Nelly Malahayati 1. STIKes Bina Nusantara ABSTRAK. : Posyandu, Peran Kader,Dukungan Keluarga

dokumen-dokumen yang mirip
Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masyarakat

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anak usia bawah lima tahun (balita) adalah anak yang berusia 0 59 bulan.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

PERAN KADER DALAM PENINGKATAN STRATA PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2008

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, pembinaan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA NGAMPEL KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2016

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di bidang kesehatan (Temu Karya Kader Posyandu dan Kader PKK se

BAB I PENDAHULUAN. Masa golden period, potensi-potensi yang dimiliki seseorang akan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

Jurnal Kesehatan Kartika 50

FIFI AZISYAH NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pulo Brayan Kota Medan dengan

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

imunisasi, Gizi dan Penanggulangan diare (Zulkifli, 2003). Kegiatan posyandu penting untuk bayi dan balita, karena tidak terbatas hanya pemberian

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

Oleh : VINELLA ISAURA No. BP

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Ibu Balita Dalam KegiatanPosyandu Di Provinsi Lampung (Analisis Lanjut Data Riskesdas Tahun 2010)

Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 0 12 BULAN DI DESA GAMPONG JAWA KECAMATAN IDI RAYEUK ACEH TIMURTAHUN 2015.

Nisa khoiriah INTISARI

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU DALAM PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU RT 07 RW 01 KELURAHAN KALIDERES JAKARTA BARAT TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KADER DENGAN PELAKSANAAN POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PACITAN KABUPATEN PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

Transkripsi:

HUBUNGAN PERAN KADER DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP RENDAHNYA KUNJUNGAN BAYI DAN BALITA KE POSYANDU DI DESA BUKET SELAMAT KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN 2015 Nelly Malahayati 1 1 Dosen Program Studi Kebidanan STIKes Bina Nusantara ABSTRAK Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari oleh untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Jenis penelitian ini bersifat analitik untuk mengetahui hubungan peran kader dan dukungan keluarga terhadap rendahnya kunjungan bayi dan balita ke posyandu di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur dengan desain crossectional. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner. Dianalisa secara univariat dalam bentuk distribusi frekuensi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi dan balita di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur dengan jumlah sampel sebanyak 64 orang menggunakan teknik sampling secara Proportional Stratified Random Sampling. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada hubungan peran kader terhadap rendahnya kunjungan bayi dan balita ke posyandu dengan p-value (Continuity Corecction) 0,000 (p<0,05) dan ada hubungan dukungan keluarga terhadap rendahnya kunjungan bayi dan balita ke posyandu dengan p-value (Continuity Corecction) 0,000 (p<0,05). Peneliti menyarankan kepada institusi terkait untuk menggalakkan program kesehatan dan akan berdampak pada kualitas kesehatan khususnya bayi dan balita, sehingga diperlukan adanya penyediaan dukungan sarana KIE yang lengkap khususnya ditempat pelayanan kesehatan terdekat agar kegiatan posyandu yang dilakukan dapat maksimal. Kata kunci : Posyandu, Peran Kader,Dukungan Keluarga PENDAHULUAN Tumbuh kembang anak merupakan salah satu masalah utama kesehatan anak yang banyak terjadi di negara Indonesia saat ini. Masalah tumbuh kembang anak tersebut tentu saja menimbulkan dampak baik langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung dari tumbuh kembang anak yang kurang terpantau adalah meningkatnya angka kesakitan bayi yang merupakan indikator kedua dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena nilai kesakitan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi dan balita, serta berakibat pada status ISSN:2460-4356 41

gizi balita yang kurang yang dapat mengurangi daya tahan tubuhnya terhadap penyakit. Dampak langsung yang akan timbul dari keadaan tersebut diantaranya tingginya angka kesakitan pada bayi dan anak balita yang dapat berujung pada angka kematian bayi dan anak balita (Hidayat, 2011). Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan disegala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional yang secara keseluruhanya perlu digalakkan. Hal ini telah digariskan dalam sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan SDM sebagai modal dasar pembangunan nasional (Depkes RI, 2009). Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual berkembang pesat. Masa ini merupakan masa keemasan atau golden period dimana terbentuk dasar-dasar kemampuan keindraan, berfikit, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral. Pada masa ini stimulasi sangat penting untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi organ tubuh dan rangsangan pengembangan otak. Dilain pihak upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada balita menjadi sangat penting agar dapat di koreksi sedini mungkin dan atau mencegah gangguan kearah yang lebih berat (Meilani, 2009). Dalam upaya untuk menurunkan angka kematian balita, agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera, pelaksanaannya tidak saja melalui program-program kesehatan, melainkan berhubungan erat dengan program KB. Upaya menggerakkan masyarakat dalam keterpaduan ini digunakan pendekatan melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa, yang pelaksanaanya secara operasional dibentuklah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) (Suherni, 2009). Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari oleh untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna pemberdayaan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita (Meilani, 2009). Penduduk di 11 negara anggota World Health Organization (WHO) kawasan Asia Tenggara yang berusia <5 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat ditahun 2050. Pada hari kesehatan sedunia tanggal 7 April 2012, WHO mengajak negara-negara untuk melakukan penimbangan secara rutin di posyandu sebagai prioritas penting mulai dari sekarang. Persentase penimbangan balita di dunia adalah 87,4% (WHO, 2013). ISSN:2460-4356 42

Pada tahun 2013, jumlah bayi atau balita yang melakukan penimbangan di Indonesia hanya sekitar 74,7 persen. Penimbangan balita sangat penting karena melalui penimbangan ini bisa memantau perkembangan kesehatan dan kondisi gizi para balita. Perkembangan kondisi kesehatan gizi para balita penting untuk dipantau dengan tujuan mengurangi jumlah anak yang kurang gizi atau bahkan gizi sangat kurang (Riskesdas, 2013). Data dari Profil Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2013 cakupan penimbangan balita yaitu 285.629 (61,98%) dari 460.871 jumlah balita yang ada di Provinsi Aceh. Untuk cakupan balita yang mengalami kenaikan berat badan dalah 189.856 (66,47%) dari 285.629 jumlah balita yang ditimbang. Provinsi Aceh menargetkan cakupan penimbangan balita di posyandu mencapai 90% (Dinkes Provinsi Aceh, 2013). Cakupan penimbangan balita di Kabupaten Aceh Timur cakupan penimbangan balita yang ditimbang dibagi jumlah sasaran mencapai 59,81%. Untuk cakupan balita yang mengalami kenaikan berat badan dibagi jumlah sasaran yaitu pada balita mencapai 69,19% (Profil Dinas Kesehatan Aceh, 2013). Berdasarkan data yang diperoleh dari profil Puskesmas Sungai Raya cakupan penimbangan bayi dan balita hanya mencapai 76,4% yaitu 493 dari 645 bayi dan balita yang ada di Kecamatan Sungai Raya, sementara pada tahun 2014 cakupan penimbangan balita sedikit meningkat menjadi 78,3% yaitu 521 dari 665 balita, sedangkan pada Januari-April 2015 persetase penimbangan balita hanya mencapai 309 (45,3%) dari 682 bayi dan balita (Profil Puskesmas Sungai Raya, 2013-2015). Posyandu menjadi pelayanan kesehatan penting untuk bayi dan balita yang paling awal. Namun pada kenyataannya di posyandu warga masyarakat sendiri banyak yang tidak memanfaatkan posyandu untuk memantau tumbuh kembang anaknya dengan alasan sibuk kerja atau tidak sempat membawa anak balitanya ke posyandu dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemantauan tumbuh dan kembang pada anak balita (Willis, 2008). Keberhasilan posyandu tidak lepas dari kerja keras kader yang dengan sukarela mengelola posyandu di wilayahnya masing-masing. Kurangnya pelatihan dan pembinaan untuk meningkatkan keterampilan yang memadai bagi kader menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap tugas kader, lemahnya informasi serta kurangnya koordinasi antara petugas dengan kader dalam pelaksanaan kegiatanan posyandu. dapat mengakibatkan rendahnya tingkat kehadiran anak Bawah Lima Tahun (balita) ke posyandu. Hal ini juga akan menyebabkan rendahnya cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita. Kehadiran kader mutlak dibutuhkan dalam Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM), yaitu suatu upaya yang dilandasi peran-serta masyarakat, adalah suatu strategi untuk memelihara kelangsungan hidup di samping untuk membina tumbuh kembang anak secara sempurna baik fisik maupun mental. Dari berbagai kepustakaan diperoleh informasi bahwa peran-serta masyarakat khususnya sebagai kader tidak dapat timbul begitu saja tetapi harus ada motivasi dari pihak lain yang ISSN:2460-4356 43

sifatnya terus menerus 2014). (Shofina Rizki, Peran seorang kader sangat dibutuhkan untuk meningkatkan partisipasi ibu yang memiliki bayi dan balita dalam kegiatan posyandu, peran seorang kader dalam kegiatan posyandu dapat mengisi pada kegiatan di meja I, II dan III yaitu kegiatan pendaftaran, penimbangan dan pencacatan hasil penimbangan (Meilani, 2009). Hasil penelitian Susilowati ( 2011) ini menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ibu balita ke Posyandu adalah faktor pendidikan dengan p value 0,005, pekerjaan dengan p value 0,022, sumber informasi dengan p value 0.008 dan faktor yang tidak berpengaruh terhadap kunjungan ibu balita ke posyandu adalah tingkat ekonomi p value 0,662 yang berarti p>0,05. Hasil uji statistik keluarga (p - value= 0,015) terhadap keaktifan kader posyandu di Desa Mulang Maya Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Harisman (2012) didapatkan ada pengaruh tingkat pendidikan (p -value = 0,005), pengetahuan (p -value= 0,015), penghargaan kader (p -value= 0,025) dan dukungan Utara Tahun 2012 Saran, bagi petugas kesehatan diharapkan untuk terus menggerakkan kader posyandu dalam melaksanakan kegiatan posyandu secara aktif dengan memberikan penyuluhan secara berkala pada kader posyandu dan bagi masyarakat diharapkan ikut berperan serta aktif untuk mendukung kader posyandu, dengan cara memberikan dukungan berupa informasi dan fasilitas yang kepada kader posyandu yang ada. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nisra (2009), tentang gambaran faktor-faktor tercapainya cakupan penimbangan balita. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain crossectional, dengan jumlah populasi 67 orang, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara peran kader dengan tercapainya cakupan penimbangan balita dengan nilai p-value 0,001. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Susilawati (2013), tentang hubungan peran kader dengan penimbangan balita di Posyandu Desa Kurusumange Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa ada hubungan peran kader dengan penimbangan balita di Posyandu (p=0,001). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bekti (2013), tentang hubungan peran kader dengan kujungan balita ke posyandu di wilayah pesisir Kecamatan Tallo Kota Makassar yang menyimpulkan bahwa ada hubungan peran kader dengan kujungan balita ke posyandu didapatkan nilai signifikan (p-value 0,000). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuryanti (2010) menyatakan ibu yang mendapat dukungan dari keluarga akan berperilaku membawa bayi/balita ke posyandu 2.716 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak mendapat dukungan dari keluarga. Namun hal ini berbeda dengan hasil penelitian Koto (2011) tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kunjungan ibu ke posyandu. Hasil penelitian terkait yang dilakukan oleh Yudhistia (2010), tentang hubungan dukungan keluarga dengan ISSN:2460-4356 44

kunjungan balita ke Posyandu di Desa Gunan Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri menunjukkan bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kunjungan balita ke Posyandu dengan nilai p-value 0,000. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Triyanto (2011) tentang hubungan antara dukungan keluarga dengan penimbangan balita ke posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan, hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan penimbangan balita ke posyandu dengan nilai p-value 0,000. Mengingat begitu banyaknya manfaat melakukan penimbangan bayi dan balita setiap bulan, maka para ibu perlu meningkatkan partisipasi dalam kegiatan posyandu dengan cara melakukan kunjungan setiap bulan ke posyandu untuk memastikan peningkatan dan penurunan berat badan bayi dan balita (Meiliani, 2009). Berdasarkan data buku register Bidan Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya pada tahun 2013 cakupan kunjungan bayi dan balita sebanyak 57,1% dan di tahun 2014 jumlah bayi dan balita sebanyak 174 orang sementara yang melakukan kunjungan posyandu sebanyak 98 orang (56%) dan yang tidak melakukan kunjungan sebanyak 76 orang (44%) serta pada Januari-April 2015 terdapat 180 jumlah bayi dan balita sementara hanya 77 (42,7%) yang melakukan penimbangan ke posyandu setiap bulan serta yang tidak melakukan kunjungan posyandu sebanyak 103 orang (57,35) (Register Bidan Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya, 2013-2015). Hasil survey awal yang peneliti lakukan dengan melakukan wawancara kepada 10 orang ibu di desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya ditemukan bahwa hanya 4 (40%) yang melakukan kunjungan ke posyandu untuk menimbang bayi dan balitanya setiap bulan dan terdapat 6 (60%) yang tidak melakukan kunjungan ke posyandu, serta terdapat hanya 1 (10%) kader yang aktif dalam kegiatan posyandu selebihnya 9 (90%) kader tidak aktif dalam kegiatan posyandu dan terdapat 4 (40%) keluarga yang mendukung dalam kegiatan posyandu dan 6 (60%) keluarga yang tidak mendukung dalam kegiatan posyandu. Berdasarkan permasalahan diatas penulis perlu untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Peran Kader dan Dukungan Keluarga Terhadap Rendahnya Kunjungan Bayi dan Balita Ke Posyandu Di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Hubungan Peran Kader dan Dukungan Keluarga Terhadap Rendahnya Kunjungan Bayi dan Balita Ke Posyandu Di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015? TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan peran kader dan dukungan keluarga terhadap ISSN:2460-4356 45

rendahnya kunjungan bayi dan balita ke posyandu di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015? 2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui hubungan peran kader terhadap rendahnya kunjungan ke posyandu di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015. 2. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap rendahnya kunjungan bayi dan balita ke posyandu di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015. MANFAAT PENELITIA 1. Bagi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmiah bagi mahasiswi dan instasi Stikes Bustanul Ulum Langsa. 2. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam menganalisa permasalahan melalui suatu penelitian. 3. Bagi Institusi Terkait Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber panduan dalam membuat kebijakan untuk meningkatkan cakupan penimbangan bayi dan balita. RUANG LINGKUP PENELITIAN Untuk menghindari luasnya permasalahan dan meningkatnya, terbatasnya waktu, biaya dan tenaga, penulis membatasi ruang lingkup penelitian yaitu hanya membatasi penelitian ini pada aspek kejadian VariabelIndependen Variabel Dependen Kunjungan Posyandu yang ditinjau dari aspek Peran Kader dan Dukungan Keluarga yang kemudian di cari hubungannya. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian tentang Hubungan Peran Kader dan Dukungan Keluarga Terhadap Rendahnya Kunjungan Balita Ke Posyandu, sebelumnya pernah diteliti, namun penelitian ini berbeda pada metode penelitian dan data-data yang diperoleh dari penelitian ini merupakan hasil yang nyata dari lapangan. 1. Harsono Sites ( 2007). Gambaran Faktor Pada Ibu Terhadapnya Rendahnya Kunjungan Balita Diposyandu Desa Karet Kelurahan Kalianda. 2. Harisman (2012). Kararkteristik Keaktifan Kader Posyandu di Desa Mulang Maya Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012. 3. Susilowati (2 011) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Ibu Balita Ke Posyandu. KERANGKA KONSEPTUAL 1. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan yang dikemukakan oleh L. Green (Notoatmodjo, 2010). Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut : ISSN:2460-4356 46

Peran Kader Kunjungan Bayi dan Balita Ke Dukungan Keluarga 2. Defenisi Operasional No Variabel Penelitian 1. Kunjungan bayi balita ke posyandu Defenisi Opersional Keikutsertaan ibu dalam membawa bayi dan balita ke posyandu untuk melakukan penimbangan setiap bulan 2. Peran Kader Kontribusi yang diberikan kader dalam upaya melakukan kegiatan posyandu dan meningkatkan kunjungan bayi dan balita 3. Dukungan Dorongan dan keluarga motivasi yang di berikan keluarga untuk meningkatkan kunjungan bayi dan balita ke posyandu 3. Pengukuran Variabel 1. Kunjungan Bayi dan Balita Ke Posyandu Ya : Jika ibu membawa bayi dan balita ke posyandu Tidak : Jika ibu tidak membawa bayi dan balita ke posyandu 2. Peran Kader Variabel Dependen Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur Wawancara Kuesioner Ordinal Ya Tidak Variabel Independen Wawancara Kuesioner Ordinal Aktif Tidak Aktif (Rizki, 2014) Wawancara Kuesioner Ordinal Mendukung Tidak Mendukung (Fieldman, 2009) Untuk mengukur peran kader diberikan 10 pertanyaan, adapun skor yang diberikan jika responden menjawab (Ya) maka diberikan skor 1 dan menjawab (Tidak) diberikan skor 0, jadi hasilnya adalah : Aktif : Jika skor 6-10 (>50%) Tidak aktif: Jika skor 0-5 ( 50%) 3. Dukungan Keluarga ISSN:2460-4356 47

Untuk mengukur dukungan keluarga diberikan 10 pertanyaan, adapun skor yang diberikan jika responden menjawab (Ya) maka diberikan skor 1 dan menjawab (Tidak) diberikan skor 0, jadi hasilnya adalah : Mendukung : Jika skor 6-10 (>50%) Tidak mendukung : Jika skor 0-5 ( 50%) 4. Hipotesis Penelitian 1. Peran Kader Ha : Ada hubungan peran kader dengan rendahnya kunjungan balita ke posyandu di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur 2. Dukungan Keluarga Ha : Ada hubungan dukungan keluarga dengan rendahnya kunjungan balita ke posyandu di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 17 s/d 24 Juni 2015 melalui wawancara menggunakan kuesioner terhadap 64 ibu yang memiliki bayi dan balita di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya. Penyajian hasil penelitian meliputi hasil dari pengumpulan data primer dan sekunder dengan melakukan wawancara, didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Analisis Univariat 1. Kunjungan Ke Posyandu Tabel.1 Distribusi Frekuensi Kunjungan Bayi dan Balita Ke PosyanduDi Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh TimurTahun 2015 N Kunjungan Frekuensi o Ke Posyandu (f) 1 Ya 24 37,5 Persentase (%) 2 Tidak 40 52,5 Jumlah 64 100 Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2015) Berdasarkan tabel.1 diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 64 responden, sebanyak 24 responden (37,5%) melakukan kunjungan ke posyandu dan sebanyak 40 responden (52,5%) tidak melakukan kunjungan ke posyandu. 2. Peran Kader Tabel.2 Distribusi Frekuensi Peran Kader Dalam Kunjungan Bayi dan Balita Ke Posyandu Di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015 No Peran Kader Frekuensi (f) Persentase (%) 1 2 Aktif Tidak 16 48 25 75 Aktif Jumlah 64 100 Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2015) Berdasarkan tabel.2 diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 64 responden, sebanyak 16 orang (25%) mengatakan peran kader aktif dan sebanyak 48 orang (75%) mengatakan peran kader tidak aktif. 3. Dukungan Keluarga Tabel.3 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Dalam Kunjungan Bayi dan Balita Ke Posyandu Di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015 No Dukungan Keluarga Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Mendukung 27 42,2 ISSN:2460-4356 48

2 Tidak 37 57,8 Mendukung Jumlah 64 100 Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2015) Berdasarkan tabel.3 diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 64 2. Analisis Bivariat responden, sebanyak 27 orang (42,2%) mendapatkan dukungan keluarga dan sebanyak 37 orang (57,8%) tidak mendapatkan dukungan keluarga. 4. Hubungan Peran Kader Terhadap Rendahnya Kunjungan Bayi dan Balita Ke Posyandu Tabel.4 Hubungan Peran Kader Terhadap Rendahnya Kunjungan Bayi dan Balita Ke Posyandu Di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015 No 1 2 Kunjungan Ke Posyandu Peran Kader Ya Tidak Jumlah F % F % F % Aktif 14 87,5 2 12,5 16 100 Tidak Aktif 10 20,8 38 79,2 48 100 Jumlah 24 40 64 Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2015) p- Value 0,000 Tabel.4 diatas menunjukkan bahwa dari 16 responden yang mendapatkan peran kader aktif mayoritas melakukan kunjungan posyandu sebanyak 14 responden (87,5%) sedangkan dari 48 responden yang mendapatkan peran kader tidak aktif mayoritas tidak melakukan kunjungan posyandu sebanyak 38 responden (79,2%). Hasil uji statistic Chi Square (Continuity Corecction) pada derajat kepercayaan 95% ( α=0,05) dengan df=1 diperoleh nilai p Value = 0,000 (p<0,05) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara peran kader terhadap rendahnya kunjungan bayi dan balita ke posyandu. 5. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Rendahnya Kunjungan Bayi dan Balita Ke Posyandu Tabel.5 Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Rendahnya Kunjungan Bayi Dan Balita Ke Posyandu Di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015 No 1 2 Kunjungan Ke Posyandu Dukungan Keluarga Ya Tidak Jumlah F % F % F % Mendukung 21 77,8 6 22,2 27 100 Tidak Mendukung 3 8,1 34 91,9 37 100 Jumlah 24 40 64 p- Value 0,000 ISSN:2460-4356 49

Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2015) Tabel.5 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 64 responden, yang mendapatkan dukungan keluarga sebanyak 77,8% melakukan kunjungan ke posyandu dan sebanyak 91,9% yang tidak mendapatkan dukungan keluarga tidak melakukan kunjungan posyandu. Hasil uji statistic Chi Square (Continuity Corecction) pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05) dengan df=1 diperoleh nilai p Value = 0,000 (p<0,05) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap rendahnya kunjungan bayi dan balita ke posyandu. PEMBAHASAN 1. Rendahnya Kunjungan Bayi dan Balita Ke Posyandu Berdasarkan tabel.1 hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 64 responden sebanyak 24 responden (37,5%) melakukan kunjungan ke posyandu dan sebanyak 40 responden (52,5%) tidak melakukan kunjungan ke posyandu. Posyandu menjadi pelayanan kesehatan penting untuk bayi dan balita yang paling awal. Namun pada kenyataannya di posyandu warga masyarakat sendiri banyak yang tidak memanfaatkan posyandu untuk memantau tumbuh kembang anaknya dengan alasan sibuk kerja atau tidak sempat membawa anak balitanya ke posyandu dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemantauan tumbuh dan kembang pada anak balita (Willis, 2008). Menurut Suherni (2009), d alam upaya untuk menurunkan angka kematian balita, agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera, pelaksanaannya tidak saja melalui program-program kesehatan. Upaya menggerakkan masyarakat dalam keterpaduan ini digunakan pendekatan melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa, yang pelaksanaanya secara operasional dibentuklah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Peneliti berasumsi bahwa masih rendahnya cakupan kunjungan bayi dan balita ke posyandu di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya dikarenakan rendahnya partisipasi masyarakat dalam membina dan menggalakkan program kesehatan dan akan berdampak pada kualitas kesehatan khususnya bayi dan balita, sehingga diperlukan adanya penyediaan dukungan sarana KIE yang lengkap khususnya ditempat pelayanan kesehatan terdekat agar kegiatan posyandu yang dilakukan dapat maksimal. 2. Hubungan Peran Kader Terhadap Rendahnya Kunjungan Bayi dan Balita Ke Posyandu Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 64 responden dalam peran kader aktif sebanyak 87,5% melakukan kunjungan ke posyandu dan sebanyak 79,2% peran kader tidak aktif tidak melakukan kunjungan posyandu. Hasil uji statistic Chi Square (Continuity Corecction) pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05) dengan df=1 diperoleh nilai p Value = 0,000 (p<0,05) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara peran kader terhadap rendahnya kunjungan bayi dan balita ke posyandu. Hasil uji statistic Chi Square (Continuity Corecction) pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05) dengan df=1 diperoleh nilai p Value = 0,000 (p<0,05) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara ISSN:2460-4356 50

peran kader terhadap rendahnya kunjungan bayi dan balita ke posyandu. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Meilani (2009), yaitu keberhasilan posyandu tidak lepas dari kerja keras kader yang dengan sukarela mengelola posyandu di wilayahnya masing-masing. Kurangnya pelatihan dan pembinaan untuk meningkatkan keterampilan yang memadai bagi kader menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap tugas kader, lemahnya informasi serta kurangnya koordinasi antara petugas dengan kader dalam pelaksanaan kegiatanan posyandu. dapat mengakibatkan rendahnya tingkat kehadiran anak Bawah Lima Tahun (balita) ke posyandu. Hal ini juga akan menyebabkan rendahnya cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nisra (2009), tentang faktor-faktor tercapainya cakupan penimbangan balita. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain crossectional, dengan jumlah populasi 67 orang, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara peran kader dengan tercapainya cakupan penimbangan balita dengan nilai p-value 0,001. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilawati (2013), tentang hubungan peran kader dengan penimbangan balita di Posyandu Desa Kurusumange Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa ada hubungan peran kader dengan penimbangan balita di Posyandu (p=0,001). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bekti (2013), tentang hubungan peran kader dengan kujungan balita ke posyandu di wilayah pesisir Kecamatan Tallo Kota Makassar yang menyimpulkan bahwa ada hubungan peran kader dengan kujungan balita ke posyandu didapatkan nilai signifikan (p-value 0,000). Peneliti berasumsi bahwa peran seorang kader sangat mempengaruhi rendahnya kunjungan bayi dan balita ke posyandu hal ini dikarenakan kader yang tidak aktif dalam kegiatan posyandu akan mengurangi motivasi ibu untuk membawa bayi dan balitanya ke posyandu hal ini memerlukan kontribusi dari pihak Puskesmas untuk meningkatkan peran aktif kader dalam kegiatan posyandu melalui pemberian kompensasi bagi kader yang aktif dalam kegiatan posyandu serta memberikan penyuluhan secara berkala pada kader posyandu agar ikut berperan serta aktif untuk mendukung kader posyandu, dengan cara memberikan dukungan berupa informasi dan fasilitas yang kepada kader posyandu yang ada. 3. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Rendahnya Kunjungan Bayi dan Balita Ke Posyandu Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 64 responden yang mendapatkan dukungan keluarga sebanyak 77,8% melakukan kunjungan ke posyandu dan sebanyak 91,9% yang tidak mendapatkan dukungan keluarga tidak melakukan kunjungan posyandu. Hasil uji statistic Chi Square (Continuity Corecction) pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05) dengan df=1 diperoleh nilai p Value = 0,000 (p<0,05) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap rendahnya kunjungan bayi dan balita ke posyandu. Dukungan keluarga merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang didalamnya terdapat hubungan yang saling ISSN:2460-4356 51

memberi dan menerima bantuan yang bersifat nyata, bantuan tersebut akan menempatkan individu-individu yang terlibat dalam sistem sosial yang pada akhirnya akan dapat memberikan cinta, perhatian maupun sense of attachment baik pada keluarga (Ingela, 2009). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuryanti (2010) menyatakan ibu yang mendapat dukungan dari keluarga akan berperilaku membawa bayi/balita ke posyandu 2.716 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak mendapat dukungan dari keluarga. Namun hal ini berbeda dengan hasil penelitian Koto (2011) tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kunjungan ibu ke posyandu. Hasil penelitian terkait yang dilakukan oleh Yudhistia (2010), tentang hubungan dukungan keluarga dengan kunjungan balita ke Posyandu di Desa Gunan Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri menunjukkan bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kunjungan balita ke Posyandu dengan nilai p-value 0,000. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Triyanto (2011) tentang hubungan antara dukungan keluarga dengan penimbangan balita ke posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan, hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan penimbangan balita ke posyandu dengan nilai p-value 0,000. Peneliti berasumsi bahwa faktor dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap rendahnya kunjungan bayi dan balita ke posyandu dimana ibu yang mendapatkan dukungan keluarga lebih banyak yang melakukan kunjungan ke posyandu dibandingkan ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga, dikarenakan dukungan keluarga yang diperoleh ibu sangat berkaitan dengan minat dan kesediaan ibu dalam melakukan kunjungan ke posyandu. KESIMPULAN 1) Ada hubungan peran kader terhadap rendahnya kunjungan bayi dan balita ke posyandu dengan p-value (Continuity Corecction) 0,000 (p<0,05). 2) Ada hubungan dukungan keluarga terhadap rendahnya kunjungan bayi dan balita ke posyandu dengan p-value (Continuity Corecction) 0,000 (p<0,05). SARAN Peneliti menyarankan kepada responden agar meningkatkan wawansan dan pengetahuan tentang pentingnya kunjungan posyandu agar meningkatkan cakupan kunjungan dan penimbangan bayi dan balita ke posyandu serta bagi keluarga untuk meningkatkan dukungan bagi ibu yang memiliki bayi dan balita dengan cara memotivasi ibu untuk mau pergi ke posyandu setiap bulan dan mengayomi ibu untuk dapat pergi ke posyandu dengan melibatkan anggota keluarga dalam membantu dan mengantarkan ibu ke posyandu, dan bagi Puskesmas Sungai Raya agar menggalakkan program kesehatan dan akan berdampak pada kualitas kesehatan khususnya bayi dan balita, sehingga diperlukan adanya ISSN:2460-4356 52

penyediaan dukungan sarana KIE yang lengkap khususnya ditempat pelayanan kesehatan terdekat agar kegiatan posyandu yang dilakukan dapat maksimal serta meningkatkan peran aktif kader dalam program posyandu dengan cara meningkatkan peran serta dalam memotivasi dan mengajak ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita agar sadar akan pentingnya melakukan kunjungan ke posyandu dan memberikan reward bagi kader yang aktif serta memberikan arahan dan pembinaan bagi kader yang tidak aktif dalam kegiatan posyandu. DAFTAR PUSTAKA Bekti (2013). Hubungan Peran Kader Dengan Kujungan Balita Ke Posyandu Di Wilayah Pesisir Kecamatan Tallo Kota Makassar. http//www//skripsi.com. Akses tanggal 21 Mei 2015. Depkes RI (2009). Target Cakupan Penimbangan Balita. http//www//jevuska.com. Akses tanggal 12 Februari 2015. Dinkes Prop Aceh (2013). Cakupan Penimbangan Balita Di Propinsi Aceh. Profil Dinas Kesehatan Propinsi Aceh Tahun 2013. Fieldman ( 2009). Tugas-Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan.. http//www//jevuska.com. Akses tanggal 12 Februari 2015. Harisman (2012). Kararkteristik Keaktifan Kader Posyandu di Desa Mulang Maya Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012. http//www//skripsi.com. Akses tanggal 21 Mei 2015. Harsono Sites (2007). Gambaran Faktor Pada Ibu Terhadapnya Rendahnya Kunjungan Balita Diposyandu Desa Karet Kelurahan Kalianda. http//www//skripsi.com. Akses tanggal 21 Mei 2015. Ingela (2009). Dukungan Keluarga. http//www//bidankita.com. Akses tanggal 12 Maret 2015. Ismawati (2010). Peran Kader. http//www//jevuska.com. Akses tanggal 12 Februari 2015. Kuswardani (2009). Peran Keluarga Terhadap Program Posyandu. http//www//bidankita.com. Akses tanggal 12 Maret 2015. Maryunani (2009). Asuhan Pada Ibu Neonatus Bayi Dan Balita. Jakarta : Trans Info Medika. Meilani Niken (2009). Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya Nisra (2009). Gambaran Faktor-Faktor Tercapainya Cakupan Penimbangan Balita. http//www//skripsi.com. Akses tanggal 21 Mei 2015. Notoatmojo (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. ISSN:2460-4356 53

, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Pengelola Program PKM Sungai Raya (2013). Cakupan Penimbangan Balita. Tahun 2013. Rizki (2014). Peran Kader Dalam Kegiatan Posyandu. http//www//jevuska.com. Akses tanggal 12 Februari 2015. Sefriawan (2011). Cakupan Penimbangan Balita Ke Posyandu. http//www//suparyanto.blogspot.co m. Akses tanggal 5 Februari 2015. Suandana (2009). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Balita Ke Posyandu. http//www. Bascometro.com. Akses tanggal 22 Januari 2011. Suherni (2009). Penimbangan Balita. http//www//kesmasunsoed.blogspot.com. Akses tanggal 22 Januari 2015. Susilawati (2013). Hubungan Peran Kader Dengan Penimbangan Balita di Posyandu Desa Kurusumange Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. http//www//skripsi.com. Akses tanggal 21 Mei 2015. Susilowati (2011) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Ibu Balita Ke Posyandu. http//www//skripsi.com. Akses tanggal 21 Mei 2015. Triyanto (2011). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Penimbangan Balita Ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan. http//www//skripsi.com. Akses tanggal 21 Mei 2015. Wibisono (2008). Posyandu. http//www//wordpress.com. Akses tanggal 2 Februari 2015. Yeni (2010). Posyandu Balita. http//www//bidankita.com. Akses tanggal 2 Februari 2015. Yudhistia (2010). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kunjungan Balita Ke Posyandu di Desa Gunan Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri. http//www//skripsi.com. Akses tanggal 21 Mei 2015. Yuliani (2009). Posyandu. http//www//situskita.com. Akses tanggal 2 Februari 2015. Yuryanti (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Yang Mempengaruhi Kunjungan Balita Ke Posyandu. http//www//skripsi.com. Akses tanggal 21 Mei 2015. ISSN:2460-4356 54