BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keputusan Direktur Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR/1999 tanggal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Sejarah Pendirian BPRS Suriyah

BAB II PROFIL PT. BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI AH SURIYAH. A. Sejarah pendirian dan perkembangan PT. Bank Pembiayaan Rakyat

BAB II GAMBARAN UMUM BPRS SURIYAH SEMARANG. A. Sejarah berdirinya dan perkembangan PT. Bank Pembiayaan Rakyat

BAB II PEMBAHASAN GAMBARAN UMUM PT. BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI AH (BPRS) SURIYAH CABANG SEMARANG

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB II GAMBARAN UMUM BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN. 2.1 Sejarah Berdirinya BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran

BAB II GAMBARAN UMUM BPRS SURIYAH CABANG SEMARANG. A. Sejarah Pendirian BPRS Suriyah Cabang Semarang

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB IV PEMBAHASAN. Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan deposito ib mudharabah Bank

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PRODUK SYARIAH DI INDONESIA

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Konsep Mudharabah dalam Perbankan Syariah. 1. Pengertian Mudharabah dan Implementasinya

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI. A. Sejarah Berdirinya BPR Syariah Bangun Drajat Warga. SAW, dimana Baitulmal didirikan oleh Rasulullah sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB II GAMBARAN UMUM BANK MEGA SYARI AH. Perjalanan PT Bank Mega Syariah diawali dari sebuah bank umum

BAB II GAMBARAN UMUM BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN SEMARANG. A. Sejarah Berdirinya BPRS Artha Amanah Ummat

BAB IV PEMBAHASAN. 1 Wawancara dengan Ajeng selaku Teller

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN. 2.1 Sejarah Berdirinya PT. BPRS Artha Amanah Ummat

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Jatim Syariah sebagai objek penelitian laporan Tugas Akhir saya.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL. penelitian, dalam hal ini adalah data dari Bank Syariah Muamalat dan Bank DKI

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2015

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BAB III PEMBAHASAN. pemilik dana itu telah memutuskan untuk menyerahkan sebagian dananya untuk

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Pengertian, Dasar Hukum, Rukun Dan Syarat Murabahah. satunya adalah akad murabahah. Akad Murabahah sama dengan bentuk

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB II GAMBARAN UMUM BPRS BEN SALAMAH ABADI PURWODADI. Sabilul Muttaqiin yang kantornya berada di Purwokerto. Kemudian

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BPRS BEN SALAMAH ABADI PURWODADI. I. Sejarah Berdirinya PT. BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi

BAB II GAMBARAN UMUM BANK MEGA SYARIAH. Dalam sejarahnya, Bank Mega Syariah muncul dikarenakan Para Group

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK MEGA SYARIAH CABANG SEMARANG. Jakarta. Pada tahun 2001, Para Group sekarang berganti nama menjadi CT

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

BAB II GAMBARAN TENTANG KONDISI BPRS PNM BINAMA SEMARANG. A. Sejarah Berdirinya PT. BPRS PNM Binama Semarang 12

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menghimpun dana dari masyarakat (funding), menyalurkannya kembali kepada

5) Dapat diberikan bonus sesuai kebijakan Bank 6) Dapat dilakukan pemotongan zakat secara otomatis dari bonus yang diterima

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari uraian penjelasan di atas dapat di simpulkan : dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa-jasa perbangkan.

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN. Dalam UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan menjelaskan bahwa

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB III PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN LANDASAN SYARI AH BAI BITSAMAN AJIL. sebagai pembelian barang dengan pembayaran cicilan atau angsuran.

BAB III PEMBAHASAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskriptif BPRS Suriyah 1. Sejarah Pendirian BPRS Suriyah BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah) menurut surat keputusan Direktur Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR/1999 tanggal 21 mei 1999, secara teknis dapat diartikan sebagai lembaga keuangan sebagai mana BPR konvensional yang operasinya menggunakan prinsipprinsip syari ah. 1 Pada BPRS tidak melakukan lalu lintas pembayaran, dan tidak menerima simpanan dalam bentuk giro. Biasanya dalam melaksanakan kegiatan usahanya lebih dekat pada lapisan masyarakat menengah ke bawah. Bank Syariah Suriyah atau disebut dengan BPRS Suriyah pertamakali di dirikan di Cilacap. Daerah barat di provinsi jawa tengah yang menjadi kantor pusatnya. BPRS Suriyah didirikan dengan akta No. 3Notaris Naimah, SH pada tanggal 06 Januari 2005 dan telah disahkan oleh Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor : C- 02469 HT. 01. 01 Tahun 2005 tertanggal 31 januari 2005. BPRS Suriyah mulai beroperasi menjalankan kegiatan usahanya di bidang perbankan syariah sejak tanggal 01 April 2005 setelah mendapat Salinan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 7/14/KEP.GBI/2005 tanggal 21 Maret 83. 1 Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,Yokyakarta: Ekonosia, 2004, h. 11

12 2005 tentang pemberian Izin Usaha PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Suriyah. 2 Didirikan oleh tokoh pengusaha cilacap yaitu bapak Drs. H. Mulia Budy Artha dan ibu Dra. Hj. Siti Fatimah beserta keluarga yang berada di beberapa daerah luar. Pendirian ini dilatarbelakangi karena banyaknya keinginan dari masyarakat untuk membuat lembaga keuangan yang operasionalnya berdasarkan prinsip syari ah di kabupaten cilacap. Nama suriyah sendiri berasal dari nama ibu kandung ibu siti Fatimah. 3 Ijin operasi PT. Bank Pembiyaan Syariah Suriyah dari Gubernur bank Indonesia no 7/014/KEP.GBI/2005 tanggal 21 maret 2005 dengan modal disetor 1 Milyar, asset BPRS Suriyah sampai saat ini mencapai 25M lebih. Peningkatan asset ini dikarenakan pertumbuhan dana pihak ketiga (simpanan) cukup besar dan didukungjaringan kantor yang banyak. Dengan pendekatan emosional dan pendekatan kepada para nasabah dengan jalur para tokoh-tokoh masyarakat di Cilacap BPRS Suriyah menjelma menjadi Lembaga Keuangan Syariah yang mampu mengeluarkan Pembiayaan sebesar 18,6M lebih sampai saat ini. Pengembangan usaha selalu dilakukan salah satunya dengan cara membuka kantor cabang ataupun kantor kas, termasuk pembukaan kantor cabang semarang di Jl. Indrapasta Semarang, hal ini dilakukan untuk 2 www. Banksyariahku.com, Profile BPRS Suriyah 3 Wawancara dengan Puspa Sari selaku Customer Service BPRS Suriyah Semarang pada hari senin, 10 Februari 2014 di BPRS Suriyah Semarang.

13 mengenalkan keberadaan BPRS Suriyah kepada masyarakat Semarang sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Latar belakang pendirian BPRS Suriyah kantor cabang Semarang didasari masih terbukanya pasar keuangan syariah di ibu kota provinsi Jawa Tengah dan BPRS Suriyah menjadi BPRS ke-4 yang hadir di kota Semarang. Atas dasar faktor tersebut maka pada tanggal 16 Oktober 2010, diresmikan BPRS Suriyah Kantor Cabang Semarang melalui surat keputusan BI Purwokerto No. 12/56/DPbS/PAdBS/Pwt pada tanggal 6 Oktober 2010. 4 2. Visi, Misi dan Slogan BPRS Suriyah a. Visi BPRS Suriyah 1) Menjadi BPRS yang kompetitif, efisien, dan memenuhi prinsip kehati-hatian. 2) Mampu mendukung sektor riil secara nyata melalui kegiatan pembiayaan berbasis bagi hasil dan transaksi riil dalam rangka keadilan, tolong menolong menuju kebaikan dan kemaslahatan ummat. 3) Sehat diukur dari ketentuan/peraturan Bank Indonesia. 4) Memperluas jaringan pelayanan. 5) Pembinaan Sumber Daya Insani (SDI) yang profesional dan berintegritas. b. Misi BPRS Suriyah 1) Ikut membangun ekonomi ummat. 4 Dokumen BPRS Suriyah Semarang

14 2) Menyediakan produk-produk perbankan syariah yang mampu mendorong masyarakat untuk menjalankan bisnis secara produktif, efisien, dan akuntabel. 3) Pertumbuhan bank secara optimal. 4) Memelihara hubungan kerja yang baik. c. Slogan BPRS Suriyah Maju Bersama dalam usaha sesuai Syariah 3. Struktur Organisasi BPRS Suriyah Cabang Semarang KEPALA CABANG Anang Jatmiko Setiaji, SE CS TELLER Back Office Adm. Vinna Dwi 1. Puspa Sari K Sri Indah Dwi Pembiayaan Anggraeni 2. Anggarita W Asiful Umam FUNDING : LANDING Account Officer 1. M. Qostholani 2. Angke Winneto 3. Sentot Sapto Nugroho 1. Alfianto Imam Santoso 2. Prayudianto SECURITY 1. Himawan Yulian 2. Nunung Efendi 3. Syaeful Ashari Office Boy Muhammad Wakhidun

15 4. Produk BPRS Suriyah a. Produk Penghimpun dana (Funding) Ada beberapa macam produk penghimpun dana pada BPRS Suriyah antara lain : 1) Tabungan Wadiah Adalah simpanan pihak ketiga pada bank (perorangan atau badan hukum, dalam mata uang rupiah) yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan media slip penarikan atau pemindahbukuan lainnya. Implementasi tabungan wadiah : a) Produk tabungan ib Suriyah i. Tujuan a. Untuk menghimpun dan memanfaatkan dana dari masyarakat b. Pemakai jasa bank yang berpotensi adalah perorangan ii. Karakterisitk a. Tabungan hanya dilakukan dalam rupiah b. Penabung adalah nasabah perorangan, badan usaha c. Jumlah setoran awal minimal Rp. 20.000,- dan setoran berikutnya minimal sebesar Rp. 10.000,-, saldo mengendap minimal sebesar Rp. 20.000,-.

16 d. Dikenakan pajak penghasilan atas bonus yang mencapai saldo setara atau lebih dari Rp. 7.500.00,-. e. Media penarikan dana dengan slip penarikan tabungan f. Nasabah mendapatkan buku tabungan dari bank yang telah ditandatangani oleh nasabah (specimen) dan telah dicatat dalam buku registrasi tabungan. iii. Persyaratan Pembukaan Rekening a. Fotokopi kartu identitas diri : KTP/SIM/paspor yang masih berlaku dan nomor NPWP bagi wajib pajak b. Bagi Badan Usaha ditambah Akta pendirian, TDP, SIUP c. Mengisi aplikasi dan syarat-syarat pembukaan tabungan dengan lengkap (termasuk akad tabungan) b) Produk tabungan ib Pelajar dan Santri i. Tujuan a. Untuk menghimpun dan memanfaatkan dana dari masyarakat. b. Pemakai jasa bank yang berpotensi adalah pelajar dan santri. ii. Karakteristik a. Tabungan hanya dilakukan dalam rupiah b. Penabung adalah nasabah perorangan(pelajar dan santri)

17 c. Jumlah setoran pertama sebesar Rp. 10.000,- dan setoran berikutnya minimal sebesar Rp. 5.000,- saldo mengendap minimal sebesar Rp. 10.000,-. d. Media penarikan dana dengan slip penarikan tabungan. e. Nasabah mendapatkan buku tabungan dari bank yang telah ditanda tangani specimen oleh nasabah dan telah dicatat dalam buku registrasi tabungan. iii. Persyaratan Pembukaan Rekening a. Fotokopi kartu identitas diri : KTP/SIM/Kartu Pelajar yang masih berlaku. b. Bagi yang tidak memiliki identitas, dapat diwakili oleh orang tua/wali untuk dan atas nama pelajar/santri. c. Mengisi aplikasi dan syarat-syarat pembukaan tabungan dengan lengkap(termasuk akad tabunagn wadiah). 2) Tabungan Mudharabah Adalah jenis simpanan pada bank yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha dalam mata uang rupiah dan penarikannya dapat dilakukan dengan cara tertentu. Implementasi tabungan Mudharabah: a) Tabungan ib Haji Baitullah i. Tujuan

18 a. Untuk menghimpun dan memanfaatkan dana dari masyarakat. b. Pemakai jasa bank yang berpotensi adalah perorangan. c. Diperuntukkan bagi umat Islam yang mempunyai keinginana/niata untuk memenuhi panggilan Allah SWT. ii. Karakteristik a. Tabungan hanya dilakukan dalam rupiah. b. Penabung adalah nasabah perorangan. c. Jumlah setoran pertama sebesar Rp. 100.000,- dan setoran berikutnya minimal sebesar Rp. 50.000,- d. Dikenakan pajak penghasilan atas bagi hasil dengan saldo setara atau diatas Rp. 7.500.000,- e. Media penarikan dana dengan slip penarikan tabungan. f. Tidak boleh ditarik kecuali untuk biaya pendaftaran haji. iii. Persyaratan Pembukaan Rekening a. Fotokopi kartu identitas diri: KTP/SIM/Paspor dan NPWP bagi yang telah memiliki. b. Mengisi aplikasi permohonan dan syarat-syarat pembukaan tabungan beserta akadnya. b) Tabungan ib Qurban i. Tujuan a. Untuk menghimpun dan memanfaatkan dana dari masyarakat.

19 b. Pemakai jasa bank yang berpotensi adalah perorangan. c. Diperuntukkan bagi uamt Islam yang mempunyai keinginan/niatan untuk berqurban karena Allah SWT. ii. Karakteristik a. Tabungan hanya dilakukan dalam rupiah. b. Penabung adalah nasabah perorangan. c. Jumlah setoran pertama sebesar Rp. 25.000,- dan setora berikutnya minimal sebesar Rp. 10.000,- d. Dikenakan pajak penghasilan atas bagi hasil yang mencapai saldo setara atau di atas Rp. 7.500.000,- e. Media penarikan dana dengan slip penarikan tabungan. f. Tidak boleh ditarik kecuali untuk pembelian hewan Qurban. iii. Persyaratan Pembukaan Rekening a. Fotokopi kartu identitsa diri: KTP/SIM/Paspor dan NPWP bagi yang telah memiliki. b. Mengisi aplikasi permohonan dan syarat-syarat pembukaan tabungan beserta akadnya. c) Tabungan ib Masa Depan Syari ah Suriyah (Tamansari) i. Karakteristik a. Setoran dilakukan secara berkala (bulanan, triwulan) b. Jumlah setoran tetap (minimal Rp. 50.000) c. Jangka waktu ditentukan sendiri (minimal 3 tahun)

20 d. Bagi hasil dapat diketahui setiap akhir bulan dan secara otomatis menambah saldo Tamansari e. Tabungan dapat diambil setelah kepesertaan selama 3 tahun f. Tabungan yang diambil sebelum masa kepesertaan 3 tahun tidak mendapatkan bagi hasil ii. Manfaat a. Persiapan biaya pendidikan anak b. Persiapan biaya Walimahan c. Persiapan biaya Haji dan Umroh d. Investasi Jaminan Hari Tua e. Investasi masa depan yang menguntungkan iii. Persyaratan Pembukaan Rekening a. Fotokopi KTP/SIM/Kartu pelajar atau Identitas yang masih belaku b. Mengisi formulir pembukaan rekening c. Menyerahkan setoran awal minimal Rp. 50.000 5 3) Deposito Mudharabah a) Deposito ib Mudharabah i. Tujuan Untuk menghimpun dan memanfaatkan dana dari masyarakat dalam jangka waktu tertentu. 5 Brosur BPRS Suriyah

21 ii. Target Deposan a. Masyarakat yang mempunyai dana untuk diinvestasikan dan ingin memperoleh manfaat atas dana tersebut. b. Perorangan dan Badan Hukum. iii. Karakteristik a. Tersedia dalam rupiah. b. Nominal deposito mudharabah sebesar Rp. 500.000,- untuk perorangan dan Rp. 1.000.000,- untuk badan hukum/organisasi. c. Jangka waktu antara lain: 1,3,6 dan/atau 12 bulan. d. Dapat dengan kondisi single/joint (and/or) Lembaga/badan hukum. e. Akad mudharabah mutlaqah dengan nisbah disepakati oleh keduan belah pihak. f. Dikenakan pajak atas bagi hasil dengan saldo setara atau diatas Rp. 7.500.000,-. g. Deposito mudharabah pada saat jatuh tempo dicairkan maka diperpanjang secara otomatis (automatic roll over) dengan nisbah sesuai kesepakatan akad atau kebijaksanaan bank tanpa merubah bilyet deposito yang telah diterbitkan. iv. Persyaratan Pembukaan Rekening

22 a. Fotokopi kartu identitas diri: KTP/SIM/Paspor, NPWP bagi wajib pajak. b. Bagi badan hukum: 1. Fotokopi Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP). 2. Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 3. Fotokopi Keterangan Domisili. 4. Fotokopi akte pendirian yang sudah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan didaftarkan di Pengadilan Negeri serat diumumkan dalam berita Negara, serta perubahan-perubahnnya. c. Bagi Yayasan: 1. Fotokopi akte pendirian yang sudah didaftarkan di pengadilan Negeri serta perubahan-perubahannya. 2. NPWP yayasan. d. Aplikasi permohonan deposito mudharabah dan syaratsyarat pembukaaan deposito beserta akadnya. e. Surat penunjukan ahli waris. v. Pencairan Deposito Mudharabah a. Nasabah mengisi permohonan pencairan deposito dengan membawa bilyet deposito asli dan identitsa diri. b. Pencairan deposito mudharabah dapat ditarik secara tunai atau dipindahbukukan ke rekening tabungan.

23 c. Pencairan deposito dapat dialkukan sebelum jatuh tempo, tetapi bagi hasil bulan berjalan tidak diperhitungkan atau tidak diberikan. b. Produk Pembiayaan (Lending) Beberapa produk pembiayaan pada BPRS Suriyah antara lain : 1) ib Bisya Murabahah Prinsip pembiayaan dengan sistem jual beli barang dengan margin/keuntungan yang telah disepakati dengan pembayaran tangguh/angsur. 2) ib Bisya Istishna Prinsip pembiayaan dengan sistem jual beli barang berdasarkan pesanan, dengan margin/keuntungan yang telah disepakati dengan pembayaran tangguh/angsur. 3) ib Bisya Qard Prinsip pembiayaan atas asas saling menolong dalam kebaikan, dengan pengembalian pinjaman sesuai pokok pinjaman. 4) ib Bisya Mudharabah Prinsip pembiayaan usaha dengan sistem bagi hasil atas pendapatan/keuntungan yang diperoleh dari usaha bersama dengan bank sebagai shahibul maal/ pemilik modal. Pembagian keuntungan dengan nisbah yang telah disepakati.

24 5) ib Bisya Musyarakah Prinsip pembiayaan usaha dengan sistem bagi hasil atas pendapatan/keuntungan yang diperoleh dari usaha bersama dengan sharing dana modal (kemitraan) antara nasabah dengan bank. Pembagian keuntungan (bagi hasil) sesuai dengan porsi modal dan nisbah yang telah disepakati. 6) ib Bisya Ijarah Prinsip pembiayaan dengan sistem sewa dengan pembayaran sewa secara berkala. 7) ib Bisya Multijasa Prinsip pembiayaan dengan berdasarkan atas manfaat yang diperoleh dengan pembayaran sewa secara berkala. B. LandasanTeori 1. PembiayaanMurabahah Pembiayaan atau biasa disebut kredit menurut UU Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah janga waktu tertentu dengan pemberian bunga, imbalan, atau bagi hasil. 6 Sedangkan murabahah 6 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2010, h. 101.

25 adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. 7 Penyediaan dana yang dipersamakan tersebut dalam perbankan syariah yaitu transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah. Landasan hukum pembiayaan murabahah sendiri berdasarkan pada : a. Landasan Al Qur an Surat Al Baqoroh : 275......Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba... Surat Al Ma idah : 1 "#$% ' -.! ()*+,... %012)-3 Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu... b. Lansdasan Hadits Hadits Nabi riwayat Ibnu Majah Nabi bersabda, Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur 7 Ir. Adiwarman A. Karim,bank islam analisis fiqih dan keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindoPersada, 2010, h. 113.

26 gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual. (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib) c. Landasan Kaidah Fiqh Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. d. Undang-Undang Perbankan Syari ah Berdasarkan UU Perbankan Syari ah nomor 21 Tahun 2008 bahwa Akad Murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. 8 e. Fatwa DSN-MUI 1) Ketentuan tentang murabahah ( FATWA DSN NO. 04/DSN- MUI/IV/2000 ) 2) Uang muka murabahah ( FATWA DSN NO. 13/DSN- MUI/IX/2000 ) 3) Diskon murabahah ( FATWA DSN NO. 16/DSN-MUI/IX/2000 ) 4) Sanksi atas nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran ( FATWA DSN NO. 17/DSN-MUI/IX/2000 ) 8 Undang-Undang Perbankan Syari ah Nomor 21 Tahun 2008

27 5) Potongan pelunasan dalam murabahah ( FATWA DSN NO. 23/DSN-MMUI/III/2002) 9 Selain landasan hukum yang mendasari akad murabahah, adapun syarat jual beli murabahah itu sendiri adalah : a. Penjual / bank memberi tahu biaya modal kepada nasabah. b. Kontrak harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan. c. Kontrak harus bebas dari riba. d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang. e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang. Secara prinsip, jika syarat dalam (a),(d), dan (e) tidak dipenuhi, pembeli memiliki pilihan : 1) Melanjutkan pembelian seperti apa adanya. 2) Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang yang dijual. 3) Membatalakan kontrak. 10 Disebutkan pada point 2 syarat pemenuhan jual beli murabahah yaitu, kontrak harus sesuai dengan rukun yang ditetapkan. Rukun murabahah sendiri adalah : a. Penjual b. Pembeli 9 Himpunan Fatwa DSN MUI Edisi Revisi Tahun 2006 10 Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, Jakarta : Erlangga, 2012, h. 117.

28 c. Objek jual beli d. Ijab qabul Berdasarkan teknis perbankan, murabahah adalah akad jual beli barang sebesar harga pokok barang ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati. Jadi, akad jual beli tersebut bank membeli barang yang dipesan oleh nasabah dan menjualnya kepada nasabah. Harga jual bank adalah harga beli dari suplier ditambah keuntungan yang disepakati. Bank harus memberi tahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. Di dalam sebuah pembiayaan terdapat unsur-unsur yang direkatkan menjadi satu. Sehingga jika kita membicarakan pembiayaan maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung didalamnya. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu pembiayaan adalah : kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko, dan balas jasa. 11 2. Pembiayaan Bermasalah Para nasabah yang memperoleh pembiayaan dari bank, tidak seluruhnya dapat mengembalikan utangnya dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah diperjanjikan. Pada kenyataannya di dalam praktik selalu ada beberapa nasabah yang tidak mengembalikan utangnya kepada bank. Dari itu semua, maka akan ditemukan pembiayaan menjadi terhenti atau macet. 11 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, h. 103-105

29 Pembiayaan bermasalah atau lebih dikenal dengan istilah kredit macet, adalah pembiayaan atau utang yang tidak dapat dilunasi oleh nasabah karena suatu alasan sehingga bank selaku pemberi pinjaman harus menyelesaikan masalahnya kepada nasabah pembiayaan atau melakukan eksekusi baranng jaminan. 12 Pembiayaan bermasalah menggambarkan situasi dimana persetujuan pembiayaan mengalami resiko kegagalan, dan cenderung menuju kerugian. Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah atau kredit macet menurut Gatot Supramono dalam buku Perbankan dan Masalah Kredit adalah : a. Faktor yang Berasal dari nasabah 1) Nasabah menyalah gunakan penbiayaan Setiap pembiayaan yang diperoleh nasabah telah diperjanjikan dalam kontrak tentang tujuan pemakaian pembiayaan. Dengan demikian, maka nasabah setelah menerima dana pembiayaan wajib mempergunakan sesuai dengan tujuan tersebut. Pemakaian pembiayaan yang menyimpang dari pemakaiannya, akan mengakibatkan nasabah tidak mengembalikan kredit sebagaimana mestinya. 2) Nasabah kurang mampu mengelola usahanya 269. 12 Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2009, h.

30 Nasabah yang telah menerima fasilitas pembiayaan, ternyata dalam praktik tidak mengelola usahanya dengan baik. Nasabah tidak profesional dalam melakukan pekerjaan karena kurang menguasai secara teknis usaha yang dijalankannya. Akibatnya, hasil kerja kurang maksiamal sehingga mempengaruhi penghasilan. 3) Nasabah beritikad tidak baik Nasabah yang sengaja dengan segala upaya mendapatkan pembiayaan dari bank. Namun setelah pembiayaan diperoleh digunakan begitu saja tanpa dapat dipertanggung jawabkan. Nasabah semacam ini dari awal memang sudah tidak beritikad baik, karena tujuannya jahat yaitu untuk membobol bank. Biasanya sebelum kredit jatuh tempo, nasabah sudah melarikan diri. b. Faktor yang Berasal dari Bank 1) Kualitas pejabat bank yang buruk Pejabat bank yang kurang profesional tentu sulit diharapkan dapat memperoleh hasil kerja yang maksimal. Terutama pejabat di bagian pembiayaan, kualitasnya dapat mempengaruhi keputusan penyaluran pembiayaan yang tidak sebagaimana mestinya. 2) Persaingan antar bank yang ketat

31 Dengan adanyaa persaingan bank yang ketat, akan mempengaruhi bank untuk bertindak spekulatif dengan cara memberikan fasilitas yang mudah kepada nasabah, tetapi di pihak lain langkah yang diambil bank telah mengabaikan prinsip-prinsip perbankan yang sehat. 3) Hubungan intern bank Pembiayaan macet juga dapat terjadi karena bank terlalu memperhatikan hubungan ke dalam bank, penyaluran pembiayaan tidak merata dan cenderung diberikan kepada pengurus, pengawas, dan pegawai bank. Di samping itu juga bank lebih mengutamakan hubungan dengan perusahaan-perusahaan yang masih dalam kelompoknya (induk perusahaan, anak perusahaan) dalam pemberian pembiayaan. Akibatnya, apabila pembiayaannya bermasalah berpegaruh kepada bank yang kurang berani bertindak tegas. 4) Lemahnya pengawasan bank Mulai dari proses pemberian pembiayaan, terjadinya perjanjian pembiayaan sampai dengan pelaksanaan perjanjian pembiayaan selalu mendapat pengawasan. Pekerjaan bank diawasi oleh pengawas intern bank dan pengawas ekstern bank yaitu BI. Salah satu faktor

32 terjadinya pembiayaan macet adalah karena lemahnya pengawasan terhadap bank. 13 13 Ibid, h.269-272.