Laporan Praktikum. Fisiologi Hewan. Berbagai Rangsangan Pada Sediaan Otot Saraf

dokumen-dokumen yang mirip
BERBAGAI RANGSANGAN PADA SEDIAAN OTOT SARAF ABSTRAK

BAB VI OTOT A. RANGSANGAN TERHADAP SEDIAAN OTOT SARAF.

FISIOLOGI SISTEM SARAF PADA KATAK

BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil

BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama :

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Praktikum Manfaat Praktikum

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA OTOT

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain

REFLEK SPINAL PADA KATAK

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Mekanisme Kerja Otot

Neuromuskulator. Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON- ELEKTROLIT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Sriwijaya

Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10

Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit. penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan

DAYA HANTAR LISTRIK 1. Tujuan Percobaan 2. Dasar Teori

Sistem Saraf pada Manusia

STOIKIOMETRI LARUTAN. Andian Ari Anggraeni, M.Sc

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

Intro. - alifis.wordpress.com

SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Nama : Kelompok : Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X 5 /2 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit.

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sulistyani, M.Si.

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK

Jaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2

SISTEM SARAF. Sel Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Laporan Hasil Pengamatan Praktikum Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014

II. TINJAUAN PUSTAKA

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.

UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB KIM ) 3.8 Menganalisis sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya

Tetapan Ionisasi Asam 03 Desember 2014 Wiji Dwi Utami Abstrak

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

FISIOLOGI DARAH DAN JANTUNG PADA KATAK (Rana sp.)

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

KIMIA ELEKTROLISIS

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA

Sifat Koligatif Larutan

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ

Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron. Gamaliel Septian Airlanda

SEL. SMA Regina Pacis Jakarta. Ms. Evy Anggraeny

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

SYARAF. Gamaliel Septian Airlanda

KUNCI JAWABAN BIOLOGI SOAL BIOLOGI KELAS : XI IPA

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Mikrosirkulasi Pada Katak yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : 60

Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF

BIOFISIKA SEL KULIAH SMT IVA FAKULTAS KEDOKTERAN UWKS Paul S. Poli/Biofisika/2006 1

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

PERCOBAAN VII PENENTUAN DAYA HANTAR SUATU SENYAWA

LAPORAN PRAKTIKUM PLASMOLISIS

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013

Skala ph dan Penggunaan Indikator

LISTRIK ARUS SEARAH BAB V. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan sumber listrik arus searah Memahami hubungan sumber listrik arus searah

BAB I PENDAHULUAN. 2. TUJUAN Mampu memeriksa kadar Nitrat dalam air.

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM

I. Nama Percobaan : Daya Hantar Listrik

Pilihan Ganda Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan 20 butir. 5 uraian Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Senyawa Polar dan Non Polar

Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus

Transkripsi:

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Berbagai Rangsangan Pada Sediaan Otot Saraf Laporan ini disusun guna memenuhi nilai praktikum mata kuliah yang dibimbing oleh Dra.Moerfiah, M.Si dan Rouland Ibnu Darda, M,Si Disusun oleh : Riska Fauzia Hermawan (061114006) Ajsam Aziz (061114009) Erynnia Dewi Hernawan (061114013) Zulfikar Rahman (061114044) Rika Meidiana Maharani (061114046) Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan 2016

Tabel pengamatan Jenis Respon Rangsang Rangsang Kuat/lemah Cepat/lambat I II III IV V VI I II III IV V VI Mekanis + + + + + ++ +++ + + ++ + ++ Osmotik +++ +++ +++ +++ ++ ++ +++ +++ +++ +++ +++ ++ + Panas ++ - + - + - + - + - + - Kimiawi +++ + ++ + + ++ ++ ++ ++ + ++ + Galvanis +++ - - - ++ ++ +++ - - - ++ ++ Keterangan: +++ : Kuat ++ : Sedang + : Lemah Pembahasan Sistem saraf adalah suatu sistem tubuh yang merupakan adaptasi tubuh terhadap rangsangan yang di terima (Pratiwi dalam Lia Suryani). Menurut Tetty Setiowati, sistem syaraf pada katak berupa otak yang berbentuk langsing atau memanjang untuk menyesuaikan diri dengan habitatnya di darat dan di air. Bagian otak yang berkembang dengan baik ialah otak tengah yang tumbuh membentuk gelembung (Tetty Setiowati dalam Lia Suryani) Otak tengah berfungsi sebagai pusat penglihatan. Pusat pembau pada katak kurang berkembang. Sistem syaraf tersusun oleh berjuta-juta sel syaraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem ini meliputi sistem syaraf pusat dan sistem syaraf tepi. Syaraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Sistem syaraf terdiri dari jutaan sel syaraf (neuron), neuron adalah kesatuan struktural dan fungsional sistem syaraf. Fungsi sel syaraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan atau tanggapan. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya mengandung Inti sel

yang besar dan berbentuk seperti pembuluh dengan membran yang tipis. Inti sel mengandung satu anak inti besar yang kaya akan RNA (Asam Ribo Nukleat) dan Sitoplasma yang disebut Neuroplasma (Pratiwi dalam Lia Suryani). Pada praktikum yang dilakukan kali ini yaitu berbagai rangsangan pada sediaan otot saraf dimana rangsangan tersebut yaitu berupa rangsangan mekanis, rangsangan osmotik, rangsangan panas, rangsangn kimiawi, dan rangsangan galvanis. Rangsangan mekanis yang dilakukan dengan cara memberi tekanan pada serabut saraf menggunakan batang gelas yang tumpul, respon rangsang menunjukkan hasil yang lemah karena pada rangsangan tekanan bersifat rangsangan lokal sehingga hanya sel saraf perifer saja yang dirangsang. Sehingga menimbulkan kontraksi otot yang lemah. Hal ini sesuai dengan yan dikatakan oleh Sherwood dalam Lela Juwita Sari,2008. Namun ada kelompok yang meimbulkan rangsangan yang kuat hal ini dapat terjadi karena dari masing-masing kelompok memberikan perlakuan yang berbeda. Rangsangan osmotik dilakukan dengan menempelkan butiran garam (NaCl) dan gliserin pada ujung benang saraf, hasil yang menunjukkan respon rangsang karena larutan NaCl mengandung ion Na dan Cl yang dapat mempertahankan tekanan osmotik dan isotonis plasma sel. Ion-ion itu tidak bergerak bebas, sehingga senyawa ion dalam bentuk padatan lemah dalam menghantarkan arus listrik. Akan tetapi jika senyawa ion dilelehkan atau dilarutkan, maka ion-ionnya dapat bergerak bebas, sehingga lelehan dan larutan senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik dan dapat disebabkan karena ionion yang terdapat di otot tersebut mengalami perpindahan keluar masuk di dalam otot yang di atur oleh pergerakan aktin-miosin, yang menyebabkan ion-ion positif dan ion-ion negatif yang berasal dari senyawa NaCl yang terurai dalam larutan sehingga terjadi kontraksi. Dalam praktikum NaCl fisiologis di teteskan terlebih dahulu sebelum garam di taburkan maka dari itu garam dapur disini menjadi larutan elektrolit yang dapat menghantarkan listrik sehingga respon yang terjadi cepat serta rangsangan yang di timbulkan juga kuat.

Rangsangan panas dilakukan dengan cara ujung pengaduk gelas di panaskan di dalam air mendidih kemudian ditempelkan pada benang saraf dari hasil yang telah kami lakukan didapat bahwa rangsangan yang di timbulkan lambat dan kontraksi otot lemah ini dapat terjadi karena kondisi dari katak tersebut otot saraf nya sudah lemah sehingga respon yang dihasilkan lemah karena pada kelompok kami rangsangan panas ini dilakukan pada akhir pemberian rangsangan. Namun di lihat dari hasil kelompok lain menunjukan hal sama dan beberapa kelompok tidak melakukan rangsangan panas hal ini disebabkan karena kondisi katak yang sudah mati. Rangsangan kimiawi dengan mencelupkan ujung benang saraf ke dalam larutan asam cuka. Refleks pada katak yang dicelupkan ke dalam larutan asam cuka lebih cepat dari rangsangan yang lain karena rangsangan pada larutan cuka bersifat difusi dan mengenai seluruh bagian tubuh katak tersebut sehingga menimbulkan kontraksi dari otot rangka. Larutan asam cuka dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H + dan CH3COO -. Asam cuka encer (CH 3 COOH) menginduksi mitokondria yang terdapat di otot rangka untuk menghasilkan Ca 2+. Peningkatan konsentrasi Ca 2+ di otot rangka digunakan untuk kontraksi otot polos (Sherwood dalam Lela Juwita,2008). Dalam praktikum yang dilakukan mendapatkan hasil bahwa rangsangan kimiawi menimbulkan respon lemah serta kontraksi otot yang lemah hal ini dapat terjadi karena pada setiap kelompok memberikan perlakuan yang berbeda terhadap katak itu sendiri, seperti melakukan rangsangan kimiawi ini dilakukan pada akhir pemberian rangsangan sehingga kondisi katak sudah melemah sehingga respon yang di hasilkan juga lemah. Namun ada juga kelompok yang menunjukan kontraksi otot yang kuat namun respon terhadap rangsangan lemah hal ini dapat terjadi karena kurang telitinya dalam memperhatikan kontraksi otot. Rangsangan galvanis dilakukan dengan menjepit ujung otot saraf dengan kaki-kaki pinset galvanis, yang ujung dari pinset tersebut diberi Cu dan Zn pada sisi yang berbeda. Hasil respon rangsang yang menunjukkan respon kuat karena antara tembaga (Cu) dan seng (Zn) terdapat perbedaan potensial, sehingga bila dihubungkan melalui serabut saraf akan terjadi arus listrik atau impuls, karena

tembaga merupakan kutub positif dan seng kutub negatif. Terdapat impuls butirbutir membran akan berubah dan ion-ion Na + akan masuk dari luar sel ke dalam sel. Sehingga, didalam sel akan menjadi lebih positif daripada di luar sel, dan potensial membran meningkat dan terjadi kontraksi pada ototnya. Hasil praktikum menunjukkan respon lemah karena ion Na + sedikit yang berdifusi masuk kedalam sel sehingga respon yang di hasilkan lemah. Namun ada beberapa kelompok yang menghasilkan respon rangsangan yang cepat dan kontraksi otot yang kuat hal ini dapat di lihat dari kemampuan otot saraf dalam menerima respon rangsangan dan kontraksi yang ditimbulkan. Perbedaan hasil dari setiap pemberian rangsangan pada semua kelompok merupakan hal yang sangat wajar karena pada setiap kelompok memberikan perlakuan yang berbeda pada katak, seperti urutan dalam pemberian rangsangan semakin lama maka otot saraf akan melemah, dan lamanya dalam menemukan otot saraf semakin lama menemukan otot saraf maka semakin lemah kondisi kata sehingga dapat menimbulkan respon yang berbeda. Daftar Pustaka

Juwita, L.S, Riski,S.2008. Fisiologi Sistem Saraf pada Katak. Jurnal. Diakses pada tanggal 12 April 2016 pukul 11.29 WIB Suryani,L, Syarah,D.A.B, Septia, R.W, Apriyani. Rangsangan Otot Saraf. Jurnal. Diakses pada tanggal 14 April 2016 pukul 19.03WIB S, Rahmatullah, I.L. Perbedaan Pengaruh Pemberian Strenghthening Exercise Jenis Kontraksi Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Biceps Brachii. Jurnal. Diakses pada tanggal 14 April 2016 pukul 21.09 WIB