BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. lingkungan internal ataupun eksternal rumah sakit. Pertumbuhan jumlah rumah sakit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Seorang karyawan tentunya memiliki berbagai keinginan atau motivasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Prastuti, 2014). Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa pelayanan dibidang kesehatan. Sebagai salah satu

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT MENURUT PERSEPSI KEPALA RUANG DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Pertumbuhan rumah sakit dewasa ini berkembang dengan pesat.

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan

BAB I. kehidupan manusia, tidak terkecuali sektor ekonomi. Semakin tinggi ilmu. dihadapi setiap perusahaan. Hal ini memaksa setiap perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun pengertian kompensasi menurut para ahli sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Two Factor Theory yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg mengusulkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan bagian integral dari seluruh sistem pelayanan kesehatan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan organisasi tersebut, sehingga

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bukunya Heidjrachman (2002) kompensasi adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR Pengertian Kepemimpinan Entrepreneurial

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja merupakan bagian yang sangat penting dan menarik karena terbukti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2000). Sedangkan pengertian kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang paling mendasar dan sedang dihadapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi, dan seseorang yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang cukup penting dalam organisasi. Hal ini disebabkan kepuasan kerja sangat

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau perusahaan mempunyai sumber daya yang melimpah baik bahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu hal penting, apabila pengelolaan penggajian belum baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sangat di minati oleh setiap kalangan masyarakat. Hal tersebut tentunya

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang layak. Seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat,

II. TINJAUAN PUSTAKA. agara diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Fungsi MSDM. dikelompokkan atas tiga fungsi, yaitu (Husein, 2002) :

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Setiap organisasi berlomba-lomba dalam mencapai target yang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan guna menunjang setiap aktivitas organisasi. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dipengaruhi oleh pertumbuhan lembaga pelayanan dan praktik

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi merupakan sistem dan kegiatan manusia yang bekerja

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk usaha Pos Indonesia ini berdasarkan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup anggota organisasi dan masyarakat. Suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. seseorang. Menurut Wexley dan Yukl (2005: 129) kepuasan kerja adalah cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB I PENDAHULUAN. sentral yang menggerakkan dinamuka lingkungan utama pengunjung. semakin ketat dalam lingkungan kerja yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. dan ketatnya persaingan antar organisasi, sumber daya manusia merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yaitu pemimpin sebagai atasan, dan pegawai sebagai bawahan.

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN TETAP BAGIAN PRODUKSI PADA PT. KOSOEMA NANDA PUTRA DI KLATEN

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. kontra prestasi berupa upah atau gaji yang memadai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tuntutan persaingan dalam pengelolalan kegiatan usaha dari lingkup organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang semakin komplek menuntut suatu perusahaan untuk

BAB II. Tinjauan Pustaka. pendukung dari hasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. mengkombinasikan sumber-sumber daya yang ada. Sumber daya tersebut dapat

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting yang harus terbentuk di lingkungan kerja. Sebab, kepuasa kerja akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri, Sebagaimana diketahui sebuah organisasi atau perusahaan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia (Sumijatun, 2009).Tantangan ini memaksa rumah sakit untuk

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya (Hasibuan, 2007).

II. LANDASAN TEORI. dan terorganisir sehingga karyawan operasional belajar pengetahuan teknik. pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. ketat di segala bidang, Hal ini merupakan suatu tantangan bagi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan dan pemerintah. Bakotic (2013) kepuasan kerja sering ditunjukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan bagian dari ilmu perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Akbal Lizar (2011) dengan judul Pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Kinerja merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, work

Teknik Yogyakarta menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan. signifikan antara faktor kompensasi material, kompensasi sosial, kompensasi

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan juga terus berubah. Untuk itu semua aspek termasuk sumber

BAB I PENDAHULUAN. produksi barang dan jasa yang dihasilkan perkembangan ini dimulai sejak adanya

BAB I PENDAHULUAN. juga non fisik berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. mungkin tercapai tanpa sumber daya yang memadai. Sumber daya yang memadai

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama yang sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Di era persaingan antar rumah sakit yang kian kompetitif, perhatian dan peningkatan jasa pelayanan rumah sakit selalu menjadi perhatian utama baik di lingkungan internal ataupun eksternal rumah sakit. Pertumbuhan jumlah rumah sakit yang semakin banyak menuntut internal rumah sakit berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayananan kepada pasien yang lebih baik untuk dapat bersaing dengan rumah sakit lain. Dalam kondisi persaingan tersebut, internal rumah sakit dituntut memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) atau karyawan yang memiliki kompetensi yang memadai (Prabowo,2016). Pelayanan dan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena perawat merupakan tenaga yang berhubungan langsung dengan pelayanan perawatan pasien. Gunarsa dalam Almasitoh (2011) menjelaskan perawat adalah individu yang telah dipersiapkan melalui pendidikan untuk turut serta merawat dan menyembuhkan orang yang sakit yang dilaksanakan sendiri atau di bawah pengawasan supervisi dokter atau penyelia. Perawat merupakan sumber daya manusia yang paling banyak jumlahnya yaitu mencapai 40% SDM di rumah sakit. Benar adanya jika rumah sakit harus memperhatikan kom- petensi dan kebutuhan perawat dan bidan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien, 1

2 dan meminimalkan kesalahan prosedur dalam hal pelayanan (Prabowo, 2016). Dengan demikian kompetensi menjadi sangatlah berguna dalam membantu organisasi sehingga dengan memaksimumkan kompetensi mendorong budaya kinerja yang tinggi (Posuma, 2013). Menurut Prabowo (2016) satu faktor penting di rumah sakit dalam peningkatan kompetensi kinerja dan rasa nyaman dalam bekerja adalah perhatian terhadap kesejahteraan karyawan. Kesejahteraan karyawan di rumah sakit biasanya berhubungan dengan penghasilan atau kompensasi yang diterima karyawan. Dimasa krisis yang melanda seperti ini, seharusnya lebih menyadari bahwa kita dituntut untuk memiliki kemampuan dalam membuat rencana pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan adanya sumber daya yang baik, maka kompetensi yang baik akan tercipta, sehingga kinerja yang baik pula akan ikut serta dalam organisasi tersebut. Kompetensi sangat diperlukan dalam setiap proses sumber daya manusia, seleksi karyawan manajemen kinerja, perencanaan, dan sebagainya. Semakin banyak kompetensi dipertimbangkan dalam proses sumber daya manusia akan semakin meningkatkan budaya organisasi serta kinerja organisasi yang baik. (Posuma, 2013). Masalah tentang kinerja perawat merupakan masalah yang perlu di perhatikan instansi/organisasi karena. Oleh karena itu sumber daya manusia harus berkualitas kinerja yang dilakukan maka semakin mudah instansi atau organisasi mencapai tujuannya, dan sebaliknya apabila kinerja karyawan itu rendah maka semakin sulit perusahaan dalam menncapai tujuannya. Rendahnya tingkat kinerja perawat dalam suatu organisasi dapat dilihat dari seberapa besarnya tanggung jawab pekerjaan yang

3 dilakukan dan tidak efektifnya dalam melaksanakan pekerjaan juga dikatakan semakin rendahnnya tingkat kinerja karyawan (Utami dalam Pratiwi,dkk 2014). Konflik dalam kinerja perawat yang muncul karena kurang mendapatkan masukan dari rekan kerja dan atasan ketika pekerjaaan yang dilakukan terdapat kesalahan dalam pengerjaan sehingga pekerjaan yang dilakukan tidak maksimal serta kurangnya kesempatan untuk menunjukan prestasi kerjanya sehingga perawat sehingga peluang untuk melakukan pekerjaan yang berkualitas sedikit. Oleh karena itu peneliti mengambil perawat di Rsud Tjitrowardojo puworeja termasuk tenaga kerja medis yang merupakan bagian penting bagi masyarakat Wibowo (2007) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Menurut Hasibuan (dalam Putra dkk, 2014) bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang dalam melaksanakan tugas- tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Dengan kata lain bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Menurut Mangkunegara (2012), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan dengan melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan pengertianpengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa kinerja adalah suatu hasil

4 kerja yang dicapai oleh seorang karyawan atas apa yang telah dikerjakannya sesuai dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kinerja memiliki beberapa indikator penting untuk menilai kinerja karyawan, menurut Wibowo (2007) ada 7 indikator kinerja yaitu (1) tujuan, (2) standart, (3) umpan balik, (4) alat dan sarana, (5) kompetensi, (6) motif, (7) peluang. Dengan adanya tujuh aspek di atas, maka dapat dikatakan bahwa individu mempunyai kinerja yang baik bila berhasil memenuhi ke tujuh aspek tersebut sesuai dengan target rencana yang telah ditetapkan oleh organisasi (Sutrisno, 2010). Organisasi yang efektif atau berhasil akan di topang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Banyak organisasi yang berhasil atau efektif karena ditopang oleh kinerja sumber daya manusianya (Sudarmanto, 2009). Berdasarkan hasil wawancara terhadap perawat dan pasien pada rumah sakit pada tanggal 13 Maret 2017 ada beberapa perawat merasa bahwa kinerja yang dimiliki belum baik, lambannya menerima informasi sehingga mengakibatkan pekerjaan yang dilakukakan tidak dapat terselesaikan dengan cepat. Kurang mendapatkan masukan dari rekan kerja dan atasan ketika pekerjaaan yang dilakukan terdapat kesalahan dalam pengerjaan sehingga pekerjaan yang dilakukan tidak maksimal. Sering terjadinya lempar tanggung jawab atas pekerjaan. Selain dari perawat peneliti juga melakukan wawancara terhadap pasien mengenai kinerja perawat bahwa dalam pelayanan kesehatan tertentu kinerja perawat dinilai lamban didalam menangani pasien.

5 Keberhasilan seseorang dapat bekerja pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor di dalamnya. Sudarmanto (2009), menjelaskan faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap kinerja, yaitu: (a) kompetensi sumber daya manusia, yang bermaksud disini adalah bahwa kompetensi harus bersifat mendasar dan mencakup kepribadian seseorang dan dapat memprediksi sikap memprediksi sikap seseorang pasa situasi tertentu. Kompetensi secara nyata akan memprediksi seseorang yang bekerja dengan baik atau buruk sebagaimana terukur pada kriteria spesifik atau standart (b) budaya organisasi, memiliki kontribusi yang menentukan dalam membentuk prilaku pegawai. Dalam suatu organisasi dengan budaya yang kuat, pegawai cenderung berbasis mengikuti penabuh genderang yang sama. Artinya, budaya yang sangat kuat sering di katakan dapat membantu kinerja karna menciptakana suatu tingkat motivasi yang luar biasa dalam diri pegawai (c) sistem penghargaan (reward system), sistem penghargaan terkait dengan cara organisasi memberikan pengakuan dan imbalan kepada pegawai dalam rangka menjaga keselarasan antara kebutuhan individu dengan tujuan organisasi. Sistem penghargaan dapat mendorong prilaku perawat atau memberi pengukuhan atas prilaku pegawai yang telah dilakukan. Berdasarkan uraian di atas, salah satu penentu tinggi rendahnya kinerja pegawai yaitu faktor sistem penghargaan. Peneliti memilih sistem penghargaan karena sistem penghargaan dapat meningkatkan kompetensi, kinerja dan rasa nyaman dalam bekerja adalah perhatian terhadap kesejahteraan karyawan Prabowo (2016), dan didukung oleh pendapat Putra dkk (2014) yang berpendapat bahwa apabila kompensasi

6 diberikan secara benar dan teratur maka kinerja karyawan untuk bekerja secara lebih baik agar tercapai sasaran atau tujuan organisasi dan apabila kompensasi yang diberikan oleh organisasi kepada pegawai tidak sesuai atau tidak memadai, maka akan mengakibatkan turunnya prestasi kerja,maka dari itu pemberian kompensasi yang baik merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi organisasi maupun karyawan. Kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya mereka di antara karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Menurut Lawler (dalam Simamora 2006), jumlah kompensasi yang diterima karyawan merupakan penyebab langsung terhadap kepuasan atau ketidakpuasan gaji. Kompensasi mempengaruhi kepuasan yang bertindak sebagai umpan balik yang memampukan kalangan karyawan untuk menyesuaikan prilakunya, seperti contoh apabila karyawan menyimpulkan bahwa mereka dibayar terlalu sedikit, maka karyawan akan sering absen atau mengundurkan diri. Sekiranya para karyawan menyadari bahwa mereka ternyata dibayar sangat mahal, maka karyawan pun mungkin akan bosan atau mengkompensasikan dengan bekerja lebih keras (Simamora, 2006). Menurut Simamora (2006), kepuasan (satisfaction) merupakan istilah evaluative yang menggambarkan suatu sikap suka atau tidak suka, kepuasan bayaran (pay satispaction), oleh karenanya mengacu kepada sikap suka dan tidak suka terhadap sistem kompensasi organisasi. Menurut Simamora (2006), kompensasi merupakan apa yang diterima oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi mereka kepada organisasi. Sedangkan menurut Panggabean (dalam Fauzi, 2014) kompensasi

7 dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi. Kompensasi adalah salah satu bentuk penghargaan suatu organisasi terhadap sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya (Sari, 2009). Terminologi kompensasi sering digunakan secara bergantian dengan administrasi gaji dan upah, kendatipun demikian terminologi kompensasi sesungguhnya merupakan konsep yang lebih luas. Menurut Gomez dkk (Muljani, 2002) kompensasi total dapat diklasifikasikan dalam tiga komponen utama, yaitu: (a) kompensasi dasar ;(b) kompensasi variable ; (c) kompensasi total. Dengan adanya komponen kompensasi di atas, maka suatu organisasi harus mempunyai sumber daya manusia secara efektif melalui adanya pemberian kompensasi yang di berikan oleh organisasi. Menurut Simamora (2006) kepuasan (satisfaction) merupakan istilah evaluative yang menggambarkan suatu sikap suka atau tidak suka, kepuasan bayaran (pay satispaction), oleh karenanya mengacu kepada sikap suka dan tidak suka terhadap sistem kompensasi organisasi. Menurut Simamora (2006), kompensasi merupakan apa yang diterima oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi mereka kepada organisasi. Sedangkan menurut Panggabean (Fauzi, 2014) kompensasi dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi. Ada beberapa faktor yang dapat menunjukan kinerja perawat yang baik, slah satunya adalah kepuasan terhadap kompensasi. Hal tersebut dikuatkan oleh Amstrong (Sudarmanto, 2009). Dharma dan Surya (2008)

8 meneliti Pengaruh Kepemimpinan dan Kompensasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan dan Kinerja Karyawan Pada PT. United Indo Bali Denpasar. Metode yang digunakan penelitian kuantitatif dengan hasil menunjukkan kepemimpinan dan kompensasi memiliki hubungan yang positif terhadap semangat kerja karyawan dan kinerja karyawan. Ada pula penelitian - penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui perbandingan pengaruh kompensasi pada kinerja karyawan dan diperoleh hasil yang beragam. Anoki (2010) menyatakan bahwa kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Penelitian tersebut mengemukakan bahwa pemberian kompensasi akan meningkatkan kinerja karyawan. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian Murgijanto (2010) menyatakan bahwa terdapat pengaruh kompensasi intrinsik terhadap kinerja dan terdapat pengaruh yang signifikan kompensasi ekstrinsik terhadap kinerja. Kuster and Canalas (2011) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa sistem kompensasi yang digunakan untuk tenaga penjualan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja tenaga penjual individu dan efektivitas penjualan organisasi dan berkaitan dengan sistem kontrol yang digunakan oleh perusahaan. Berdasarkan permasalahan di atas, kepuasan kompensasi menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja. Oleh karena itu peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : apakah ada hubungan antara kepuasan kompensasi terhadap kinerja perawat di RSUD Tjitrowardojo Purworejo?

9 B. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Apakah ada hubungan antara kepuasan kompensasi terhadap kinerja perawat di RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo. 2. Manfaat penelitian a. Bagi rumah sakit Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan informasi yang bermanfaat sebagai masukan dan pertimbangan bagi rumah sakit untuk mengetahui arti pentingnya kompensasi, sehingga dapat mendorong kinerja perawat b. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan terutama dalam teori kompensasi dan kinerja karyawan.