BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000) Michael P Todaro, Ekonomi Untuk Negara Berkembang (Bumi Aksara:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

1. Tinjauan Umum

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

Perekonomian Suatu Negara

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

I. PENDAHULUAN. yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peran perbankan dan

I. PENDAHULUAN. untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat bangsa tersebut.

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dengan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. yang artinya masih rentan terhadap pengaruh dari luar. Oleh karena itu perlu adanya fundasi

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

S e p t e m b e r

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

SILABUS/SAP (Satuan Acara Perkuliahan) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pengembangan Bisnis dan Manajemen (STIE PBM) JURUSAN AKUNTANSI DAN MANAJEMEN

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

Transaksi NPI terdiri dari transaksi berjalan, transaksi modal dan finansial.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu negara di satu sisi memerlukan dana yang relatif besar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

Diskusi Terbuka INFID

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah per Dollar AS terhadap Neraca Pembayaran di Indonesia Periode

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara sedang berkembang di kawasan

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

PENGARUH KURS VALUTA ASING DAN DOW JONES

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank. (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011).

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

S e p t e m b e r

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

UTANG PEMERINTAH EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang surplus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akumulasi utang luar negeri adalah suatu gejala umum negaranegara dunia ketiga pada tingkat perkembangan ekonomi dimana kesediaan tabungan dalam negeri adalah rendah, defisit pembayaran transaksi berjalan tinggi dan impor barang-barang modal diperlukan untuk menambah sumber modal diperlukan untuk menambah sumber daya dalam negeri. 1 Kemampuan pemerintah untuk menanggung seluruh biaya pembangunan semakin terbatas sejak krisis harga minyak dunia tahun 1980 an, sehingga pemerintah melakukan sejumlah deregulasi di bidang pembangunan. Pemerintah mendorong sektor swasta untuk ikut terlibat dalam pembangunan ekonomi pada berbagai sektor yang dizinkan. Dengan semakin besarnya minat investasi swasta, tapi tanpa didukung oleh sumber-sumber dana investasi didalam negeri yang memadai, telah mendorong pihak swasta melakukan pinjaman keluar negeri, baik dalam bentuk pinjaman komersial maupun investasi portofolio. Alasan sektor swasta melakukan ULN karena tingginya suku bunga domestik sehingga mencari alternatif ULN sebagai sumber pembiayaan karena dianggap lebih murah. Peningkatan yang tajam ULN oleh sektor swasta tersebut juga akibat liberalisasi di bidang keuangan dan perbankan. Saat terjadi krisis ekonomi 1997, sektor Jakarta, 2000) 55 1 Michael P Todaro, Ekonomi Untuk Negara Berkembang (Bumi Aksara: 1

2 swasta tidak mengelola ULN nya dengan baik sehingga terjadi currency mismatch dan maturity mismatch. Akibat nilai tukar rupiah yang merosot tajam menyebabkan ULN swasta meningkat berkali lipat karena sebagian besar tanpa dilakukan hedging (lindung tunai). 2 Bank Indonesia (BI) menyatakan, perlambatan utang luar negeri (ULN) swasta diprediksi karena pemulihan permintaan ekspor yang belum signifikan sehingga dunia usaha tidak memerlukan alternatif pendanaan untuk memperluas produksi. Tercatat, utang luar negeri sektor swasta mencapai USD 165,1 miliar (51% dari total ULN). 3 Tabel 1.1 Perkembangan Utang Luar Negeri Swasta PERIODE DTB (USD) ULN Swasta (USD) 2010Q1 2010Q2 2010Q3 2010Q4 1.891 1.342 1.043 870 75.060 77.326 79.752 82.340 2011Q1 2011Q2 2011Q3 2011Q4 2.947 265 766-2.301 83.752 91.627 99.405 103.096 2012Q1 2012Q2 2012Q3 2012Q4-3.192-8.149-5.265-7.812 109.332 117.715 122.557 124.312 2 Adwin Surya Atmadja, Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Perkembangan Dan Dampaknya, Http://Www.Repository.Usu.Ac.Id (Diakses Tanggal 20 Maret 2017) 3 m.tribunnews.com/bisnis/2017/03/07/bank-indonesia-tren-utang-luarnegeri-swasta-turun diakses pada 07/03/17

3 2013Q1-6.009 128.130 2013Q2-1.133 131.488 2013Q3-8.634 137.024 2013Q4-4.314 138.807 Sumber: Bank Indonesia, SEKI (Data diolah) Dari tabel 1.1 diatas terlihat bahwa utang luar negeri swasta cenderung meningkat dari tahun ketahun. Hal ini merupakan hal wajar yang terjadi pada negara berkembang karena kebutuhan pembangunan. Namun, apakah utang luar negeri ini digunakan untuk kegiatan yang produktif ataukah hanya digunakan untuk kegiatan konsumtif. Perkembangan utang luar negeri swasta tidak dapat dipisahkan terhadap utang luar negeri pemerintah. Utang luar negeri swasta menjadi permasalahan tersendiri bagi perekonomian dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen utang pemerintah. 4 Selama ini besaran yang paling sering dijadikan sebagai kambing hitam yang menyebabkan terjadinya defisit transaksi berjalan di Indonesia, adalah pertama, penurunan surplus neraca perdagangan barang (trade balance) sebagai akibat menurunnya ekspor dan meningkatnya impor barang. Kondisi ini memang terlihat dalam tahun 2012, dimana surplus neraca perdagangan mengalami penurunan lebih dari 75% bila dibandingkan dengan surplus tahun 2011, kedua defisit neraca jasa-jasa (services accounts), dan ketiga, defisit pada neraca pendapatan neto (net income). Pada tahun 2009 pemerintah merevisi APBN dalam menghadapi krisis ekonomi global yang mulai muncul sejak 4 www.kemenkeu.go.id/en/kajian/kajian-pengawasan-utang-luar-negeriswasta/20/04/2017

4 pertengahan tahun 2008, pemerintah merasa revisi tersebut sangat diperlukan karena pengalaman pahit semasa krisis keuangan asia 1997-1998 yang mengakibatkan resesi ekonomi nasional. Akibat krisis ekonomi global 2008-2009, perkiraan pertumbuhan ekonomi indonesia tahun 2008 direvisi lebih kecil daripada perkiraan semula. Demikian juga, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS derevisi lebih rendah dari target semula karena memang akibat krisis ekonomi global tersebut kurs rupiah sempat melemah. Tahun 2010 ekonomi global mulai menunjukan pemulihan dan jika nilai tukar rupiah melemah maka Utang Luar Negeri meningkat drastis. 5 Menurunnya tingkat kurs, juga berdampak pada menurunnya kinerja neraca pembayaran yang menunjukkan penurunan sejak triwulan III-2008. Sebagaimana tercermin dari peningkatan defisit transaksi berjalan (current account) dan mulai meningkatnya defisit neraca transaksi modal dan finansial (financial account). Peningkatan defisit transaksi berjalan terutama bersumber dari anjloknya kinerja ekspor sejalan dengan kontraksi perekonomian global yang diiringi dengan merosotnya harga berbagai komoditas ekspor. 6 Dalam kenyataan sehari-hari, perdagangan luar negeri disuatu negara yang seimbang sangat jarang terjadi. Selisih antara ekspor barang dan jasa serta impor barang dan jasa dicatat pada sebuah neraca yang disebut neraca transaksi berjalan. 7 Transaksi berjalan juga 5 Tulus Th Tambunan, Perekonomian Indonesia (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), 247-248 6 Ella Dhanila Kartika Sari,"Pengaruh Defisit Transaksi Berjalan, Kurs, Dan Inflasi Terhadap Utang Luar Negeri Sebelum Dan Sesudah Krisis Global", (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Jakarta. 2015), 57-58 7 Paul R Krugman, Maurice Obstfeld, Ekonomi Internasional (Indeks: Jakarta. 2015), 13

5 penting karena ia mengukur arah dan besarnya pinjaman internasional. Sebuah negara hanya bisa mengimpor lebih banyak dari pada mengekspor bila ia memperoleh pinjaman luar negeri untuk menutup selisih impor tersebut. Dengan demikian, negara yang mengalami defisit transaksi berjalan itu mau tidak mau harus menambah utang luar negerinya sebanyak jumlah defisitnya. Defisit transaksi berjalan yang terjadi terus menerus membuat banyak Negara berkembang harus tetap bergantung pada pinjaman luar negeri (PLN), terutama negara-negara yang kondisi ekonomi domestiknya tidak menggairahkan investor-investor asing, sehingga sulit bagi negara-negara tersebut untuk mensubstitusikan PLN dengan investasi, misalnya dalam bentuk penanaman modal asing. 8 Ada tiga persoalan pokok yang dapat menimbulkan defisit dalam transaksi berjalan yaitu: neraca perdagangan lebih besar dari surplus neraca jasa, defisit neraca jasa lebih besar dari surplus neraca perdagangan, defisit neraca perdagangan disertai neraca jasa. Tiga persoalan ini menunjukan ringan beratnya defisit dalam transaksi berjalan. Jika indonesia mengalami defisit tergolong pada tingkat kedua yaitu defisit neraca jasa lebih besar dari pada surplus neraca perdagangan. Jika suatu negara anggota IMF mengalami kesulitan dalam neraca pembayaran, misalnya defisit transaksi berjalan membesar, maka diberi jatah SDR untuk ditukarkan dengan valuta yang dibutuhkan. Hak kredit ini disebut drawing right. Defisit transaksi berjalan yang mulai terjadi sejak triwulan keempat 2011 masih 8 Tulus Th Tambunan, Perekonomian Indonesia,256

6 berlanjut pada tahun 2013 dan diikuti dengan nilai defisit yang membesar. 9 Allah SWT berfirman sebagai berikut : tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-nya kepadamu; dan Sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar Termasuk orang-orang yang sesat. (QS. Al- Baqarah : 198) 10 Sejak krisis pada awal 1980-an, masalah utang luar negeri yang dialami negara berkembang tidak semakin baik. Banyak negara-negara debitur terjerumus dalam krisis utang luar negeri sehingga tidak sanggup membayar dan mengharuskan mereka melakukan program penyesuaian struktural atas desakan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasioal (IMF) untuk mendapatkan pinjaman baru. Selanjutnya, tingginya utang luar negeri di negara berkembang disebabkan terutama oleh tiga jenis defisit : defisit transaksi berjalan atau yang biasa disebut trade gap, yakni ekspor lebih sedikit dibandingkan impor, defisit investasi atau I-S gap, yakni dana yang dibutuhkan untuk membiayai investasi (I) di dalam negeri lebih besar daripada tabungan domestic, dan defisit fiskal atau fiscal gap. Dari faktor-faktor tersebut defisit 9 Latumaerissa R Jilius, Perekonomian Indonesia Dan Dinamika Global (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015), 277-278 10 Departemen Agama RI, Al Qur'an dan Terjemahnya (Jakarta: Darussalam, 2002), 38

7 transaksi berjalan sering disebut pada literatur sebagai penyebab utama membengkaknya utang luar negeri di negara berkembang. 11 Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul "PENGARUH DEFISIT TRANSAKSI BERJALAN TERHADAP UTANG LUAR NEGERI SWASTA" B. Identifikasi Masalah 1. Besarnya minat inestasi swasta, tapi tanpa dukungan oleh sumber-sumber dana investasi didalam negeri yang memadai, telah mendorong pihak swasta melakukan pinjaman keluar negeri. 2. Tingginya suku bunga domestik menjadi alasan sektor swasta melakukan utang luar negeri sebagai sumber pembiayaan karena dianggap lebih murah. C. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan sebelumnya, bahwa secara teoritis utang luar negeri swasta dipengaruhi oleh defisit transaksi berjalan.dimana variabel ini rentan terhadap perekonomian dalam dan luar negeri. Berdasarkan latar belakang dan pemaparan sebelumnya, permasalahan pokok dalam penelitian ini diarahkan untuk menganalisa variabel ekonomi seperti defisit transaksi berjalan terhadap utang luar negeri swasta. Pokok permasalahan yang diajukan adalah : Bagaimana pengaruh defisit transaksi berjalan terhadap utang luar negeri swasta? 11 Tulus Th Tambunan, Perekonomian Indonesia 255-256

8 D. Pembatasan Masalah Masalah yang akan diteliti dibatasi hanya penelitian mengenai pengaruh defisit transaksi berjalan terhadap utang luar negeri swasta (periode 2005-2016 ) E. Tujuan masalah Berdasarkan atas apa yang telah diuraikan penulis dalam rumusan masalah, maka dalam penelitian kali ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut : Untuk mengetahui bagaimana pengaruh defisit transaksi berjalan terhadap utang luar negeri swasta. F. Kerangka pemikiran Kerangka pemikiran digunakan untuk menunjukkan arah penyusunan penelitian dan mempermudah dalam menganalisa masalah yang dihadapi, maka diperlukan suatu kerangka pemikiran yang akan memberikan gambaran tahap-tahap penelitian untuk mencapai suatu kesimpulan. Dalam konsep dasar dari penelitian ini adalah menguji pengaruh defisit transaksi berjalan terhadap utang luar negeri pemerintah di Indonesia periode 2005-2016. Utang luar negeri merupakan salah satu sumber pembiayaan anggaran pemerintah dan pembangunan ekonomi secara umum digunakan selain penerimaan dalam negeri pemerintah. Pemanfaatan utang luar negeri pemerintah untuk membiayai belanja negara sehingga

9 dapat mendukung kegiatan ekonomi, terutama kegiatan-kegiatan yang produktif. 12 Defisit transaksi berjalan adalah jumlah ekspor yang lebih sedikit dari pada impor. Defisit transaksi berjalan diduga mempengaruhi utang luar negeri karena, jika besarnya transaksi berjalan melebihi surplus neraca modal akan mengakibatkan defisit neraca pembayaran (BOP), yang berarti juga cadangan devisa berkurang, maka suatu negara akan kekurangan modal untuk membiayai impor barang-barang baru dan untuk kebutuhan kegiatan produksi dalam negeri, jika sudah terjadi seperti itu maka dibutuhkanlah modal dari luar negeri. 13 Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Defisit Transaksi Berjalan Utang Luar Negeri Swasta Pengaruh defisit transaksi berjalan terhadap utang luar negeri swasta 12 Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan (Yogyakarta: Gadjah Mada, 2010), 239 13 Tulus Th Tambunan, Perekonomian Indonesia,249

10 G. Manfaat penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi penulis Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis agar dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri SMH Banten, selain itu penulis dapat membandingkan antara teori dan praktek yang terjadi di lapangan. 2. Bagi Pembaca Penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber informasi atau pengetahuan mengenai Pengaruh Defisit Transaksi Berjalan Terhadap Utang Luar Negeri khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca agar lebih mengetahui apa Defisit Transaksi Berjalan dan Utang Luar Negeri swasta. 3. Bagi perguruan tinggi Penelitian ini dapat menjadi referensi, bahan pembanding penelitian lain dan memberikan sumbangan pemikiran untuk konsentrasi ekonomi syariah, jurusan ekonomi syariah fakultas ekonomi dan bisnis islam UIN Sultan Masulana Hasanudin Banten 4. Bagi Pemerintah Penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan pemerintah agar lebih baik lagi dalam menegelola utang luar negeri dan defisit transaksi berjalan.

11 H. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan, yang dijadikan acuan dalam proses awal penelitian, didalamnya terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah, kerangka pemikiran, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan Bab II Kajian Teoritis, pada bab kedua menjelaskan teoriteori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terdiri dari pengertian defisit transaksi berjalan dan utang luar negeri swasta, penelitian terdahulu serta hipotesis. Bab III Metode Penelitian, menjelaskan tentang metodologi penelitian yang didasarkan dan dikembangkan berdasarkan pokok masalah utama, guna mencapai hasil dan tujuan yang diinginkane. Pada bab ini terdiri dari ruang lingkup penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode ananlisis data, metode pengumpulan data, uji asumsi klasik, uji hipotesis dan operasional variabel. Bab IV Pembahasan, terdiri dari gambaran umum objek penelitian, perkembangan defisit transaksi berjalan dan utang luar negeri swasta serta hasil penelitian Bab V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.