PEMETAAN USAHA EKONOMI DESA Semua sektor usaha desa bisa dimasuki oleh BUMDes seperti perdagangan, jasa, pertanian, industri, dan sebagainya. Pada sektor perdagangan bisa dilakukan seperti membuka warung / kios. Usaha ini lebih sederhana karena kebutuhan modal, keterampilan, barang dagangan, dan tempat usaha bisa disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan. Sektor jasa cakupannya agak luas dari perbengkelan, salon, transportasi, dan sebagainya juga terbuka bagi para wirausaha baru dan menjanjikan hasil yang besar. Keahlian, keterampilan, keberanian, dan semangat kerja calon wirausaha menjadi modal pada sektor ini. Sektor industri menjanjikan masa depan yang cukup besar, mengingat potensi desa memiliki sumber bahan baku yang cukup besar dan memiliki aneka budaya yang bisa digambarkan dalam bentuk barang. Jangankan membayangkan industri besar, BUMDes dapat mempelajari kebutuhan rumah tangga yang diperlukan oleh penduduk desa, demikian juga barang-barang cinderamata untuk konsumsi wisata dan aneka upacara yang setiap tahun perkembangannya meningkat terus. Kebutuhan akan barang-barang ini bisa dimulai dari membentuk / membuka usaha rumah tangga dan atau industri kecil yang sedikit memerlukan permodalan dan tenaga kerja keluarga. Di samping itu pada sektor ini bisa mengupayakan pengadaan jajanan tradisional yang jenisnya ribuan. Berilah nama / merek yang memiliki gengsi terhadap makanan peninggalan leluhur kita. Pada sektor ini diperlukan adalah keterampilan, ketelitian, kecintaan terhadap seni, dan sebagainya dalam rangka mengubah dan mendikte konsumen. Sektor pertanian pada saat ini tidak sekedar berfungsi sebagai penyediaan kebutuhan bahan pangan, tetapi sudah merambah ke masalah pertamanan, wisata, dan pendidikan. Sektor tanaman pangan dapat dilihat dari kebutuhan: cabe, sayuran, buah-buahan, daging, ikan, dan sebagainya. Sedangkan keperluan keindahan bisa diciptakan tanaman hias bunga, ikan hias, burung kiau, dan sebagainya.
Berbagai sektor seperti pertanian, industri, perdagangan, dan jasa di atas semuanya dapat memberikan kesempatan usaha dan bisa diupayakan menurut minat, pengetahuan, keterampilan, dan permodalan yang dimiliki. 1. Menilai Peluang Usaha Menilai keunggulan usaha merupakan langkah awal pada saat mau terjun pada usaha yang akan dipilih. Dengan membandingkan keunggulan berbagai peluang usaha dapat membantu menambah semangat untuk meraih sukses usaha yang dipilih. Banyak usaha yang gagal karena rugi dan kejadiannya cukup banyak, sehingga merupakan momok bagi kita untuk terjun sebagai pengembang usaha desa. Jika usaha dilakukan hanya mengikuti usaha sejenis yang sudah ada tanpa memperhatikan pasar, bahan baku, dan tenaga kerja, dan sebagainya yang terjadi adalah kegagalan usaha. Misalnya membuka warung, membuka bengkel, membuka salon, menanam cengkeh, dan sebagainya pada suatu wilayah yang pembelinya terbatas, sudah barang tentu akan terjadi persaingan yang tidak sehat dan saling menjatuhkan. Untuk itu sebelum kita usaha perlu diukur potensi peluang usaha caranya adalah: a.) Ukur kemampuan pasar usaha yang akan dipilih, artinya berapa jumlah dan kelas masyarakat yang diharapkan dapat menjadi pembeli b.) Darimana bahan baku / barang yang diperlukan untuk usaha dan berapa kira-kira keuntungan harus diambil agar usahanya tepat, langgeng, dan berkembang c.) Pada lokasi usaha yang akan ditetapkan, berapa usaha sejenis di sekitar lokasi dan apa kelemahannya agar usahanya nanti dapat berkembang d.) Pelayanan apa yang diperlukan agar masyarakat mau membeli dan menjadi pelanggan tetap e.) Siapa yang kemungkinan dapat diajak mendukung usaha, apakah keluarga, teman dekat ataupun kenalan baik
Potensi Desa yang harus diperhitungkan untuk memulai usaha agar dapat sukses: a.) Keterampilan apa yang Anda kaitkan dengan usaha yang akan dipilih. Keterampilan ini diperlukan karena tanpa keterampilan dan semangat kerja yang tinggi tidak mungkin bisa mengerjakan suatu usaha dengan baik. Sebaiknya sesuaikan keterampilan dan bakat dengan bidang usaha yang akan dipilih dan tingkatkan keterampilan tersebut dengan belajar sendiri atau melalui kursus dalam rangka meningkatkan mutu usaha; b.) Sebaiknya sebelum membuka usaha, perlu diperhitungkan pengalaman yang dimiliki. Sumber pengalaman bisa diperoleh dari pekerjaan sebelumnya, dari kawan / rekan, dari orangtua atau siapa saja,yang penting bahwa dengan pengalaman tersebut bisa dipergunakan mengelolah usaha; c.) Modal apa yang dimiliki dan berapa jumlahnya. Modal disini dapat berupa barang atau uang yang bisa dipergunakan untuk usaha.dengan mengetahui modal yang dimiliki pada tahap awal, akan membantu anda memilih jenis usaha dan merencanakan skala usaha. Salah dalam mengelolah modal, melakukan investasi, atau membeli barang, kegagalan akan menghadang usaha anda. Cermat mengunakan modal akan mengantarkan anda menjadi saudagar; d.) Siapa kawan / rekan pendukung anda selama ini dan seberapa jauh dukungan tersebut dapat membantu usaha yang akan dirintis. Dukungan tersebut berupa: permodalan, bahan baku, pemasaran, atau keahlian usaha. Bila kita simak pengalaman wirausaha sukses diatas, dukungan bisa berupa pasar, kepercayaan dapat pinjaman modal dan penundaan pembayaran. 2. Memilih Jenis Usaha Memilih usaha sebenarnya tidak terlalu sulit, bahkan sangat mudah asalkan dipertimbangkan melalui: pengalaman, jenis usaha, dan
keunggulannya serta potensinya dan potensi pribadi calon pengusaha sendiri. Memilih usaha yang sesuai dengan menentukan: a.) Komoditi (barang dagangan) Yang perlu dipertimbangkan: - Menetapkan jenis komoditi yang diperlukan secara rutin oleh masyarakat luas, dan memiliki nilai tambah keuntungan yang cukup. Misalnya: cabe, tanaman hias (pertanian), bengkel, angkutan, perdagangan, dan sebagainya; - Komoditi yang dipilih harus cepat laku, agar modal cepat kembali dan terhindar dari kerusakan; - Komoditi yang dipilih diusahakan memiliki keunggulan kualitas dan manfaat, dan sebagainya; - Lamanya waktu pengadaan; b.) Pertimbangan Masa Depan Usaha Untuk memilih usaha harus mendasarkan kepada: - Perimbangan sumber bahan / barang dan kelangsungan ketersediannya; - Perkembangan penduduk dan tingkat kesejahteraannya; - Jumlah dan usaha sejenis yang sudah ada; - Perkembangan jenis pelayanan yang diperlukan; c.) Kemampuan Diri Memilih usaha tidak sekedar menempatkan komoditi, masa depan usaha tetapi harus memperhitungkan kemampuan dan potensi diri, antara lain: - Pengetahuan dan ketrampilan akan jenis usaha yang dipilih; - Pengalaman tentang usaha yang dipilih; - Permodalan yang dimiliki; - Dukungan kawan / rekan; - Dukungan keluarga; Prinsip yang harus menjadi pedoman dalam menentukan jenis usaha yang akan dilakukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah, bahwa jenis
usaha tersebut belum dijalankan oleh penduduk setempat. Sebagai contoh, apabila warga masyarakat setempat menjalankan jenis usaha toko/warung kelontong, maka BUMDes tidak perlu lagi menjalankan jenis usaha yang serupa karena dikhawatirkan akan dapat mematikan usaha warga masyarakat. Oleh karena itu, sebelum menetapkan jenis usaha yang akan dijalankan BUMDes perlu dilakukan identifikasi. Identifikasi dilakukan terhadap jenis-jenis usaha yang sudah dan sedang dijalankan oleh warga masyarakat setempat dan jenis usaha yang belum dijalankan. Berikut adalah format/instrumen dan contoh penggunaannya untuk melakukan identifikasi jenis usaha. FORMAT JENIS USAHA YANG SUDAH DAN SEDANG DIJALANKAN WARGA MASYARAKAT DAN JENIS USAHA YANG BERPOTENSI UNTUK DIKEMBANGKAN OLEH BUMDES NO JENIS USAHA YANG SUDAH & SEDANG DIJALANKAN WARGA MASYARAKAT JENIS USAHA YANG BERPOTENSI UNTUK DIKEMBANGKAN OLEH BUMDes 1 2
FORMAT JENIS USAHA YANG SUDAH DAN SEDANG DIJALANKAN WARGA MASYARAKAT DAN JENIS USAHA YANG BERPOTENSI UNTUK DIKEMBANGKAN OLEH BUMDES NO JENIS USAHA YANG SUDAH & SEDANG DIJALANKAN WARGA MASYARAKAT JENIS USAHA YANG BERPOTENSI UNTUK DIKEMBANGKAN OLEH BUMDes 1 2 1. 2.... 6. 7. 8. Penjualan Sembako Perbengkelan Service TV dan barang elektronika lainnya Penjualan buah-buahan Konveksi Penyewaan kursi dan meja Penjualan pulsa... Konveksi... Pada contoh di atas, tampak bahwa usaha konveksi yang sudah dan sedang dijalankan oleh masyarakat ternyata akan dikembangkan pula oleh Bumdes. Hal ini bisa saja dilakukan apabila pemerintah desa memandang usaha konveksi yang berskala kecil dari warga masyarakat, akan dapat semakin berkembang apabila disatukan dalam wadah Bumdes. Syarat terpenting dari langkah ini adalah bahwa para pelaku usaha konveksi di desa tersebut bersedia untuk digabungkan dalam wadah Bumdes.
IDENTIFIKASI JENIS USAHA YANG BELUM ADA NO JENIS USAHA JASA PENYALURAN PERTANIAN INDUSTRI... SEMBAKO KECIL 1. Laundry Penjualan beras Penjualan Cindera mata saprodi 2. Penjualan tiket Penjualan gas Penjualan Makanan/kue transportasi LPG hasil pertanian hasil olahan (sayuran) Peternakan. Simpan pinjam babi Gerabah. Konveksi Daftar (list) jenis usaha sebagaimana dicontohkan di atas tentu akan menjadi panjang (beragam). Namun demikian, perlu dilakukan pemilihan secara cermat, karena adalah tidak mungkin semua jenis usaha akan dijalankan. Dengan demikian ada keperluan untuk melakukan prioritas jenis usaha. Menetapkan prioritas jenis usaha bisa dilakukan dengan memberikan penilaian tiap-tiap jenis usaha berdasarkan tolok ukur/indikator/kriteria tertentu. Kriteria yang dapat dipilih, misal : 1. Dukungan kemampuan dan keterampilan pelaku usaha (SDM) 2. Ketersediaan sarana dan prasarana. Ketersediaan modal. Tingkat penerimaan masyarakat yang terkait dengan budaya/adat kebiasaan. Ketersediaan pasar (market) 6. Dll Semakin banyak jumlah indikator yang digunakan untuk menilai akan semakin baik dan cermat, akan tetapi analisisnya memerlukan waktu yang lama. Untuk itu sebaiknya indikator jangan terlalu banyak ( cukup atau 7 indikator), namun indikator yang dipilih harus benar-benar memiliki makna bagi penetapan prioritas usaha.
Untuk memudahkan dalam melakukan penilaian, kriteria atau indikator dinilai dengan ukuran-ukuran kualitatif yang kemudian dikonversi (disetarakan) dengan skor nilai (ukuran kuantitatif), sebagaimana contoh berikut : Indikator/kriteria Ukuran kualitatif Ukuran kuantitatif (skor) SDM Sangat tersedia Tersedia Cukup tersedia Kurang Tidak tersedia 2 1 Budaya Sangat sesuai dengan budaya setempat Sesuai dengan budaya setempat Cukup sesuai dengan budaya setempat Kurang sesuai dengan budaya setempat Tidak sesuai dengan budaya setempat 2 1
Berikut adalah instrument/format penentuan prioritas jenis usaha beserta contoh penggunaannya. PENENTUAN PRIORITAS JENIS USAHA NO JENIS USAHA KRITERIA/INDIKATOR JML SDM SAPRAS MODAL BUDAYA PASAR NILAI URUTAN PRIORITAS
PENENTUAN PRIORITAS JENIS USAHA NO JENIS USAHA KRITERIA/INDIKATOR JML SDM SAPRAS MODAL BUDAYA PASAR NILAI URUTAN PRIORITAS 1. Jasa Laundry 2 16 VI A 2. Penjualan pulsa 18 V B. Peternakan babi 1 1 VII. Penjualan tiket transportasi 2 19 IV B. Penjualan beras 22 I 6. Penjualan gas LPG 2 16 VI B 7. Penjualan saprodi 21 II C 8. Penjualan hasil pertanian (sayuran) 20 III 9. Konveksi 21 II B 10. Cindera mata 18 V A 11. Makanan/kue hasil olahan 21 II A 12. Gerabah 19 IV A