang sehat atau bantuan renovasi jamban yang belum sehat.

5. Masalah Kemiskinan 6. Prasarana Jalan Solusi masalah kemiskinan meliputi 5 hal antara lain : 1. Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok; 2. Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin. 3. menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat. 4. Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar; dan 5. Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin. Masih ada beberapa jalan yang mengalami kerusakan pada kelurahan Arjosari agar diperbaiki sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang begitu parah. Sumber: Hasil Analisis dan Perbandingan, 2016