*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado

dokumen-dokumen yang mirip
Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi estetik yang menunjang kecantikan. Menjaga kebersihan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

Kris Adityawarman*, Diyah Fatmasari **, Arlina Nurhapsari** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh (Mumpuni, 2013).

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

BAB I PENDAHULUAN. penyakit terbanyak di Indonesia (Depkes, 2014). Penduduk yang. Daerah (Riskesdas) oleh Departemen Kesehatan RI meningkat dari 23,2%

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA. Nawang Siwi Sayuti 1.

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

I Nyoman Wirata, Anak Agung Gede Agung, Ni Ketut Nuratni Poltekkes Kemenkes Denpasar ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan

HUBUNGAN TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD INPRES KANITI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Gigi pada siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS KARIES GIGI PADA SISWA SMP KRISTEN 67 MANADO

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN PEMERIKSAAN DAN STATUS KESEHATAN GIGI ANAK TERHADAP PERILAKU IBU MEMERIKSAKAN KESEHATAN GIGI ANAK DI KOTA BUKITTINGGI

STATUS GIZI PENDERITA KARIES GIGI PADA MAHASISWA TINGKAT 1 D-III JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak (Ramadhan, 2010). Contoh

ABSTRAK. knowledge, role of teacher, shcool dental hygiene

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah observational analitik dengan desain

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DAN STATUS GIZI ANAK TK PEMBINA MOJOSONGO SURAKARTA

ABSTRAK. Kata kunci: sikap, perilaku, kesehatan gigi dan rongga mulut, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Kristen Maranatha

PENELITIAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM KEBERHASILAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT. Desi Andriyani *

HUBUNGAN KONSUMSI JENIS MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI SDN KRANDON KUDUS

DAFTAR GAMBAR. 2.1 Empat Faktor Utama Yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gambaran Klinis Karies Pada Daerah Occlusal...

DAMPAK KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK SEKOLAH

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik agar jangan sampai terkena gigi berlubang (Comic, 2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2015). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dikeluhkan oleh

Determinan Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau

BAB I PENDAHULUAN. baik. Penelitian yang di lakukan Nugroho bahwa dari 27,1% responden yang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

Kata Kunci : Pengetahuan, Karies Gigi. 1 Samuel Tambuwun, 2 I Ketut Harapan, dan 3 Susanti Amuntu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. keseluruhan (Lossu dkk.,2015). Dengan memiliki gigi dan mulut yang sehat,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGAL ANGUS KABUPATEN TANGERANG

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik,

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh

Hubungan Karakteristik dan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Kejadian Karies Gigi Pada Siswa Umur 11

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

Hubungan Pengetahuan, Sikap, Praktik Ibu dengan Karies Gigi Murid Usia 5 Tahun di Pondok Labu Tahun 2013

BAB VI PEMBAHASAN. dasar. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi upaya promotif yaitu dengan. memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. 2004, didapatkan bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.3

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Karies Molar Satu Permanen pada Murid Umur 6-12 Tahun SDN 26 Lamteumen Timur Kota Banda Aceh

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI MURID KELAS VI MADRASAH DINIYAH ISLAMIYAH MUHAMMADIYAH SEI KINDAUNG KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATFAL DESA LEBAKSIU LOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

PENELITIAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES DAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH USIA 7 8 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sistemik. Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh

MINUM SUSU DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN TANPA GULA DENGAN JUMLAH KARIES ANAK USIA 3-6 TAHUN

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

HUBUNGAN PENGETAHUAN PELIHARA DIRI KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU DENGAN JUMLAH KARIES PADA ANAK PRA SEKOLAH TK PERTIWI II BANJARNEGARA

HUBUNGAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI DAN POLA JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA MURID SD NEGERI 157 PALEMBANG. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut penduduk

Keywords: Anemia, Social Economy

(Kajian Pada SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta) Satya Bagus Pradita 1, Alfini Octavia 2. Abstract

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENGETAHUAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA SISWA USIA 12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR GMIM IV TOMOHON Novarita Mariana Koch *, Mustapa Bidjuni * *Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado Abstrak Pembangunan nasional harus didukung oleh sumber daya manusia yang handal dan berkualitas dimulai dari anak usia sekolah. Kebiasaan hidup sehat harus ditanamkan secara dini pada anak usia sekolah sebagai bagian pelayanan yang menjadi kebutuhan mendasar, baik pelayanan kesehatan secara umum maupun pelayanan kesehatan secara khusus dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. Kebutuhan yang mendasar untuk memenuhi pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah terutama pada aspek menyelamatkan apa yang masih bisa diselamatkan pada gigi anak bangsa. Anak bangsa yang sehat menjamin kualitas hidup bangsa yang mengarah pada perilaku pelihara diri yang lebih baik. Perilaku pelihara diri antara lain melalui pengetahuan khususnya pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dan pengetahuan merupakan simulasi terhadap tindakan seseorang. Karies gigi merupakan penyakit gigi yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karbohidrat makanan, karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis yaitu gula yang merupakan sumber rasa manis yang disukai setiap manusia. World Health Organization (WHO) mencatat bahwa 60-90% anak di seluruh dunia menderita karies gigi, rata-rata perorang mengalami kerusakan gigi lebih dari satu gigi indeks karies gigi anak usia 12 tahun. Tujuan penelitian ini untuk menganalis hubungan antara faktor pengetahuan konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi pada siswa usia 12 tahun di Sekolah Dasar GMIM IV Tomohon. Metode penelitian menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross-sectional menggunakan analisis univariat, bivariat dengan uji fisher s exact. Populasi dalam penelitian ini yaitu anak Sekolah Dasar GMIM IV Tomohon usia 12 tahun berjumlah 60 siswa, sampel penelitian menggunakan total sampling sesuai kriteria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pengetahuan konsumsi makanan kariogenik memiliki hubungan bermakna dengan karies gigi 0,048, Simpulan penelitian ini menyatakan bahwa pengetahuan konsumsi makanan kariogenik memiliki hubungan bermakna. Disarankan lebih meningkatkan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut siswa di rumah dan perlu ditingkatkan program derajat kesehatan gigi dan mulut untuk sekolah secara menyeluruh. Kata Kunci : Pengetahuan Konsumsi Makanan Kariogenik, Karies Gigi, Siswa 12 Tahun PENDAHULUAN Undang-Undang Kesehatan RI No.36 tahun 2009 menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, oleh karena itu setiap kegiatan dan upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan dan berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya manusia Indonesia, peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa serta pembangunan nasional (Tunggal, 2010). Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa anak sekolah 1

merupakan bagian kelompok masyarakat yang sangat peka untuk menerima perubahan atau pembaharuan, karena kelompok anak sekolah sedang berada dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan. Penanaman perilaku pelihara diri pada anak sedini mungkin dibidang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut perlu terus dilakukan sehingga dapat mencegah terjadinya karies gigi, salah satu ranah perilaku yaitu pengetahuan. Pengetahuan menurut Notoatmodjo tahun 2003 merupakan domain terpenting dari terbentuknya tindakan seseorang (Kholid, 2014). Anak akan terganggu aktifitasnya jika mengalami gangguan dalam tubuhnya, termasuk karies gigi. Karies gigi yang merupakan penyakit yang tersebar luas di seluruh dunia tanpa memandang umur, bangsa ataupun keadaan ekonomi (Tarigan 2014). World Health Organization (WHO) mencatat bahwa 60-90% anak di seluruh dunia menderita karies gigi, rata-rata perorang mengalami kerusakan gigi lebih dari satu gigi indeks karies gigi anak usia 12 tahun (Widayati, 2014). Riskesdas tahun 2013 menyatakan bahwa prevalensi nasional masalah kesehatan gigi dan mulut 25,9 % (Kemenkes, 2013). Karies gigi dapat diartikan sebagai suatu proses patologi pascaerupsi yang terlokalisasi dan disebabkan oleh faktor luar. Proses ini dimulai dengan kerusakan jaringan email yang menjadi lunak dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya kavita (Bahar, 2011). Karies gigi merupakan penyakit gigi yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karbohidrat makanan, karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis yaitu gula yang merupakan sumber rasa manis yang disukai setiap manusia (Heriandi, 1993). Pemeliharaan kesehatan melalui penanaman hidup sehat dalam bidang kesehatan gigi dan mulut, perlu dilakukan dan dipertimbangkan secara hatihati serta bertanggung jawab (Sriyono, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk menganalis hubungan antara faktor pengetahuan konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi pada siswa usia 12 tahun di Sekolah Dasar GMIM IV Tomohon. METODE Jenis penelitian penelitian survey analitik dengan pendekatan cross-sectional, menggunakan analisa univariat, bivariat dengan uji fisher exact, karies gigi merupakan variabel terikat dan pengetahuan konsumsi makanan kariogenik merupakan variabel bebas. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan September 2017 pada siswa usia 12 tahun di Sekolah Dasar GMIM IV Tomohon. 2

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa usia 12 tahun di Sekolah Dasar GMIM IV Tomohon sebanyak 60 responden. Sampel penelitian yaitu semua siswa usia 12 tahun (total sampling) sebanyak 60 siswa di Sekolah Dasar GMIM IV Tomohon, dengan kriteria inklusi yaitu siswa hadir dan bersedia menjadi responden penelitian, siswa mendapat persetujuan dari orang tua dibuktikan dengan mengembalikan inform consent. Kriteria eksklusi: siswa tidak hadir dan menolak untuk diperiksa, siswa tidak mengisi kuesioner. Alat Penelitian untuk pemeriksaan klinis adalah diagnosa set berupa kaca mulut, excavator, sonde, pinset, masker, sarung tangan, dan format pemeriksaan serta kuesioner. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Karakteristik Responden Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi % Perempuan Laki-laki Total 25 35 60 41,7 58,3 100 Data pada tabel 1 menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin perempuan sebesar 41,7% (25) responden sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 58,3% (35) responden. 2. Deskripsi Hasil Analisis Univariat Variabel a. Pengetahuan Konsumsi Makanan Kariogenik Tabel 2 Distribusi Hasil Pengetahuan Konsumsi Makanan Kariogenik Pada Usia 12 Tahun Di Sekolah Dasar GMIM Tomohon Pengetahuan Frekuensi % Siswa Baik (+) Kurang (-) Total 17 43 60 28,3 71,7 100 3

Gambaran pengetahuan siswa usia 12 tahun di Sekolah Dasar GMIM IV Tomohon, pengetahuan responden paling banyak berada pada kategori kurang sebanyak 43 responden (71,7%) sedangkan sebanyak 17 responden (28,3%) berada pada kategori baik. b. Karies Gigi Tabel 3 Distribusi Hasil Karies Gigi Pada Siswa Usia 12 Tahun Di Sekolah Dasar GMIM IV Tomohon. Karies Gigi Frekuensi % Tidak karies Ada karies Total 6 54 60 10,0 90,0 100 Karies gigi siswa usia 12 tahun di Sekolah Dasar GMIM IV Tomohon dapat digambarkan bahwa responden yang ada karies gigi sebanyak 90,0% (54) responden sedangkan yang tidak karies gigi sebanyak 10,0% (6) responden. 3. Deskripsi Hasil Analisis Bivariat Variabel Tabel 4 Hubungan Antara Faktor Pengetahuan konsumsi makanan kariogenik Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Siswa Usia 12 Tahun Di Sekolah Dasar GMIM IV Tomohon Pengetahuan Karies Gigi Nilai p Tidak Karies Ada Karies n % n % Baik (+) Kurang (-) Total 4 23,5 13 76,5 2 4,7 41 95,3 6 10,0 54 90,0 0,048 Berdasarkan data tabel 4 analisis pengetahuan konsumsi makanan kariogenik dengan karies gigi terdapat hubungan bermakna, diperoleh pengetahuan baik dengan tidak karies gigi sebanyak 4 responden (23,3%), pengetahuan kurang dengan tidak karies gigi sebanyak 2 responden (4,7%). Data juga menunjukkan bahwa pengetahuan baik dengan karies gigi sebanyak 13 responden (76,5%), sedangkan responden pengetahuan 4

kurang dengan karies gigi diperoleh 41 responden (95,3%). Hasil analisis didapatkan nilai p sebesar 0,048 < 0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan karies gigi. PEMBAHASAN Keadaan sehat adalah milik semua pihak, tidak hanya di dominasi oleh perorangan akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok bahkan masyarakat (Taufik, 2007). Kelompok masyarakat termasuk kelompok anak usia 12 tahun. Usia 12 tahun merupakan usia yang sangat rentan dengan perilaku yang mencari jati diri. Menurut Lalongkoe dan Edison (2014) bahwa usia 12 tahun merupakan usia yang memasuki usia remaja dan merupakan peralihan antara dunia anak-anak dan dewasa. Anak usia 12 tahun perlu dilakukan penanaman positif perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat melalui pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, harus dibentuk sedemikian rupa sehingga menghasilkan anak-anak yang sehat pula, Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa perilaku individu terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan. Pengetahuan kesehatan yang merujuk pada perilaku kesehatan gigi dan mulut, merupakan bagian yang penting dan dapat mempengaruhi aktifitas dan kelancaran kehidupan bagi siapapun termasuk anakanak. Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak dilakukan untuk pendidikan yang menciptakan generasi penerus sehat, berdaya guna dan berhasil guna. Pengetahuan konsumsi makanan kariogenik siswa 12 tahun di Sekolah Dasar GMIM IV Tomohon menunjukkan pengetahuan responden paling banyak berada pada kategori kurang sebanyak 43 responden (71,7%) sedangkan sebanyak 17 responden (28,3%) berada pada kategori baik dan siswa laki-laki justru lebih banyak giginya sehat atau tidak karies sebanyak 4 responden dibandingkan dengan perempuan 2 responden yang giginya sehat. Ini menunjukkan bahwa walaupun dalam penelitian Davidovic, dkk (2014) laki-laki lebih cenderung kurang bertanggung jawab untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut tetapi tidak demikian bagi siswa laki-laki di Sekolah Dasar GMIM IV Tomohon, karena karies gigi tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja. Karies gigi juga banyak diderita oleh anak-anak maupun usia dewasa (Putri dkk,2010). Hal ini berarti bahwa karies gigi dapat menyerang siapa saja. Ranah pengetahuan merupakan ranah awal untuk berperilaku. Hubungan yang bermakna antara pengetahuan konsumsi makanan kariogenik dengan karies gigi pada siswa usia 12 tahun di Sekolah Dasar GMIM IV Tomohon yaitu 41 responden (95,3%) dengan pengetahuan kurang mengalami karies gigi. Hal ini berarti 5

bahwa pengetahuan kesehatan gigi yang kurang mempengaruhi masalah kesehatan gigi seseorang. Penelitian ini didukung oleh penelitian Kartikasari dan Nuryanto (2014) terdapat hubungan antara kejadian karies gigi dengan konsumsi makanan kariogenik. Penelitian oleh Haque, dkk (2013) juga bahwa terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan prevalensi karies gigi di Bangladesh. Pengetahuan yang baik tentang kesehatan gigi dan mulut akan dapat memberikan kontribusi yang baik pula terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Menurut Sriyono (2005), karies gigi dapat dicegah dengan menyikat gigi secara diwaktu yang tepat, menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor, pemilihan sikat gigi yang baik sehingga mudah masuk ke segala daerah mulut, menghindari makanan lengket dan mengandung gula serta mengunjungi klinik gigi secara rutin. Hal ini merupakan bagian dari pengetahuan yang sangat mendukung peningkatan kesehatan gigi dan mulut. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian Hubungan antara Faktor Pengetahuan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Kejadian Karies Gigi Pada Siswa Usia 12 Tahun Di Sekolah Dasar GMIM IV Tomohon, yaitu: Faktor pengetahuan konsumsi makanan kariogenik memiliki hubungan bermakna dengan kejadian karies gigi pada siswa usia 12 tahun di Sekolah Dasar GMIM IV Tomohon SARAN Saran melalui penelitian ini: 1. Pihak sekolah Derajat kesehatan gigi dan mulut siswa perlu ditingkatkan dengan program kegiatan kesehatan gigi dan mulut untuk sekolah secara menyeluruh. 2. Orang tua Lebih meningkatkan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut siswa di rumah 3. Bagi pihak puskesmas a. Lebih meningkatkan kegiatan terutama promotif, preventif pelayanan kesehatan gigi dan mulut oleh puskesmas di sekolah atau masyarakat dengan memanfaatkan media pendidikan kesehatan gigi. b. Diperlukan monitoring dan evaluasi bersama antara puskesmas dengan sekolah 4. Peneliti lain a. Meningkatkan wawasan untuk penelitian b. Mengungkap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa secara maksimal. DAFTAR PUSTAKA Bahar, A. 2011. Paradigma Baru Pencegahan Karies Gigi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. 6

Davidovic, B, M. Ivanovic. S. Jankovic and J. Lecic. 2014. Knowledge, Attitudes And Behavior Of Children In Relation To Oral Health. University Of Belgrade Serbia. Original Article Vol 71 (10): 949 956. http://www.doiserbia.nb.rs/ft.aspx?= 0042-84501400034D (diakses 7 April 2016). Haque, S.E, M. Rahman, K. Itsuko, M. Mutahara, S. Kayako, A. Tsutsumi, Md. J.Islam, and Md.G. Mustofa. 2016. Effect Of A School Based Oral Health Education In Preventing Untreated Dental Caries And Increasing Knowledge, Attitude, And Practices Among Adolescents In Bangladesh. Research Article BMC Oral Health DOI 10.1186/s12903-016-0202-3. http://www.bm.oralhealth.biomedce ntral.com/articles/10.1186/s12903. Diakses 7 April, 2016 Kariogenik dan Status Gizi pada Anak Sekolah Dasar. Journal of nutrition college, vol 3 no 3. Kemenkes, RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Indonesia. Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes, RI. 2012. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. Kemenkes RI. Jakarta. Lalongkoe, M, R dan Edison, T, A. Komunikasi Terapeutik Pendekatan Praktis Praktisi Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta. Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. PT Rineka Cipta. Jakarta. Putri,H, M, Herijulianti,E, Nurjanah, N. 2009. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. EGC. Jakarta Heriandi, Y. 1993. Kandungan Sukrosa dalam Gula Pasir dan Gula Aren serta Kaitannya dengan Aktifitas Bakteri Karies. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi FKG Usakti Kartikasari, H. Y dan Nuryanto. 2014. Hubungan Kejadian Karies Gigi dengan Konsumsi Makanan Sriyono, N.W. 2005. Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Medika. Yogyakarta. Tarigan, R. 2014. Karies Gigi. EGC. Jakarta. Taufik, M. 2007. Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang 7

Keperawatan Untuk Perawat Dan Mahasiswa Keperawatan. CV Infomedika. Jakarta. Tunggal, H.S. 2010. Undang-Undang Kesehatan (Undang-Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009). Harvarindo. Jakarta. Widayati, N. 2014. Faktor Yang Berhubungan Dengan Karies Gigi Pada Anak Usia 4-6 Tahun. Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol.2. 2 Mei 2014 (196-205). 8