LAPORAN HASIL PRAKTIKUM ANALISA GULA Penetapan Brix / Pol Nira Oleh : Fransiska Rossa Bastia (15.001.014) POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA JL. LPP NO 1A, Balapan, Yogyakarta 55222 Telp: (0274)555746 fax: (0274)585274 Email:surat@politeknik-lpp.ac.id
I. JUDUL Penetapan Brik / Pol Nira II. TUJUAN III. DASAR TEORI Dalam industri pengolahan gula sering kita dengar istilahistilah POL dan BRIX. Istilah-istilah ini terdapat dalam analisa gula, baik dari nira sampai menjadi gula kristal. Tebu yang bersih mengandung air (73 76 %), zat padat terlarut (10 16 %) dan sabut (11 16 %). Setelah tebu dicacah dan diperah pada mesin penggilingan, maka akan menghasilkan nira dan ampas. Nira tebu pada dasarnya terdiri dari dua zat, yaitu zat padat terlarut dan air. Zat padat yang terlarut ini terdiri dari dua zat lagi yaitu gula dan bukan gula. Zat padat terlatut atau yang biasa disebut dengan BRIX mengandung gula, pati, garam-garam dan zat organik. Bagus atau tidaknya kualitas nira tergantung dari banyaknya jumlah gula yang terkandung dalam nira tersebut. Untuk mengetahui banyaknya gula yang terkandung dalam gula umumnya dilakukan dengan analisa BRIX dan POL. Kadar POL menunjukkan resultante dari gula (sukrosa dan gula reduksi) yang terkandung dalam nira. Brix adalah jumlah zat padat semu yang larut (dalam gr) dalam setiap 100 gram larutan. Jadi jika nira memiliki kadar BRIX = 16, berarti dalam 100 gram nira, 16 gram merupakan zat padat terlarut dan 84 gram adalah air. Untuk mengetahui seberapa banyak zat padat yang terlarut dalam larutan (brix) maka diperlukan suatu alat ukur. Penentuan brix dengan Hydrometer (Timbangan brix) Alat ini paling umum pemakaiannya di pabrik, karena pemakaiannya mudah dan cepat. Terbuat dari bahan gelas, berbentuk silindris yang bagian bawahnya berbentuk bola. Pada bagian atas meruncing dan pada bagian ini terdapat skala yang menunjukkan derajat brix. Prinsip kerjanya adalah bahwa gaya keatas yang dialami oleh suatu benda yang dicelupkan dalam cairan tergantung dari berat jenis cairan. Jadi semakin kecil berat jenis maka hidrometer semakin tenggelam. Kemudian brix akan ditunjukkan pada skala yang persis berada di permukaan cairan tersebut. Derajat pol atau yang biasa disebut dengan kadar pol adalah jumlah gula (dalam gram) yang terkandung dalam setiap 100 gram larutan yang yang didapat dari pengukuran dengan menggunakan Polarimetersecara langsung. Jadi dapat disimpulkan jika kadar pol nira = 15, artinya dalam 100 gram larutan nira terkandung gula 15 gram. Selebihnya 85 gram adalah air dan zat terlarut bukan gula. HASIL BAGI KEMURNIAN (HK) merupakan ukuran dari kemurnian nira, semakin murni secara relatif semakin banyak mengandung gula. Seperti telah dikatakan bahwa nira mengandung zat padat yang terlarut, zat ini terdiri dari gula dan bukan gula.
Perbandingan berat kedua zat itu yang dinamakan hasil bagi kemurnian kalau dinyatakan dalam pol dan brix. Jadi semakin besar jumlah gula, atau semakin sedikit brix HK semakin tinggi dan sebaliknya semakin besar brix HK semakin kecil. IV. ALAT DAN BAHAN a. Alat 1. Silinder mol 2. Saccharometer / Polarimeter 3. Gelas kimia 4. Labu takar 5. Corong tapis 6. Kertas tapis 7. Rak tapis 8. Pipet tetes 9. Pembuluh pol 10. APB b. Bahan 1. Nira 2. Form A (AlSO 4 ) 3. Form B (NaOH) 4. Aquadest V. CARA KERJA A. Penetapan brix dengan APB 1. Masukkan nira ke dalam silinder mol hingga luber 2. Letakkan APB ke dalam larutannya hingga APB tidak bergerak turun 3. Lihat skala brix yang tertera 4. Angkat APB hingga skala suhu terlihat 5. Amati suhu larutan 6. Catat hasil pengukuran B. Pengamatan pol dengan polarimeter 1. Siapkan labu takar 100-110 ml 2. Masukkan nira hingga garis batas 100ml 3. Tambahkan 4 ml Form A dan 4ml Form B 4. Kocok/ shake hingga larutan tercampur rata 5. Siapkan alat penapisan
6. Lipat-lipat kertas tapis dan letakkan pada corong tapis dengan gelas tapis dibawahnya 7. Tuangkan sedikit demi sedikit larutan pada corong tapis 8. Tuangkan larutan pada pembuluh pol hingga penuh 9. Tutup pembuluh pol dan pastikan tidak ada gelembung di dalamnya 10. Amati pol nya menggunakan polarimeter VI. HASIL PERCOBAAN A. Pengukuran 1. Pengukuran brix Brix pengamatan : 26,35 Suhu larutan : 28,5 C 2. Pengukuran pol Pol pengamatan : 33,93 Koreksi mata : 0,15 B. Perhitungan Koreksi suhu (tabel III) Suhu larutan = 28,5 Pengukuran brix = 26,35 25 26,35 30 28 0,01 0,00 28,5 x 29 0,8 0,08 % Brix = brix APB ±koreksi suhu (tabel III) = 26,35 + 0,04095 = 26,39095 % Pol = = 26 100 x berat jenis x 110 100 x P 26 100 x1,10718 x 110 100 x33,39 = 8,7645911 ~8,77 HK = = Pol Brix x100 8,77 26,39 x100 = 33,23228
VII. PEMBAHASAN VIII. IX. KESIMPULAN Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa harga kemurnian nira mentah adalah 33,23228. Kisaran HK tersebut menyatakan bahwa kondisi sampel nira mentah rusak/ banyak pol nira yang terinfeksi. Hal ini sering terjadi pada kondisi tebu wayu, tebu terbakar dan tebu yang terlalu lama tertahan di emplasemen sehingga melebihi batas waktu giling. Kisaran HK normal 70-75. DAFTAR PUSTAKA https://multimeter-digital.com/pengertian-derajat-pol-dan-brix-dalam-analisa-gula.html http://www.risvank.com/2011/12/21/pengertian-pol-brix-dan-hk-dalam-analisa-gula/