BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan kota yang cukup padat dan banyak di datangi. Selain. terdapat di Yogyakarta. Keberadaan kampus-kampus di

darah tidak berfungsi dengan baik.

FASILITAS REST AREA TIPE A PADA RUAS JALAN TOL CIPULARANG

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Gagasan awal,strategi/pendekatan Perancangan. Skywalk merupakan akses pejalan kaki yang letaknya dua

REST AREA JALAN TOL SEMARANG - BATANG

REST AREA KM 22 JALAN TOL SEMARANG-SOLO

BAB I PENDAHULUAN. maupun sekelompok bangunan yang memfasilitasi kegiatan penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. ke jaman, seirama dengan perkembangan mode. Sekitar abad. berubah menjadi barang yang memiliki fungsi ekonomis di

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Redesain Terminal Kartasura 1.2 Latar Belakang

REST AREA TOL KANCI-PEJAGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI BAB I PENDAHULUAN BAB I. Universitas Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, yang disebabkan oleh semakin beranekaragamnya produk

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan berbagai komunitas otomotif khususnya komunitas mobil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Projek Observatorium Astronomi. masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan fasilitas

Penataan dan Pengembangan Obuek Wisata Pantai Widuri di Pemalang

KANTOR SEWA DENGAN TEMA PERKANTORAN TAMAN DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pada pasal 1 ayat (1) disebutkan

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kendaraan tapi cukup dengan berjalan kaki saja.

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN

SHOPPING CENTER DI KAWASAN MONORAIL INTERCHANGE KARET, JAKARTA PUSAT Penekanan Desain Konsep Arsitektur Renzo Piano

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah Negara kepulauan yang sangat banyak

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB PENDAHULUAN Pengertian Judul

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bebas tanpa hambatan tarif maupun non-tarif. Dari total. penduduk Indonesia. Indonesia dengan SDM dan SDA nya

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Effriansyah wijaya kusuma /

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I. A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia kereta api di negara-negara sekarang ini

RESORT HOTEL DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

Skripsi Program Studi Teknik Arsitektur

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

REST AREA JALAN RAYA SRAGEN-NGAWI KM.14 SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Judul

Taman Imaginasi Di Semarang 126/48

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I. Pendahuluan Latar Belakang Proyek. Batik sudah berabad abad tumbuh dan berkembang dari jaman ke

BAB I PENDAHULUAN. mendasar yang harus diwujudkan untuk melangsungkan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. selalu harus diikuti sesuai dengan peningkatan konsumsi. Pariwisata adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Rest Area KM 22 Jalan Tol Semarang Solo Penekanan Desain Arsitektur Post Modern

Rest Area KM 22 Jalan Tol Semarang - Solo Jovi Permata Anggriawan (L2B008052) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang a. Strategi/ Pendekatan Perancangan Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo dikarenakan masih kurangnya fasilitas seperti rest area yang berada di tol Jawa Tengah. Dengan konsep desain kawasan yang bertema Green Architecture yang berarti memberikan suasana lingkungan alam maupun manusia dengan menghasilkan sebuah penghijauan sekitar bangunan hijau dan hemat energi di rest area ini bertujuan supaya pengemudi yang berkunjung bisa menggunakan fasilitas yang ada dan menikmati sumber daya alam secara efisien dan optimal, dengan berjalan di zona yang teduh atau dapat juga berguna bagi pengguna yang ingin berkunjung di rest area ini dengan faktor kelelahan yang bermacam-macam atau hanya sekedar ingin berkunjung di area pelayanan rest area seperti menikmati pelayanan kantin/ restoran/ cafe yang memberikan suasana sejuk yang di dapat dari konsep awal dan perancangan baru yaitu penghijauan disekitar restoran/ tempat program lainnya. 1

Pendekatan perancangan akan bangunan baru dengan mengintegrasikan berbagai fungsi utama serta fungsi penunjang kegiatan utama di dalam satu kawasan. b. Kekhasan Proyek Merencanakan dan merancang bangunan dengan menekankan integrasi berbagai bangunan fungsional di dalam sebuah kawasan bangunan yang tersebut memiliki keunggulan dalam konsep dari perancangan bangunan ini yaitu Green Architecture dengan fungsi sebagai sarana tempat peristirahatan yang nyaman bagi pengemudi karena dari suasana yang sejuk, lebih baik, lebih sehat dengan penghijauan di kawasan bangunan rest area ini, sehingga pengunjung yang datang pada saat waktu beristirahat bisa menikmati suasana taman/ penghijauan di sekeliling kawasan ini. c. Fungsi dan Kegiatan Utama Sebagai bangunan fasilitas peristirahatan untuk masyarakat yang lelah saat mengemudi dalam perjalanan. Maka dari itu akan dirancang dan direncanakan sebuah bangunan multi fungsi dengan fasilitas seperti : kantor pengelola, kantin/ restoran/ cafe, mini market, bengkel, masjid, kamar mandi, taman, tempat pijat refleksi dan SPBU. Kegiatan yang dilakukan di dalam kawasan kompleks rest area ini adalah tempat transit untuk beristirahat bagi 2

pengguna/ pengemudi tol, tempat untuk beristirahat selama dalam perjalanan berada di tempat titik lelah mengemudi, tempat istirahat dan pelayanan wisata taman dengan penentuan view daerah yang dapat dimanfaatkan. Dengan adanya rest area ini diharapkan masyarakat setempat atau luar setempat dapat menggunakan fasilitas tersebut jika sedang lelah mengemudi atau setidaknya lapar di tengah perjalanan, dan yang menjadi tujuan utamanya yaitu adalah memberikan fasilitas peristirahatan bagi pengemudi jalan tol. 1.1.1. Kepentingan Mendesak (Urgency) Rest area adalah suatu fasilitas umum dan sosial yang dibutuhkan oleh masyarakat dimana pun itu dengan letaknya yang strategis. Masyarakat yang mengalami lelah saat mengemudi jarak tempuh yang jauh dan mencari tempat titik lelah < 25 km sesuai SPM (Standart Pelayanan Minimal) jalan tol yang diatur dalam Permen PU No.16/PRT/M/2014 da tidak hanya melihat dari aturan Permen tetapi juga melihat aturan dari pihak badan pengelola jalan tol yang sudah memiliki/ merencanakan suatu DED (Detail Engineering Design) yang ada. Judul ini dibuat karena syarat memenuhi pembuatan jalan tol baru Provinsi Jawa Tengah ini telah berlangsung, dan rest area merupakan tempat dimana pengemudi tol yang lelah dapat berhenti dan beristirahat apabila lelah dalam perjalanan ini 3

belum ada, rencananya rest area ini sangatlah cocok untuk dilaksanakan di sepanjang jalan tol baru Provinsi Jawa Tengah ini yang perkiraan jarak tempuhya cukup jauh yaitu 75,67 km. Saat ini hanya masih ada satu rest area disepanjang jalan tol Semarang-Solo yaitu rest area tol Tembalang - Ungaran. Maka dari itu untuk memenuhi kebutuhan warga Jawa Tengah dibangunlah rest area ini karena penting juga bagi keselamatan pengemudi yang mengalami kelelahan saat dalam perjalanan, kelaparan, dan kurang sehat untuk bisa berhenti dan beristirahat di rest area ini. 1.1.2. Kebutuhan (Need) Dari kepentingan mendesak tersebut muncul sebuah kebutuhan akan suatu tempat berupa bangunan untuk tempat peristirahatan pengemudi kendaraan tol yang lelah ataupun bosan dengan alur yang panjang dan terkesan monoton. Kota Semarang merupakan Ibukota dari Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah penduduk yang padat karena luas wilayah jangkauannya juga luas, sedangkan jumlah penduduk di Kota Solo juga padat penduduk walaupun luas wilayah tidak terlalu besar, dan tidak hanya penduduk Semarang-Solo, tetapi menyesuaikan juga dengan jumlah penduduk sekitar yang menjadi jalan lintas tol Semarang-Solo yaitu Bawen. Kota Semarang dan Solo terbilang kota yang lebih berkembang di 4

kota lainnya di provinsi Jawa Tengah. Semarang dan Solo merupakan pusat kegiatan sosial dan budaya dengan berbagai sarana yang cukup baik di bidang pendidikan, budaya, kesehatan, dan lain sebagainya. Sehingga Semarang dan Solo adalah tempat yang strategis untuk berdirinya sebuah sarana peristirahatan di jalan tol Semarang Solo. Tol yang menghubungkan Semarang-Solo sudah ada, tetapi fasilitas seperti rest area masih kurang mewadahi. Pada jalur tol yang terhitung masih baru ini masih sangat kurang dalam fasilitas, sehingga setidaknya diberikan tempat perisitirahatan yang cukup baik seperti rest area dengan tipe tertentu seperti contohnya tipe A yang bisa mewadahi seperti tempat perbelanjaan, masjid, tempat istirahat, tempat restoran, SPBU, kamar mandi, refreshing, dan sebagainya. 1.1.3. Ketertarikan (Interest) Penyusun memiliki ketertarikan untuk merencanakan dan merancangkan rest area tipe A ini karena penulis yang mengetahui sendiri bahwa arus tol di Semarang Solo yang beberapa sudah ada dan bisa dilalui oleh pengemudi yaitu kurangnya rest area dan ketentuan dari DED dari pihak TMJ (Trans Marga Jateng), dengan belum adanya sebuah fasilitas yang mendukung jalan tol seperti rest area ini akan membuat pengemudi cenderung bosan dengan perjalanan jarak tempuh 5

yang cukup jauh ini dan memungkinkan pengemudi bisa mengalami kelelahan saat mengemudi, hal ini juga sangat penting diperhatikan supaya keselamatan transportasi darat perlu dibangun sebuah kawasan yaitu rest area. Selain itu mengapa penulis ingin merencanakan dan merancang rest area yang memiliki keunggulan pada konsep kawasan yang hijau, dikarenakan daerah Indonesia yang tropis (panas) apabila membangun kurang memperhatikan ruang terbuka hijau yang sangat penting juga bagi kesehatan manusia maupun kesehatan bumi pertiwi agar mengurangi dampak global warming. 1.1.4. Keterkaitan (Relevancy) Dapat ditarik kesimpulan bahwa keterkaitan antara kebutuhan dengan pemenuhan kebutuhan akan fasilitas tersebut yaitu dengan direncanakannya fasilitas umum berupa Rest Area Tol Semarang-Solo di Bawen, dapat memberikan suatu alternatif untuk sarana prasarana kebutuhan dari jalan tol sendiri. Keterkaitan untuk masalah yang rest area adalah sudah tersedianya jalan tol yang menghubungkan arus Semarang-Solo yakni Tol Semarang-Bawen; Semarang-Boyolali; Semarang- Ngawi, tetapi masih belum terdapat kawasan area tempat peristirahatan yang mewadahi. Sehingga dengan demikian perlu dibuatnya sebuah kawasan peristirahatan bagi pengemudi tol yang akan melewati arus tersebut, karena jarak tepuh yang 6

cukup jauh dan pengemudi juga memerlukan tempat istirahat untuk arus yang cukup jauh dengan perkiraan jarak tempuh Semarang-Solo sekitar 75,67 km. 1.2. Tujuan & Sasaran Pembahasan 1.2.1. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai adalah : Dapat menciptakan rest area tol Semarang-Solo yang selain dapat mengakomodasi semua fungsi yang dibutuhkan, juga dapat menciptakan desain baru dengan konsep yang lebih menarik dengan penataannya yang lebih interaktif sehingga rest area tol Semarang Solo menjadi tempat yang nyaman bagi pengemudi yang sedang lelah dan yang ingin beristirahat. Menata dan mengembangkan kawasan komersil perdagangan dan jasa di jalan lintas tol Semarang-Solo sebagai CBD (Central Business District) di Kecamatan Bawen. Memperluas kesempatan kerja di Bawen dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di sektor perdagangan dan jasa. Menciptakan rest area yang lebih sesuai dengan budaya setempat dan pendapatan sekitar wilayah tersebut 7

sehingga tidak ada kesenjangan sosial yang terlalu jauh sehingga semua pemakai fasilitas ini dapat menikmati. 1.2.2. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dalam rangka menciptakan rest area yang nyaman yaitu diwujudkan dengan penataan fasilitas yang interaktif, yang mencakup penataan bangunan, penataan ruang, penataan visual (pencahayaan dan interior), penataan taman hijau yang baik dan penataan sistem keamanan. Pembangunan rest area tol Semarang Solo ini diharapkan dapat menarik investor (pegawai swasta) untuk bekerja sama dalam pengembangan rest area ini. Dalam upaya meningkatkan minat investor ini, maka rest area yang baru ini akan meningkatkan unsur rekreatif dengan fasilitas fasilitas komersial yang dapat memberikan profit untuk para investor (pegawai swasta). 1.3. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan dalam proyek rest area ini meliputi beberapa hal, antara lain : a. Mengkaji perilaku pengunjung/ pengemudi tol. b. Mengkaji aspek aspek yang terkait dengan implementasi perilaku pengguna/ pengunjung tol dalam bentuk visual (tata letak, persyaratan ruang dan interior) 8

c. Menganalisa kebutuhan luasan tiap ruang beberapa bagunan rest area. d. Memilih struktur bangunan dengan mempertimbangkan tipologi bangunan dan kondisi lingkungan sekitar. e. Mengkaji penerapan konsep green architecture sesuai dengan standart yang di keluarkan oleh Green Building Council Indonesia atau Penerapan-penerapan Green Architecture di Indonesia. f. Menciptakan sebuah zona peristirahatan yang nyaman dan sejuk untuk pengunjung/ pengemudi tol oleh karena tema konsep green architecture pada rest area ini nantinya. 1.4. Metode Pembahasan Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian dekriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan salah satu dari penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Tujuan penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian untuk mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena, variable dan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan memberikan keadaan yang terjadi pada kondisi sebenarnya. Metoda pengumpulan data yang dilakukan berupa pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan dengan cara mengadakan studi banding rest area yang sudah ada, serta mempelajari secara langsung 9

aktivitas pengguna/ pengunjung tol. Data sekunder diambil dari buku literatur maupun jurnal online yang mendukung data primer. Metode pengambilan datanya adalah : 1.4.1. Metode Pengumpulan Data a. Data Primer Pengamatan / Observasi Lapangan Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan disengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang diselidiki. Observasi lapngan dilakukan pada proyek yang memiliki fungsi sejenis. Lokasi yang akan dituju untuk observasi lapangan yaitu rest area km 22 jalan tol Tembalang-Ungaran dan rest area km 72A tol Cipularang. Dengan melakukan observasi lapangan, data yang diperoleh akan digunakan sebagai acuan dalam proses perencanaan dan perancangan bangunan. Wawancara Wawancara dilakukan terhadap pelaku yang berkompeten dibidangnya seperti pengelola fasilitas, pengunjung, pengurus kebersihan dan perbaikan rest area tersebut, guna memperoleh data yang akan 10

digunakan sebagai acuan dalam proses perencanaan dan perancangan proyek. Pihak yang akan diwawancarai adalah : Pihak humas dan pengunjung tol dari rest area tol Tembalang-Ungaran serta rest area tol Cipularang yang bersangkutan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apa saja fasilitas dan bangunan tersebut dan syarat apa saja yang terdapat dalam tiap tiap ruang. b. Data Sekunder Studi Literatur Studi literatur dilakukan dengan menngumpulkan dan mempelajari data, teori, standart, serta regulasi yang berlaku, yang berhubungan dengan proyek yang diangkat, baik dari buku-buku, jurnal, literatur internet, dan sebagainya. 1.4.2. Metode Penyusunan Analisa Metode yang dipakai dalam penyusunan penulisan dan analisa ini antara lain : a. Metode induktif Dengan melakukan studi banding pada proyek yang memiliki fungsi sejenis, sehingga dapat diperoleh data dan 11

informasi yang akan menunjang di dalam proses perencanaan dan perancangan proyek. b. Metode deduktif Dengan mencari data berupa standart maupun regulasi yang berlaku dan menjadikannya sebagai acuan dan dasar dalam proses perencanaan dan perancangan proyek. 1.4.3. Metode Pemrograman Arsitektur a. Tahap Pengumpulan Data Merupakan awal dari proses penyusunan program, dimana diperoleh data yang akan digunakan sebagai acuan dari berbagai sumber baik observasi lapangan pada obyek kawasan komples sejenis, wawancara maupun studi literatur dari buku. b. Tahap Analisis Pada tahap ini data yang telah diperoleh sebelumnya diolah kembali dengan menganalisa atau memilah-milah berbagai data yang ada. Hasil dari tahap ini dipergunakan sebagai acuan utama dan akan disatukan kembali dalam tahap berikutnya. Penyusunan program dan permasalahan utama akan muncul pada tahapan ini. c. Tahap Sintesa 12

Pada tahap ini merupakan tahapan mensintesa atau menyatukan kebali analisa yang telah dilakukan sebelumnya guna memasuki proses perencanan sebelum memasuki proses perancangan. Tema Perancangan, pra rancangan, skematik desain berada pada tahap ini. 1.4.4. Metode Perancangan Arsitektur a. Konsep Perancangan Arsitektur Konsep perancangannya adalah perpaduan antara bangunan sederhana dan sebuah area taman pada setiap sisi bangunan yang berdiri tentu saja arsitektur yang ramah lingkungan sehingga dapat memberikan kenyamanan pada pengelola dan terutama pengunjung tol. Sedangkan tema perancangannya menggunakan Green Architecture yang berarti pada sisi lingkungan dan setiap dekat bangunan terdapat suasana hijau yang sejuk supaya pengelola ataupun pengunjung betah untuk beristirahat pada rest area yang akan dibangun. b. Rancangan Skematik Pengembangan Rancangan skematik pengembangan terbagi menjadi dua yaitu lingkup tapak dan lingkup bangunan. Lingkup tapak terdiri dari area taman dan berbagai bagiannya, area parkir, dan ruang terbuka hijau. Sedang pada lingkup bangunan adalah bangunan kantin/ restoran/ cafe, masjid, tempat pijat 13

refleksi, bengkel, kantor pemasaran/ pengelola dan lain sebagainya. c. Pembuatan Detail Pembuatan detail bangunan dilakukan pada bagian yang di rasa sulit dan butuh penjelasan tambahan. Mungkin dari struktur yang akan di rancang dan detail sekuens pada area/ bangunan tertentu. d. Presentasi Diagram Alur Pikir Perancangan Bagan 1.1 Alur berpikir Perancangan Sumber : Problem Seeking, William Pena, 1977. 14

1.5. Sistematika Pembahasan a. BAB I. Pendahuluan Pada bab ini berisikan tentang latar belakang proyek, tujuan dan sasaran pembahasan, lingkup pembahasan, metode pembahasan. b. BAB II. Tinjauan Proyek Pada bab ini berisikan tinjauan umum meliputi gambaran umum, latar belakang-perkembangan-trend, sasaran yang akan dicapai. Tinjauan khusus (meliputi terminologi, kegiatan, spesifikasi dan persyaratan desain, arsitektur, bangunan, lingkungan, konteks kota dan studi banding) serta rangkuman meliputi kesimpulan, batasan dan anggapan. c. BAB III. Analisa Pendekatan Program Arsitektur Pada bab ini berisikan analisa pendekatan arsitektur (meliputi studi aktivitas, dan studi fasilitas). Analisa pendekatan sistem bangunan (meliputi studi struktur bangunan, studi sistem utilitas, studi pemanfaatan teknologi). Analisa konteks lingkungan (meliputi analisa pemilihan lokasi dan analisa pemilihan tapak). d. BAB IV. Program Arsitektur Pada bab ini dibahas uraian secara kualitatif dan kuantitatif yang mendasarkan kesimpulan secara keseluruhan pada uraian sebelumnya, dengan subbab yang berisikan tentang konsep 15

program meliputi aspek citra/ performance arsitektural/ aspek fungsi/ aspek teknologi dan aspek lingkungan. Tujuan perancangan, faktor penentu perancangan, faktor persyaratan perancangan yang meliputi persyaratan arsitektur bangunan dan persyaratan konteks lingkungan. Program arsitektur (meliputi program kegiatan, program sistem struktur, program sistem utilitas dan program lokasi tapak). e. BAB V. Kajian Teori Pada bab ini berisikan tentang kajian teori mengenai penekanan desain green architecture pada ekspresi bentuk arsitekturalnya. Berikutnya juga berisikan kajian teori permasalahan dominan. f. Kepustakaan Berisi mengenai berbagai sumber data/ sumber refrensi yang di gunakan dalam penyusunan laporan Landasan Teori dan Program secara kepustakaan maupun secara elektronik. g. Lampiran Berisi hal hal yang berkaitan dengan laporan proyek yang dibahas yaitu Rest Area yang digunakan sebagai data penyerta. 16