Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2"

Transkripsi

1 Bab IV Pembahasan Atom seng (Zn) memiliki kemampuan memberi elektron lebih besar dibandingkan atom tembaga (Cu). Jika menempatkan lempeng tembaga dan lempeng seng pada larutan elektrolit kemudian dihubungkan satu sama lain, maka elektron akan diberikan dari seng kepada tembaga. Di dalam baterai buah dan sayuran, larutan elektrolitnya adalah asam. Buah dan sayuran mengandung cairan yang kaya akan ion dan menjadi penghantar listrik yang baik sehingga baterai buah bisa bekerja. Karena pada rangkaian terbuka Cu memiliki potensial listrik yang lebih tinggi dibanding Zn, maka pada rangkaian tertutup arah arus positif dari Cu ke Zn dan elektron mengalir dengan arah berlawanan. Pada elektroda Zn, atom Zn diubah menjadi ion Zn 2+ di dalam larutan dan meninggalkan elektron pada elektroda Zn yang bertindak sebagai anoda. Pada waktu bersamaan terjadi pengubahan ion H + menjadi H 2 pada elektroda Cu yang bertindak sebagai katoda. Dalam sel baterai buah dan sayuran yang mengalami reaksi reduksi bukanlah ion Cu 2+ melainkan ion H +, berbeda dengan yang terjadi pada sel Daniell. Hal ini terjadi karena di dalam larutan elektrolit tidak terdapat ion Cu 2+. Ion H + yang terdapat di dalam larutan berasal dari asam organik yang terkandung di dalam buah dan sayuran. Jika reaksi yang terjadi di katoda adalah reaksi reduksi Cu 2+ menjadi Cu, maka tegangan sel yang dihasilkan pada keadaan baku sekitar 1,1 V. Akan tetapi jika reaksi di kotoda adalah H + menjadi H 2, maka tegangan sel baku yang dihasilkan; Elektroda Zn (anoda) : Zn(s) 2 Zn + (aq) + 2e E o =,762 V Elektroda Cu (katoda): 2H + o (aq) + 2e H 2 (g) E =, V + 2+ o Reaksi sel : Zn(s) + 2H (aq) Zn + H (g) E =,762 V 2 31

2 Tegangan listrik yang diperoleh dari hasil percobaan sekitar,9 V. Data ini yang dihasilkan tidak sesuai atau mendekati data tegangan sel bakunya. Hal ini terjadi karena data diukur tidak dalam keadaan baku. Selain reaksi kimia yang terjadi pada elektroda, faktor pengangkutan massa juga berpengaruh terhadap tegangan listrik yang dihasilkan. Buah dan sayuran yang digunakan di dalam baterai ini adalah jeruk nipis, kentang dan markisa. Asam organik yang terkandung dalam buah dan sayuran ini merupakan asam lemah. Pengukuran ph pada ketiga buah dan sayuran dengan menggunakan ph meter diperoleh data ph jeruk nipis 3,2, kentang 4,84, dan markisa 2,82. Baterai buah dan sayuran ini diteliti untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjanya. Hasil data yang diperoleh dari pengujian baterai buah dan baterai jus buah dibandingkan dengan menggunakan uji t. Uji t ini diolah dengan menggunakan perangkat lunak Sigmastat versi 3.5. IV.1 Tegangan Litrik Sebagai Fungsi dari Jarak Energi listrik yang dihasilkan suatu baterai tergantung pada reaksi elektrokimia yang terjadi pada elektroda dan pengangkutan massa. Pengangkutan massa dari atau menuju suatu permukaan elektroda dapat terjadi dengan beberapa proses. Proses tersebut diantaranya adalah pemindahan muatan di dalam suatu perbedaan tegangan listrik dan difusi di dalam suatu perbedaan konsentrasi. Pengangkutan massa materi dari dan menuju tempat terjadinya reaksi diperlukan untuk menjaga aliran arus listrik (Broadhead dan Kuo, 24). Dari hasil percobaan pengukuran tegangan listrik pada berbagai jarak terhadap markisa, kentang, dan jeruk nipis dalam bentuk buah dan jusnya, diperoleh kecenderungan tegangan listrik akan lebih kecil apabila jarak antara elektroda semakin jauh. Hal ini terjadi karena pemindahan materi aktif listrik seperti ion Zn 2+ dan ion H + dengan jarak elektroda yang makin jauh memerlukan waktu yang 32

3 lebih lama untuk sampai pada elektroda. Karena arus merupakan jumlah muatan per satuan waktu, maka dengan lamanya waktu yang ditempuh akan memperkecil arus. Sehingga tegangan listrik yang dihasilkan juga akan makin kecil. tegangan (V) jarak (cm) Gambar IV.1 Grafik tegangan listrik baterai jeruk nipis sebagai fungsi jarak tegangan (V) jarak (cm) Gambar IV.2 Grafik tegangan listrik baterai markisa sebagai fungsi jarak Pada baterai buah jeruk nipis dan markisa, tegangan listrik cenderung turun dengan makin jauhnya jarak elektroda, seperti terlihat pada Gambar IV.1 dan IV.2. Akan tetapi lain halnya pada baterai kentang, pada jarak,5 cm sampai 2,5 cm tegangan listrik cenderung turun. Akan tetapi kemudian pada jarak 3, cm sampai 4, cm tegangan listrik naik kembali, lihat Gambar IV.3. Hal ini bisa terjadi, kemungkinan disebabkan oleh pemindahan ion-ion pada jarak tersebut lebih cepat dibandingkan pada jarak 2,5 cm. 33

4 tegangan (V) jarak (cm) Gambar IV.3 Grafik tegangan listrik baterai kentang sebagai fungsi jarak Pada baterai jus buah dan sayuran kecenderungannya sama dengan baterai dalam bentuk buahnya yaitu mengalami penurunan tegangan listrik dengan bertambahnya jarak elektroda. Walaupun mempunyai kecenderungan yang sama ternyata tegangan listrik yang dihasilkannya lebih kecil, seperti terlihat pada Gambar IV.4, IV.5 dan IV.6. Perbedaan tegangan listriknya cukup besar. Dengan menggunakan perangkat lunak Sigmastat diperoleh ternyata perbedaannya signifikan (lihat lampiran). tegangan (V) jarak (cm) Gambar IV.4 Grafik tegangan listrik baterai jus jeruk nipis sebagai fungsi jarak Ada beberapa kemungkinan untuk menjelaskan hal ini. Kecepatan pemindahan massa dalam hal ini ion Zn 2+ dan ion H + dalam larutan jus buah dan sayuran ini 34

5 lebih lambat dibanding pada larutan yang terdapat dalam bentuk buahnya. Hal ini dapat disebabkan oleh hambatan dalam pada larutan jus yang lebih besar dibanding pada larutan dalam bentuk buah. Reaksi yang terjadi di permukaan elektroda pada jus mungkin lebih lambat. Akhirnya mengakibatkan tegangan listrik yang dihasilkan lebih kecil. tegangan (V) jarak (cm) Gambar IV.5 Grafik tegangan listrik baterai jus markisa sebagai fungsi jarak tegangan (V) jarak (cm) Gambar IV.6 Grafik tegangan listrik baterai jus kentang sebagai fungsi jarak Data tegangan listrik yang diperoleh pada jus kentang walaupun ada penurunan tetapi perubahannya tidak terlalu besar, seperti terlihat pada Gambar IV.6. Hal ini kemungkinan terjadi karena pengangkutan massa atau pemindahan muatannya pada berbagai jarak cukup tetap. 35

6 IV.2 Rapat Arus Sebagai Fungsi dari Luas Permukaan Rapat arus permukaan elektroda ditunjukkan dalam amper.m -2, pada dasarnya mengukur kemampuan katalitik elektroda. Kemampuan katalitik adalah kemampuan berkurangnya energi pengaktifan dari proses pemindahan elektron. Proses pemindahan elektron ini berlangsung di dalam daerah antarmuka yang sangat tipis pada permukaan elekroda, dan melibatkan hubungan antara elektroda dan ion-ion atau materi aktif listrik (Lower, 24). Pada baterai buah dan sayuran dalam bentuk buahnya, rapat arus cenderung menurun dengan bertambahnya luas permukaan elektroda, lihat Gambar IV.7, IV.8 dan IV.9. Hal ini kemungkinan disebabkan dengan bertambahnya luas permukaan elektroda yang tercelup pada elektrolit, energi pengaktifan yang dibutuhkan untuk proses pemindahan elektron pada permukaan elektroda semakin besar. Bertambahnya energi pengaktifan menyebabkan reaksi elektrokimia yang terjadi pada permukaan elektroda berlangsung lebih lambat. Kecepatan reaksi elektrokimia yang terjadi pada permukaan elektroda menentukan banyaknya arus listrik yang dihasilkan. Reaksi elektrokimia makin lambat akan menyebabkan arus listrik yang dihasilkan menjadi lebih sedikit. Gambar IV.7 Grafik rapat arus pada baterai jeruk nipis 36

7 Gambar IV.8 Grafik rapat arus pada baterai markisa Gambar IV.9 Grafik rapat arus pada baterai kentang Baterai jus buah dan sayuran memiliki rapat arus dengan kecenderungan yang sama dengan baterai buahnya yaitu mengalami penurunan dengan bertambah luasnya permukaan elektroda. Akan tetapi rapat arus yang dihasilkannya lebih besar dan penurunannya cenderung lebih tajam, seperti terlihat pada Gambar IV.1, IV.11, dan IV.12. Perbedaan arus antara buah dan jus secara statistik signifikan. Hasil ini diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan perangkat lunak Sigmastat 3.5. Kemungkinan energi pengaktifan untuk proses pemindahan elektron di permukaan elektroda pada baterai jus ini lebih kecil. Sehingga reaksi elektrokimia yang terjadi pada permukaan elektroda berlangsung lebih cepat. Karena reaksi elektrokimianya lebih cepat, maka arus listrik yang dihasilkan menjadi lebih besar dibanding arus listrik yang dihasilkan pada baterai buahnya. 37

8 Gambar IV.1 Grafik rapat arus pada baterai jus jeruk nipis Gambar IV.11 Grafik rapat arus pada baterai jus markisa Gambar IV.12 Grafik rapat arus pada baterai jus kentang IV.3 Tegangan listrik Sebagai Fungsi dari Waktu Penggunaan Baterai Ketika suatu baterai digunakan, tegangan listriknya akan lebih rendah dari tegangan listrik atau potensial sel bakunya. Perbedaan ini disebabkan karena adanya beban pada baterai dan polarisasi materi aktif listrik atau ion-ion selama 38

9 penggunaan baterai. Proses penggunaan baterai akan ideal jika berlangsung pada potensial sel bakunya sampai semua ion-ion habis digunakan dan kapasitasnya digunakan secara penuh. Tegangan listrik kemudian menurun sampai nol. Jika dialurkan tegangan listrik terhadap waktu penggunaan baterai, maka akan diperoleh kurva mendatar dan di akhir menurun tajam sampai nol (Linden, 24). Pada keadaan sesungguhnya apabila tegangan listrik dialurkan terhadap waktu penggunaan baterai akan diperoleh kurva miring dan tegangan listrik tidak akan berakhir di angka nol. Sejak awal penggunaan baterai, tegangan listrik akan lebih rendah dari tegangan listrik pada kondisi baku. Kemudian akan menurun seiring dengan meningkatnya beban sel. Beban sel terjadi karena adanya akumulasi hasil dari penggunaan baterai, polarisasi, dan konsentrasi. Apabila beban pada baterai lebih besar atau beban penggunaan baterai lebih besar, maka akan diperoleh kurva tegangan listrik terhadap waktu yang lebih miring. Kurva tegangan listrik sebagai fungsi waktu penggunaan pada baterai markisa diperoleh kurva dengan kemiringan hanya sampai waktu 2 menit. Setelah itu tegangan listrik cenderung tetap pada angka di atas nol. Hal ini menandakan bahwa baterai buah ini hanya mempunyai waktu hidup selama 28 menit dengan beban yang diberikan 2 ohm. Sedangkan baterai yang diberikan beban 36 ohm waktu hidupnya hanya 1 menit. Setelah itu dikatakan baterai habis, lihat Gambar IV.13 dan IV

10 tegangan (mv) , 5, 1, 15, 2, 25, 3, 35, Gambar IV.13 Grafik tegangan listrik sebagai fungsi waktu penggunaan baterai markisa dengan beban 2 Ω 25, Tegangan (mv) 2, 15, 1, 5,,, 2, 4, 6, 8, 1, 12, 14, 16, Gambar IV.14 Grafik tegangan listrik sebagai fungsi waktu penggunaan baterai markisa dengan beban 36 Ω Baterai dengan beban 2 ohm memiliki waktu hidup sampai 34 menit, sedangkan dengan tegangan listrik 36 ohm waktu hidupnya selama 14 menit. Lihat pada Gambar IV.15 dan IV.16. 4

11 tegangan (mv) , 1, 2, 3, 4, 5, Gambar IV.15 Grafik tegangan listrik sebagai fungsi waktu penggunaan baterai jeruk nipis dengan beban 2 Ω 1, tegangan (mv) 8, 6, 4, 2,,, 2, 4, 6, 8, 1, 12, 14, 16, 18, GambarIV.16 Grafik tegangan listrik sebagai fungsi waktu penggunaan baterai jeruk nipis dengan beban 36 Ω Kurva yang diperlihatkan oleh baterai kentang menunjukkan waktu hidup yang dimilikinya selama 11 menit untuk beban 2 ohm dan 11 menit pada beban 36 ohm, seperti terlihat pada Gambar IV.17 dan IV.18. Kurva tegangan listrik sebagai fungsi waktu penggunaan baterai pada seluruh baterai buah dan sayuran ini, ternyata memperlihatkan kemiringan yang sangat tajam. Kemiringan kurva dengan beban 36 ohm lebih miring dibanding pada beban 2 ohm, yang berarti bahwa massa hidup baterai buah dan sayuran dengan beban 36 ohm lebih pendek. 41

12 Faktor-faktor yang mungkin menyebabkan beban besar pada baterai buah dan sayuran ini diantaranya yaitu terbentuknya hasil reaksi pada permukaan logam tersebut. Terbentuknya hasil reaksi ini dapat menghambat atau menghentikan reaksi yang terjadi pada permukaan elektroda. Pada baterai dengan beban 36 ohm kemungkinan pembentukan hasil reaksi semakin cepat, sehingga baterai ini lebih pendek waktu hidupnya dibanding dengan baterai dengan beban 2 ohm. Faktor lainnya yaitu polarisasi muatan listrik juga akan cepat menghentikan kerja dari baterai. Muatan listrik positif akan terkumpul di anoda sedangkan muatan negatif akan terkumpul di katoda. 2 Tegangan (mv) , 2, 4, 6, 8, 1, 12, 14, 16, Waktu (menit) Gambar IV.17 Grafik tegangan listrik sebagai fungsi waktu penggunaan baterai kentang dengan beban 2 Ω 2 tegangan (mv) , 2, 4, 6, 8, 1, 12, 14, 16, Gambar IV.18 Grafik tegangan listrik sebagai fungsi waktu penggunaan baterai kentang dengan beban 36 Ω 42

13 Pada baterai jus markisa diperoleh kurva tegangan listrik terhadap waktu dengan waktu hidup sekitar 14 menit pada 2 ohm. Sedangkan pada 36 ohm waktu hidupnya lebih pendek yaitu 6 menit, lihat Gambar IV.19 dan IV tegangan (mv) , 5, 1, 15, 2, Gambar IV.19 Grafik tegangan listrik sebagai fungsi waktu penggunaan baterai jus markisa dengan beban 2 Ω 6, Tegangan (mv) 5, 4, 3, 2, 1,,, 2, 4, 6, 8, 1, 12, Gambar IV.2 Grafik tegangan listrik sebagai fungsi waktu penggunaan baterai jus markisa dengan beban 36 Ω Kurva yang dihasilkan oleh baterai jus jeruk nipis 14 menit pada beban 2 ohm dan 12 menit pada beban 36 ohm. Lihat Gambar IV.21 dan IV.22. Sedangkan jus kentang memiliki waktu penggunaan baterai 7 menit dan 4 menit pada beban 36 ohm. Lihat Gambar IV.23 dan IV

14 1 tegangan (mv) , 5, 1, 15, 2, 25, Gambar IV.21 Grafik tegangan listrik sebagai fungsi waktu penggunaan baterai jus jeruk nipis dengan beban 2 Ω 6 5 tegangan (mv) , 5, 1, 15, 2, Gambar IV.22 Grafik tegangan listrik sebagai fungsi waktu penggunaan baterai jus jeruk nipis dengan beban 36 Ω 12 1 tegangan (mv) , 2, 4, 6, 8, 1, 12, Gambar IV.23 Grafik tegangan listrik sebagai fungsi waktu penggunaan baterai jus kentang dengan beban 2 Ω 44

15 6 Tegangan (mv) , 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, Waktu (menit) Gambar IV.24 Grafik tegangan listrik sebagai fungsi waktu penggunaan baterai jus kentang dengan beban 36 Ω Pada baterai jus buah dan sayuran ini kecenderungannya hampir sama dengan baterai buahnya. Waktu hidup baterai dengan beban 2 ohm lebih lama dibanding dengan baterai yang memiliki beban 36 ohm. Kemungkinan hal ini terjadi karena terbentuknya polarisasi muatan dan hasil reaksi pada permukaan elektroda seng lebih cepat terjadi pada baterai dengan beban 36 ohm. Secara keseluruhan pada baterai jus ini ada perbedaan yang signifikan pada tegangan listrik awal dengan beban 2 ohm dan 36 ohm. Pada baterai dengan beban lebih kecil yaitu pada 2 ohm, kemungkinan kecepatan reaksi pada permukaan elektoda atau pemindahan elektron pada permukaan elektroda lebih cepat. Tegangan listrik awal yang dihasilkannya pun akan lebih besar. Berbeda dengan pada baterai buahnya, tegangan listrik awal pada beban 2 ohm dan 36 ohm tidak terlalu jauh berbeda. Pada baterai ini kemungkinan kecepatan reaksi pada permukaan elektoda atau pemindahan elektron pada permukaan elektroda berlangsung dengan kecepatan hampir sama. IV.4 Kapasitas Baterai Kapasitas dalam amper.jam dari baterai sangat mudah ditentukan jika arus tetap selama penggunaan baterai. Jika arus berubah dengan bertambahnya waktu, maka ditentukan dengan integral. Kapasitas dapat diperoleh dengan mengalurkan arus 45

16 sebagai fungsi dari waktu dan diintegrasikan pada kurva. Kapasitas C diperoleh selama penggunaan baterai setelah beberapa waktu t. Waktu umumnya dibatasi dengan turunnya tegangan listrik sel (Vinal, 1955). Dengan menggunakan perhitungan luas daerah kurva arus terhadap waktu (lihat lampiran) diperoleh kapasitas untuk masing-masing baterai: Tabel IV.1 Kapasitas Baterai Buah dan Sayuran Baterai Kapasitas (ma.menit) 2 ohm 36 ohm Markisa 5,484 2,72 Jus markisa 16,4962 5,592 Kentang 4,216 3,197 Jus kentang 1,5819 4,6844 Jeruk nipis 5,7995 1,8828 Jus jeruk nipis 2,4867 1,158 Kapasitas baterai buah dan sayuran yang dihasilkan sangat kecil. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kecilnya kapasitas baterai ini. Diantaranya terbatasnya penggunaan bahan aktif dalam sel. Keterbatasan ini sebagai akibat dari terbentuknya hasil reaksi penggunaan baterai yang menutupi permukaan elektroda, sehingga menghalangi difusi elektrolit. Peningkatan hambatan dalam elektrolit juga menyebabkan terbatasnya penggunaan bahan aktif dalam sel. Faktor lain yang menyebabkan kapasitas baterai ini kecil adalah kecepatan penggunaan baterai yang tinggi. Dengan kecepatan yang rendah kapasitas sel yang dihasilkan akan lebih besar. Kecepatan penggunaan baterai yang tinggi akan menyebabkan kapasitas turun. Penurunan ini sebagai akibat terbentuknya lapisan yang menutupi elektroda, terbatasnya waktu yang digunakan untuk difusi elektrolit dan tegangan listrik yang hilang karena beban dalam sel. Konsentrasi elektrolit juga merupakan faktor yang penting dalam menentukan tegangan listrik dan kapasitas sel baterai. Konsentrasi mempengaruhi kapasitas sebab menentukan tegangan listrik baterai, menentukan hambatan elektrolit untuk 46

17 mengalirkan arus listrik dan menentukan kecepatan difusi. Pada baterai buah ini kemungkinan konsentrasinya kecil sehingga kapasitas yang dihasilkan pun kecil. IV.5 Modul Praktikum pada Moodle Proses pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan Moodle merupakan bagian dari pembelajaran elektronik. Untuk penyampaian materi dalam pembelajaran ini diperlukan perancangan sistem pembelajaran. Salah satu syarat yang harus dipenuhi yaitu sederhana dan mudah digunakan. Adanya kemudahan pada panel yang disediakan akan mengurangi waktu pengenalan sistem pembelajaran elektronik itu. Materi dalam bentuk halaman web dapat diakses oleh komputer cukup dengan perangkat lunak penjelajah internet. Moodle memiliki fasilitas untuk membuat materi pembelajaran dalam bentuk halaman web dengan tampilan menarik tanpa harus mengerti bahasa HTML. Halaman web ini bisa disisipi gambar, animasi, atau video. Hal ini akan menarik perhatian siswa karena dengan gambar, animasi dan video ini kalimat bisa dibuat singkat. Moodle juga memiliki fasilitas untuk membuat kuis interaktif. Tampilan kuis dapat diatur sesuai dengan keperluan, misalkan dengan mengacak soal pada kuis. Dengan cara ini memungkinkan setiap komputer yang mengakses kuis tersebut menampilkan soal-soal yang berbeda. Adanya fasilitas yang bisa memunculkan langsung hasil perolehan nilai setelah pengerjaan kuis, juga merupakan tampilan yang menarik. 47

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat gelas berupa gelas kimia 100 ml sebanyak 3 buah, corong gelas 1 buah dan labu

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Praktikum Skala-Kecil Seperti kita ketahui bahwa tidak mungkin mengukur potensial elektroda mutlak tanpa membandingkannya terhadap elektroda pembanding. Idealnya elektroda

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka. II.1 Kimia dan Listrik

Tinjauan Pustaka. II.1 Kimia dan Listrik Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Kimia dan Listrik Adanya hubungan antara kimia dan listrik sudah lama dikenal. Alessandro Volta pada tahun 1793 menemukan, bahwa listrik dapat dihasilkan dari penempatan dua

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA 17 September 2016 1. TUJUAN Membuat baterai sederhana yang menghasilkan arus listrik 2. LANDASAN TEORI Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA Disusun oleh : Faiz Afnan N 07 / XII IPA 4 SMA NEGERI 1 KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I. Praktikum ke : II ( Kedua ) II. Judul Praktikum : Beda

Lebih terperinci

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Pengukuran laju korosi logam tembaga dilakukan dengan menggunakan tiga metode pengukuran dalam larutan aqua regia pada ph yaitu 1,79; 2,89; 4,72 dan 6,80. Pengukuran pada berbagai

Lebih terperinci

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

Hubungan Kuat Arus Listrik dengan Keasaman Buah Jeruk dan Mangga

Hubungan Kuat Arus Listrik dengan Keasaman Buah Jeruk dan Mangga Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015 42 Hubungan Kuat Arus Listrik dengan Keasaman Buah Jeruk dan Mangga Hana Kholida 1, Pujayanto 2 1,2 Prodi Pendidikan Fisika, Jurusan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Achmad, H., (2001), Elektrokimia dan Kinetika Kimia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. Achmad, H., (2001), Elektrokimia dan Kinetika Kimia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. DAFTAR PUSTAKA Achmad, H., (2001), Elektrokimia dan Kinetika Kimia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Bockris, J. O. M, Reddy, A. K. N, (2002), Modern Electrochemistry I Ionic, Second Edition, Kluwer Academic

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor banyak digunakan dalam sirkuit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telepon dan disusul pula dengan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM)

BAB I PENDAHULUAN. telepon dan disusul pula dengan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif dasar listrik dan tarif dasar telepon dan disusul pula dengan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) mengakibatkan

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra 6.2 SEL BAHAN BAKAR Pada dasarnya sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah baterai ukuran besar. Prinsip kerja sel ini berlandaskan reaksi kimia, bahwa

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Retno Kusumawati Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan prinsip kerja elemen dan arus listrik yang ditimbulkannya

Lebih terperinci

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 A. DESKRIPSI Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena berkarat. Sepeda,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 12. Hubungan Tegangan Membran terhadap Variasi Suhu pada Konsentrasi 100 mm Larutan NaCl, MgCl 2 dan AlCl 3

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 12. Hubungan Tegangan Membran terhadap Variasi Suhu pada Konsentrasi 100 mm Larutan NaCl, MgCl 2 dan AlCl 3 9 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Perlakuan Pasif untuk Tegangan Membran 1.1 Tinjauan Perlakuan Variasi Konsentrasi Gambar 11 memperlihatkan grafik tegangan membran telur terhadap variasi konsentrasi larutan

Lebih terperinci

Pengukuran RESISTIVITAS batuan.

Pengukuran RESISTIVITAS batuan. Pengukuran RESISTIVITAS batuan. Resistivitas adalah kemampuan suatu bahan atau medium menghambat arus listrik. Pengukuran resistivitas batuan merupakan metode AKTIF, yaitu pengukuran dengan memberikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI Tanggal : 06 April 2014 Oleh : Kelompok 3 Kloter 1 1. Mirrah Aghnia N. (1113016200055) 2. Fitria Kusuma Wardani (1113016200060) 3. Intan Muthiah Afifah (1113016200061)

Lebih terperinci

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Pembuatan Larutan CuSO 4 Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 4, No. 02, Juli Tahun 2016 Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas Devi Yulianti, Amir Supriyanto dan Gurum Ahmad Pauzi Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas Devi Yulianti, Amir Supriyanto dan Gurum Ahmad Pauzi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka. Sel elektrokimia adalah tempat terjadinya reaksi reduksi-oksidasi. Sel elektrokimia terdiri dari (Achmad, 2001):

Tinjauan Pustaka. Sel elektrokimia adalah tempat terjadinya reaksi reduksi-oksidasi. Sel elektrokimia terdiri dari (Achmad, 2001): Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Elektrokimia Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara energi listrik dengan reaksi kimia. Proses elektrokimia adalah proses yang mengubah reaksi

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka. II.1 Praktikum Skala-Kecil

Tinjauan Pustaka. II.1 Praktikum Skala-Kecil Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Praktikum Skala-Kecil Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen sehingga sebagian besar pokok bahasan dalam pelajaran kimia dilakukan dengan metode praktikum. Praktikum

Lebih terperinci

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8 BAB 8 BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8.5 SEL ACCU DAN BAHAN BAKAR 8.6 KOROSI DAN PENCEGAHANNYA

Lebih terperinci

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat)

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat) Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat) 1. Syarat mengalirnya arus listrik adalah adanya selisih.... waktu B. Hambatan C. Tegangan D. kuat arus 2. Sekering (pengaman) dalam rangkaian listrik berfungsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara Untuk mengetahui laju korosi baja karbon dalam lingkungan elektrolit jenuh udara, maka dilakukan uji korosi dengan

Lebih terperinci

LISTRIK ARUS SEARAH BAB V. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan sumber listrik arus searah Memahami hubungan sumber listrik arus searah

LISTRIK ARUS SEARAH BAB V. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan sumber listrik arus searah Memahami hubungan sumber listrik arus searah BAB V LISTRIK ARUS SEARAH Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan sumber listrik arus searah Memahami hubungan sumber listrik arus searah A. SUMBER LISTRIK ARUS SEARAH 1. Elemen Elektro Kimia Batang logam yang

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROLISIS

MODUL SEL ELEKTROLISIS MODUL SEL ELEKTROLISIS Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA SEL ELEKTROKIMIA (Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Prak.Kimia Fisika) NAMA PEMBIMBING : Ir Yunus Tonapa NAMA MAHASISWA : Astri Fera Kusumah (131411004)

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI Oleh: Ni Made Ayu Yasmitha Andewi 3307.100.021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr.Ir. Wahyono Hadi, M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Skala ph dan Penggunaan Indikator Skala ph dan Penggunaan Indikator NAMA : ENDRI BAMBANG SUPRAJA MANURUNG NIM : 4113111011 KELAS PRODI : DIK A : PENDIDIKAN JURUSAN : MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh:

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh: JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh: 1. Rahma Tia (1113016200044) 2. Diana Rafita. S (1113016200051) 3. Agus Sulistiono (1113016200052) 4. Siti Fazriah (1113016200062) Kelompok 4

Lebih terperinci

Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa

Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di dalam sel bersifat negatif dibandingkan dengan di

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks

ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra 3.3 KOROSI Korosi dapat didefinisikan sebagai perusakan secara bertahap atau kehancuran atau memburuknya suatu logam yang disebabkan oleh reaksi kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni SMA Negeri 1 Ujungbatu, dan SMA Negeri 2 Ujungbatu.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni SMA Negeri 1 Ujungbatu, dan SMA Negeri 2 Ujungbatu. 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2015. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Kimia UIN SUSKA Riau,

Lebih terperinci

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan BAB 1. PENDAHULUAN Kegiatan pelapisan logam akan menghasilkan limbah yang berbahaya dan dapat menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitarnya. Limbah industri pelapisan logam yang tidak dikelola

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA Disusun Oleh : Kelompok 3 Kelas C Affananda Taufik (1307122779) Yunus Olivia Novanto (1307113226) Adela Shofia Addabsi (1307114569) PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto.

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto. Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto III Non Reguler JURUSAN ANALISA FARMASI DAN MAKANAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

Lebih terperinci

ABSTRAK. yang disebabkan oleh terjadinya reaksi redoks yang spontan. sebesar 46,14 volt.

ABSTRAK. yang disebabkan oleh terjadinya reaksi redoks yang spontan. sebesar 46,14 volt. Pengukuran GGL Sel Melalui Cara Sell Pogendorff Tujuan : untuk menetukan GGL sel dengan cara poggendorf Kelompok 3: Hana Aulia, Amelia Desiria, Sarip Hidayat Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN Dari Asam Buah Menjadi Listrik Hasil teknologi ini merupakan pengembangan hasil penelitian dari Alexander Volta. Dari penelitian volta disebutkan bahwa jika suatu deretan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6 1. Polarisasi pada elemen volta terjadi akibat peristiwa... menempelnya gelembung H 2 pada lempeng Zn menempelnya

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BATERAI BUAH DAN SAYURAN SEBAGAI DASAR PEMBUATAN MODUL PRAKTIKUM DAN PEMBELAJARAN ELEKTRONIK.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BATERAI BUAH DAN SAYURAN SEBAGAI DASAR PEMBUATAN MODUL PRAKTIKUM DAN PEMBELAJARAN ELEKTRONIK. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BATERAI BUAH DAN SAYURAN SEBAGAI DASAR PEMBUATAN MODUL PRAKTIKUM DAN PEMBELAJARAN ELEKTRONIK Tesis Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Solar Cell Solar Cell atau panel surya adalah suatu komponen pembangkit listrik yang mampu mengkonversi sinar matahari menjadi arus listrik atas dasar efek fotovoltaik. untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketersediaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketersediaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang cukup penting di setiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Hal ini tidak tidak terlepas

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. IImu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Maret 2015 sampai

III. METODE PENELITIAN. IImu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Maret 2015 sampai 43 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan IImu Pengetahuan

Lebih terperinci

ANALISIS KELISTRIKAN YANG DIHASILKAN LIMBAH BUAH DAN SAYURAN SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF BIO-BATERAI

ANALISIS KELISTRIKAN YANG DIHASILKAN LIMBAH BUAH DAN SAYURAN SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF BIO-BATERAI ANALISIS KELISTRIKAN YANG DIHASILKAN LIMBAH BUAH DAN SAYURAN SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF BIO-BATERAI SKRIPSI Oleh Wira Dian Jauharah NIM 081810201021 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BELIMBING WULUH (Averrhoa Bilimbi) SEBAGAI SUMBER ENERGI DALAM SEL GALVANI

BELIMBING WULUH (Averrhoa Bilimbi) SEBAGAI SUMBER ENERGI DALAM SEL GALVANI p-issn: 2087-9946 e-issn: 2477-1775 http://journal.unesa.ac.id/index.php/jpfa BELIMBING WULUH (Averrhoa Bilimbi) SEBAGAI SUMBER ENERGI DALAM SEL GALVANI BELIMBING WULUH (Averrhoa Bilimbi) AS ENERGY SOURCE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hingga kini kita tidak bisa terlepas akan pentingnya energi. Energi merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup manusia. Energi pertama kali dicetuskan oleh

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Sumber Arus Listrik. menjelaskan. Macam-macam Sumber Tegangan.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Sumber Arus Listrik. menjelaskan. Macam-macam Sumber Tegangan. Bab 10 Sumber Arus Listrik Andi seorang pelajar kelas tiga SMP yang baru naik dari kelas dua. Pada suatu hari Andi bersama teman sekelasnya dibimbing oleh guru pengajar Fisika melakukan praktikum di laboratorium

Lebih terperinci

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 G, H, S ) DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOMPOK 4 1. Fika Rakhmalinda 1112016200005 2. Naryanto

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB LISTRIK DINAMIS I. SOAL PILIHAN GANDA

BAB LISTRIK DINAMIS I. SOAL PILIHAN GANDA 1 BAB LISTRIK DINAMIS I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Jika arus 4 ampere mengalir dalam kawat yang ujung-ujungnya berselisih potensial 12 volt maka besar muatan per menit yang mengalir melalui kawat yang sama..

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Aisha Mei Andarini. Oleh : Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat.Triwikantoro, M.Sc. Surabaya, 21 juli 2010

SEMINAR TUGAS AKHIR. Aisha Mei Andarini. Oleh : Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat.Triwikantoro, M.Sc. Surabaya, 21 juli 2010 SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI KASUS DESAIN PROTEKSI KATODIK ANODA KORBAN PADA PIPA BAWAH TANAH PDAM JARINGAN KARANG PILANG III Oleh : Aisha Mei Andarini Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat.Triwikantoro, M.Sc Surabaya,

Lebih terperinci

Recovery logam dengan elektrolisis

Recovery logam dengan elektrolisis Recovery logam dengan elektrolisis Electrolysis Elektrolisis adalah proses dengan penggunaan arus listrik untuk memisahkan unsur unsur dari senyawanya. Elektrolisis membutuhkan biaya tinggi, dan karenanya

Lebih terperinci

Penelitian ini akan menggunakan langkah-langkah seperti yang tercantum dalam Gambar III-1. Studi pustaka dan jurnal

Penelitian ini akan menggunakan langkah-langkah seperti yang tercantum dalam Gambar III-1. Studi pustaka dan jurnal Bab III Metodologi Penelitian ini akan menggunakan langkah-langkah seperti yang tercantum dalam Gambar III-1. Studi pustaka dan jurnal Penyusunan materi korosi Pengukuran laju korosi Penyusunan soal-soal

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROKIMIA

MODUL SEL ELEKTROKIMIA MODUL SEL ELEKTROKIMIA ( Sel Volta dan Sel Galvani ) Standar Kompetensi: 2.Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.1.

Lebih terperinci

PEMBUKTIAN PERSAMAAN NERNST

PEMBUKTIAN PERSAMAAN NERNST PEMBUKTIAN PERSAMAAN NERNST 1. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 2. Tujuan : Membuktikan persamaan nernst pada sistem Cu-Zn dan menentukan tetapan persamaan nernst. 1. LANDASAN TEORI Reaksi oksidasi reduksi banyak

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT)

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT) Disusun oleh: Jeffrey Pradipta Wijana Robby Sukma Dharmawan Dr. Isdiriayani Nurdin Hary Devianto, Ph.D Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN BATERAI SENG UDARA MENGGUNAKAN FOTO POLYMER TETRAHYDROFURFURYL ACRYLATE (THFA)

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN BATERAI SENG UDARA MENGGUNAKAN FOTO POLYMER TETRAHYDROFURFURYL ACRYLATE (THFA) LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN BATERAI SENG UDARA MENGGUNAKAN FOTO POLYMER TETRAHYDROFURFURYL ACRYLATE (THFA) Disusun Oleh: Nama : Robi Suherman NIM : 41313010039 Program Studi : Teknik Mesin DIAJUKAN UNTUK

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Metode Pemisahan dan Analisis Kimia (2 sks) Kode Mata Kuliah : SKM 205 Waktu Pertemuan : 2 50 menit Pertemuan ke : 2 A. Kompetensi Dasar : Menerapkan metode pemisahan

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Termodinamika Elektrokimia

ELEKTROKIMIA Termodinamika Elektrokimia Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Termodinamika Elektrokimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambar Alat Percobaan 1 4 2 5 3a 6 8 7 3b Gambar 11. Rangkaian alat percobaan Keterangan gambar: 1. Amperemeter 2. Rangkaian pengubah arus 3. Elektroda; a. anoda (tembaga),

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Korosi Korosi berasal dari bahasa Latin corrous yang berarti menggerogoti. Korosi didefinisikan sebagai berkurangnya kualitas suatu material (biasanya berupa logam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring meningkatnya kebutuhan dunia akan energi dan munculnya kesadaran mengenai dampak lingkungan dari penggunaan sumber energi yang berasal dari bahan bakar fosil,

Lebih terperinci

laut tersebut dan dapat di gunakan sebagai energi alternatif [3].

laut tersebut dan dapat di gunakan sebagai energi alternatif [3]. STUDI PERFORMANCE BATERE AIR LAUT YANG MENGGUNAKAN ELEKTRODA KARBON AKTIF UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK Warih Budisantoso Program Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Email : wareh_pl@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujiaan 4.1.1. Pengujian Ketebalan Lapisan Dengan Coating Gauge Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tebal lapisan yang terdapat pada spesimen dengan menggunakan

Lebih terperinci

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Bidang Studi Kode Berkas : Kimia : KI-L01 (soal) Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Tetapan Avogadro N A = 6,022 10 23 partikel.mol 1 Tetapan Gas Universal R = 8,3145 J.mol -1.K -1 = 0,08206

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda Teknik elektrometri telah dikenal luas sebagai salah satu jenis teknik analisis. Jenis teknik elektrometri yang sering digunakan untuk

Lebih terperinci

- - SUMBER ARUS LISTRIK

- - SUMBER ARUS LISTRIK - - SUMBER ARUS LISTRIK - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl3arus Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik sludge 4.1.1. Sludge TPA Bantar Gebang Sludge TPA Bantar Gebang memiliki kadar C yang cukup tinggi yaitu sebesar 10.92% dengan kadar abu sebesar 61.5%.

Lebih terperinci

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013 UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013 Standar Kompetensi Lulusan : Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya. Indikator : Siswa dapat meramalkan harga ph suatu

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 Kontributor: Dr. Isdiriayani Nurdin,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Uji Korosi Dari pengujian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil berupa data hasil perhitungan weight loss, laju korosi dan efisiensi inhibitor dalam Tabel

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Metode Pemisahan dan Analisis Kimia (2 sks) Kode Mata Kuliah : SKM 205 Waktu Pertemuan : 2 50 menit Pertemuan ke : 1 A. Kompetensi Dasar : Memahami berbagai metode

Lebih terperinci

TITRASI POTENSIOMETRI

TITRASI POTENSIOMETRI TITRASI PTENSIMETRI TITRASI PTENSIMETRI I. TUJUAN PERCBAAN Menentukan titik ekivalen secara potensiometri. II. DASAR TERI Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, pertama (potensiometri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 30 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Baterai seng udara merupakan salah satu bentuk sumber energi secara elektrokimia yang memiliki peluang sangat besar untuk aplikasi sumber energi masa depan.

Lebih terperinci

KIMIA FISIKA I. Disusun oleh : Dr. Isana SYL, M.Si

KIMIA FISIKA I. Disusun oleh : Dr. Isana SYL, M.Si PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I Disusun oleh : Dr. Isana SYL, M.Si Isana_supiah@uny.ac.id LABORATORIUM KIMIA FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2002 TERMODINAMIKA

Lebih terperinci