4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan umum daerah Kabupaten Sukabumi Geografi dan klimatologi

dokumen-dokumen yang mirip
4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian (1) Letak dan Kondisi Geografis

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

L.I - 1 BUPATI, BUPATI SUKABUMI, H. SUKMAWIJAYA H. SUKMAWIAJAYA

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah jiwa. Peningkatan penduduk ini

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN SUKABUMI

7 KAPASITAS FASILITAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

4. BAB IV KONDISI DAERAH STUDI

SKRIPSI INI MILIK ROIF HARDANI C

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN

BAB III DESKRIPSI AREA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan

PRODUKSI PERIKANAN 1. Produksi Perikanan Tangkap No. Kecamatan Produksi (Ton) Ket. Jumlah 12,154.14

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Lampiran 1 Layout Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Geografi

5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON

PETA LOKASI PENELITIAN 105

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK


4. KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Kota Banda Aceh Letak topografis dan geografis Banda Aceh

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

4 GAMBARAN UMUM PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

Lampiran 1 Tata letak fasilitas di PPN Karangantu

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

4 KEADAAN UMUM. 25 o -29 o C, curah hujan antara November samapai dengan Mei. Setiap tahun

3 DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

6 STRATEGI PENGEMBANGAN PENYEDIAAN/ PENYALURAN BAHAN KEBUTUHAN MELAUT PERIKANAN PANCING RUMPON DI PPN PALABUHANRATU

5 TINGKAT KEBUTUHAN ES UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PPS CILACAP

8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amilia Widya, 2013

Transkripsi:

19 4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan umum daerah Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Geografi dan klimatologi Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Jawa Barat dengan ibukota Palabuhanratu. Secara geografis, Kabupaten Sukabumi terletak antara 6 57-7 25 LS dan 106 49-107 00 BT dan secara topografi wilayahnya mempunyai karakteristik dataran tinggi di wilayah utara dan dataran rendah di wilayah selatan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia (Dinas Perikanan dan Kelautan Sukabumi 2010). Kabupaten Sukabumi, berbatasan dengan Kabupaten Bogor di sebelah utara, Samudera Hindia di sebelah selatan, Kabupaten Cianjur di sebelah timur dan Kabupaten Lebak di sebelah barat. Kabupaten Sukabumi memiliki luas wilayah sebesar 412.592 ha yang terbagi dalam 47 kecamatan 364 desa (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi 2010). Sebagai daerah yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, Kabupaten Sukabumi memiliki panjang pantai sekitar 117 km dimulai dari ujung barat Kecamatan Cisolok sampai dengan ujung timur Kecamatan Tegal Buled yang melintasi 9 kecamatan pesisir. Sepanjang pantai tersebut terdapat 7 tempat pendaratan ikan yaitu PPI Mina Jaya Surade, PPI Ujung Genteng, PPI Ciwaru, PPI Loji, PPI Cisolok, PPI Cibangban dan PPN Palabuhanratu. Kabupaten Sukabumi merupakan daerah yang beriklim tropis dimana suhu udara di Kabupaten Sukabumi berkisar antara 20º-30ºC dan kelembaban udaranya berkisar antara 85% sampai 89%. Curah hujan rata-rata tahunan di Kabupaten Sukabumi adalah sebesar 2.805 mm dengan hari hujan 144 hari. Curah hujan di Kabupaten Sukabumi bagian utara berkisar antara 3.000-4.000 mm/tahun, sedangkan curah hujan antara 2.000-3.000 mm/tahun terdapat di Kabupaten Sukabumi bagian selatan (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi 2010). Keadaan topografis wilayah Kabupaten Sukabumi pada umumnya meliputi dataran rendah dengan beberapa bukit kecil di daerah bagian selatan dan barat.

20 Daerah ini sangat cocok dikembangkan menjadi daerah perkotaan. Selain itu daerah ini merupakan daerah yang memiliki pantai karena berbatasan langsung Samudera Indonesia. Keadaan yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia membuat daerah tersebut merupakan daerah yang memiliki potensi perikanan tangkap yang baik, dengan jangkauan daerah penangkapan yang luas. Sebagian besar daerah pantai di Kabupaten Sukabumi membentuk teluk yang menyebabkan daerah tersebut terlindung dari gelombang laut Samudera Indonesia yang cukup besar sehingga keberadaan Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu sebagai sentral kegiatan perikanan tangkap pada saat ini susah sangat sesuai dengan kondisi geografi pantai berupa teluk tersebut (BPS Kabupaten Sukabumi, 2010). Selanjutanya BPS Kabupaten Sukabumi menyatakan bahwa daerah Kabupaten Sukabumi juga terdiri dari daerah yang bergunung (Gunung Salak dengan ketinggian 2.211 m dan Gunung Gede dengan ketinggian 2.958 m) di daerah bagian utara dan tengah. Adanya daerah pegunungan ini membuat jalur transportasi ke dan dari Ibu Kota Negara (Jakarta) dan sekitarnya harus melalui pegunungan tersebut. Hal ini membuat jalur yang dilalui merupakan tanjakan dan turunan yang cukup tajam, sehingga perjalanan tidak bisa dilakukan dengan kecepatan tinggi dan memakan waktu yang cukup lama. Produk perikanan merupakan produk yang sangat rentan terhadap pembusukan dan kerusakan, sehingga dalam distribusi melalui jalur seperti di atas distributor harus sangat memperhatikan kemasan dan suhu produk perikanan yang didistribusikan. Adanya bentuk topografis yang beragam itu membuat Kabupaten Sukabumi memiliki pariwisata yang beragam pula seperti wisata bahari, arung jeram, dan perkebunan. Wisata bahari di Kabupaten Sukabumi dapat berupa pantai berpasir, karang, memancing, surfing, dan wisata makanan hasil perikanan. Pariwisata yang menjanjikan tersebut membuat banyak didirikannya penginapan dan restoran di sepanjang pantai di Kabupaten Sukabumi.

21 4.1.2 Demografi Jumlah penduduk yang berbeda di sekitar Teluk Palabuhanratu secara umum menggambarkan seberapa besar potensi sumberdaya manusia (human resource) di daerah ini. Selain itu, jumlah penduduk juga dapat mengindikasikan seberapa padat dan seberapa besar tekanan yang mungkin ditimbulkan terhadap kondisi sumberdaya yang ada. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sukabumi mencatat jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi pada tahun 2009 adalah 2.328.804 orang, dengan rincian 1.185.833 laki-lai dan 1.142.971 perempuan. Kabupaten Sukabumi memiliki tingkat kepadatan penduduk 559 orang/km 2. Hal tersebut mengartikan bahwa pada setiap 1 km di Kabupaten Sukabumi dihuni oleh 559 orang (BPS Kabupaten Sukabumi, 2010). Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi pada periode 2000-2004 mengalami peningkatan dan menurun pada periode 2004-2005 untuk kemudian meningkat kembali pada tahun 2007 seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1 Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi tahun 2000-2009 Tahun Jumlah Penduduk (Orang) Pertumbuhan (%) 2000 2.092.448-2001 2.129.664 1,78 2002 2.170.181 1,90 2003 2.212.821 1,96 2004 2.256.644 1,98 2005 2.300.644 1,95 2006 2.345.459 1,95 2007 2.391.736 1,97 2008 2.437.395 1,91 2009 2.328.804-4,46 Rata-rata 2.294.235 1,094 Sumber: BPS Kabupaten Sukabumi 2010 (data diolah kembali) Secara umum perkembangan jumlah penduduk kabupaten ini pada tahun 2000-2009 mengalami pertambahan rata-rata 1,094% per tahun. Pertumbuhan penduduk terbesar terjadi pada tahun 2002, dimana terjadi pertumbuhan sebesar 0,12% sedangkan pertumbuhan paling kecil terjadi pada tahun 2009 dengan tingkat pertumbuhan sebesar -4,46%.

22 2,500,000 2,400,000 2,300,000 2,200,000 2,100,000 2,000,000 Perkem bangan Jumlah Pendud uk 1,900,000 Jumlah 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun Gambar 2 Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi tahun 2000-2009 Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi 2010 (data diolah kembali) Penduduk yang memiliki komposisi terbanyak di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 adalah kelompok umur 0-9 tahun dan 10-19 tahun dengan persentase masing-masing sebesar 20,92% dan 19,53%. Jumlah kelompok umur yang paling sedikit terdapat di Kabupaten Sukabumi ialah kelompok umur 70 tahun ke atas dengan jumlah 86.030 orang atau 3,69% dari jumlah keseluruhan penduduk Kabupaten Sukabumi. Penduduk yang terdapat di Kabupaten Sukabumi jika dikelompokkan berdasarkan umurnya adalah sebagai berikut : Tabel 2 Jumlah Penduduk berdasarkan kelompok umur di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 Kelompok Umur Jumlah (orang) Persentase (%) 0-9 487.295 20,92 10-19 454.869 19,53 20-29 340.267 14,61 30-39 345.276 14,83 40-49 308.302 13,24 50-59 196.211 8,43 60-69 110.554 4,75 70+ 86.030 3,69 Jumlah 2.328.804 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi, 2010 (data diolah kembali)

23 Gambar 3 Diagram jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Kabupaten Jumlah (Jiwa) Umur (Usia) Sukabumi tahun 2009 Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi, 2010 (data diolah kembali) Kecamatan dengan penduduk terbanyak pada tahun 2009 menurut Tabel 3 di Kabupaten Sukabumi adalah Cisaat (4,61%), Cicurug (4,67%), Cibadak (4,51%) dan Palabuhanratu (4,05%). Kecamatan-kecamatan yang memiliki penduduk terbanyak memiliki jumlah tenaga kerja potensial jika dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Jika kecamatan tersebut merupakan wilayah pesisir maka tenaga potensial tersebut dapat dimanfaatkan untuk bekerja di bidang perikanan tangkap. Sehingga dapat diasumsikan bahwa Kecamatan Cisaat, Cicurug, Cibadak dan Palabuhanratu merupakan tempat dan pasar yang potensial bagi berkembangnya perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi. Tabel 3 Jumlah penduduk per kecamatan di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 Kecamatan Jumlah Persentase Jumlah Persentase Kecamatan (orang) (%) (orang) (%) Bantargadung 38.374 1,65 Jampang tengah 66.250 2.84 Bojonggenteng 31.664 1,36 Kabandungan 37.605 1.61 Caringin 44.095 1,89 Kadudampit 48.220 2.07 Ciambar 36.414 1,56 Kalapanunggal 40.298 1.73 Cibadak 105.140 4,51 Kalibunder 27.516 1.18 Cibitung 25.737 1,11 Kebonpedes 28.544 1.23

24 Lanjutan Tabel 3 Kecamatan Jumlah (Orang) Persentase (%) Kecamatan Jumlah (Orang) Persentase (%) Cicantayan 50.026 2,15 Lengkong 29.712 1.28 Cicurug 108.735 4,67 Nagrak 76.991 3.31 Cidadap 19.343 0,83 Nyalindung 45.528 1.95 Cidahu 54.954 2,36 Pabuaran 39.935 1.71 Cidolog 17.974 0,77 Palabuhanratu 94.266 4.05 Ciemas 49.381 2,12 Parakansalak 38.890 1.67 Cikakak 38.554 1,66 Parungkuda 32.377 1.39 Cikembar 73.043 3,14 Purabaya 41.742 1.79 Cikidang 64.259 2,76 Sagaranten 49.656 2.13 Cimanggu 22.279 0,96 Simpenan 48.066 2.06 Ciracap 44.262 1,90 Sukabumi 44.566 1.91 Cireunghas 31.029 1,33 Sukalarang 37.345 1.60 Cisaat 107.428 4,61 Sukaraja 76.988 3.31 Cisolok 62.538 2,69 Surade 70.665 3.03 Curug kembar 31.169 1,34 Tegalbuleud 32.877 1.41 Gegerbitung 38.754 1,66 Waluran 25.835 1.11 Gunung guruh 46.789 2,01 Warungkiara 56.993 2.45 Jampang kulon 41.202 1,77 Jumlah 2.328.804 100 Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi, 2010 (data diolah kembali) 4.1.3 Sarana dan prasarana umum 1) Perhubungan Perhubungan di Kabupaten Sukabumi terbagi menjadi dua, yaitu perhubungan darat dan air/laut. Perhubungan darat mendominasi dengan persentase sebesar 98,15% sedangkan perhubungan air/laut sebesar 1,85% (BPS Kabupaten Sukabumi 2009). Kabupaten Sukabumi memiliki panjang jalan negara sepanjang 115.090 km dan jalan propinsi 300.100 km. Namun, besarnya persentase fasilitas perhubungan darat ini tidak didukung dengan fasilitas sarana perhubungan darat yang memadai, akses jalan menuju beberapa wilayah di Kabupaten Sukabumi terkendala oleh kondisi jalan yang rusak. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sukabumi mencatat pada tahun 2010, panjang jalan yang rusak yaitu 687.967 km, sedangkan jalan yang berada dalam kondisi sedikit berlubang yaitu 114.222 km. Kondisi jalan menuju PPN Palabuhanratu berkualitas bagus, jika perjalanan dilakukan dari Kota Sukabumi, sedangkan

25 kondisi jalan dari PPN Palabuhanratu sampai PPI Cisolok berkualitas sedikit berlubang. Menurut BPS Kabupaten Sukabumi (2010) Prasarana transportasi darat (jalan raya) di Kabupaten Sukabumi dikelola oleh beberapa instansi yaitu negara, propinsi, kabupaten dan desa. Jumlah prasarana untuk masing-masing instansi yaitu negara sepanjang 172.830 km, propinsi sepanjang 242.360 km, kabupaten sepanjang 1.752.285 km, dan desa sepanjang 485.200 km. Sebanyak 72,93% panjang jalan yang dikelola oleh pemerintah Kabupaten Sukabumi telah diaspal, sisanya masih berupa batu/teleford (23,57%) dan jalan tanah (3,50%). Kondisi jalan aspal di Kabupaten Sukabumi yang baik dan sedang hanya sebesar 37,09%, sisanya 62,91% berada dalam kondisi sedang, rusak, dan rusak berat. Jenis kendaraan yang terdapat di Kabupaten Sukabumi adalah mobil penumpang, mobil barang, bus, dan sepeda motor. Kendaraan terbanyak di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 adalah sepeda motor yang berjumlah 30.090 unit atau 96,50%, sedangkan kendaraan dengan jumlah paling sedikit tahun 2009 di Kabupaten Sukabumi adalah jenis bus dengan jumlah 25 unit atau 0,08%. Tabel 4 Jenis dan jumlah kendaraan di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 Jenis Kendaraan Jumlah (unit) Persentase (%) Mobil Penumpang 534 1,71 Mobil Barang 532 1,71 Bus 25 0,08 Sepeda Motor 30.090 96,50 Jumlah 31.181 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi, 2010 (data diolah kembali) 2) Komunikasi Telekomunikasi sangat penting dalam mendukung kegiatan perekonomian di Kabupaten Sukabumi. Sebagai wilayah yang memiliki potensi di bidang usaha perikanan dan wisata, telekomunikasi menjadi sangat penting dalam era globalisasi ini. Penyediaan sarana telekomunikasi di wilayah Palabuhanratu telah cukup baik dengan telah terdistribusinya sistem jaringan kabel telekomunikasi maupun seluler (Hamzah 2010).

26 Pada awalnya telekomunikasi yang tersedia di Kabupaten Sukabumi adalah pos. Sarana komunikasi yang disediakan pos adalah surat dan paket, pesan yang dikirim membutuhkan waktu beberapa hari untuk sampai kepada orang yang dituju. Hal ini membuat penduduk mencari alternatif sarana komunikasi lain yang lebih efektif, yaitu telepon dan telepon seluler. Dengan demikian sarana komunikasi yang terdapat di Kabupaten Sukabumi saat ini terdiri dari pos, telepon, dan telepon seluler (Hamzah 2010). Sarana telepon yang disediakan oleh PT.Telkom belum mampu menjangkau seluruh pelosok wilayah kecamatan di Kabupaten Sukabumi. Sarana telekomunikasi yang sudah lebih menjangkau beberapa wilayah pelosok kecamatan adalah telepon seluler. Ada beberapa provider sambungan telepon seluler di Kabupaten Sukabumi yaitu TELKOMSEL, INDOSAT, EXCELCOM, TELKOMFlexi dan MOBILE-8 (Hamzah 2010). 3) Listrik dan air Sarana listrik yang tersedia di wilayah Kabupaten Sukabumi dikelola oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dibawah Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) palabuhanratu (www.pln-jabar.co.id dalam Hamzah 2010). Pengguna sarana listrik dari PLN di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2009 sebanyak 430.568 rumah, dengan distribusi listrik pada tahun 2009 berjumlah 818.009.353 kwh. Selain mengandalkan pasokan listrik dari PLN Jawa Barat, tingginya curah hujan di Kabupaten Sukabumi membuat penduduk menggunakan air tanah sebagai sumber utama dalam kegiatan sehari-hari. Selain itu, tingginya debit air juga dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) (Hamzah 2010). Penyaluran air bersih di Kabupaten Sukabumi telah diusahakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang merupakan perusahaan milik negara dan diatur oleh negara. Jumlah air bersih yang didistribusikan oleh PDAM pada tahun 2009 adalah 4.526.459 m³ (BPS Kabupaten Sukabumi 2010)

27 Tabel 5 Jenis dan jumlah konsumen pengguna air bersih di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 Jenis Konsumen Jumlah (orang) Rumah tangga tinggal 16.689 Niaga kecil 474 Niaga besar 46 Sosial 440 Instansi 89 Keran umum 67 Industri 21 TNI 23 Jumlah 17.849 Sumber BPS Kabupaten Sukabumi, 2010 Berdasarkan Tabel 5 diatas diketahui bahwa konsumen PDAM di Kabupaten Sukabumi terdiri dari rumah tangga tinggal, niaga kecil, niaga besar, sosial, instansi, keran umum, industri, dan TNI. Jumlah dari keseluruhan jenis konsumen tersebut adalah 17.849 konsumen. Jenis konsumen PDAM yang paling banyak jumlahnya di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 adalah rumah tangga tinggal, sedangkan jenis konsumen yang paling sedikit jumlahnya di Kabupaten Sukabumi adalah mobil tangki. 4.2 Keadaan umum perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi 4.2.1 Unit penangkapan ikan dan nelayan 1) Alat tangkap Alat penangkapan ikan di Kabupaten Sukabumi beragam jenis dan jumlahnya. Hal tersebut terlihat dari Tabel 6, berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa jenis alat penangkapan ikan yang dioperasikan di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 adalah alat tangkap payang, dogol, jaring insang hanyut, jaring insang lingkar, jaring insang tetap, bagan rakit, bagan tancap, rawai tuna, pancing tonda, pancing ulur dan garpu. Alat tangkap dengan jumlah terbanyak digunakan oleh nelayan Kabupaten Sukabumi pada akhir tahun 2009 adalah jaring insang hanyut dengan jumlah 905 unit, sedangkan alat tangkap yang paling sedikit digunakan nelayan Kabupaten Sukabumi tahun 2009 adalah jaring insang lingkar berjumlah sebesar 9 unit.

28 Tabel 6 Jenis dan jumlah alat tangkap di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 Kuartal I Kuartal II Kuartal III Kuartal IV Jenis Alat Tangkap (Unit) (Unit) (Unit) (Unit) Payang 143 103 103 150 Dogol 25 24 24 24 Jaring Insang Hanyut 920 845 845 905 Jaring Insang Lingkar 9 9 9 9 Jaring Insang Tetap 109 106 106 106 Bagan Rakit 104 148 148 154 Bagan Tancap 60 54 54 54 Rawai Tuna 345 350 350 350 Pancing Tonda 105 100 100 100 Pancing Ulur 105 84 84 84 Garpu 18 15 15 15 Sumber : Statistik Kabupaten Sukabumi, 2010 (data diolah kembali) Tidak seperti jumlah armada yang statis sepanjang tahun 2009 (Tabel 8), jumlah alat tangkap di Kabupaten Sukabumi mengalami perubahan sepanjang tahun 2009. Alat tangkap yang tidak mengalami perubahan di sepanjang tahun 2009 (antara kuartal I sampai dengan kuartal IV) adalah jaring insang lingkar, jumlahnya konsisten sebesar 9 unit, sedangkan alat tangkap lainnya mengalami peningkatan atau penurunan sepanjang tahun 2009. 2) Armada Armada penangkapan ikan di wilayah Perairan Kabupaten Sukabumi dapat dibedakan menjadi perahu tanpa motor, perahu motor tempel dan kapal motor. Sejalan dengan modernisasi armada penangkapan, sejak tahun 2006 perahu tanpa motor mengalami penurunan jumlah armada, sedangkan perahu motor tempel maupun kapal motor mengalami peningkatan. Armada penangkapan ikan tahun 2006 hingga 2009 memperlihatkan tren yang positif, meskipun terjadi penurunan jumlah armada dari tahun 2008 sebesar 1.639 unit menjadi 1.575 unit pada tahun 2009. Perkembangan armada penangkapan ikan tahun 2006 hingga 2009 secara rinci dapat dilihat Tabel 7.

29 Tabel 7 Jumlah armada penangkapan ikan di Kabupaten Sukabumi 2006 2009 Tahun Armada (unit) Jumlah (Unit) Perahu Tanpa Motor Motor Tempel Kapal Motor 2006 332 785 233 1.350 2007 278 960 365 1.603 2008 290 975 374 1.639 2009 224 975 376 1.575 Sumber : Statistik Kabupaten Sukabumi, 2010 (data diolah kembali) Jenis armada yang paling banyak terdapat di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 adalah armada motor tempel sebesar 975 unit. Armada dengan jumlah paling sedikit di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 adalah jenis armada perahu tanpa motor sebanyak 224 unit. Jenis armada yang terdapat di Kabupaten Sukabumi tidak mengalami peningkatan atau penurunan jumlah selama tahun 2009. Berikut adalah Jumlah armada pada tahun 2009 pada Tabel 8. Tabel 8 Jumlah armada penangkapan ikan di Kabupaten Sukabumi menurut jenis armada dan kuartal tahun 2009 Jenis Armada Kuartal (unit) I II III IV 1.Perahu Tanpa Motor 224 224 224 224 2.Perahu Motor Tempel 975 975 975 975 3.Kapal Motor 376 376 376 376 Sumber : Statistik Kabupaten Sukabumi, 2010 (data diolah kembali) Jenis armada yang paling banyak terdapat di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 adalah armada motor tempel sebesar 975 unit. Armada dengan jumlah paling sedikit di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 adalah jenis armada perahu tanpa motor sebanyak 224 unit. Jenis armada yang terdapat di Kabupaten Sukabumi tidak mengalami peningkatan atau penurunan jumlah selama tahun 2009. 3) Nelayan Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi yang bekerja sebagai nelayan pada tahun 2009 sebanyak 12.311 orang, terbagi atas 10.568 orang sebagai nelayan buruh dan 1.743 orang sebagai pemilik. Apabila dilihat sejak tahun 2006 hingga 2009, jumlah nelayan yang ada di Kabupaten Sukabumi berfluktuatif, namun

30 tidak jauh berubah. Perkembangan jumlah nelayan secara rinci tahun 2006-2009 disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Jumlah nelayan perikanan tangkap tahun 2006 2009 di Kabupaten Sukabumi Tahun Nelayan (orang) Jumlah (orang) Nelayan Buruh Nelayan Pemilik 2006 10.951 1.350 12.301 2007 10.745 1.603 12.348 2008 10.761 1.639 12.400 2009 10.568 1.743 12.311 Sumber : Statistik Kabupaten Sukabumi, 2010 (data diolah kembali) Jumlah nelayan di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 adalah 12.311 orang. Nelayan yang mendominasi di Kabupaten Sukabumi adalah nelayan buruh dengan jumlah 10.568 orang, sedangkan nelayan pemilik hanya berjumlah 1.743 orang. Nelayan buruh perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi terbagi menjadi tiga kelompok yaitu buruh penuh, buruh sambilan utama dan buruh sambilan tambahan. Nelayan buruh penuh adalah nelayan yang semua waktunya digunakan untuk bekerja menjadi buruh, nelayan buruh sambilan utama merupakan nelayan yang sebagian besar waktunya digunakan untuk bekerja sebagai buruh, sedangkan nelayan buruh sambilan tambahan adalah nelayan yang hanya memakai sedikit waktunya untuk bekerja sebagai buruh. Jumlah nelayan buruh penuh di PPN Palabuhanratu tahun 2009 adalah 6.875 orang, sedangkan nelayan buruh sambilan utama dan sambilan tambahan masing-masing berjumlah 1.615 orang dan 498 orang. Berikut adalah tabel yang memaparkan jenis dan jumlah nelayan kabupaten Sukabumi di tahun 2009. Tabel 10 Jenis dan jumlah nelayan di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 Nelayan Kuartal (orang) I II III IV 1.Pemilik 1.743 1.743 1.743 1.743 2.Buruh a.penuh 7.763 7.763 7.763 7.763 b.sambilan Utama 2.032 2.032 2.032 2.032 c.sambilan Tambahan 773 773 773 773 Jumlah 12.311 12.311 12.311 12.311 Sumber : Statistik Kabupaten Sukabumi, 2010 (data diolah kembali)

31 4.2.2 Produksi hasil tangkapan Jenis ikan yang dominan tertangkap di perairan Kabupaten Sukabumi adalah jenis-jenis; cakalang (katsuwonus pelamis), cucut gergaji (Pritis cuspidiatus), cucut martil (Sphyrna blochii), layang (Decapterus sp), layaran (Istiophorus orientalis), setuhuk (Makaira sp), layur (Trichiurus sp), peperek (Ceiognathus sp), tembang (Sardinella sp), tongkol (Auxis thazard) dan tuna (Thunnus sp). Jenis-jenis ikan tersebut, meskipun jumlahnya dominan namun belum sepenuhnya mewakili produksi perikanan di Kabupaten Sukabumi. Setiap daerah pesisir di Kabupaten Sukabumi memiliki karakteristik hasil tangkapan tersendiri. Tabel 11 menunjukkan keragaman produksi ikan laut yang dimiliki oleh tiap kecamatan di Kabupaten Sukabumi, meskipun jumlah hasil tangkapan yang didaratkan masih sedikit karena keterbatasan armada dan alat tangkap. Armada yang beroperasi dikedelapan kecamatan tersebut pada umumnya didominasi oleh kapal dibawah 30 GT dan didominasi oleh kapal perahu motor tempel (Dinas Perikanan dan Kelautan 2010). Beraneka ragamnya produksi ikan di Kabupaten Sukabumi, seharusnya membuat perikanan di wilayah ini tidak terkonsentrasi baik dari segi alat maupun lokasi. Jika melihat jenis dari jumlah yang tercantum pada Tabel 6, maka jaring insang hanyut mendominasi jumlah alat tangkap dengan jumlah sebesar 950 unit. Berdasarkan produksi ikan yang terdapat di Kabupaten Sukabumi, seharusnya lokasi pemasaran ikan tidak hanya terkonsentrasi di PPN Palabuhanratu saja, tetapi bisa dikembangkan di Cisolok, Ciemas, Cikakak dan daerah lainnya. Tabel 11 Keragaman produksi ikan di setiap kecamatan di Kabupaten Sukabumi Kecamatan Potensi Ikan Simpenan Layur, lobster, kakap, beronang Ciemas Pelagis kecil dan ikan hias Cikakak Kakap, beronang, camaul, serepet, sebelah, bawal hitam, lobster Cibitung Tuna, layur, kepiting bakau Tegal buled Lobster, kakap, kerapu, udang jerebung, layur, kue, kepiting Ciracap Tenggiri, kakap putih, lobster, ikan hias, moluska, ikan pelagis Surade Ikan dan rumput laut Palabuhanratu Layur, tuna, tongkol, kakap, beronang, ikan sebelah, bawal hitam Cisolok Layur, tuna, tongkol, cucut, kue, salayang, pedang-pedang, semar (serepet), kakap, camaul, bawal hitam, kembung, teri Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi, 2010 (Data diolah kembali)

32 Volume produksi perikanan tangkap yang dihasilkan Perairan Kabupaten Sukabumi pada tahun 2009 sebesar 7.878,20 ton dengan nilai produksi sebesar Rp 56.155.022.000,00. Jika melihat perkembangan volume hasil tangkapan, nilai produksi mengalami kenaikan. Perkembangan volume dan nilai produksi secara rinci pada tahun 2006 hingga 2009 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Perkembangan volume dan nilai produksi ikan di Kabupaten Sukabumi tahun 2006 2009 Tahun Volume Penangkapan (Ton) Nilai Penangkapan (Rp 1.000) 2006 10.035,90 52.494.782,00 2007 8.655,82 46.442.802,00 2008 7.378,20 47.460.706,00 2009 7.878,20 56.155.022,00 Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi 2010 4.2.3 Prasarana dan kelembagaan perikanan tangkap Sebagai daerah yang memiliki wilayah pesisir yang luas sekitar 117 km, kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi tersebar di 9 kecamatan pesisir yaitu Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, Simpenan, Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung, dan Tegalbuled. Kegiatan perikanan tangkap terbesar terletak di Kecamatan Palabuhanratu dan Cisolok (Dinas Perikanan dan Kelautan 2011). Kegiatan perikanan tangkap terbesar terletak di Kecamatan Palabuhanratu dan Cisolok, dikarenakan di kedua kecamatan tersebut terdapat fasilitas perikanan yang cukup besar, yaitu Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu di Kecamatan Palabuhanratu dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cisolok di Kecamatan Cisolok. Kecamatan Palabuhanratu dan Cisolok memang merupakan dua kecamatan wilayah pesisir Teluk Palabuhanratu yang menjadi pusat aktivitas perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi. Sementara fasilitas perikanan yang terdapat di delapan kecamatan lainnya, hanya berstatus Tempat Pelelangan Ikan (TPI), yaitu TPI Simpenan Kecamatan Simpenan, TPI Ciwaru Kecamatan Ciemas, TPI Ujunggenteng Kecamatan Ciracap, TPI Cikakak Kecamatan Cikakak, TPI Ciracap, TPI Cibitung, TPI Tegalbuled dan TPI Surade Kecamatan Surade (Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi 2011). Kedelapan TPI yang ada di Kabupaten Sukabumi tersebut dalam menjalankan aktivitasnya hanya didukung dengan fasilitas dermaga, breakwater

33 serta gedung pelelangan ikan. Fasilitas itupun tercatat dalam keadaan rusak. Mahyudin (2010) mengungkapkan bahwa semua urusan pembangunan dan operasional PPI ditangani langsung oleh kepala cabang Dinas Kabupaten Sukabumi. Pengumpulan data statistik dilakukan tidak sempurna dan tidak ada petugas khusus pengumpulan data statistik. Data statistik dikumpulkan langsung oleh kepala cabang Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi. Dalam hal kegiatan pelelangan ikan, hanya PPN Palabuhanratu yang operasional pelelangannya dikelola oleh Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Mandiri Sinar Laut, sisanya dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi melalui Kepala Cabang Dinas Perikanan dan Kelautan. 4.3 Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu 4.3.1 Kondisi geografis PPN Palabuhanratu PPN Palabuhanratu terletak di kota Palabuhanratu yang merupakan ibu kota Kabupaten Sukabumi. Wilayah pesisir Teluk Palabuhanratu secara geografis terletak di Pantai Selatan Jawa dan berhadapan secara langsung dengan Samudera Hindia. Secara astronomis Teluk Palabuhanratu terletak pada posisi 6 50-6 55 LS dan 106 25-106 50 BT. Panjang pantai Teluk Palabuhanratu sekitar 117 km dimulai dari ujung barat Kecamatan Cisolok sampai dengan ujung timur Kecamatan Tegalbuled melintasi sembilan kecamatan pesisir serta 65 desa (Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi 2011). Secara administrasi Palabuhanratu berbatasan dengan Kecamatan Cisolok di sebelah utara, Samudera Hindia disebelah selatan, Kecamatan Ciemas di sebelah barat dan berbatasan dengan Kecamatan Warungkiara di sebelah timur. Luas wilayah Kecamatan Palabuhanratu adalah 9.087 ha dengan jumlah penduduk pada tahun 2011 sebanyak 82.863 jiwa (Statistik Kabupaten Sukabumi 2008). Kecamatan Palabuhanratu memiliki kondisi topografi berupa pegunungan yang ditumbuhi oleh pepohonan liar, perkebunan, ladang, sawah, dan pertambangan yang tersebar di delapan desa. Sungai besar yang melewati daerah kecamatan dan menjadikan muara di pantai perairan Teluk Palabuhanratu adalah Sungai Cipalabuhan, Sungai Citepus dan Sungai Cimandiri yang sekaligus

34 sebagai garis perbatasan dengan Kecamatan Simpenan (Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi 2010). Topografi perairan Teluk Palabuhanratu merupakan tipe perairan yang dangkal sampai 300 meter dari garis pantai, yaitu mempunyai kedalaman sampai 200 meter. Perairan dengan jarak lebih dari 300 meter dari garis pantai mempunyai kedalaman sampai dengan 600 meter dan sepanjang 7,9 km adalah jenis pantai berpasir (Statistik Kecamatan Palabuhanratu 2010). 4.3.2 Sarana, prasarana dan kelembagaan terkait pelelangan ikan 1) Sarana dan Prasarana Kecamatan Palabuhanratu merupakan kecamatan yang sangat diminati nelayan untuk datang dan mendaratkan serta melelang ikan hasil tangkapannya (Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi 2011). Hal ini dikarenakan di wilayah kecamatan ini terdapat Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) yang mempunyai kapasitas ruang dan fasilitas lelang yang cukup besar untuk menampung ikan yang didaratkan. Sebagai suatu pelabuhan perikanan bertipe B, PPN Palabuhanratu mampu menampung perahu atau armada perikanan dengan kapasitas diatas 30 GT, sedangkan di tempat pendaratan ikan lainnya tidak lebih dari 15 GT. Hal ini mengakibatkan ikan yang didaratkan dan dilelang di kecamatan ini sangat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah ikan yang didaratkan dan dilelang di kecamatan-kecamatan lainnya. Dengan semakin meningkatnya kegiatan perikanan tangkap di PPN Palabuhanratu, maka pihak pengelola telah menambah kolam pelabuhan menjadi dua. Hal ini karena kolam pelabuhan I sudah tidak mampu lagi menampung kapal yang akan bertambat labuh serta melakukan pembongkaran. Selain itu supaya ikan hasil tangkapan yang berasal dari PPN Palabuhanratu mampu menembus pasar internasional, maka pada awal 2008 dilakukan renovasi gedung TPI sehingga diharapkan pada saatnya nanti akan mampu memenuhi standar Uni Eropa. Secara umum, kondisi fasilitas di PPN Palabuhanratu masih bisa berfungsi dengan baik. Kebutuhan akan fasilitas-fasilitas di pelabuhan perikanan sangat penting guna memperlancar berbagai aktivitas perikanan yang ada di pelabuhan

35 perikanan. Fasilitas-fasilitas tersebut berupa fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang. Fasilitas yang terdapat di PPN Palabuhanratu terdiri dari : 1) Fasilitas Pokok Fasilitas pokok yang terdapat di PPN Palabuhanratu adalah : (1) Areal Pelabuhan Areal PPN Palabuhanratu memiliki luas areal seluas 10,29 ha dan diatas areal tersebut telah dibangun fasilitas pelabuhan baik fasilitas pokok, fasilitas fungsional maupun fasilitas penunjang. Kapasitas lahan yang tersedia telah dimanfaatkan seluruhnya. Penggunaan lahan oleh para pengusaha dilakukan dengan cara menyewa kepada pihak pengelola pelabuhan. (2) Dermaga Panjang dermaga PPN Palabuhanratu pada awal operasional adalah 509 m, setelah beberapa tahun operasional dermaga tersebut melampaui kapasitasnya karena kapal-kapal yang menggunakan PPN Palabuhanratu sebagai tempat untuk mendaratkan hasil tangkapannya setiap tahun mengalami peningkatan. Pihak PPN Palabuhanratu pada tahun 2002 membangun dermaga baru (dermaga 2) dengan panjang 410 meter guna meningkatkan pelayanan. PPN Palabuhanratu saat ini menggunakan dermaga 1 untuk melayani tambat labuh kapal-kapal ukuran <30 GT, sedangkan dermaga 2 dipergunakan untuk melayani kapal-kapal ukuran >30GT. (3) Kolam pelabuhan PPN Palabuhanratu mempunyai kolam pelabuhan dengan luas sekitar 3 ha dengan variasi kedalaman -3 m, -2,5 m, dan -2 m. Tahun 2002 bersamaan dengan dibangunnya dermaga 2 di PPN Palabuhanratu juga dibangun kolam palabuhan baru (kolam 2) seluas 2 ha dengan kedalaman -4 m. Kolam pelabuhan 2 tersebut dibangun karena kolam pelabuhan yang ada setelah beberapa tahun PN Palabuhanratu operasional, tidak cukup menampung aktivitas kapal.

36 (4) Breakwater Panjang breakwater yang dimiliki PPN Palabuhanratu bagian selatan adalah 294 m, bagian utara 125 m, bagian barat 50 m, dan bagian timur 200 m. Breakwater berguna untuk melindungi kapal-kapal perikanan yang melakukan aktivitas tambat labuh di dermaga terhadap pengaruh gelombang laut. (5) Alat bantu navigasi Alat bantu navigasi di PPN Palabuhanratu adalah dua buah rambu navigasi berwarna hijau dan merah yang digunakan sebagai tanda alur keluar masuk pintu pelabuhan pada bagian ujung breakwater. (6) Alur masuk Panjang alur masuk PPN Palabuhanratu adalah 294 m. Alur masuk tersebut berfungsi sebagai jalan masuk atau keluar bagi kapal-kapal yang hendak tambat labuh di PPN Palabuhanratu. (7) Turap sungai dan krib penahan sedimen Panjang turap sungai yang dimiliki PPN Palabuhanratu adalah 200m 2, sedangkan krib penahan sedimen sebanyak 2 unit sepanjang 74 m. 2) Fasilitas Fungsional Fasilitas fungsional yang terdapat di PPN Palabuhanratu adalah : (1) Gedung Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Gedung TPI PPN Palabuhanratu memiliki luas 900 m 2. Gedung TPI tersebut dilengkapi dengan kantor dan tempat pelelangan. Sarana yang ada di TPI PPN Palabuhanratu adalah 2 (dua) buah timbangan untuk penyelenggaraan pelelangan, trays (basket) dan satu buah sound system. (2) Pasar ikan Pasar ikan yang dimiliki PPN Palabuhanratu mempunyai luas 352 m 2, bersebelahan dengan gedung tempat pelangan ikan dan dimanfaatkan sebagai tempat untuk memasarkan ikan hasil tangkapan. Pasar ini memiliki lapak berjumlah 60 unit lapak dan setiap lapak dikenai uang sewa sebesar Rp 2.000,00/lapak/hari.

37 (3) Menara air dan Instalasi PPN Palabuhanratu mempunyai fasilitas air bersih berupa unit menara air dengan kapasitas 400 m 2 yang berada di dekat kantor PPN Palabuhanratu. Saat ini telah terpasang instalasi air yang baru, khusus untuk kegiatan masyarakat baik nelayan maupun pihak investor dalam meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat sekitar, penetapan harga penjualan air ditentukan berdasarkan harga dasar perusahaan daerah air minum (PDAM) ditambah 10% untuk biaya pelayanan. (4) Tangki BBM PPN Palabuhanratu memiliki 2 (dua) unit tangki BBM yang berkapasitas 320 m 3 dan 208 m 3 yang dipasok dari station package dealer (SPDN) untuk nelayan yang dikelola oleh Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Mandiri Sinar Laut. SPDN ini berlokasi di dalam pelabuhan dan dikhususkan untuk menyalurkan solar ke kapal-kapal dengan ukuran <30 GT dengan harga subsidi Rp 4.500,00/liter dan kebutuhan solar bagi kapal-kapal >30 GT dipasok dari statiun bahan bakar bunker (SPBB) yang dikelola PT. Paridi Asyudewi. (5) Listrik dan instalasi Listrik di PPN Palabuhanratu bersumber dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan kapasitas daya 82,5 kilo volt ampere (KVA). Kapasitas listrik tersebut digunakan untuk penerangan jalan komplek, fasilitas pelabuhan, perumahan dan kegiatan perusahaan. Instalasi listrik ini merupakan salah satu unit usaha yang dikelola oleh pihak KUD Mina Mandiri Sinar Laut. Tersedia genset dengan kapasitas 95 KVA untuk mengantisipasi padamnya listrik. (6) Tempat perbaikan jaring PPN Palanbuhanratu mempunyai tempat perbaikan jaring dengan luas bangunan 500 m 2 dan areal untuk penjemuran dan perbaikan jaring seluas 3000 m 2.

38 (7) Balai pertemuan nelayan Balai pertemuan nelayan PPN Palabuhanratu mempunyai luas 150 m 2, dimanfaatkan untuk pertemuan nelayan, rapat KUD, penyuluhan dan pelatihan-pelatihan di bidang perikanan. (8) Sarana komunikasi PPN Palabuhanratu mempunyai sarana komunikasi berupa 2 (dua) unit radio SSB (Single Side Band), telepon dan faksimil yang digunakan untuk kelancaran informasi di pelabuhan. (9) Pos penjagaan Pos penjagaan di PPN Palabuhanratu terletak di jalan masuk atau keluar pelabuhan, mempunyai luas 52 m 2 dengan petugas satpam yang berjaga secara bergiliran. Pos penjagaan tersebut berfungsi untuk menjaga dan mengatur lalu lintas kendaraan dan orang agar dapat berjalan dengan lancar, tertib dan aman. (10) Garasi alat berat PPN Palabuhanratu mempunyai garasi alat berat seluas 200 m 2. Garasi alat berat ini dimanfaatkan untuk menyimpan peralatan dan pusat distribusi listrik PLN dengan daya 82,5 KVA maupun pemeliharaan/perbaikan fasilitas pelabuhan. (11) Forklift, dumptruck, truck folder crane PPN Palabuhanratu mempunyai fasilitas mekanisasi berupa forklift berjumlah dua unit sebagai alat bantu untuk memindahkan barang dari dermaga ke tempat penumpukan barang, truck folder crane berjumlah dua unit untuk mengangkat muatan dari kapal ke dermaga dan dump truck berjumlah 1 (satu) unit. (12) Jalan komplek pelabuhan Jalan dalam komplek pelabuhan yang dimiliki PPN Palabuhanratu terbuat dari konstruksi aspal sehingga memudahkan kendaraan melintasi kawasan pelabuhan. 3) Fasilitas Penunjang Fasilitas fungsional yang terdapat di PPN Palabuhanratu adalah:

39 (1) Kantor administrasi pelabuhan Kantor administrasi pelabuhan terdiri dari kantor UPT PPN Palabuhanratu, kantor syahbandar, kepolisian, Dinas Perikanan dan Kelautan serta pengawas kapal ikan (WASKI). Kantor UPT PPN Palabuhanratu mempunyai luas 528 m 2 digunakan sebagai pusat administrasi guna kelancaran operasional PPN Palabuhanratu. Kantor pelabuhan ini dilengkapi dengan ruang pertemuan, komputer, telepon dan faksimil. Kantor pelabuhan cukup baik dan terawat serta dapat dimanfaatkan sebagaimana fungsinya. (2) Rumah dinas PPN Palabuhanratu mempunyai fasilitas rumah dinas yang terdiri dari 1 (satu) unit rumah dinas kepala pelabuhan seluas 70 m 2, 6 (enam) unit rumah dinas pegawai pelabuhan seluas 70 m 2 dan seluas 50 m 2 sebanyak 1 (satu) unit serta dilengkapi 2 (dua) unit guest house seluas 70 m 2 dan mess operator seluas 190 m 2. (3) Musholla PPN Palabuhanratu mempunyai sarana ibadah berupa musholla satu unit yang dimanfaatkan penggunaan jasa pelabuhan maupun penduduk setempat. Musholla ini terletak di dekat gedung Tempat Pelelangan Ikan. (4) MCK PPN Palabuhanratu mempunyai MCK seluas 45 m 2 dilengkapi dengan tempat mandi, mencuci dan kakus. Keberadaan MCK sangat diperlukan pengguna pelabuhan, fasilitas ini dibangun untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan disamping untuk menciptakan lingkungan yang bersih di dalam lokasi pelabuhan. (5) Tempat parkir Tempat parkir di PPN Palabuhanratu terdapat di depan kantor UPT PPN Palabuhanratu dan di sekitar jalan komplek pelabuhan. Tempat parkir yang terdapat di depan UPT PPN Palabuhanratu dipergunakan untuk memarkir kendaraan karyawan PPN Palabuhanratu. Jenis-jenis fasilitas di PPN Palabuhanratu dan kapasitasnya terdapat pada Tabel 13 di bawah ini.

40 Tabel 13. Jenis, jumlah, ukuran, dan kondisi fasilitas yang terdapat di PPN Palabuhanratu Fasilitas Jumlah (unit) Ukuran Kondisi I. Fasilitas Pokok Areal pelabuhan 1 10,29 ha Baik Dermaga 1 1 509 m Baik Dermaga 2 1 410 m Baik Kolam 1 1 3 ha Baik Kolam 2 1 2 ha Baik Breakwater 1/utara 1 125 m Baik Breakwater 2/selatan 1 294 m Baik Breakwater baru timur 1 200 m Baik Breakwater baru barat 1 50 m Baik Alat bantu navigasi 2 Baik Alur masuk 1 294 m Baik Turap sungai 1 200 m Baik Krib penahan sedimen 2 74 m Baik II. Fasilitas Fungsional Gedung TPI 1 900 m 2 Baik UPT PPN Palabuhanratu 1 528 m 2 Baik Pasar ikan 1 352 m 2 Baik Lahan industri 5.582 m 2 Sempit Tangki air 1 400 m 3 Baik Pompa air 4 Baik Rumah pompa 1 27 m 3 Baik Tangki BBM 2 320 m dan 208 m Baik Listrik + instalasi 1 82,50 KVA Baik Genset + instalasi 2 95 KVA Baik Gedung perbaikan jaring 1 500 m 2 Baik Tempat penjemuran dan 1 3000 m 2 Baik perbaikan jaring Balai pertemuaan nelayan 1 150 m 2 Baik Radio SSB 2 Baik Pos jaga 2 52 m 2 Baik Garasi alat berat 1 200 m 2 Baik Forklift 2 Baik Dump truck 1 Baik Truck folder crane 2 Baik Kendaraan operasional 9 Baik Jalan dalam komplek Baik Laboratorium bina mutu 1 117 m 2 Baik III. Fasilitas Penunjang Rumah kepala pelabuhan 1 70 m 2 Baik Rumah pegawai 6 120 m 2 Baik Guest house 1 70 m 2 Baik Mess operator 2 190 m 2 Baik Musholla dan MCK 1 45 m 2 Baik Tempat parkir Baik Pasar ikan 1 360 m 2 Baik Fasilitas olahraga 2 Baik Billboard perkiraan cuaca 1 Baik Selasar tuna 1 Baik Cawan es 1 Baik Sumber : Pengelola TPI PPN Palabuhanratu, 2010

41 Fasilitas di atas harus berada dalam kondisi yang baik agar proses pelelangan berjalan dengan lancar. Semua fasilitas yang secara langsung mendukung pelelangan merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. 2) Kelembagaan terkait pelelangan ikan Sejak tahun 1999, setelah sebelumnya dikelola oleh Dinas Kabupaten Sukabumi, pelelangan ikan di PPN Palabuhanratu dikelola oleh KUD Mina Mandiri Sinar Laut. Koperasi Unit Desa (KUD) ini merupakan lembaga yang ditunjuk oleh Dinas Perikanan dan Kelautan dan Kabupaten Sukabumi untuk menyelenggarakan pelelangan ikan di PPN Palabuhanratu. Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Mandiri Sinar Laut merupakan satusatunya KUD Mina yang terdapat di Kabupaten Sukabumi. Wilayah kerjanya meliputi Kelurahan Palabuhanratu yang terdiri dari 7 desa (1) Desa Pasir Suren, (2) Desa Tonjong, (3) Desa Cikadu, (4) Desa Citarik, (5) Desa Citepus, (6) Desa Baniwangi, dan (7) Desa Cibodas (KUD Mina Mandiri Sinar Laut 2008). Koperasi ini dalam menjalankan kegiatannya mempunyai landasan hukum yaitu (1) Perda Jabar No.25 Tahun 2005 tentang penyelenggaraan pelelangan ikan Nomor: 503/113/Diskan/PPSTP/2008. Dalam menjalankan operasionalnya, KUD Mina memiliki tiga sumber modal, yaitu modal sendiri yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan umum, cadangan resiko dan hibah/donasi. Modal luar didapat dari dana MAP dan PT. BPR Kop Jabar. Selain dari kedua sumber dana tersebut, pendanaan operasional KUD Mina juga sebagian berasal dari Sisa Hasil Usaha (SHU) dari unit-unit usaha yand dimilikinya. Terdapat enam unit usaha yang sekarang dijalankan oleh KUD Mina Mandiri Sinar Laut, diantaranya adalah (1) Unit Tempat Pelelangan Ikan (TPI) pasar grosir, (2) Unit pelayanan bahan bakar dan solar, (3) Unit bahan dan alat perikanan, (4) Unit pemasaran es balok, (5) Unit jasa listrik bekerjasama dengan PLN, dan (6) Unit usaha jasa simpan pinjam.

42 4.3.3 Unit penangkapan ikan dan nelayan di PPN Palabuhanratu 1) Armada Penangkapan Ikan Armada penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu terbagi menjadi dua, yaitu Perahu Motor Tempel (PMT) dan Kapal Motor (KM). Perahu motor tempel merupakan perahu yang menggunakan mesin luar (outboard). Jenis perahu ini mengoperasikan alat tangkap jaring rampus, payang, pancing, rawai layur, dan gillnet. Kapal motor merupakan armada penangkapan ikan yang menggunakan mesin dalam (inboard). Jenis kapal ini mengoperasikan alat tangkap gillnet, tuna longline, dan purse seine. Bedasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.16/MEN/2006 tentang Pelabuhan dan Perikanan karakteristik, pelabuhan perikanan tipe B adalah mempunyai fasilitas tambat labuh untuk kapal dengan ukuran 30 GT- 60 GT. Supaya fungsi fasilitas ini maksimal, maka perahu atau kapal yang mempunyai ukuran dibawah 30 GT seperti perahu motor tempel seharusnya tidak bertambat labuh di pelabuhan tipe B. Kenyataan di lapangan berbeda dengan peraturan tersebut. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu sebagai pelabuhan perikanan tipe B masih menampung perahu motor tempel yang mempunyai ukuran dibawah 30 GT. Sebaiknya klasifikasi tidak berdasarkan kepentingan administrasi saja, sehingga berdampak tidak sesuai dengan banyak kenyataan diberbagai pelabuhan perikanan tipe B dan tipe C (Pane 2010). Armada penangkapan di PPN Palabuhanratu dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi, seperti tercantum pada Tabel 14 dan pada Gambar 4 jumlah armada yang beroperasi di PPN Palabuhanratu mencapai angka tertinggi pada tahun 2007 dimana jumlah armada penangkapan mencapai 852 unit. Menurut pihak PPN Palabuhanratu, meningkatnya jumlah armada pada tahun 2007 dikarenakan dampak dari rumponisasi, dan adanya bantuan armada penangkapan berupa kapal pancing tonda dari pemerintah kepada nelayan setelah terjadinya tsunami di pantai selatan Jawa Barat. Pertumbuhan armada penangkapan sejak tahun 2003 2007 tidak diikuti oleh pertumbuhan di tahun 2008. Bahkan pada tahun tersebut terjadi penurunan terbesar dalam 10 tahun terakhir, yaitu sebesar 206 unit (-31,89%). Penurunan

43 tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain karena volume produksi yang terus menurun pada alat tangkap payang dan gillnet, juga yang paling signifikan adalah karena adanya pengaruh rumponisasi dan bertambahnya perusahaan pengekspor. Hal ini mengakibatkan harga ikan layur meningkat secara signifikan dari Rp 15.000,00/kg menjadi Rp 25.000,00/kg. Selain itu, pada tahun tersebut juga terjadi bencana alam berupa tsunami yang mengakibatkan banyak kapal nelayan yang rusak. Namun pada dua tahun berikutnya yaitu tahun 2009-2010 terjadi peningkatan kembali karena banyak nelayan yang sebelumnya menggunakan perahu motor tempel mulai berpindah menggunakan kapal motor dengan pengoperasian rumpon sebagai alat tangkapnya. Tabel 14 Perkembangan armada penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu tahun 1999-2010 Tahun Jumlah Kapal/Perahu Perikanan (Unit) Jumlah Perahu Motor Tempel Kapal Motor armada 1999 278 181 459-2000 235 181 416-10,34 2001 343 186 529 21,36 2002 317 135 452-17,04 2003 253 128 381-18,64 2004 266 264 530 28,11 2005 428 248 676 21,60 2006 511 287 798 15,29 2007 531 321 852 6,34 2009 364 394 758 14,78 2010 346 491 837 9,44 Sumber: Statistik PPN Palabuhanratu 2011 (Diolah kembali) Pertumbuhan (%) Nelayan memandang bahwa pengoperasian alat tangkap layur dan tuna rumpon sangat menguntungkan karena tingginya permintaan dari eksportir maupun pemborong terhadap ikan tersebut. Selain itu, karena jumlah hasil tangkapannya tinggi, sehingga banyak nelayan dari alat tangkap payang dan gillnet yang berpindah alat tangkap dan secara langsung merubah armada yang akan dioperasikan. Bahkan nelayan gillnet dan payang sudah semakin jarang melaut, disamping hasil tangkapan yang sedikit juga sering mengalami kerugian. Ikan hasil tangkapan yang berkurang dari segi jenis dan jumlah ini menurut nelayan terjadi sejak penggunaan rumpon diberlakukan di wilayah Samudera Hindia termasuk didalamnya wilayah Palabuhanratu.

44 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 Jumlah (Unit) 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Kapal Tahun Gambar 4 Perkembangan armada penangkapan di PPN Palabuhanratu tahun 1999 2010 Sumber: Statistik PPN Palabuhanratu 2011 (Diolah kembali) 2) Alat tangkap Jenis alat tangkap yang terdapat di PPN Palabuhanratu pada tahun 2010 adalah sebanyak 10 jenis, diantaranya adalah payang, pancing ulur, jaring rampus, bagan apung, trammel net, purse seine, gillnet, rawai, pancing tonda dan tuna longline. Pada Tabel 15, pancing ulur memiliki jumlah paling banyak yaitu sebanyak 233 unit (27,84%), sedangkan purse seine merupakan alat tangkap yang paling sedikit digunakan yaitu hanya 7 unit (0,84%). Tabel 15 Jenis dan jumlah alat tangkap serta komposisinya di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Jenis Alat Tangkap Jumlah (unit) Persentase (%) Payang 57 6.82 Pancing Ulur 233 27.84 Jaring Rampus 25 2.98 Bagan Apung 165 19.72 Trammel net 10 1.20 Purse seine 7 0.84 Gillnet 29 3.47 Rawai 157 18.76 Pancing Tonda 135 16.13 Tuna longline 19 2.28 Jumlah 837 100 Sumber: Statistik PPN Palabuhanratu 2011 (data diolah kembali)

45 Keberadaan alat tangkap rumpon yang meningkat pesat dari tahun sebelumnya mengakibatkan kekhawatiran khususnya nelayan rampus, bagan, trammel net, gill net, dan longline. Kekhawatiran ini disebabkan oleh kinerja rumpon yang menghadang ikan untuk masuk ke perairan Teluk Pelabuhanratu menyebabkan ikan yang masuk ke Teluk Pelabuhanratu menjadi sedikit. Kekhawatiran nelayan bagan, rampus, gill net, trammel net, dan longline yang berdomisili di PPN Palabuhanratu yang pada umumnya mengoperasikan armada <30 GT, akan menurunkan produksi hasil tangkapannya. Secara umum, perkembangan jumlah alat tangkap di PPN Palabuhanratu mengalami kecenderungan meningkat pada periode 1999 2010 dengan kisaran pertumbuhan antara (-41,76) 57,09 %. Penurunan terbesar adalah pada tahun 2008 (-41,76). Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan di PPN Palabuhanratu, hal ini terjadi karena banyak nelayan gillnet yang beralih pada pancing tonda, pancing layur, dan longline. Sebagian nelayan gillnet dan payang mengalami kerugian karena jumlah hasil tangkapan yang terus menurun dari tahun ke tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2007, dimana terjadi pertumbuhan sebesar 57,09%. Perkembangan jumlah alat tangkap selama 12 tahun terakhir disajikan pada Tabel 16 dan Gambar 5. Tabel 16 Perkembangan jumlah alat tangkap di PPN Palabuhanratu 1999-2010 Tahun Jumlah Alat Tangkap (unit) Pertumbuhan (%) 1999 652-2000 555-14,88 2001 624 12,43 2002 573-8,17 2003 609 6,28 2004 693 13,79 2005 733 5,77 2006 846 15,42 2007 1329 57,09 2008 774-41,76 2009 593-23,39 2010 491-17,20 Kisaran 555 1.329 (-41,76) 57,09 Sumber: Statistik PPN Palabuhanratu 2011(data diolah kembali)

46 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah (unit) Tahun Gambar 5 Perkembangan jumlah alat tangkap di PPN Palabuhanratu 1999-2010 Sumber: Statistik PPN Palabuhanratu 2011(data diolah kembali) 3) Nelayan Nelayan di PPN Palabuhanratu memiliki keanekaragaman sosial karena berasal dari berbagai daerah. Namun secara mayoritas penduduk asli masih mendominasi keberadaan nelayan di PPN Palabuhanratu. Nelayan pendatang di PPN Palabuhanratu umumnya berasal dari daerah Bogor, Cirebon, Cilacap, Binuangen, dan Indramayu. Namun tidak sedikit nelayan yang berasal dari luar Pulau Jawa seperti Sulawesi. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan setempat, nelayan pendatang yang berasal dari Sulawesi ini biasanya mengoperasikan alat tangkap bagan. Berikut ini adalah jumlah nelayan yang berada di PPN Palabuhanratu pada tahun 2010. Tabel 17 Jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu 2010 per jenis nelayan Jenis alat tangkap Nelayan Pemilik Kapal Nelayan buruh (ABK) Perahu motor tempel Kapal motor Jumlah A B C D D E F G H (orang) 206 35 20 7 102 16 5 64 84 539 514 690 44 24 306 173 144 665 1.239 3.799 Jumlah 720 725 64 31 408 189 149 729 1.323 4.338 Keterangan : A: Kincang, B: Payang, C: Dogol, D: Bagan, E: <10GT, F: 10-20GT, G: 20-30GT, H: >30GT Sumber: Statistik PPN Palabuhanratu 2010 (Data diolah kembali)

47 Jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu pada tahun 2010 berjumlah 4.338 orang nelayan. Berdasarkan data PPN Palabuhanratu, nelayan di PPN Palabuhanratu terbagi menjadi dua golongan yaitu nelayan pemilik kapal dan nelayan buruh (ABK). Nelayan pemilik kapal atau biasa disebut tauke (juragan) adalah nelayan yang memiliki unit penangkapan ikan. Nelayan pemilik di PPN Palabuhanratu ada yang ikut melaut bertindak sebagai nahkoda ada juga yang tidak ikut melakukan kegiatan operasi penangkapan. Nelayan buruh (ABK) merupakan nelayan yang ikut dalam operasi penangkapan. Nelayan buruh (ABK) mendominasi jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu dengan jumlah sebanyak 3,799 orang atau sebanyak 87,58% dari jumlah total nelayan. Jika dilihat sejak tahun 2006 hingga 2010, jumlah nelayan terbanyak terdapat pada tahun 2007 sebanyak 5.994 orang. Tahun 2008 jumlah nelayan berkurang 34,93% menjadi 3900 orang. Hal ini dikarenakan banyak alat tangkap yang mengalami kerugian secara finansial karena hasil tangkapan yang sedikit seperti alat tangkap payang dan gillnet. Perkembangan jumlah nelayan rinci sejak tahun 2006 hingga 2010 dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Perkembangan jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu tahun 2006-2010 Tahun Jumlah (Orang) Fluktuasi (%) 2006 4.371 2007 5.994 37,13 2008 3.900-34,93 2009 4.453 14,18 2010 4.338-0,02 Sumber: Statistik PPN Palabuhanratu 2010 (Data diolah kembali) 4.3.4 Produksi dan nilai produksi di PPN Palabuhanratu Komposisi jenis hasil tangkapan yang dominan didaratkan pada tahun 2009 di PPN Palabuhanratu adalah tuna, cakalang, cucut, tembang, layur dan tongkol. Hasil tangkapan yang memiliki nilai tinggi atau disebut juga hasil tangkapan ekonomis penting sekaligus juga paling banyak didaratkan di PPN Palabuhanratu adalah tuna dan layur. Hal tersebut dikarenakan harganya yang tinggi dan dipasarkan lokal, dalam negeri dan luar negeri dengan permintaan yang tinggi dari konsumen. Produksi hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu terdiri dari hasil