PENENTUAN VISKOSITAS ZAT CAIR

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN

PERTEMUAN IV DAN V VISKOSITAS

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

VISKOSITAS CAIRAN. Selasa, 13 Mei Raisa Soraya* ( ), Siti Masitoh, M.Ikhwan Fillah. Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

yang lain.. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng

Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas. Sehingga cairan mempuyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

8. FLUIDA. Materi Kuliah. Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

BAB III LANDASAN TEORI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II. VISKOSITAS CAIRAN Selasa, 08 April 2014

VISKOSITAS DAN TENAGA PENGAKTIFAN ALIRAN

VISKOSITAS CAIRAN. Nurul Mu nisah Awaliyah, Putri Dewi M.F, Ipa Ida Rosita. Pendidikan Kimia. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

FISIKA DASR MAKALAH HUKUM STOKES

MODUL II VISKOSITAS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum.

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II VISKOSITAS Sabtu, 05 April 2014

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II PERCOBAAN II PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN VISKOMETER OSTWALD

Kata Kunci : densitas, viskositas, aquadest, santan Kara, susu kental Indomilk, viskometer Ostwald, piknomter

FIsika KTSP & K-13 FLUIDA STATIS. K e l a s. A. Fluida

VISKOSITAS SEBAGAI FUNGSI SUHU

ACARA III VISKOSITAS ZAT CAIR

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN VISKOMETER BROOKFIELD

MEKANIKA FLUIDA CONTOH TERAPAN DIBIDANG FARMASI DAN KESEHATAN?

ANALISIS POLA PERUBAHAN VISKOSITAS MINYAK GORENG

LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN

MODUL PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure)

9/17/ FLUIDA. Padat. Fase materi Cair. Gas

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan

BAB II LANDASAN TEORI

JENIS-JENIS VISKOMETER (Viskometer Hoppler & Viskometer Cone and Plate) MAKALAH. Tugas Mata Kuliah TA Fisika Tahun Ajaran 2014/2015

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

PENGUKURAN KEKENTALAN ZAT (VISKOSITAS) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Karakterisasi Fisika Material

Pada kehidupan sehari-hari kita kerap kali menjumpai zat-zat cair yang selalu ada di

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK

I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

Studi Penentuan Viskositas Darah Ayam dengan Metode Aliran Fluida di Dalam Pipa Kapiler Berbasis Hukum Poisson

Viskositas Zat Cair. Tujuan Percobaan. Menentukan viskositas zat cair dengan viscometer Oswald. Landasan Teori

γ adalah tegangan permukaan satuannya adalah N/m

PENGUKURAN VISKOSITAS. Review Viskositas 3/20/2013 RINI YULIANINGSIH. Newtonian. Non Newtonian Power Law

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Prinsip Pengukuran tegangan permukaan berdasarkan metode berat tetes

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

BAB II DASAR TEORI. Fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

Fluida Statik & Dinamik

BERAT JENIS ZAT CAIR DAN ZAT PADAT

FLUIDA STATIS 15B08001 ALFIAH INDRIASTUTI

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah

ANALISIS KELAYAKAN-PAKAI MINYAK PELUMAS SAE 10W-30 PADA SEPEDA MOTOR (4TAK) BERDASARKAN VISKOSITAS DENGAN METODE VISKOMETER BOLA JATUH

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BUKU SISWA MATA PELAJARAN FISIKA TENTANG. Viskositas

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

SMP. Satuan SI / MKS. 1 Panjang meter m centimeter cm 2 Massa kilogram kg gram g 3 Waktu detik s detik s 4 Suhu kelvin K Kelvin K 5 Kuat arus listrik

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

SIFAT FISIK CAMPURAN MULTIKOMPONEN (MUL)

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

FENOMENA PERPINDAHAN. LUQMAN BUCHORI, ST, MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations)

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

STUDI KUALITAS MINYAK GORENG DENGAN PARAMETER VISKOSITAS DAN INDEKS BIAS

PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL DALAM MENENTUKAN NILAI VISKOSITAS CAIRAN

Dasar Pengukuran Mekanik

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

DEFINISI. Kata Rheologi berasal dari bahasa YUNANI. menggambarkan aliran zat cair atau perubahan bentuk (deformasi) zat di bawah tekanan

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA

FLUIDA. Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah.

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR SIFAT-SIFAT FISIK DARI ZAT

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I EFFLUX TIME

BAB II LANDASAN TEORI

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

LEMBAR PENILAIAN. 1. Teknik Penilaian dan bentuk instrument Bentuk Instrumen. Portofolio (laporan percobaan) Panduan Penyusunan Portofolio

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

B. FLUIDA DINAMIS. Fluida 149

Penyetaraan Nilai Viskositas terhadap Indeks Bias pada Zat Cair Bening

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR

Fisika Umum (MA101) Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida

BAB II SIFAT-SIFAT ZAT CAIR

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

Transkripsi:

PENENTUAN VISKOSITAS ZAT CAIR A. Judul Percobaan : PENENTUAN VISKOSITAS ZAT CAIR B. Prinsip Percobaan Mengalirkan cairan pipa ke dalam pipa kapiler dari Viskometer Oswald dengan mencatat waktunya. C. Tujuan Percobaan Untuk menentukan koefisien viskositas zat x D. Teori Viskositas cairan. Cairan tertentu mempunyai aliran lebih cepat daripada cairan yang lainnya. Sebagai contoh, air mempunyai laju alir yang lebih cepat dibandingkan dengan minyak, gliserin, maupun etilen glikol. Fenomena yang lain adalah jika masingmasing benda tersebut ditempatkan pada gelas yang berbeda, dan saling diaduk, maka etilen glikol akan berhenti lebih cepat daripada air. Fenomena inilah yang berkitan dengan viskositas atau kekentalan. Pengertian Viskositas Viskositas adalah ketahanan aliran suatu cairan (fluida) pada pengaruh tekanan atau tegangan. Viskositas cairan dapat dibandingkan satu sama lain dengan adanya koefisien viskositas (h). Koefisien viskositas adalah gaya tangensial per satuan luas yang dibutuhkan untuk mempertahankan perbedaan kecepatan alir. Satuan viskositas Satuan viskositas adalah poise (P). Konversi satuan poise adalah 1P = 1 g cm -1 s -1. Dalam satuan SI, 1P = 0,1 Nsm -2

Faktor yang mempengaruhi viskositas : 1. Gaya intermolekuler Viskositas juga dihubungkan dengan adanya gaya intermolekuler pada cairan. Jika gaya intermolekuler kuat, viskositas akan tinggi. Sebagai contoh, air mempunyai viskositas yang lebih tinggi daripada metanol karena gaya intermolekuler air lebih besar daripada metanol. 2. Temperatur Kenaikan temperatur menyebabkan penurunan viskositas. Hal ini menyebabkan kenaikan energi kinetik rata-rata. Maka dari itu gaya intermolekuler dapat ditahan. 3. Ikatan hidrogen Cairan dengan ikatan hidrogen yang kuat mempunyai viskositas lebih tinggi karena peningkatan ukuran dan massa molekul. Sebagai contoh, gliserol dan asam sulfat mempunyai viskositas yang lebih tinggi daripada air karena adanya ikatan hidrogen yang lebih kuat. Koefisien Viskositas Viskositas dilambangkan dengan simbol eta : = ket : G F.dv/dy = viskositas G = gaya gesek F = luas lap. zat cair dv = perb. kecepatan antara 2 lap zat cair dy = jarak antara 2 lap. zat cair Satuan Sistem Internasional ( SI ) untuk koefisien viskositas adalah Ns/m 2 = Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS ( centi gram sekon ) untuk koefisien

viskositas adalah dyn.s/cm 2 = poise ( P ). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipoise ( cp ). 1cP = 1/100 P Fluida Temperatur ( 0 C ) Koefisien Viskositas Air 0 1,8 x 10-3 20 1,0 x 10-3 60 0,65 x 10-3 100 0,3 x 10-3 Darah ( Keseluruhan ) 37 4,0 x 10-3 Plasma Darah 37 1,5 x 10-3 Ethyl Alkohol 20 1,2 x 10-3 Oli Mesin 30 200 x 10-3 Gliserin 0 10.000 x 10-3 20 1.500 x 10-3 60 81 x 10-3 Udara 20 0,018 x 10-3 Hidrogen 0 0,009 x 10-3 Uap Air 100 0,013 x 10-3 Jenis-jenis viskosimeter : 1. Viskosineter Bola Jatuh Berdasarkan persamaan hukum Stokes 2. Viskosimeter Ostwald Berdasarkan persamaan hukum Poiseuille Persamaan Poiseuille Viskosimeter Ostwald didasarkan pada persamaan viskositas poiseuille ditemukan oleh Jean Louis Marie Poiseuille, persamaannya sebagai berikut : v t = π P t R4 8ηL Dimana: η : viskositas cairan v : volume total cairan t : waktu yang dibutuhkan cairan dengan v mengalir melalui P R viscometer. : tekanan yang bekerja pada cairan : jari-jari tabung

L : panjang pipa (Catatan: Persamaan diatas juga berlaku untuk fluida gas) Sebenarnya ada dua kuantitas yang disebut viskositas. Kuantitas yang ditentukan di atas kadang-kadang disebut viskositas dinamik, viskositas absolut atau viskositas sederhana, untuk membedakannya dari kuantitas lain. Namun, biasanya hanya disebut viskositas. Kuantitas lain disebut viskositas kinematik (diwakili oleh simbol ν "nu") adalah rasio viskositas fluida untuk densitasnya. v= ρ Viskositas Kinematik adalah ukuran dari arus resistif dari fluida di bawah pengaruh gravitasi. Hal ini sering diukur dengan menggunakan perangkat yang disebut viskometer kapiler - pada dasarnya adalah bisa lulus dengan tabung sempit di bagian bawah. Bila dua cairan volume sama ditempatkan di viscometers kapiler identik dan dibiarkan mengalir di bawah pengaruh gravitasi, cairan kental memerlukan waktu lebih lama daripada kurang cairan kental mengalir melalui selang. Ada beberapa viskometer yang sering digunakan untuk menentukan viskositas suatu larutan yaitu: 1. Viskometer Oswald : untuk menentukan laju alir kapiler 2. Viskometer Hoppler : untuk menentukan laju bola dalam cairan 3. Viskometer silinder putar : untuk menentukan satu dari dua silinder yang simetris pada kecepatan sudut tertentu. Viskometer Oswald (viskometer kapiler) Pada metode ini viskositas ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan uji untuk lewat antara dua tanda ketika ia mengalir karena gravitasi, melalui suatu tabung kapiler vertikal. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu cairan yang viskositasnya sudah diketahui ( biasanya air ) untuk lewat antara dua tanda tersebut. Jika 1 dan 2 masing-masing adalah viskositas dari cairan yang tidak diketahui dan cairan standar, 1 dan 2 adalah kerapatan dari masing-masing cairan, t1 dan t2 adalah waktu alir dalam detik. Maka viskositas cairan yang tidak diketahui adalah :

1 = ρ1. t1 2 ρ2. t2 η1 = ρ1. t1. 2 ρ2. t2 η2 dan ρ2 dapat diketahui dari literatur, ρ1 diperoleh dari pengukuran kerapatan (berat jenis) dengan metode piknometer, t1 dan t2 masing-masing diketahui dengan cara mengukur waktu yang diperlukan oleh zat uji maupun air untuk mengalir melalui dua garis tanda pada tabung kapiler viscometer ostwald. Pada viskometer Oswald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pengukuran viskositas ini menggunakan pembanding air. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kesalahan pengukuran nilai. Viskositas dapat ditentukan dengan persamaan: η= π R 4 (Pt) 8VL Sehingga didapat η 1 = π R4 (Pt) 8V x η 2 8VL n R 4 (Pt) 2 (Pt) 1 = P 1 t 1 (Pt) 2 P 2 t 2 Dimana: P= densitas x konstanta Viskosimeter Bola Jatuh Berdasarkan hukum Stokes dengan mengamati jatuhnya benda melaui medium zat cair yang mempunyai gaya gesek yang makin besar bila kecepatan benda jatuh makin besar. = 2 r 2 ( d dm ) g 9 ( s/t ) ( 1+ 2,4 r/r ) ket : = viskositas cairan g = gaya gravitasi r = jari- jari bola s = jarak jatuh ( a - b ) d = kerapatan bola t = waktu bola jatuh dm = kerapatan cairan R = jari-jari tabung viskosimeter

Berdasarkan kerapatannya fluida dibedakan menjadi : 1. Fluida tidak dapat mampat (incompressible) 2. Fluida dapat mampat (compressible) Berdasarkan mekanika fluida, fluida dibedakan menjadi 2 jenis : 1. Fluida tidak bergerak (statika fluida) 2. Fluida bergerak (dinamika fluida) Hubungan Fluida dengan kekentalan Cairan Newtonian adalah cairan yang nilai kekentalannya tidak dipengaruhi oleh besar gaya yang mengalirkan atau menggerakkannya. Cairan yang encer, seperti air, minuman ringan, larutan gula encer, larutan asam dan larutan garam, bersifat Newtonian. Bila cairan ini diberikan gaya pemompaan atau pengadukan (shear stress), maka kekentalannya tidak akan dipengaruhi oleh gaya tersebut. Untuk cairan Newtonian, hubungan antara shear stress dan shear rate merupakan hubungan linear. Sehingga cairan Newtonian mempunyai nilai viskositas yang konstan. Zat cair yang bersifat non Newtonian, umumnya ditunjukkan pada produk yang lebih kental, seperti saus, kecap, madu, dsb. Nilai kekentalan akan sangat dipengaruhi oleh gaya yang diberikan, dimana kekentalannya dapat meningkat atau menurun. Bila dilakukan pengadukan terhadap cairan yang kental, maka ketika gaya pengadukan diberikan lebih kuat cairan tersebut akan lebih mudah bergerak atau mengalir. Semakin cepat pengadukan, cairan tersebut akan terasa lebih encer dan mudah diaduk, dengan kata lain, kekentalan cairan tersebut menurun karena pengaruh gaya pengadukan yang diperbesar atau dipercepat. Berdasarkan pola perubahan kekentalannya, cairan non Newtonian dapat dikelompokkan menjadi : a. Shear thinning Dikatakan bersifat pseudoplastis atau shear thinning bila kekentalannya menurun jika gaya untuk mengalirkannya meningkat. Semakin besar gaya yang dikenakan, maka aliran cairan semakin lancar atau semakin encer (thinning). Dengan demikian, nilai viskositas akan semakin menurun dengan semakin besarnya shear stress. Contoh : krim cair, santan. b. Shear thickening

Dikatakan bersifat dilatan atau shear thickening bila kekentalannya meningkat dengan meningkatnya gaya pengadukan yang diberikan. Suatu zat tersebut jika tibatiba dikenai gaya mekanis yang tinggi menjadi semakin mengental (thickening ) dan mudah rapuh (pecah pecah). Sehingga nilai viskositas akan semakin meningkat dengan meningkatnya shear stress. Contoh : mentega, gula kental. E. Alat dan Bahan : Alat : 1. Viskometer Oswald 2. Bulf 3. Stopwatch 4. Thermometer Bahan : 1. Aquadest 2. Sample 3. Es batu 4. Air panas F. Prosedur Kerja 1. Cuci Viskometer Oswald dengan HCl pekat dan K 2 Cr 2 O 7 kemudian dikeringkan dengan aceton. 2. Tentukan ρ dari zat x dan H 2 O dengan piknometer. 3. Alirkan H 2 O sebagai larutan standar dalam Viskometer Oswald ini dari garis a dan b, catat waktu yang diperlukan. 4. Viskometer Oswald dibersihkan dan dikeringkan lagi, kemudian dialirkan zat x yang akan ditentukan viskometer. 5. Ulangi tiap-tiap zat beberapa kali dengan variasi termperatur. 6. Tentukan ŋ zat dengan menggunakan rumus (3) G. Data Pengamatan dan Perhitungan Data pengamatan Suhu : 15,20,25 Suhu ruangan awal = 29 Aquadest Berat pikno kosong = 23,67 gram Berat pikno dengan aquadest = 48,70 gram Suhu 25 =3,7 detik Suhu 20 =3,6 detik Suhu 15 =3,33 detik Berat pikno setelah percobaan = 28,95 gram Volume (ml) aquadest setelah percobaan = 5,1 ml Zat x Berat pikno kosong = 23,67 gram

Berat pikno dengan zat x = 43,4 gram Suhu 25 =1,8 detik Suhu 20 =1,82 detik Suhu 15 =1,76 detik Berat pikno setelah percobaan = 27,35 gram Volume (ml) sampel setelah percobaan = 4,7 gram Suhu ruangan setelah percobaan = 29,5 Perhitungan Viskositas Sebelum percobaan To (tempertur) = 29 ( temperatur ruangan) ( pikno+air) ( pikno kosong) ρ o air = = volume pikno 48,70 gram 23,67 gram =1,0012 25 gram ρ o sampel = ( pikno+sampel ) ( pikno kosong) 43,4 gram 23,67 gram = =0,7892 volume pikno 25 gram Sesudah percobaan T 1 (temperatur )=29,5 (temperatur ruangan ) ( pikno+air) ( pikno kosong) ρ 1 air= = volume larutan 28,95 gram 23,67 gram =1,035 5,1ml ρ 1 sampel = = ( pikno +sampel ) ( pikno kosong) = volume larutan ρ1) zat (T 1 ) 1 α zat= ( ρo 1 α air= ( ρo ρ1 ) air (T 1 ) 1 = ( 0,7892 0,783 ) zat = 0,0158 (29,5 29) 1 ( 1,0012 1,035 ) = (29,5 29) =0,0653 27,35 gram 23,67 gram =0,783 4,7 ml Perhitungan Viskositas

1. Tx (temperatur) = 25 (temperatur percobaan) T zat (waktu alir) = 1,8 detik T air = 3,7 detik ρoair ρ air= α air (Tx T 1)+1 = 1,0012 0,0653 (25 29,5 )+1 = 4,381 ρo zat ρ zat= α zat (Tx T 1)+1 = 0,7892 0,0158 (25 29,5 )+1 =14,271 ρ zat x t zat ŋ zat = ρ air x t air x 14,271 x1,8 ŋ air = 4,381 x3,7 x0,8904= 1,411=1,411 2. Tx (temperatur) = 20 (temperatur percobaan) T zat (waktu alir) = 1,82 detik T air = 3,6 detik ρoair ρ air= α air (Tx T 1)+1 = 1,0012 0,0653 (20 29,5 )+1 = 1,803=1,803 ρo zat ρ zat= α zat (Tx T 1)+1 = 0,7892 0,0158 (20 29,5 )+1 =5,876 ρ zat x t zat ŋ zat = ρ air x t air x 5,876 x 1,82 ŋ air = 1,803 x3,6 x1,002=1,6507 3. Tx (temperatur) = 15 (temperatur percobaan) T zat (waktu alir) = 1,76 detik T air = 3,33 detik ρoair ρ air= α air (Tx T 1)+1 = 1,0012 0,0653 (15 29,5 )+1 =1,1357 ρo zat ρ zat= α zat (Tx T 1)+1 = 0,7892 0,0158 (15 29,5 )+1 =3,67 ρ zat.t zat ŋ zat = ρ air.t air x 3,67 x 1,76 ŋ air = 1,1357 x 3,33 x1,139=1,945 H. Pembahasan Pada percobaan viskositas kali ini, akan digunakan aquadest sebagai zat pembanding dan zat x yang akan ditentukan koefisien viskositasnya serta suhu yang akan digunakan untuk mengukur koefisien viskositas yaitu 15,20 dan 25. Sebelum memulai percobaan terlebih dahulu harus mengukur suhu ruangan yang diketahui suhunya 29. Setelah itu, timbang piknometer dalam keadaan kosong pada timbangan yang didapat dengan hasil 23,67 gram kemudian isi pikno tersebut dengan aquadest sampai melewati batas agar tidak ada bagian pikno yang tidak terisi.

Lalu tutup dengan tutup piknonya dan keringkan bagian luar pikno yang basah dengan tisue. Timbang kembali pikno yang sudah terisi tersebut, dan didapat berat pikno isi yaitu 48,70 gram. Setelah itu cuci Viskometer Oswald dengan aceton lalu keringkan. Masukkan aquadest melalui lubang besar viskometer sampai terisi setengah bulat viskometer. Kemudian masukkan termometer ke dalam viskometer yang sebelumnya direndam ke dalam beaker glass berisi es. Ukur suhu aquadest sampai di titik suhu 25. Bila sudah, cabut termometer dan pasang bulf di lubang viskometer yang berukuran kecil. Sedot aquadest tersebut sampai garis a. Lalu siapkan stopwatch. Hitung dan catat waktu yang dibutuhkan aquadest dari titik a ke b dengan stopwatch setelah bulf dicabut. Ulangi langkah ini pada suhu 20 dan 15 selanjutnya. Setelah pengukuran waktu mengalir untuk aquadest, larutan dalam viscometer tersebut dimasukkan ke dalam pikno menggunakan corong. Lalu timbang pikno tersebut. Setelah itu, tuang larutan dalam pikno tersebut ke dalam gelas ukur untuk mengukur volume larutan aquadest setelah percobaan. Setelah selesai, siapkan semua dari awal untuk pengukuran viskositas zat x. Siapkan pikno kembali, lalu isi pikno dengan zat x sampai melewati batas. Kemudian tutup pikno tersebut dan timbang berat pikno dengan zat x. Pada percobaan kali ini didapat 43,4 gram, lalu isi viscometer dengan zat x sampai terisi setengah bagian bulat pada viscometer tersebut. Setelah itu, perlakuan sama dengan aquadest dilakukan untuk mengukur waktu yang diperlukan oleh zat x untuk mengalir dari garis a dan b dengan variasi temperatur 25, 20, dan 15. Setelah mengukur waktu mengalir larutan zat x pada viscometer, masukkan larutan tersebut ke dalam piknometer untuk ditimbang beratnya, setelah itu tuang larutan tersebut dalam gelas ukur untuk mengetahui volumenya. Setelah semua langkah dilakukan atau percobaan selesai, catat suhu ruangan kembali dengan melihat thermometer pada ruangan tersebut, pada percobaan kali ini suhu ruangan akhir yaitu 29,5. Setelah semua data didapat hitung koefisien viskositas dengan perhitungan mula-mula sampai rumus akhir yakni: η zat = ρ zat.t zat ρ air.t air. η air

Dengan η air yang bergantung pada masing-masing suhu percobaan, yaitu 15, 20, dan 25. Akhir percobaan didapat data η zat pada masing-masing suhu: Suhu ( ) η zat 15 1,945 20 1,6507 25 1,411 I. Kesimpulan Hasil percobaan yang telah didapatkan, ternyata kenaikan suhu menyebabkan penurunan koefisien viskositas. Maka dari hasil percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa suhu adalah salah satu faktor yang mempengaruhi viskositas. J. Soal 1. Buatlah grafik ŋ variasi temperature! 2. Apa pengaruh temperature terhadap viskositas suatu zat? 3. Adakah hubungan antara viskositas dan bilangin Reynold (Re)? 4. Buatlah penurunan satuan dari rumus viskositas! Jawaban : 1. Suhu ( ) η zat 15 1,945 20 1,6507 25 1,411

ŋ zat 2.5 2 1.5 1 0.5 0 15 20 25 Suhu (Celcius) koefisien 2. Kenaikan temperatur menyebabkan penurunan viskositas. Hal ini menyebabkan kenaikan energi kinetik rata-rata. Maka dari itu gaya intermolekuler dapat ditahan. 3. Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/l) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar dan turbulen. Namanya diambil dari Osborne Reynolds (1842 1912) yang mengusulkannya pada tahun 1883. Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang paling penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak berdimensi lain, untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude. Jika dua pola aliran yang mirip secara geometris, mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang berbeda pula, memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan, keduanya disebut memiliki kemiripan dinamis. 4. Viskositas dapat ditentukan dengan persamaan: η= π R4 (Pt) 8 VL Sehingga didapat η 1 = π R4 (Pt) 8V x η 2 8 VL n R 4 (Pt) 2 (Pt) 1 (Pt) 2 = P 1 t 1 P 2 t 2 Dimana: P= densitas x konstanta

K. Daftar Pustaka http://www.ilmukimia.org/2013/02/teori-viskositas-cairan.html http://tamtamndud.blogspot.com/2011/03/teori-viskositas-fisika-dasar-ii.html