BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. dalam Iklan Barang Kebutuhan Rumah Tangga pada Tabloid Wanita dan Saran

BAB II. Wacana dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal teringgi atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Iklan merupakan salah satu sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Untuk membedakan penelitian Analisis Wacana Persuasi dalam Iklan Sepeda Motor

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan luar. Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca).

BAB II LANDASAN TEORI. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Iklan terdiri dari dua

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

STRUKTUR WACANA IKLAN DALAM MEDIA MASSA (MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK) Herliani, Dakia N. DjoU, Salam

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasi Berdasarkan Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menjadi bagian penting dalam peristiwa komunikasi. Bahasa

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

Setelah mempelajari Bab ini

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat berperan bagi kehidupan manusia. Terbukti dari

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian tentang teknik-teknik persuasif pada bentuk wacana tulis sudah

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JENIS-JENIS PERIKLANAN

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

PEMAKAIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA PADA IKLAN DALAM TABLOID NYATA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai hal manusia melahirkan ide-ide kreatif dengan

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

ANALISIS WACANA PERSUASIF DALAM SPANDUK YANG TERDAPAT DI WILAYAH KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

Transkripsi:

6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis Yang Relevan Untuk membedakan penelitian yang berjudul Analisis Wacana Persuasif dalam Iklan Obtat Herbal pada Majalah Elfata dan Saran Implementasinya sebagai Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA dengan penelitian sebelumnya, maka peneliti meninjau penelitian mahasisiwa Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Skripsi berjudul Analisis Wacana Persuasi dalam Iklan Obat Herbal pada Majalah OTC Digest, oleh Muafanah, NIM O601040127, Tahun 2011. Skripsi tersebut mendeskripsikan teknik-teknik persuasi dan bentuk tindak tutur (lokusi, ilokusi, dan perlokusi), serta untuk mendeskripsikan aspek komunikasi yang terdapat pada wacana persuasif dalam iklan obat herbal. Sumber data yang digunakan adalah iklan obat herbalotc Digest.Jenis penelitian dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian Muafanah yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Tahap penelitian terdiri dari: penyediaan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data. Dalam tahap penyediaan data digunakan teknik sadap dengan teknik lanjutan yaitu Simak Bebas Libas Cakap (SBLC) dan teknik catat. Tahap analisis datanya menggunakan metode padan dengan teknik dasar teknik Pilah Unsur Penentu (PUP) selanjutnya menggunakan teknik lanjutan berupa Teknik Hubung Banding Menyamakan (HBS) dan Teknik Hubung Banding Memperbedakan (HBB). Tahap penyajian analisis datanya dengan menggunakan metode informal. Penelitian tersebut menghasilkan teknik-teknik persuasi yaitu: rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konformitas, kompensasi, dan penggantian. Selain itu juga menghasilkan bentuk 6

7 tindak tutur (lokusi, ilokusi, dan perlokusi).aspek komunikasi berupa aspek sosial, budaya, ekonomi, moral dan agama. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada rumusan masalah, data, sumber data, penambahan teori yang digunakan (teori bahasa, fungsi bahasa, teori untuk penambahan materi pembelajaran, dan ada tahun yang berbeda dengan buku yang digunakan, seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia yang digunakan peneliti yaitu tahun 2008 serta saran implementasinya sebagai materi pembelajaran bahasa Indonesia di SMA). Tujuan penelitian ini dengan tujuan penelitian sebelumnya yakni adanya penerapan pembelajaran karena penelitian sebelumnya belum dikaitkan dengan pembelajaran.data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wacana iklan obat herbal pada majalah Elfata.Sumber datanya adalah majalah Elfata sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sumber data majalah OTC Digest. B. Bahasa 1. Pengertian Bahasa Menurut Kridalaksana (2009: 24) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Keraf (2004: 1) menjelaskan bahwa bahasa berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Departemen Pendidikan Nasional (2008: 116) mendifinisasikan bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

8 Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan sistem lambang (simbol) yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. 2. Fungsi Bahasa Menurut Jakobson (dalam Mulyana 2005: 65) bahasa memiliki beberapa fungsi, yaitu (a) fungsi referensial, (b) fungsi emotif, (c) fungsi konatif atau persuasif, (d) fungsi metalinguistik, (e) fungsi fatik, (dan (f) fungsi puitik. Dalam penelitian ini fungsi bahasa yang berkaitan yaitu fungsi konatif atau fungsi persuasif. C. Wacana 1. Pengertian Wacana Menurut Kridalaksana (2009: 259) wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedi, dan sebagainya), paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap. Rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan preposisi yang satu dengan yang lain itu membentuk kesatuan yang dinamakan wacana (Alwi dkk, 2003: 219). Departemen Pendidikan Nasional (2008: 1552) mendifinisasikan wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh, seperti novel, buku, artikel, pidato, atau khotbah. Berdasarkan berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa wacana adalah seperangkat alat proposisi yang saling berhubungan sehingga merupakan

9 satuan gramatikal tertinggi atau terbesar yang dinyatakan dalam bentuk karangan utuh (dalam hal ini wacana berupa iklan obat herbal pada majalah Elfata). 2. Jenis Wacana Menurut Kinneavy (dalam Parera 2004: 221) membedakan empat wacana berdasarkan tujuannya, (a) wacana ekspresif, (b) wacana referensial, (c) wacana susastra, dan (d) wacana persuasif. Dalam penelitian ini penulis membatasi yaitu hanya membahas wacana persuasif.hal ini disebabkan iklan obat herbal pada majalah Elfata menggunakan wacana persuasif. D. Wacana Persuasif 1. Pengertian Wacana Persuasif Istilah persuasif merupakan alihan bentuk kata persuation dalam bahasa Inggris. Bentuk persuation tersebut diturunkan dari kata kerja to persuade yang artinya membujuk atau menyakinkan. Jadi wacana persuasif adalah wacana yang berisi paparan daya-bujuk, berdaya-ajak, ataupun berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembacanya yang meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis atau pembuatnya (Marwoto dkk., 1987: 176). Persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk menyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara waktu ini pada waktu yang akan datang (Keraf, 2007: 118). Departemen Pendidikan Nasional (2008: 1062) menyebutkan persuasi dapat berarti (a) ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkannya; bujukan halus, dan (b) karangan yang bertujuan membuktikan pendapat.

10 Persuasi tidak mengambil bentuk paksaan atau kekerasan terhadap orang yang menerima persuasi. Oleh sebab itu, ia memerlukan juga upaya-upaya tertentu untuk merangsang orang untuk mengambil keputusan sesuai dengan keinginannya. Upaya yang disodorkan yaitu berupa bukti-bukti, walau tidak setegas seperti yang dilakukan dalam argumentasi. Bentuk-bentuk persuasi yang dikenal secara umum adalah propaganda yang dilakukan oleh golongan-golongan atau badan-badan tertentu, iklaniklan dalam surat kabar, majalah, atau media masa lainnya, selebaran-selebaran, kampanye lisan dan sebagainya. Semua bentuk persuasi tersebut biasanya mempergunakan pendekatan emotif, yaitu berusaha membangkitkan dan merangsang emosi para pembaca serta bertujuan untuk mengubah pikiran orang lain. Wacana persuasif bertujuan agar orang lain dapat menerima dan melakukan sesuatu yang diinginkan oleh penulis. Perlu diciptakan sesuatu dasar yaitu dasar kepercayaan. Persuasi itu sendiri adalah suatu usaha untuk menciptakan kesesuaian dan kesepakatan melalui kepercayaan. Orang yang menerima persuasi akan turut puas dan gembira karena ia tidak menerima keputusan itu berdasarkan ancaman (Keraf, 2007:118-119). Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil simpulan bahwa wacana persuasif adalah wacana yang berisi paparan berdaya-bujuk, berdaya-ajak, ataupun berdaya himbau tanpa paksaan/kekerasan yang membangkitkan ketergiuran pembacanya untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit. 2. Ciri-Ciri Wacana Persuasif Menurut Ryoma (2012: 1) ciri-ciri wacana persuasif sebagai berikut: a. harus menimbulkan kepercayaan pendengar/pembacanya, b. bertolak atas pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah, c. harus menciptakan persesuaian melalui kepercayaan antara pembicara/penulis dan yang diajak berbicara/pembaca,

11 d. harus menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan tujuan tercapai, e. harus ada fakta secukupnya. Dalam hal ini wacana iklan obat herbal merupakan wacana persuasif karena berdaya himbau dan berdaya ajak tanpa paksaan yang membangkitkan ketergiuran kepada pembacanya untuk meyakini dan menuruti himbauan yang implisit dan eksplisit. 3. Teknik-Teknik Persuasif Adapun macam-macam teknik persuasif, menurut Keraf (2007: 124-131) rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konformitas, kompensasi, penggantian, dan proyeksi. Sedangkan menurut Hasan Sadily antara lain: a. Rasionalisasi Rasionalisasi berasal dari bahasa Inggris rational (kebijaksanaan; menurut pikiran sehat; masuk akal), yaitu proses pembuktian mengenai suatu kebenaran dalam bentuknya yang agak lemah dan biasanya dipergunakan dalam persuasi. b. Identifikasi Identifikasi berasal dari bahasa Inggris identification (penjaman/ identifity: mempersamakan; meneliti dan menetapkan nama sesungguhnya), agar identifikasi dapat berjalan sebagai mana yang diharapkan, haruslah diciptakan, ia harus berusaha mencari dasar umum yang seluas-luasnya. Identifikasi merupakan kunci keberhasilan pembicara.bila terdapat situasi konflik antara pembicara dan hadirin, maka pembicara harus berusaha mengaburkan situasi tersebut. c. Sugesti Sugesti berasal dari bahasa Inggris suggest (mengusulkan; menasehati; menyarankan; mengingatkan; membayangkan), yaitu suatu usaha untuk membujuk

12 atau mempengaruhi orang lain untuk menerima suatu keyakinan atau pendirian tertentu tanpa memberi suatu dasar tertentu atau kepercayaan yang logis pada orang yang ingin dipengaruhi. d. Konformitas Konformitas berasal dari bahasa Inggris conform (menyesuaikan; menyelaraskan; mematutkan; bersesuaian dengan; menyesuaikan diri dengan), yaitu suatu keinginan atau suatu tindakan untuk membuat diri serupa dengan sesuatu hal yang lain. Konformitas adalah suatu mekanisme mental untuk menyesuaikan diri dengan sesuatu yang diinginkan itu e. Kompensasi Kompensasi berasal dari bahasa Inggris compensate (membenarkan: mengganti), adalah suatu tindakan atau suatu hasil dari usaha untuk mencari suatu pengganti (subsitut) bagi suatu hal yang tidak bisa diterima, suatu sikap atau suatu keadaan yang tidak dapat dipertahankan. f. Penggantian Penggantian berasal dari bahasa Inggris displacement (pemindahan; penggantian; pendesakan), merupakan suatu proses yang berusaha menggantikan suatu maksud atau hal yang mengalami rintangan dengan suatu maksud atau hal lain yang sekaligus menggantikan emosi kebencian asli, kadang-kadang emosi cinta yang kasih. g. Proyeksi Proyeksi berasal dari bahasa Inggris projection, merupakan suatu teknik yang menjadikan sesuatu yang tadinya subjek menjadi objek. Sesuatu sifat atau watak

13 yang dimiliki seseorang, tidak mau diakui lagi sebagai sifat atau wataknya, tetapi dilontarkan sebagai sifat dan watak orang lain. 4. Iklan sebagai Bentuk Wacana Persuasi Iklan termasuk bentuk wacana persuasi karena iklan memiliki perbedaan. Umumnya iklan dipasang di media massa, baik cetak maupun elektronik. Perbedaan antara iklan dengan informasi atau pengumuman biasa terletak pada ragam bahasa, retorika, penyampaian, dan daya persuasi yang diciptakan. Pada iklan, bahasanya distrategikan agar berdaya persuasi, yaitu mempengaruhi masyarakat agar tertarik dan membeli.sedangkan informasi atau pengumuman bahasa hanya bersifat memberi informasi dan memberitahukan.sehubungan dengan tujuan tersebut, Jefkin (dalam Mulyana, 2005: 64) dengan jelas mengemukakan bahwa advertising aims to persuade people to buy (iklan bertujuan mempengaruhi masyarakat untuk membeli (produk). Bahasa iklan memiliki ciri dan karakter tertentu.dalam iklan, penggunaan bahasa menjadi salah satu aspek penting bagi keberhasilan iklan.oleh karena itu bahasa iklan harus mampu menjadi manifestasi atau presentasi dari hal yang diinginkan pihak pengiklanan kepada masyarakat luas.tujuannya ialah untuk mempengaruhi masyarakat agar tertarik dengan sesuatu yang dilakukan (Mulyana, 2005: 65). Leech (1993: 19-20) membagi aspek situasi tutur atas lima bagian yaitu : (a) yang menyapa (penyapa) atau yang disapa (pesapa), (b) konteks sebuah tuturan, (c) tujuan sebagai ujaran, (d) tuturan sebagai tindakan atau kegiatan: tindak ujar, (e) tuturan sebagai produk tindak verbal.

14 a. Yang Menyapa (Penyapa) atau Yang Disapa (Pesapa) Orang yang menyapa dengan n (penutur) dan orang orang yang disapa dengan t (petutur). Simbol-simbol ini merupakan singkatan untuk penutur/penulis dan petutur pembaca. Jadi penggunaan n dan t tidak membatasi pragmatik pada bahasa lisan saja. Istilah istilah penerima (orang yang menerima dan menafsirkan pesan) dan yang disapa (orang yang seharusnya menerima dan menjadi sasaran pesan). b. Konteks Sebuah Tuturan Konteks diartikan sebagai aspek-aspek yang gayut dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan. Konteks sebagai suatu pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh n san t dan yang membantu t menafsirkan makna tuturan. c. Tujuan sebagai Ujaran Istilah tujuan lebih netral daripada maksud, karena tidak membebani pemakainya dengan suatu kemauan atau motivasi yang sadar, sehingga dapat digunakan secara umum untuk kegiatan-kegiatan yang berorientasi tujuan. Untuk kegiatan terakhir ini penggunaan istilah maksud dapat menyesatkan. d. Tuturan sebagai Tindakan atau Kegiatan: Tindak Ujar Tindak tutur sebagai bentuk tindakan atau aktivitas adalah bahwa tindak tutur itu merupakan tindakan juga. Jika tata bahasa berurusan dengan unsur-unsur kebahasaan yang abstrak seperti kalimat (dalam sintaksis, dan preposisi (dalam semantik), sedangkan pragmatik berurusan dengan tindak-tindak atau performasiperformasi verbal yang terjadi dalam situasi dan waktu tertentu. Dengan demikian pragmatik menangani bahasa pada tingkatan yang lebih konkret daripada tata bahasa. e. Tuturan sebagai Produk Tindak Verbal Tuturan itu merupakan hasil suatu tindakan. Tindakan menusia itu dibedakan menjadi dua, yaitu tindakan verbal dan tindakan nonverbal. Berbicara atau bertutur itu

15 adalah tindakan verbal.karena tercipta melalui tindakan verbal, tuturan itu merupakan produk tindak verbal.tindak verbal adalah tindak mengekspresikan kata-kata atau bahasa. Sedangkan tindak non verbal adalah isyarat dan rangkaian tanda-tanda yang bermakna bahasa. E. Iklan 1. Pengertian Iklan Iklan di sini disejajarkan dengan konsep advertising. Kata advertising sendiri berasal dari bahasa latin. Latin ad-vere yang berarti menyampaikan pikiran dan gagasan kepada pihak lain Klepper (dalam Mulyana, 2005: 63). Menurut Wight (dalam Mulyana, 2005: 63-64) bahwa iklan merupakan proses komunikasi yang mempunyai kekuatan penting sebagai sarana pemasaran, membantu pelayanan, serta gagasan dan ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang bersifat persuasif. Departemen Pendidikan Nasional (2008: 521) menyebutkan iklan adalah (a) berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan, dan (b) pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang di dalam media masa (seperti surat kabar dan majalah) atau ditempat umum. 2. Tujuan Periklananan Tujuan periklanan menurut Susanto (1989: 213) yaitu: a. menyadarkan komunikan dan memberikan informasi tentang suatu barang, jasa, atau idea,

16 b. menimbulkan dalam diri komunikan suatu perasaan suka akan barang, jasa ataupun idea yang disajikan, dengan memberikan preferensi kepadanya, c. menyakinkan komunikan akan kebenaran tentang apa yang dianjurkan dalam iklan dan karenanya mengerjakannya untuk berusaha memiliki atau menggunkan barang/jasa yang dianjurkan. 3. Jenis-Jenis Iklan Jenis-jenis iklan berdasarkan tujuan menurut Sulistyowati (2007: 1-2) dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: informasi, persuasif, dan reminder. a. IklanInformatif (Informative Advertising) Iklan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) bertujuan untuk membentuk atau menciptakan kesadaran/pengenalan dan pengetahuan produk-produk atau fitur-fitur baru dari produk yang sudah ada, 2) menginformasikan perubahan harga dan kemasan produk, 3) menjelaskan cara kerja produk, 4) mengurangi ketakutan konsumen, 5) mengoreksi produk. b. Iklan Persuasif (Persuasive Advertising) Iklan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) bertujuan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, dan keyakinan sehingga konsumen mau membeli dan menggunakan barang dan jasa, 2) mempersuasif khalayak untuk memilih merek tertentu, 3) menganjurkan untuk membeli, 4) mengubah persepsi konsumen,

17 5) membujuk untuk membeli sekarang. c. Iklan Reminder (Reminder Advertising) Iklan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) bertujuan untuk mendorong pembelian ulang barang dan jasa, 2) mengingatkan bahwa suatu produk memiliki kemungkinan akan sangat dibutuhkan dalam waktu dekat, 3) mengingatkan pembeli dimana membeli produk tersebut, 4) menjaga kesadaran akan produk (consumer s state of mind), 5) menjalin hubungan baik dengan konsumen. F. Pragmatik Menurut Wijana dan Rohmadi (2010: 3-4) pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi. Sedangkan menurut Kridalaksana (2008: 198) pragmatik adalah syarat-syarat yang mengakibatkan serasi tidaknya pemakaian bahasa dalam komunikasi. Yule (2006: 5) pragmatik yaitu studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan pemakai bentuk-bentuk itu. Berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa sebagai alat komunikasi dan syarat-syarat yang mengakibatkan serasi tidaknya pemakaian bahasa dalam komunikasi serta hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dalam struktur bahasa secara eksternal.

18 1. Hubungan Wacana dan Pragmatik Wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan pendukung kebahasaanya meliputi fonem, morfem, kata, klausa, kalimat, paragraf hingga karangan utuh. Namun, wacana pada dasarnya juga merupakan unsur bahasa yang bersifat pragmatis (Mulyana, 2005: 1). Mulyana (2005: 79) berpendapat pendekatan pragmatik terhadap wacana perlu mempertimbangkan faktor-faktor nonverbal, seperti: a) paralingual (intonasi, nada, pelan, keras), b) kinesik (gerak tubuh dalam komunikasi, gerakan mata, tangan, kaki, dan sebagainya), c) proksemik (jarak yang diambil oleh para penuturnya), d) kronesik (penggunaan dan strukturasasi waktu dalam interaksi). 2. Tindak Tutur a. Pengertian Tindak Tutur Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) adalah fungsi bahasa sebagai sarana tindak.semua kalimat atau ujaran yang diucapkan oleh penutur sebenarnya mengandung fungsi komunikasi tertentu. Tuturan dari seseorang (penutur) tentu saja tidak semata-mata hanya asal bicara, tetapi mengandung maksud tertentu. Fungsi inilah yang menjadi semangat para penutur untuk menindakkan sesuatu. Misalnya, sering mendengar seorang ibu mengatakan kepada salah seorang anaknya, Contoh: (1) Tina, adik belum makan! Tuturan di atas tersebut bukan sekedar pemberitahuan ibu kepada Tina, salah seorang anaknya bahwa adik Tina belum makan, tetapi juga menindakan sesuatu,

19 yaitu ibu itu memerintahkan (secara halus) agar Tina memberi makan (menyuapi) adiknya (Mulyana: 2005: 80). b. Tindak Tutur Searle (dalam Wijana 1996: 17-21) mengemukakan bahwa secara pragmatis setidak-tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak lokusi (locutionary act), tindak lokusi (ilocutionary act), dan tindak perlokusi (perlocutionary act). 1) Tindak Lokusi Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu.tindak tutur ini disebut sebagai the act of saving something. Contoh: (2) Ikan paus adalah binatang menyusui. (3) Jari tangan jumlahnya lima. Kalimat (2) dan (3) diutarakan oleh penuturnya semata-mata untuk menginformasikan sesuatu tanpa tendensi untuk melakukan sesuatu apalagi untuk mempengaruhi lawan tuturnya. Informasi yang diutarakan adalah termasuk jenis binatang apa ikan paus itu, dan berapa jumlah jari tangan. 2) Tindak Ilokusi Sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Bila hal ini terjadi, tindak tutur yang terbentuk adalah tindak ilokusi. Tindak ilokusi disebut sebagai the act of doing something.kalimat (4) dan (5) misalnya cenderung tidak hanya digunakkan untuk menginformasikan sesuatu, tetapi juga melakukan sesuatu sejauh situasi tuturnya dipertimbangkan secara seksama.

20 (4) Ada anjing gila. (5) Ujian sudah dekat. Kalimat (4) yang dapat ditemui di pintu pagar atau bagian depan rumah pemilik anjing tidak hanya berfungsi untuk membawa informasi, tetapi untuk memberi peringatan. Akan tetapi, bila ditujukan kepada pencuri, tuturan itu mungkin pula diutarakan untuk menakut-nakuti. Kalimat (5) ini mungkin dimaksudkan untuk menasehati agar lawan tutur tidak hanya berpergian menghabiskan waktu secara siasia. Dari paparan yang terurai di atas jelaslah bahwatindak ilokusinya sangat sukar diidentifikasi karena terlebih dahulu harus mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tutur, kapan dan dimana tindak tutur itu terjadi, dan sebagainya. 3) Tindak Perlokusi Sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang seringkali mempunyai daya pengaruh, atau efek bagi yang mendengarnya. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tutur disebut dengan tindak perlokusi. Tindak perlokusi ini disebut the act of affecting someone. Untuk jelasnya perhatikan kalimat berikut ini. Contoh: (6) Rumahnya jauh. (7) Televisinya 20 ini. Kalimat (6) dan (7) tidak hanya mengandung lokusi.bila kalimat (6) diutarakan oleh seseorang kepada ketua perkumpulan, maka ilokusinya adalah secara langsung menginformasikan bahwa orang yang dibicarakan tidak dapat terlalu aktif di dalam organisasinya. Adapun efek perlokusi yang mungkin diharapkan agar ketua

21 tidak terlalu banyak memberikan tugas kepadanya. Bila kalimat (7) diutarakan oleh seseorang kepada temannya pada saatakan diselenggarakannya siaran langsung kejuaraan dunia tinju kelas berat, maka kalimat tersebut tidak hanya mengandung ilokusi, tetapi juga ilokusi yang berupa ajakan untuk menonton ditempat temannya, dengan perlokusi lawan tutur menyetujui ajakannya. G. Majalah Elfata Elfata dalam bahasa Arab berasal dari kata al fata yang artinya pemuda.elfata merupakan majalah bulanan yang terbit mengupas segala problematika remaja pada zaman modernisasi ini dan membahasnya dalam ruang lingkup syari at dan kebijaksanaan dari sisi akal.kupasan bersifat ilmiah, mudah, cerdas, dan terkini. Majalah Elfata terbit pertama kali pada tahun 1999.Selain itu majalah ini banyak terdapat iklan obat herbal. H. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah kurikulum karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Oleh karena itu, sejak Indonesia memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan bagi anak-anak bangsa, sejak itu pula pemerintah menyusun kurikulum (Mulyasa, 2007:4). Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengetahuan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai

22 pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan (Mulyasa, 2007:46). Di bidang pendidikan, pemerintah telah menetapkan standar kompetensi lulusan san standar isi, untuk dijadikan acuan dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Dalam KTSP, kiprah guru lebih dominan lagi, terutama dalam menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, tidak saja dalam program tertulis tetapi juga dalam pembelajaran nyata di kelas. Pemerintah juga telah menetapkan aspek pendidikan yang harus distandarkan, yang pada saat ini telah disahkan serta siap dilaksanakan yaitu standar isi dan standar kompetensi lulusan (SKL) (Mulyasa, 2007: 8-11). Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk saat ini sudah menggunakan KTSP.KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya dengan memperhatikan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 36. Jika dilihat dari Kurikulum Satuan Pendidikan SMA, kurikulum yang bertujuan untuk melatih siswa untuk aktif dan berpikir kritis terhadap segala sesuatu yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, wacana Iklan obat herbal dapat memenuhi hal tersebut yang berkaitan dengan wacana persuasif. Dalam silabus untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester dua terdapat Standar Kompetensi mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato, dengan Kompetensi Dasar menulis gagasan untuk menyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif.

23 I. Kerangka Pikir Berdasarkan paparan landasan teori yang digunakan untuk menganalisis wacana persuasif dalam iklan obat herbal pada majalah Elfata.Wacana persuasif tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik-teknik persuasi, tindak tutur dan saran implementasinya sebagai pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Pada bab dua ini dapat dibagankan pada bagan 1. Kerangka Pikir

24 Bahasa dan Pembelajaran Bahasa Bahasa Pembelajaran Bahasa Wacana Pragmatik SK - KD Indikator Bahasa Ajar Pengertian Wacana Jenis Wacana Hubungan Wacana dan Pragmatik Bantuk-bentuk Tindak Tutur Lokusi Ilokusi Perlokusi Wacana Persuasif Pengertian Wacana Persuasif Ciri-Ciri Wacana Persuasif Teknik-Teknik Persuasif Iklan Analisis Wacana Persuasif Iklan Obat Herbal Pada Majalah Efata dan Saran Implementasinya sebagai Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA 24