BAB I PENDAHULUAN. ini sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Suardi, 2012:71). bangsa. Hal ini sebagaiman tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok, serta belajar berinteraksi dan berkomunikasi. dapat dilakukan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan dan ditetapkan (UU Sisdiknas No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. memahami pengertian dasar tentang IPA yang saling berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan menurut Undang-undang tentang Sistem Pendidikan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisa bersikap tertentu. Dalam hal ini, belajar merupakan sebuah upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa. manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih baik. Sebuah proses perubahan yang dilakukan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. didik sebagai manusia yang berkepribadian luhur dan berakhlak mulia. mendengarkan ketika proses pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran. Pendidikan bertujuan agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Riyanti Dini Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional (2009:69) pasal 1 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa tersebut perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat. membangun semangat belajar siswa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu bidang studi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran agar lebih tertanam pada siswa. Faktor-faktor itu antara lain guru, siswa, media pembelajaran, proses

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya dengan jalan membina potensi potensi yang ada, yaitu rohani

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Percaya diri membuat seseorang menjadi lebih optimis dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penemuan. Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan. Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis.

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi kebutuhan yang sangat komplek bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang mampu bersaing di dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran di

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan serta dipupuk secara efektif dengan menggunakan strategi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMPULKAN HASIL PERCOBAAN GAYA (DORONGAN DAN TARIKAN) DAPAT MENGUBAH BENTUK SUATU BENDA PADA SISWA KELAS IV SD.

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Ela, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah menjadi landasan moral dan etik dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan alam yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SD mampu untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia, yang dalam Undang-Undang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dasar memiliki peranan yang sangat penting dalam menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas pada jenjang pendidikan selanjutnya demi kelangsungan hidup dan memajukan kesejahteraan bangsa. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2009: 2) pasal 1 yang berbunyi: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa, dan negara. Seiring dengan perkembangan dalam dunia pendidikan, dalam proses pembelajaran keberadaan guru hanya sebagai fasilitator dan siswa yang menjadi pusat dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan dalam kelas bertujuan untuk menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, menyenangkan dan inovatif. Agar dapat memancing siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar-mengajar, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, di antaranya adalah dengan menguasai dan dapat menerapkan berbagai model dan metode pembelajaran serta menggunakan berbagai sumber belajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, sehingga dapat tercipta kondisi pembelajaran yang baik di kelas dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik, keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak 1

2 tergantung bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pembelajaran IPA memerlukan ketrampilan dan peran aktif siswa dalam proses pelaksanaanya, sehingga siswa tidak sebagai seorang yang menerima informasi, penghafal teori, konsep dan hukum. Akan tetapi siswa juga terlibat dalam pembelajaran dikelas dan dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkanya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Trianto, 2007:99). Adanya penjelasan itu, maka diharapkan pembelajaran dapat memberikan pengalaman langsung bagi siswa untuk memecahkan masalah dengan cara melakukan suatu pemikiran yang berasal dari penemuanya sendiri, sehingga mampu membuat siswa lebih mandiri dan peka terhadap permasalahan disekitarnya. Hal ini sangatlah sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA yang mengatakan bahwa: Pembelajaran IPA bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran, meningkatkan minat dan motivasi bagi peserta didik; dan beberapa kompetensi dasar dapat tercapai sekaligus (Puskur dalam Trianto,2007:104). Hasil wawancara dengan guru kelas III dan hasil observasi di lapangan, yang telah dilakukan oleh peneliti ketika pembelajaran IPA di SDN Sidodadi 01

3 Lawang pada kompetensi dasar mengeditentifikasi sifat-sifat benda, kelas III semester 1 tahun ajaran 2013/2014 dengan prosentase 58% atau 17 siswa sampai saat ini masih belum mencapai nilai KKM yang ditentukan yakni 65, hal ini disebabkan oleh beberapa aspek, seperti dalam proses belajar mengajar yang dilakukan guru kurang mengajak siswa untuk terlibat aktif dan berinteraksi selama proses pembelajaran, serta model pembelajaran yang digunakan guru masih mononton dan kurang bervariasi. Model pembelajaran paling praktis, mudah dan efisien dilaksanakan tanpa persiapan, sementara itu peserta didik mendengarkan, mencatat, menghafal konsep, teori dan mengerjakan tugas yang diberikan guru, sehingga proses belajar mengajar berpusat pada guru. Selain itu kondisi kelas kurang kondusif karena banyaknya siswa yang ramai sendiri. Peneliti juga melakukan observasi terhadap proses belajar siswa. Dalam pembelajaran siswa cenderung kurang aktif, kurang aktifnya siswa terlihat dari kurang atau bahkan tidak ada siswa mengajukan pertanyaan dari materi yang diajarkan serta kurangnya perhatian murid terhadap materi yang dijelaskan guru, sehingga membuat siswa kurang memahami atau menyerap materi yang di ajarkan. Guru juga kurang memaksimalkan media yang ada, baik media kongkrit (nyata) maupun media gambar. Guru cenderung tidak menyediakan media pembelajaran dikarenakan media pembelajaran membutuhkan persiapan, waktu, dan biaya. Dalam mengembangkan bahan ajar guru masih menggunakan buku paket dan Lks. Hal tersebut terjadi karena letak SDN Sidodadi 01 lawang masih berada di pedesaan yang menyebabkan bahan ajar tidak dikembangkan dengan

4 maksimal oleh guru karena keterbatasan informasi, biaya, dan sumber daya manusia. Sehubungan dengan kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA materi benda dan sifatnya serta model pembelajaran yang digunakan guru masih monoton dan masih menggunakan metode ceramah, dikhawatirkan akan berdampak pada hasil belajar siswa nantinya. Maka pembelajaran dikelas akan dibantu dengan adanya model pembelajaran Inquiri, agar siswa lebih mampu mengembangkan potensi berpikir dan lebih aktif di dalam pembelajaran. Model pembelajaran inquiri adalah pembelajaran yang menuntut siswa untuk dapat memecahkan masalah sendiri terhadap pertanyaan atau rumusan masalah melalui suatu observasi atau eksperimen. Model pembelajaran ini menekankan pada keaktifan siswa dalam mencari dan menemukan suatu konsep, siswa dituntut untuk terlibat langsung dalam mencari atau menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara kritis, logis dan analitis, sehingga siswa mampu merumuskan sendiri penemuanya dengan penuh percaya diri. Menurut Blosser (dalam sitiatava, 2013:90) penggunaan model inquiri, yakni siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai pelajaran, dan lebih tertarik terhadap pembelajaran jika dilibatkan secara aktif dalam melakukan proses pembelajaran. Penelitian Model pembelajaran inquiri ini, sebelumnya pernah dilakukan oleh Ulfatun Rochma yang berjudul Penerapan model Inquiri dalam Peningkatan Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Hasil dari peneltian menunjukan aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 12% dan prestasi belajar meningkat dari siklus I ke siklus II

5 sebesar 10%. Hal tersebut menunjukan bahwa penerapan model inquiri dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Adanya latar belakang tersebut maka peneliti mengadakan penelitian Tindakan Kelas yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar dengan Model Pembelajaran Inquiri Pelajaran IPA Materi Benda dan sifatnya Kelas III SDN Sidodadi 01 Lawang diharapkan setelah dilakukan penelitian dapat mengetahui bagaimana Implementasi dan seberapa besar Peningkatan hasil belajar menggunakan Inquiri sebagai Model pembelajaran terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada materi Benda dan sifatnya. B. Rumusan Masalah masalah yaitu, Berdasarkan uraian latar belakang yang ada, maka peneliti merumuskan 1) Bagaimana penerapan Model Pembelajaran Inquiri pada Pembelajaran IPA Materi Benda dan Sifatnya Kelas III SDN Sidodadi 01 Lawang? 2) Bagaimana peningkatan hasil belajar IPA Materi Benda dan Sifatnya dengan Model Pembelajaran Inquiri Siswa Kelas III SDN Sidodadi 01 Lawang? C. Tujuan Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan penerapan Model Pembelajaran Inquiri pada Pembelajaran IPA Materi Benda dan Sifatnya Kelas III SDN Sidodadi 01 Lawang

6 2) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPA Materi Benda dan Sifatnya dengan Model Pembelajaran Inquiri Siswa Kelas III SDN Sidodadi 01 Lawang D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian tindakan kelas dengan menggunakan Model Pembelajaran Inquiri ini akan memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis sbb: 1. Manfaat Teoritis: Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran apakah Model Pembelajaran Inquiri benar-benar mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPA dengan materi Benda dan sifatnya. 2. Manfaat Praktis: a. Bagi siswa 1) Penerapan model pembelajaran Inquiri diharapkan dapat mendorong siswa untuk memecahkan masalah sendiri terhadap pertanyaan atau rumusan masalah melalui suatu observasi atau eksperimen sehingga bisa memberikan hasil belajar yang maksimal. 2) Dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih variatif, sehingga peserta didik akan lebih termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. 3) Dapat menanamkan nilai-nilai karakter peserta didik, seperti: mandiri dan percaya diri, serta keterampilan sosialnya yakni: bekerjasama.

7 b. Bagi Guru 1) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi guru dalam mengevaluasi kekurangan-kekurangan selama proses pembelajaran materi benda dan sifatnya serta usaha perbaikan dalam penggunaan model pembelajaran yang sesuai guna mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. 2) Memberikan gambaran model pembelajaran yang sesuai untuk mengajarkan materi benda dan sifatnya dengan penerapan model pembelajaran Inquiri sebagai alternatif dalam mengembangkan hasil belajar peserta didik pada materi tersebut. c. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian diharapakan mampu memberikan sumbangsih bagi Kepala Sekolah dalam perbaikan kualitas pembelajaran di SDN Sidodadi 01 Lawang. E. Ruang Lingkup Masalah : Berpijak pada latar belakang, maka ruang lingkup dan keterbatasan pada penelitian ini adalah: 1. Penelitian dilaksanakan di SDN Sidodadi 01 Lawang tahun ajaran 2014/2015 kelas III semester 1 (satu) mata pelajaran IPA pada standart kompetensi Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaanya dalam kehidupan sehari-hari dengan kompetensi dasar Mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas. 2. Agar tidak terjadi perluasan persepsi, maka penelitian ini dibatasi pada masalah penerapan Model Pembelajaran Inquiri di dalam pembelajaran IPA dan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada

8 kompetensi dasar Mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas. F. Definisi Istilah : a. Model Pembelajaran adalah Suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial (Trianto, 2007: 1). b. Model Pembelajaran Inquiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis (Amri, 2010: 85). c. Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2011:2). d. Pembelajaran IPA adalah proses transfer ilmu dua arah antara guru (sebagai pemberi informasi) dan siswa (sebagai penerima informasi) dengan metode tertentu. Dengan kata lain pembelajaran yang menjadikan sains (murni) sebagai metode atau pendekatan dalam proses belajar-mengajar (Sitiatava, 2013:53).