LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN I PENERAPAN VOLUMETRI OLEH : FITRI HANDAYANI HAMID STAMBUK : F1C : MUHAMMAD SYAHRIL

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I PEMERIKSAAN KESALAHAN-KESALAHAN. Oleh : Nama : I Gede Dika Virga Saputra NIM : Kelompok : IV.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

Oleh: Oe Tiny Agustini Koesmawati PUSAT PENELITIAN KIMIA

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

MODUL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ( KI-2121) PENENTUAN KADAR IOD DALAM BETADINE SECARA TITRIMETRI

Percobaan 6 Penentuan kadar Nikel (II) klorida dengan metoda gravimetri dan volumetri

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR BIKARBONAT DALAM SODA KUE

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

MELAKUKAN VERIFIKASI ALAT UKUR

Metodologi Penelitian

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

KALIBRASI PERALATAN ALAT LABORATORIUM:

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

Metodologi Penelitian

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Patalogi, Entomologi dan

Widya Kusumaningrum ( ) Page 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

Laporan Praktikum Kimia Analitik II. Koefisien Distribusi Iod

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR

Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi 3 yaitu :

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II PERCOBAAN II PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN VISKOMETER OSTWALD

Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala)

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

PERCOBAAN PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS : YUSI ANDA RIZKY NIM : H KELOMPOK : II ( DUA ) TGL PERCOBAAN : 22 FEBRUARI 2010

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

Beberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

Fraksi mol tiga komponen dari sistem terner (C = 3) sesuai dengan X A + X B + Xc =

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai. bulan Maret 2012 di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Analisa

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL. Nama : Ardian Lubis NIM : Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II ENERGI KESETIMBANGAN FASA Sabtu, 19 April 2014

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

LAMPIRAN 1 CARA KERJA PENGUJIAN FISIKOKIMIA

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

LAPORAN Dasar Dasar Kimia Analitik Penentuan Kadar Ion Klorida dalam Oralit

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

SIFAT FISIK CAMPURAN MULTIKOMPONEN (MUL)

Pelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi:

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

BAB V METODOLOGI. Tabel 3. Alat yang digunakan dalam praktikum No Nama Alat Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN

DEAMINASI TEMPE (TMP)

Pupuk super fosfat tunggal

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB IV METODE PENELITIAN

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK BASA

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN I PENERAPAN VOLUMETRI OLEH NAMA : FITRI HANDAYANI HAMID STAMBUK : F1C1 14 110 KELOMPOK ASISTEN : VII (TUJUH) : MUHAMMAD SYAHRIL JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2015

I. PENDAHULUAN A. Pendahuluan Alat-alat laboratourium pada umumnya sebelum digunakan dalam analisis maupun pengukuran terlebih dahulu dilakukan peneraan atau dikalibrasi misalnya pengerjaan-pengerjaan volumetri alat-alat gelas yang ada teranya harus ditera terlebih dahulu pada suhu dan tekanan saat pengukuran dilakukan. Seperti alatalat yang digunakan untuk mengukur volum atau massa. Alat pengukur volumetric diantaranya pipet volume, labu takar dan buret. Ketelitian pengukuran merupakan cara pembacaan skala yang tepat pada alat ukur volumetri (labu takar, pipet gondok, ataupun buret) memperhatikan angka signifikan, toleransi pembacaan skala, dan ketelitian standar dari alat. Pembacaan skala pada alat ukur volumetri (buret, pipet gondok, labu takar, labu ukur) harus benar-benar diperhatikan, dalam hal melihat skala, kedudukan badan, jenis alat maupun jenis larutan, dengan memperhatikan angka signifikan, toleransi pembacaan skala, dan sifat ketelitian alat. Kalibrasi dilakukan agar hasil pengukuran selalu sesuai dengan alat ukur standar/alat ukur yang sudah ditera. Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan percobaan mengenai Peneraan Volumetri. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada percobaan Peneraan Volumetri, yaitu bagaimana peneraan terhadap buret, labu takar, dan pipet volum?

C. Tujuan Tujuan pada percobaan Peneraan Volumetri, yaitu untuk melakukan peneraan terhadap buret, labu takar, dan pipet volum. D. Manfaat Manfaat pada percobaan Peneraan Volumetri, yaitu dapat melakukan peneraan terhadap buret, labu takar, dan pipet volum.

II. TINJAUAN PUSTAKA Alat pengukur volume merupakan alat bantu yang penting untuk setiap penentuan kuantitatif. Kebanyakan pekerjaan analitik menyangkut larutan. Larutan dalam air encer yang umumnya digunakan sebagai pembanding dalam peneraan gelas volumetri. Dasar umumnya adalah untuk menentukan berat air yang dimuat atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu. Kemudian densitas air diketahui, maka volume yang betul dapat dihitung (Underwood, 1981). Penentuan gravimetri dari volume (kalibrasi) standar volumetrik, air yang digunakan sebagai cairan kalibrasi. Volume dihitung dari massa dan kepadatan air. Dalam berbagai perempat, perumusan Wagenbreth dan Blanke digunakan untuk menghitung kepadatan air. Formulasi baru dari kepadatan air (terutama didasarkan pada karya Kell) sebagai fungsi temperatur pada 1990 International Skala suhu disajikan (Jones et al., 2014). Pengukuran yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah measurement merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur. Artinya memberi angka terhadap sesuatu yang disebut objek pengukuran atau objek ukur Kegiatan mengukur dapat diartikan sebagai proses perbandingan suatu obyek terhadap standar yang relevan dengan mengikuti peraturan-peraturan terkait dengan tujuan untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang obyek ukurnya (Atika dkk., 2012). Kalibrasi bertujuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang benar dan dalam hal ini dilakukan dengan menentukan nilai faktor kalibrasi yang digunakan untuk menentukan besarnya sudut putar pada tiga sumbu x, y dan z. Gerak rotasi

pada sumbu x disebut roll, rotasi pada sumbu y disebut pitch, dan rotasi pada sumbu z disebut yaw/azimuth (Wahyudi, 2012). Ketelitian pengukuran merupakan cara pembacaan skala yang tepat pada alat ukur volumetri (labu takar, pipet gondok, ataupun buret) memperhatikan angka signifikan, toleransi pembacaan skala, dan ketelitian standar dari alat. Pembacaan skala pada alat ukur volumetri (buret, pipet gondok, labu takar, labu ukur) harus benar-benar diperhatikan, dalam hal melihat skala, kedudukan badan, jenis alat maupun jenis larutan, dengan memperhatikan angka signifikan, toleransi pembacaan skala, dan sifat ketelitian alat. Kalibrasi dilakukan agar hasil pengukuran selalu sesuai dengan alat ukur standar/alat ukur yang sudah ditera (Skoog, 1997). Pengertian akurasi adalah seberapa dekat suatu angka hasil pengukuran terhadap angka sebenarnya. Jadi, akurat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah angka hasil pengukuran, yaitu nilai z dari metode Mamdani dan metode Sugeno yang menunjukkan hasil output yang benar berdasarkan nilai standar yang ditetapkan (Yudihartanti, 2011).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Percobaan Peneraan Volumetri dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Oktober 2015 pukul 07.30-10.00 WITA, bertempat di Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan pada percobaan Peneraan Volumetri adalah pipet gondok 25 ml, buret 50 ml, gelas kimia 250 ml, labu takar 50 ml, erlenmeyer 250 ml, statif, klem, filler, timbangan analitik dan kertas tissu. 2. Bahan Bahan yang digunakan pada percobaan Peneraan Volumetri adalah akuades.

C. Prosedur Kerja 1. Peneraan pipet volum (25 ml) Pipet volum 25 ml Akuades dalam erlenmeyer - dibersihkan - dikeringkan - dimasukkan akuades sampe tanda tera - dikeluarkan airnya perlahan-lahan - ditampung pada erlenmeyer yang kering dan bersih serta beratnya diketahui - dihitung dan ditentukan berat airnya di udara - ditentukan berat air di udara - ditentukan volum air pada volum tersebut (Vt) - ditentukan volum air (Vo) aau volum kalibrasi yang sesungguhnya - W 0 = 24,976 g - Wt = 24,94 g - Vt = 25,05 ml - V 0 = 25,04 ml

2. Peneraan buret (50 ml) Buret 50 ml Akuades dalam erlenmeyer - dibersihkan - dikeringkan - dimasukkan akuades sampe tanda tera - dikeluarkan airnya perlahan-lahan - ditampung pada erlenmeyer yang kering dan bersih serta beratnya diketahui - dihitung dan ditentukan berat airnya di udara - ditentukan berat air di udara - ditentukan volum air pada volum tersebut (Vt) - ditentukan volum air (Vo) atau volum kalibrasi yang sesungguhnya - diulangi prosedur di atas dengan volume 20 ml, 30 ml, 40 ml, 40 ml dan 50 ml - 10 ml: (W 0 = 10,212 g; Wt = 10,20 g; Vt = 10,24 ml; V 0 = 10,23 ml) - 20 ml: (W 0 = 20,050 g; Wt = 20,028 g; Vt = 30,182 ml; V 0 = 30,175 ml) - 30 ml: (W 0 = 30,082 g; Wt = 30,050 g; Vt = 30,182 ml; V 0 = 30,175 ml) - 40 ml: (W 0 = 40,116 g; Wt = 40,073 g; Vt = 40,250 ml; V 0 = 40,240 ml) - 50 ml: (W 0 = 49,963 g; Wt = 49,939 g; Vt = 50,130 ml; V 0 = 50,118 ml)

3. Peneraan labu takar (50 ml) Labu takar 50 ml - dibersihkan - dikeringkan - dimasukkan akuades sampe tanda tera - dikeluarkan airnya perlahan-lahan - ditampung pada erlenmeyer yang kering dan bersih serta beratnya diketahui Akuades dalam Labu takar - W 0 = 49,59 g - Wt = 49,49 g - Vt = 49,71 ml - V 0 = 49,70 ml - dihitung dan ditentukan berat airnya di udara - ditentukan berat air di udara - ditentukan volum air pada volum tersebut (Vt) - ditentukan volum air (Vo) atau volum kalibrasi yang sesungguhnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan 1. Data pengamatan a. Peneraan pipet volum (25 ml) Kapasitas skala (ml) Erlenmeyer kosong (g) Erlenmeyer berisi (g) Berat air pada suhu penimbang (g) 25 130,92 155,896 24,976 b. Peneraan buret (25 ml) Buret (ml) Erlenmeyer kosong (g) Erlenmeyer berisi (g) Berat air pada suhu penimbang (g) 10 130,92 141,132 10,212 20 130,92 150,970 20,05 30 130,92 161,002 30,082 40 130,92 171,036 40,116 50 130,92 180,883 49,963 c. Peneraan labu takar (50 ml) Kapasitas skala (ml) Labu takar kosong (g) Labu takar berisi (g) Berat air pada suhu penimbang (g) 50 51,59 101,180 49,59 2. Perhitungan a. Peneraan pipet volum (25 ml) - W 0 = Berat Erlenmeyer isi berat Erlenmeyer kosong = 155,896 g 130,92 g = 24,976 g

- W 0 = Wt + 0,0012 Wt = = - Vt = = 24,94 g = = 25,05 ml - V 0 = Vt + 0,000025 Vt (T 0 T) = 25,05 ml + [0,000025 25,05 ml (20 30)] = 25,05 ml 0,0062625 ml = 25,04 ml - Penyimpangan = ( 25 ml V 0 ) 0,03 ml = (25 ml 25,04 ml) 0,03 ml = 0,07 ml b. Peneraan Buret (50 ml) Untuk 10 ml akuades - W 0 = Berat Erlenmeyer isi berat Erlenmeyer kosong = 141,132 g 130,92 g = 10,212 g - W 0 = Wt + 0,0012 Wt =

= - Vt = = 10,20 g = = 10,24 ml - V 0 = Vt + 0,000025 Vt (T 0 T) = 10,24 ml + [0,000025 10,24 ml (20 30)] = 10,24 ml 0,00256 ml = 10,23 ml - Penyimpangan = (10 ml V 0 ) 0,03 ml = (10 ml 10,23 ml) 0,03 ml = 0,26 ml - Tabel pengukuran untuk volume aquades yang lain No Vol. aquades (ml) W o (gr) W t (gr) V t (ml) V o (ml) Penyimpangan (ml) 1. 20 20,05 20,028 20,117 20,112 0,14 2. 30 30,082 30,050 30,182 30,175 0,20 3. 40 40,116 40,073 40,250 40,240 0,27 4. 50 49,963 49,939 50,130 50,118 0,14

c. Peneraan Labu Takar ( 50 ml ) - W 0 = Labu takar yang berisi air labu takar yang kosong = 101,180 ml 51,590 ml = 49,59 g - W 0 = Wt + 0,0012 Wt (1/Bj(t) 1/8,4) W t = o = = 49,49 g - V t = = l = 49,71 ml - V 0 = V t + 0,000025 Vt(T 0 T) = 49,71 ml + [0,000025 49,71 ml (20-30)] = 49,70 ml - Penyimpangan = ( 50 ml V 0 ) 0,03 ml = ( 50 ml 49,70 ml ) 0,03 ml = 0,29 ml 0,03 ml = 0,26 ml

B. Pembahasan Peralatan volumetrik yang digunakan sebagai alat ukur volume yang mempengaruhi hasil uji dan/atau pengukuran harus dikalibrasi secara individu. Kalibrasi atau peneraan adalah memeriksa instrumen terhadap standar yang diketahui untuk selanjutnya mengurangi kesalahan dalam ketelitiannya. Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. Kalibrasi, pada umumnya merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Alat pengukur volume merupakan alat bantu yang penting untuk setiap penentuan kuantitatif. Hal ini karena kebanyakan pekerjaan analitik menyangkut larutan yang ingin diketahui konsentrasi atau kandungannya melalui pengukuran volumetri. Alat-alat umum yang digunakan dalam pengukuran volumetri ini adalah buret, labu takar, dan pipet volume. Alat-alat inilah yang kita tera/kalibrasi. Peralatan volumetrik umumnya dikalibrasi pada temperatur 20ᵒC, bila peralatan tersebut digunakan pada lingkungan dengan temperatur yang lebih tinggi, seperti di negara-negara tropis ISO merekomendasikan temperatur 28ᵒC digunakan sebagai alternatif untuk menyatakan hasil kalibrasi peralatan

volumetrik. Percobaan Peneraan Volumetri, dilakukan peneraan terhadap buret, labu takar, dan pipet volum. Percobaan pertama, peneraan pipet volum kapasitas skala yang digunakan 25 ml. Pipet volum digunakan untuk memindahkan suatu volum tertentu (pipet transfer). Kita melakukan peneraan dengan mengukur volum air yang diisikan pada pipet volum hingga tanda teranya. Dari hasil pengamatan kita mendapatkan berat air diudara sedikit lebih besar dibanding berat air pada suhu yang kerja. Dari hasil ini, kita mendapatkan volume air atau volume air yang sesungguhnya (V 0 ) sedikit lebih kecil dibanding volume air pada suhu pengamatan (Vt). Penyimpangan yang kita dapat dalam peneraan ini hanyalah sebesar -0,07. Dimana nilai nilai tersebut sesuai dengan batas penyimpangan pada volume buret. Hal ini menunjukan bahwa pipet volume yang kita kalibrasi sudah cukup sesuai dengan rancangannya (peneraannya). Percobaan kedua, peneraan buret kapasitas skala yang digunakan yaitu 50 ml. Dasar dari sebuah peneraan ialah untuk menentukan berat air yang dimuat atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu, kemudian dengan densitas air volume yang sebenarnya dapat dihitung. Diperoleh nilai penyimpangan pada buret dengan volume dari 10 ml hingga 50 ml kita mendapatkan penyimpangan bernilai negatif. Dimana nilai nilai tersebut tidak sesuai dengan batas penyimpangan pada volume buret. Akan tetapi hal ini tidak menjadi masalah karena yang ingin dilihat adalah perbandingan volume kalibrasi dengan batas toleransinya yang menunjukan bahwa buret ini layak dipakai.

Percobaan ketiga, peneraan labu takar dengan kapasitas skala ialah 50 ml. Labu takar ini biasa digunakan untuk pembuatan dan pengenceran larutan pada volume tertentu. Peneraan pada labu takarr ini sangat penting untuk ketelitiannya sehingga kita mendapatkan larutan sesuai yang diharapkan. Pada peneraan ini, kita mendapatkan penyimpangan sebesar 0,26 ml, ini merupakan angka yang sangat kecil namun melebihi batas toleransi peralatan volumetrik dimana batas toleransi labutakar dengan skala 50 ml, yaitu 0,10 ml. hal ini menunjukan bahwa alat volumetri ini sudah tidak sesuai dan tidak layak digunakan. Hasil peneraan yang telah dilakukan distandarisasi dengan nilai yang telah ditetapkan sebagai batas toleransi untuk mengukur apakah alat yang akan digunakan masih layak pakai atau tidak. Dari hasil pengamatan, alat-alat yang terdapat di dalam laboratorium ini masih layak pakai dalam praktik. Untuk mendapatkan nilai penyimpangan yang baik, maka ketelitian baik pada saat peneraan maupun saat perhitungan harus diperhatikan. Dalam peneraan ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain kerapatan air bervariasi terhadap perubahan suhu, volume wadah dari bahan gelas juga bervariasi terhadap perubahan suhu dan air yang mengisi suatu wadah terlebih dahulu ditimbang di udara.

V. KESIMPULAN Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan peneraan alat-alat gelas laboratorium seperti buret, pipet volume, maupun labu takar adalah Kalibrasi atau peneraan adalah memeriksa instrumen terhadap standar yang diketahui untuk selanjutnya mengurangi kesalahan dalam ketelitiannya. Peneraan volumetri dilakukan untuk mengetahui ukuran volume standar alat-alat yang ada didalam laboratorium agar alat-alat tersebut dapat diketahui apakah masih layak pakai atau sudah tidak layak pakai dan untuk menciptakan long life dari alat tersebut. Peneraan pipet volum kapasitas skala 25 ml yaitu W 0 = 24,976 g; Wt = 24,94 g; Vt = 25,05 ml; V 0 = 25,04 ml dengan penyimpangan sebesar -0,07 ml. Peneraan buret dengan kapasitas skala 50 ml, untuk volum 10 ml nilai W 0 = 10,212 g; Wt = 10,20 g; Vt = 10,24 ml; V 0 = 10,23 ml. Kemudian volum 20 ml nilai W 0 = 20,050 g; Wt = 20,028 g; Vt = 30,182 ml; V 0 = 30,175 ml. Untuk volum 30 ml nilai W 0 = 30,082 g; Wt = 30,050 g; Vt = 30,182 ml; V 0 = 30,175 ml. Untuk 40 ml nilai W 0 = 40,116 g; Wt = 40,073 g; Vt = 40,250 ml; V 0 = 40,240 ml. Dan untuk 50 ml nilai W 0 = 49,963 g; Wt = 49,939 g; Vt = 50,130 ml; V 0 = 50,118 ml. Batas penyimpangan volum 10 ml hingga 50 ml masing yaitu -0,26 ml; - 0,11 ml; -0,20 ml; -0,27 ml dan -0,14 ml. Sedangkan untuk peneraan labu takar dengan kapasitas skala 50 ml, yaitu W 0 = 49,59 g; Wt = 49,49 g; Vt = 49,71 ml dan V 0 = 49,70 ml dengan penyimpangan senilai 0,26 ml.

DAFTAR PUSTAKA Atika L., Julianty E., Miroah, Nurul A., Hapsari A., 2012, Pengukuran (kalibrasi) Volume dan Massa Jenis Aluminium, Jurnal Fisika dan Aplikasinya, 13 (1). Jones F.E., and Gorgia I.H., 2014, ITS-90 Density of Water Formulation for Volumetric Standards Calibration, Journal of Research of The National Intitute of Standard and Technologi, 97 (3). Skoog D.A., 1997, Analitical Chemistry 7 th Company: USA. Edition, Houghthon Mifflin Underwood, Day, 1981, Analisis Kimia Kualitatif, Erlangga: Jakarta. Wahyudi, Andi S., Wahyu W., dan Sasongko P.H., 2012, Metode Kalibrasi Sensor Rate-Gyroscope untuk Imu Roket, Jurnal Teknologi Dirgantara, 10 (2). Yudihartanti Y., Abdul S., dan Romi S.W., 2011, Analisis Komparasi Metode Mandani dan Sugeno Dalam Penjadwalan Mata Kuliah, Jurnal Teknologi Informasi, 7 (2).