BAB I PENDAHULUAN. untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka. nasional, serta koefisien gini mengecil.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang.

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

BAB I PENDAHULUAN. daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2002: 45). Keberhasilan pembangunan

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk. bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kondisi geografi wilayah yang bermacam-macam. sehingga struktur ekonomi tiap wilayah sangat beragam.

I. PENDAHULUAN. dapat menikmati hasil pembangunan. Salah satu bukti telah terjadinya

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah.

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 2012

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

I. PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejajar dengan bangsa-bangsa maju

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

ANGKA TETAP TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

Bab 5 Indeks Nilai Tukar Petani Kabupaten Ciamis

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya pengamatan empiris menunjukkan bahwa tidak ada satupun

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

ABSTRAK PENDAHULUAN. Kata kunci : Komoditi Unggulan, Spesialisasi, Lokalisasi dan Lokasi (LQ)

BAB I PENDAHULUAN. Perindustrian saat ini sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN III TAHUN 2010

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2015)

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

Analisis Isu-Isu Strategis

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi suatu daerah pada hakekatnya merupakan rangkaian kegiatan integral dari pembangunan ekonomi nasional yang dilaksanakan terarah dan terus menerus untuk mewujudkan kondisi yang lebih baik. Dalam kerangka itu, pembangunan ekonomi juga diarahkan untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata. Paradigma mengenai pembangunan diidentikan berhasil bila pertumbuhan ekonomi di suatu daerah relatif tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional, serta koefisien gini mengecil. Salah satu indikator yang biasanya digunakan untuk mengukur pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu daerah adalah pertumbuhan ekonomi. Walaupun indikator ini mengukur tingkat pertumbuhan output dalam suatu perekonomian, namun sesungguhnya juga memberikan indikasi tentang sejauh mana aktivitas perekonomian yang terjadi pada suatu periode tertentu telah menghasilkan peningkatan pendapatan bagi masyarakat (Schumpeter dalam Boediono, 1992). 1

2 Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Banten 2009-2013 persen 7 6 5 4 3 2 1 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Indonesia 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.26 5.78 Banten 6.04 5.77 4.71 6.11 6.38 6.15 5.86 Sumber : BPS Provinsi Banten dan BPS RI (diolah) Grafik 1.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten di Provinsi Banten 2009-2013 persen 8 7 6 5 4 3 2 1 0 2009 2010 2011 2012 2013 Kab.Pandeglang Kab.Lebak Kab.Tanggerang Kab.Serang Provinsi Banten Sumber : BPS Provinsi Banten 2014 (diolah)

3 Grafik 1.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota di Provinsi Banten 2009-2013 10 8 6 4 2 0 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber : BPS Provinsi Banten 2014 (diolah) Kota Tanggerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tanggerang Selatan Provinsi Banten Provinsi Banten sebagai bagian dari sirkulasi perdagangan Internasional karena berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, Jawa Barat, Laut Jawa, Samudera Hindia dan Selat Sunda memiliki pertumbuhan ekonomi yang belum mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan nasional. Sementara itu, perekonomian Provinsi Banten selama periode 2007-2013 memiliki kinerja yang hampir sama dengan perekonomian nasional. Dalam grafik 1.1 terlihat pertumbuhan ekonomi rata-rata selama periode tersebut sebesar 5,86 persen per tahun, sedangkan tren Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) selama empat tahun terkahir, yakni 2011-2013 terus mengalami penurunan. LPE tahun 2011 sebesar 6,38 persen, tahun 2012 sebesar 6,15 persen, tahun 2013 sebesar 5,86 persen. Pada kenyataannya terdapat berbagai daerah yang mendominasi kegiatan ekonomi Banten karena menjadi pusat kegiatan ekonomi. Namun

4 di Provinsi Banten terdapat disparitas ekonomi antar Kabupaten/Kota, terlihat dalam grafik 1.2 dan grafik 1.3 masih didominasi oleh Kabupaten Tanggerang, Kabupaten Serang, Kota Tanggerang dan Kota Cilegon dengan industri pengolahan. Sedangkan Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak laju pertumbuhan ekonominya rendah karena didominasi oleh sektor pertanian (sektor bahan mentah) yang merupakan tahap pertama dalam pembangunan. Dan hanya dua kota yang sudah ada di tahap akhir pembangunan yaitu Kota Tanggerang Selatan dan Kota Serang (Clark dalam Trias, 2012) Untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan laju perekonomian Banten, maka setiap kabupaten harus mampu mengoptimalkan potensi sumberdaya yang dimiliki sebagai sektor unggulan daerah yang menjadi prioritas kekuatan ekonomi ke depan dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan pekerjaan, meningkatkan hubungan ekonomi antar daerah/wilayah dan mengupayakan terjadinya pergeseran kegiatan ekonomi yang semula dari sektor primer kepada sektor sekunder serta sektor tersier. Selain itu salah satu indikator dari keberhasilan pembangunan ekonomi daerah diihat dari pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Pertumbuhan ekonomi dilihat dari segi perubahan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB tersebut

5 terbagi berdasarkan lapangan usahanya yaitu menjadi sembilan sektor ekonomi. Untuk memacu laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pandeglang serta meningkatkan kontribusinya terhadap pembentukan total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), maka pembangunan sektor unggulan dapat dijadikan sebagai penggerak pembangunan ekonomi. Pengertian sektor unggulan pada dasarnya dikaitkan dengan suatu bentuk perbandingan, baik itu perbandingan berskala internasional, regional maupun nasional. Pada lingkup internasional, suatu sektor dikatakan unggul jika sektor tersebut mampu bersaing dengan sektor yang sama dengan negara lain. Sedangkan pada lingkup nasional, suatu sektor dapat dikategorikan sebagai sektor unggulan apabila sektor di wilayah tertentu mampu bersaing dengan sektor yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain, baik di pasar nasional ataupun domestik. Manfaat dari adanya sektor unggulan, yaitu mampu memberikan indikasi bagi perekonomian secara nasional dan regional.sektor unggulan dipastikan memiliki potensi lebih besar untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor lainnya dalam suatu daerah terutama adanya faktor pendukung terhadap sektor unggulan tersebut yaitu akumulasi modal, pertumbuhan tenaga kerja yang terserap, dan kemajuan teknologi (technological progress). Penciptaan peluang investasi juga dapat dilakukan dengan memberdayakan potensi sektor unggulan yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan (Firmansyah, 2013)

6 Kabupaten Pandeglang sebagai bagian dari Provinsi Banten memiliki struktur perekonomian yang didominasi oleh sektor pertanian dan sektor pariwisata. Dilihat secara keseluruhan, dalam lima tahun terakhir (tahun 2009-2013) seperti pada Tabel 1.1 ternyata belum menunjukkan adanya pergeseran struktur ekonomi yang berarti, dimana posisi masing-masing sektor masih tetap meskipun terdapat perubahan pada besarnya kotribusi. Struktur ekonomi Kabupaten Pandeglang tahun 2005 sampai dengan 2013 seperti ditunjukkan dalam tabel 1.1 ternyata sektor pertanian masih merupakan sektor yang memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Pandeglang, yaitu pada tahun 2009 kontribusinya sebesar 4.11 persen dan ditahun 2013 sebesar 1.49 persen Sektor lainnya yang memberikan sumbangan terbesar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan peranan sebesar 4.97 persen di tahun 2009 dan 5.55 persen pada tahun 2013.

7 Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pandeglang Atas Dasar Harga Konstan (2000=100) 2009-2013 Sektor 2009 2010 2011 2012 2013 1. Pertanian 4.11 5.83-0.07 3.30 1.49 2. Pertanian & Penggalian -29.67-38.78-16.92 9.35-0.17 3. Industri Pengolahan 4.06 3.60 6.05 3.78 4.48 4. Listrik, gas & air bersih 37.66 198.17 30.00 33.10 0.25 5. Bangunan 7.05 7.92 8.21 6.34 7.38 6. Perdagangan,hotel & Restoran 4.97 6.79 8.29 5.44 5.55 7. Pengangkutan & Komunikasi 7.14 6.52 8.07 8.45 8.80 8. Keuangan, persewaan, & Js. Prsh 10.41 6.37 6.70 5.98 6.24 9. Jasa-jasa 7.07 3.53 5.91 5.62 5.31 Jumlah 5.43 7.16 5.36 5.67 4.31 Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang 2014 Sektor unggulan pertanian dan pariwisata yang ada di kabupaten Pandeglang sejalan dengan Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang tahun 2011-2016. Prioritas pembangunan diarahkan pada upaya peningkatan di dua sektor unggulan utama yaitu sektor pariwisata dan pertanian dimana kedua sektor tersebut memang merupakan sektor-sektor yang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar yang dimiliki oleh Kabupaten Pandeglang untuk dikembangkan. Hal ini sejalan pula dengan tujuan utama Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pandeglang 2011-2031 yaitu mewujudkan ruang wilayah kabupaten Pandeglang sebagai pusat agroindustri dan pariwisata di Provinsi Banten yang berkelanjutan serta

8 berwawasan lingkungan (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, 2011-2016) Sektor ekonomi Kabupaten Pandeglang didukung oleh sektor pertanian dan sektor pariwisata. Sektor unggulan pertamanya adalah pertanian, pertanian tanaman pangan sebagai salah satu subsektor pertanian dan mempunyai arti yang strategis dalam perekonomian nasional, karena subsektor ini menyediakan kebutuhan paling esensial bagi kehidupan yaitu bahan pangan, subsektor ini juga menyediakan bahan baku industri, serta membuka kesempatan usaha di bidang industri dan jasa di pedesaan (Rifai, 2012). Sektor pertanian Pandeglang sendiri merupakan kategori lapangan usaha yang memberikan share terbesar pada pendapatan regional Kabupaten Pandeglang. Beberapa komoditas unggulannya antara lain padi dan kedelai. Sepropinsi Banten, Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten sebagai sentra produksi padi (Statistik Daerah Kabupaten Pandeglang, 2015).

9 Tabel 1.2 Produk Utama Pertanian Kabupaten Pandeglang 2013-2014 2013 2014 Jenis Luas Panen Produksi Luas Panen Produksi Tanaman (ha) (ton) (ha) (ton) Padi Padi Sawah 112945 664113 114245 663620 Padi Ladang 20163 78433 20543 80741 Palawija Jagung 3072 13240 3124 13505 Kedelai 8904 12181 6780 11051 Kacang Tanah 459 584 675 975 Kacang Hijau 440 519 775 961 Ubi Kayu 2873 52864 2875 64096 Ubi Jalar 912 13571 945 12948 Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Pandeglang 2015 Dalam tabel 1.2 pada tahun 2014 secara keseluruhan tanaman pangan baik padi maupun palawija mengalami kenaikan produksi. Namun untuk tanaman padi sawah meskipun terjadi kenaikan pada luas produksinya, produksinya turun sebesar 0,07 persen. Kondisi ini juga terjadi pada tanaman ubi jalar, terjadi kenaikan luas panen tetapi tidak membantu menaikan jumlah produksi. Produksi tanaman kedelai juga mengalami penurunan produksi dari 12181 ton pada tahun 2013 menjadi 11051 ton tahun 2014, hal ini seiring dengan 23,84 persen penurunan luas panennya (Statistik Daerah Kabupaten Pandeglang, 2015). Dalam teori pembangunan bahwa sektor pertanian merupakan penggerak pembangunan (engine of growth) baik dari segi penyediaan bahan baku, bahan pangan, serta daya beli bagi produk yang dihasilkan

10 oleh sektor lain. Secara alamiah pembangunan harus didukung oleh berkembangnya sektor pertanian yang kuat baik segi penawaran maupun dari segi permintaan. Dengan kuatnya sektor pertanian dipandang dari sisi penawaran maupun di sisi permintaan maka pertanian akan mampu mendukung dan membuat jalinan dengan sektor kegiatan ekonomi lain (Mudrajat Kuncoro, 2001) Sektor unggulan kedua di Kabupaten Pandeglang yang memiliki potensi sangat besar adalah sektor pariwisata. Sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Provinsi Banten, kegiatan Pariwisata di Kabupaten Pandeglang cukup potensial untuk menunjang pembangunan daerah melalui peningkatan PAD. Perkembangan sektor pariwisata diantaranya dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata dan jumlah tamu yang menginap pada tempat penyedia jasa akomodasi yang ada di Kabupaten Pandeglang Grafik 1.4. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Objek Wisata Pandeglang 2014 (Orang) 250000 200000 150000 100000 50000 203555 123415 111994 2583229591 35824 46931 56584 61715 37489 47528 0 Jan Feb Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Sumber : Pandeglang Dalam Angka 2015

11 Di bidang pariwisata, sektor unggulan pariwisata yang dimiliki Kabupaten Pandeglang adalah kawasan Tanjung Lesung, terlebih lagi semenjak PP Nomor 26 Tahun 2012 menyebutkan bahwa Tanjung Lesung dengan luas wilayah mencapai 1.500 Ha ini masuk pada kawasan ekonomi khusus zona pariwisata. Kebijakan pemerintah Indonesia melalui pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Lesung yang salah satunya adalah bidang pariwisata dinilai dapat mendorong pertumbuhan sektor pariwisata karena sifatnya yang memberikan berbagai fasilitas serta kemudahan dalam konteks pengembangan wilayah, daerah tujuan wisata,atraksi wisata, fasilitas utama dan pendukung serta ekonomi regional serta peningkatan jejaring ekonomi melalui sektor pariwisata tersebut (Studi Kelayakan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung di Wilayah Banten Selatan, 2011). Dengan demikian secara langsung keberadaan KEK Tanjung Lesung akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara signifikan yang diperoleh dari sektor pariwsata. Secara akademis, dampak ekonomi pengembangan pariwisata dapat ditelaah dari (1) seberapa besar pengeluaran wisatawan di destinasi, (2) sejauhmana pariwisata dapat menggerakan bisnis lokal, (3) seberapa besar pendapatan pariwisata dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga dan usaha kecil dan menengah, (4) seberapa banyak pariwisata dapat menciptakan lapangan usaha kerja dan usaha baru, (5) berapa kontribusi pajak dari pariwisata (Fredine et al., 2003).

12 Adanya sektor unggulan pertanian dan pariwisata di Kabupaten Pandeglang tentunya berpengaruh baik terhadap pertumbuhan ekonomi lokal. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan potensi di dua sektor unggulan ini perlu adanya persepsi positif dari para stakeholder. Pelibatan stakeholder dalam pembangunan suatu daerah terutama dengan penggerak ekonomi di sektor pertanian dan pariwisata menjadi sangat penting. Industri pariwisata memiliki karakter khusus karena mensinergikan alam, budaya masyarakat, investasi pengusaha besar, peran serta UMKM sekaligus dalam suatu destinasi atau tujuan wisata. Dengan demikian tentu kesepahaman dan tujuan bersama para pemangku kepentingan tersebut menjadi penting dalam menumbuhkan industri pariwisata. Demikian halnya di sektor pertanian, dibutuhkan perilaku pebisnis yang memadai untuk secara bertahap menuju Agro Industri tahapan dimana nilai tambah dari sektor pertanian dapat dinikmati di daerah produsen pertanian sendiri. Oleh karena itu dalam mengelola dan mengoptimalkan sektor pertanian dan pariwisata, pendapat dan persepsi seluruh stakeholder yang terlibat harus dapat diketahui agar penguatan informasi dapat dilakukan serta sinergi antar stakeholders dapat terjalin dengan baik. Sehubungan dengan latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul : Pengaruh Sektor Unggulan Pertanian dan Sektor Unggulan Pariwisata Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pandeglang.

13 B. Batasan Masalah Penelitian ini fokus pada persepsi stakeholders untuk melihat pengaruh sektor unggulan pertanian yaitu tanaman pangan dan sektor unggulan pariwisata yaitu kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Lesung terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pandeglang. Stakeholders yang digunakan dalam sektor unggulan pertanian yaitu : kelompok tani, pelaku usaha bisnis CV Sumber Tani Mandiri, Dinas pertanian dan peternakan, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian. Stakeholders pariwisata yang digunakan dalam sektor unggulan pariwisata yaitu : masyarakat Panimbang, pelaku bisnis The Bay Villas Tanjung Lesung, Dinas Pariwisata dan Administrator Kawasan Ekonomi Khusus. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh sektor unggulan pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pandeglang. 2. Bagaimana pengaruh sektor unggulan pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pandeglang.

14 D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh sektor unggulan pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pandeglang. 2. Untuk mengetahui pengaruh sektor unggulan pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pandeglang. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dengan menerapkan teori yang ada dan realitas yang terjadi, khususnya mengenai perekonomian suatu daerah. 2. Bagi Pemerintah Untuk bahan pertimbangan dan masukan dalam menentukan serta memprioritaskan arah kebijakan pembangunan salah satunya dengan sektor unggulan yang dimiliki untuk menggerakan pertumbuhan ekonomi. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat menjadi referensi atau bahan acuan untuk penelitian selanjutnya dengan mengembangkan konsep sektor unggulan pada perekonomian suatu daerah.