LAPORAN HASIL PRAKTIKUM ANALISA GULA

dokumen-dokumen yang mirip
Cara Penentuan Nilai BRIX kadar gula Dalam Tanaman Tebu. Oleh: Khairul Nurcahyono

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 1. PENGAMATAN OBJEKLatihan Soal 1.1. Gambar yang dimaksud adalah mortar yang berfungsi untuk menghaluskan bahan.

PEMBUATAN GULA MERAH DENGAN BAHAN DASAR TEBU (SACCHARUM OFFICIANARUM)

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BERAT JENIS ZAT CAIR DAN ZAT PADAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu,

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Revisi BAB I PENDAHULUAN

P E T A K O N S E P. Zat dan Wujudnya. Massa Jenis Zat Wujud Zat Partikel Zat. Perubahan Wujud Zat Susunan dan Gerak Partikel Zat

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Fraksi mol tiga komponen dari sistem terner (C = 3) sesuai dengan X A + X B + Xc =

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

Laporan Praktikum Kimia

tetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

MODUL I Pembuatan Larutan

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

LAMPIRAN 1 CARA KERJA PENGUJIAN FISIKOKIMIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

pengenceran larutan PENDAHULUAN

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi

PENGARUH VARIETAS TEBU, POTONGAN DAN PENUNDAAN GILING TERHADAP KUALITAS NIRA TEBU

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM


ρ = m/v m = massa V = Volume Satuan = g/ml = g cm -3 Satuan SI = kg/m 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki gugus hemiasetal. Oleh karena itu sukrosa di dalam air tidak berada

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ke III. Olimpiade Kimia Indonesia. Kimia UJIAN PRAKTEK

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB 1 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN. STANDART KOMPETENSI Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran serta terapannya.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

3 Metodologi Penelitian

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Modul l Modul 2 Modul 3

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

LEMBAR KERJA SISWA 3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB I PENDAHULUAN A. KENAIKAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN TITIK BEKU

MENGOPERASIKAN PIPET

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN LEMAK UJI SAFONIFIKASI

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

LEMBAR KERJA SISWA 2

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUKUM RAOULT. campuran

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT B. METODE PENELITIAN. 1. Analisis Mutu Minyak Sawit Kasar. 2. Pengukuran Densitas Minyak Sawit Kasar

BAB 4 METODE PE ELITIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V METODOLOGI. Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap :

Archimedes (Massa Jenis dan Gaya Angkat)

Transkripsi:

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM ANALISA GULA Penetapan Brix / Pol Nira Oleh : Fransiska Rossa Bastia (15.001.014) POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA JL. LPP NO 1A, Balapan, Yogyakarta 55222 Telp: (0274)555746 fax: (0274)585274 Email:surat@politeknik-lpp.ac.id

I. JUDUL Penetapan Brik / Pol Nira II. TUJUAN III. DASAR TEORI Dalam industri pengolahan gula sering kita dengar istilahistilah POL dan BRIX. Istilah-istilah ini terdapat dalam analisa gula, baik dari nira sampai menjadi gula kristal. Tebu yang bersih mengandung air (73 76 %), zat padat terlarut (10 16 %) dan sabut (11 16 %). Setelah tebu dicacah dan diperah pada mesin penggilingan, maka akan menghasilkan nira dan ampas. Nira tebu pada dasarnya terdiri dari dua zat, yaitu zat padat terlarut dan air. Zat padat yang terlarut ini terdiri dari dua zat lagi yaitu gula dan bukan gula. Zat padat terlatut atau yang biasa disebut dengan BRIX mengandung gula, pati, garam-garam dan zat organik. Bagus atau tidaknya kualitas nira tergantung dari banyaknya jumlah gula yang terkandung dalam nira tersebut. Untuk mengetahui banyaknya gula yang terkandung dalam gula umumnya dilakukan dengan analisa BRIX dan POL. Kadar POL menunjukkan resultante dari gula (sukrosa dan gula reduksi) yang terkandung dalam nira. Brix adalah jumlah zat padat semu yang larut (dalam gr) dalam setiap 100 gram larutan. Jadi jika nira memiliki kadar BRIX = 16, berarti dalam 100 gram nira, 16 gram merupakan zat padat terlarut dan 84 gram adalah air. Untuk mengetahui seberapa banyak zat padat yang terlarut dalam larutan (brix) maka diperlukan suatu alat ukur. Penentuan brix dengan Hydrometer (Timbangan brix) Alat ini paling umum pemakaiannya di pabrik, karena pemakaiannya mudah dan cepat. Terbuat dari bahan gelas, berbentuk silindris yang bagian bawahnya berbentuk bola. Pada bagian atas meruncing dan pada bagian ini terdapat skala yang menunjukkan derajat brix. Prinsip kerjanya adalah bahwa gaya keatas yang dialami oleh suatu benda yang dicelupkan dalam cairan tergantung dari berat jenis cairan. Jadi semakin kecil berat jenis maka hidrometer semakin tenggelam. Kemudian brix akan ditunjukkan pada skala yang persis berada di permukaan cairan tersebut. Derajat pol atau yang biasa disebut dengan kadar pol adalah jumlah gula (dalam gram) yang terkandung dalam setiap 100 gram larutan yang yang didapat dari pengukuran dengan menggunakan Polarimetersecara langsung. Jadi dapat disimpulkan jika kadar pol nira = 15, artinya dalam 100 gram larutan nira terkandung gula 15 gram. Selebihnya 85 gram adalah air dan zat terlarut bukan gula. HASIL BAGI KEMURNIAN (HK) merupakan ukuran dari kemurnian nira, semakin murni secara relatif semakin banyak mengandung gula. Seperti telah dikatakan bahwa nira mengandung zat padat yang terlarut, zat ini terdiri dari gula dan bukan gula.

Perbandingan berat kedua zat itu yang dinamakan hasil bagi kemurnian kalau dinyatakan dalam pol dan brix. Jadi semakin besar jumlah gula, atau semakin sedikit brix HK semakin tinggi dan sebaliknya semakin besar brix HK semakin kecil. IV. ALAT DAN BAHAN a. Alat 1. Silinder mol 2. Saccharometer / Polarimeter 3. Gelas kimia 4. Labu takar 5. Corong tapis 6. Kertas tapis 7. Rak tapis 8. Pipet tetes 9. Pembuluh pol 10. APB b. Bahan 1. Nira 2. Form A (AlSO 4 ) 3. Form B (NaOH) 4. Aquadest V. CARA KERJA A. Penetapan brix dengan APB 1. Masukkan nira ke dalam silinder mol hingga luber 2. Letakkan APB ke dalam larutannya hingga APB tidak bergerak turun 3. Lihat skala brix yang tertera 4. Angkat APB hingga skala suhu terlihat 5. Amati suhu larutan 6. Catat hasil pengukuran B. Pengamatan pol dengan polarimeter 1. Siapkan labu takar 100-110 ml 2. Masukkan nira hingga garis batas 100ml 3. Tambahkan 4 ml Form A dan 4ml Form B 4. Kocok/ shake hingga larutan tercampur rata 5. Siapkan alat penapisan

6. Lipat-lipat kertas tapis dan letakkan pada corong tapis dengan gelas tapis dibawahnya 7. Tuangkan sedikit demi sedikit larutan pada corong tapis 8. Tuangkan larutan pada pembuluh pol hingga penuh 9. Tutup pembuluh pol dan pastikan tidak ada gelembung di dalamnya 10. Amati pol nya menggunakan polarimeter VI. HASIL PERCOBAAN A. Pengukuran 1. Pengukuran brix Brix pengamatan : 26,35 Suhu larutan : 28,5 C 2. Pengukuran pol Pol pengamatan : 33,93 Koreksi mata : 0,15 B. Perhitungan Koreksi suhu (tabel III) Suhu larutan = 28,5 Pengukuran brix = 26,35 25 26,35 30 28 0,01 0,00 28,5 x 29 0,8 0,08 % Brix = brix APB ±koreksi suhu (tabel III) = 26,35 + 0,04095 = 26,39095 % Pol = = 26 100 x berat jenis x 110 100 x P 26 100 x1,10718 x 110 100 x33,39 = 8,7645911 ~8,77 HK = = Pol Brix x100 8,77 26,39 x100 = 33,23228

VII. PEMBAHASAN VIII. IX. KESIMPULAN Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa harga kemurnian nira mentah adalah 33,23228. Kisaran HK tersebut menyatakan bahwa kondisi sampel nira mentah rusak/ banyak pol nira yang terinfeksi. Hal ini sering terjadi pada kondisi tebu wayu, tebu terbakar dan tebu yang terlalu lama tertahan di emplasemen sehingga melebihi batas waktu giling. Kisaran HK normal 70-75. DAFTAR PUSTAKA https://multimeter-digital.com/pengertian-derajat-pol-dan-brix-dalam-analisa-gula.html http://www.risvank.com/2011/12/21/pengertian-pol-brix-dan-hk-dalam-analisa-gula/