BAB II. Wacana dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal teringgi atau
|
|
- Verawati Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI A. Wacana 1. Pengertian Wacana Wacana dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal teringgi atau terbesar (Kridalaksana,2008: 259). Menurut Stubbs (dalam Tarigan, 1993: 25) wacana adalah organisasi bahasa di atas kalimat atau di atas klausa, dengan perkatan lain unit-unit linguistik yang lebih besar dari pada kalimat atau klausa seperti pertukran-pertukaran percakapan atau teks-teks tertulis secara singkat apa yang disebut teks bagi wacana adalah kalimat bagi ujaran (utterance). Deese (dalam Tarigan 1993: 25) berpendapat bahwa wacana adalah seperangkat proposisi yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa perpaduan atau rasa kohesi bagi penyimak atau pembaca. Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat dirangkum pengertian wacana itu adalah seperangkat proposisi yang berhubungan dan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar yang dinyatakan dalam karangan yang utuh (buku,novel, seri ensiklopedia, dan sebagainya). Wacana dapat berwujud karangan, paragraf, kalimat atau kata yang dapat menghasikan rasa kepaduan bagi penyimak atau pembaca. 2. Jenis Wacana 6
2 Klasifikasi diperlukan untuk memahami, mengurai, dan menganalisis wacana secara tepat. Ketika analisis dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu jenis wacana yang dihadapi. Pemahaman ini sangat penting agar proses pengkajian, pendekatan dan teknik-teknik analisis wacana yang digunakan tidak keliru. Wacana berdasarkan pendapat Baryadi (2002: 9) dijeniskan antara lain: media yang dipakai untuk mewujudkannya, keaktifan partisipan komunikasi, tujuan pembuatan wacana, bentuk wacana, langsung tidaknya pengungkapan, genre sastra dan isi wacana. Penulis membatasi teori wacana, jenis wacana berdasarkan tujuan pembuatan wacana yang meliputi: narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Di antara wacana tersebut yang sesuai data peneliti yaitu wacana persuasi. B. Wacana Persuasi 1. Pengertian Wacana Persuasi Istilah persuasi merupakan alihan bentuk kata persuation dalam bahasa Inggris. Bentuk persuation tersebut dituturkan dari kata kerja to persuade yang artinya membujuk atau meyakinkan. Jadi wacana persuasi adalah wacana yang berisi paparan berdaya bujuk, ajak, ataupun berdaya himbauan yang dapat membangkitkan ketergiuran pembacanya untuk menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis ataupun pembuatnya (Marwoto, dkk., 1987: 176). Menurut (Moeliono (peny.) 2005: 864) persuasi dapat berarti (a) ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkan: bujukan halus, (b) karangan yang bertujuan membuktikan pendapat.
3 Persuasi tidak mengambil bentuk paksaan atau kekerasan terhadap orang yang menerima persuasi. Oleh sebab itu wacana persuasi memerlukan upaya-upaya tertentu untuk merangsang orang mengambil keputusan sesuai dengan keinginannya. Upaya yang biasa digunakan adalah menyodorkan bukti-bukti, walapun tidak setegas seperti yang dilakukan dalam argumentasi. Bentuk-bentuk persuasi yang dikenal umum adalah : propaganda yang dilakukan oleh golongan-golongan atau badan-badan tertentu, iklan-iklan dalam surat kabar, majalah, atau media masa lainnya selebaran-selebaran, kampanye lisan, dan sebagainya. Semua bentuk persuasi tersebut biasanya mempergunakan pendekatan emotif, yaitu berusaha membangkitkan dan merangsang emosi para pembaca persuasi selalu bertujuan untuk mengubah pikiran orang lain. Ia berusaha agar orang lain dapat menerima dan melakukan sesuatu yang kita inginkan. Untuk menerima atau melakukan sesuatu yang kita inginkan, perlu diciptakan sesuatu dasar yaitu dasar kepercayan. Persuasi itu sendiri adalah suatu usaha untuk menciptakan kesesuaian kesepaktan melalaui kepercayaan. Orang yang menerima persuasi akan turut puas dan gembira karena ia tidak menerima keputusan itu berdasarkan ancaman (Keraf,1994: ). Dari beberapa pengertian wacana persuasi tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud wacana persuasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha membujuk atau meyakinkan orang lain atau para pembaca, agar melakukan sesuatu sesuai dengan yang dikehendaki oleh penulis atau pembuat wacana tersebut. 2. Ciri-Ciri Wacana Persuasi Adapun ciri-ciri wacana persuasi adalah sebagai berikut. a. Menggunakan Bahasa Emotif
4 Bahasa emotif di sini bukanlah suatu bahasa yang membuat orang emosi karena marah, tetapi bagaimana seseorang merasakan sesuatu perasaan yang datang dari hati untuk melakukan sesuatu. Bahasa emotif juga membuat seseorang penasaran terhadap sesuatu untuk bisa mengalami atau terlibat di dalamnya. b. Menggunakan Struktur Kalimat yang Unik Struktur kalimat yang unik maksudnya adalah struktur kalimat yang cenderung membuat para pembaca menikmati dan mudah mengerti, serta terkesan ketika para pembaca membaca sebuah tulisan yang menggunakan bahasa persuasi dan struktur kalimat yang mudah dimengerti.
5 c. Pilihan Kata yang Khusus Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata umum dan mudah dipahami oleh pembacanya. d. Ajakan yang Efektif Ajakan yang efektif adalah suatu ajakan yang tidak bertele-tele dan tidak bersembunyi secara makna tetapi ajakan yang bisa membuat hati seseorang tersentuh dan bergerak serta ada dorongan untuk melakukansesuatu ( blogspot. Com / 2010 / II / persuasif.html). 3. Teknik-Teknik Persuasi Menurut Keraf (1994: ) persuasi juga memepergunakan fakta-fakta sebagai dasar, maka teknik-teknik atau metode-metode yang dipergunakan dalam argumentasi dapat dipergunakan juga dalam persuasi. Metode tersebut definisi atau genus, sebab-akibat, keadaan atau sirkumstansi,persamaan atau perbandingan, kebalikan atau pertentangan, kesaksian atau autoritas, teknik-teknik atau metode-metode yang digunakan dalam persuasi adalah sebagai berikut : rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konformitas, kompensasi, penggantian dan proyeksi. a. Rasionalisasi Rasionalisasi sebagai sebuah teknik persuasi dapat dibatasi sebagai suatu proses penggunaan akal untuk memberikan suatu dasar pembenaran kepada suatu persoalan, di mana dasar atau alasan itu tidak merupakan sebab langsung dari masalah itu. Kebenaran yang di bicarakan dalam persuasi bukanlah suatu
6 kebenaran mutlak, tetapi kebenarn yang hanya berfungsi untuk melakukan dasardasar dan melicinkan jalan agar keinginan, sikap, kepercayaan, keputusan, atau tindakan yang telah ditentukan atau diambil dapat dibenarkan. Dalam rasionalisasi, penulis mengajukan alasan agar pembaca menerima suatu hal, walaupun diteliti secara seksama alasan-alasan yang diajukan itu tidak tepat. b. Identifikasi Dalam persuasi berusaha menghindari situasi konflik dan sikap ragu-ragu. Untuk itu penulis harus menganalisis pembacanya dan seluruh situasi yang dihadapi dengan seksama. Dengan menganalisis pembaca dan seluruh situasi, maka penulis dapat dengan mudah mengidentifikasi dirinya dengan pembaca. Agar identifikasi dapat berjalan sebagaimana diharapkan, harus diciptakan dasar umum yang sama. Bila dasar umum itu belum diciptakan, ia harus berusaha mencari dasar umum yang seluas-luasnya. Identifikasi merupakan kunci keberhasilan penulis. Apabila terdapat situasi konflik antara penulis dan pembaca, penulis akan lebih mudah mengidentifikasi dirinya dengan ciri, tingkat pengetahuan, dan kemampuan pembaca atau mereka yang akan membaca tulisannya. c. Sugesti Sugesti adalah suatu usaha membujuk atau mempengaruhi orang lain untuk menerima suatu keyakinan atau pendirian tertentu tanpa memberi suatu dasar kepercayaan yang logis pada orang yang ingin dipengaruhi. Dalam kehidupan
7 sehari-hari, sugesti itu biasanya dilakukan dengan kata-kata dan nada suara. Rangkaian kata-kata yang menarik dan meyakinkan, disertai nada suara yang penuh dan berwibawa dapat mempengaruhi seseorang yang diajak berbicara dengan mudah. Satu dua fakta yang mencoba mengkongkritkan kata-katanya tadi sudah dapat membawa hasil yang diinginkan. d. Konformitas Konformitas adalah suatu keinginan atau suatu tindakan untuk membuat diri serupa dengan sesuatu hal yang lain. Konformitas adalah suatu mekanisme mental untuk menyesuaikan diri atau mencocokkan diri dengan suatu yang diinginkan itu. Teknik konformitas ini mirip dengan identifikasi. Perbedaannya dalam identifikasi penulis hanya menyajikan beberapa hal yang menyangkut dirinya dengan pembaca, sedangkan dalam konformitas penulis memperlihatkan bahwa dirinya mampu berbuat dan bertindak sebagai para pembaca.
8 e. Kompensasi Kompensasi adalah suatu tindakan atau suatu hasil dari usaha untuk mencari suatu pengganti (substitut) bagi suatu hal yang tidak dapat diterima, suatu sikap atau suatu keadaan yang tidak dapat dipertahankan. Dalam persuasi pembicara dapat mondorong lawan bicara untuk melakukan suatau tindakan atau perbuatan lain. Tindakan yang diinginkan oleh pembicara, yaitu dengan menujukan secara meyakinkan bahwa mereka memiliki kemampuan. f. Penggantian Penggantian (displacement) adalah suatu proses yang berusaha menggantikan suatu maksud atau hal yang mengalami rintangan dengan suatu maksud atau hal yang lain yang sekaligus menggantikan emosi kebencian asli, atau kadang-kadang emosi cinta kasih yang asli. Dalam persuasi pembicara berusaha meyakinkan lawan bicara mengalihkan sesuatu objek atau tujuan tertentu kepada suatu tujuan tertentu. g. Proyeksi Proyeksi suatu teknik untuk menjanjikan sesuatu yang tadinya adalah subjek menjadi objek. Sesuatubersifat atau watak yang dimiliki sesorang tidak mau diakui lagi sebagai sifat atau wataknya, tetapi dilontarkan sebagai sifat dan watak orang lain. Jika seseorang diminta untuk mendeskripsikan seseorang yang tidak disenanginya ia akan berusaha untuk mendeskripsikan hal-hal yang baik mengenai dirinya sendiri. Kesalahan yang dilakukan seseorang dilemparkanya kepada orang lain bahwa orang lain itu yang melakukannya.
9 Dalam penelitian ini dari beberapa teknik-teknik persuasi di atas penulis hanya membatasi : rasionalisasi, identifikasi dan sugesti saja sedangakan untuk teknik konformitas, kompensasi, penggantian dan proyeksi tidak digunakan karena keterbatasan waktu sehingga penulis tidak menggunakan teknik tersebut. C. Rambu Lalu Lintas 1. Pengertian Rambu Lalu Lintas Rambu lalu lintas adalah salah satu alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentu yang memuat lambang, huruf, angka, kalimat, atau perpaduan diantaranya yang digunakan, untuk memeberi peringatan, petunjuk, larangan dan perintah bagi pengguna jalan. Lalu lintas adalah gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan. Sebenarnya hal yang pertama dan harus diketahui oleh masyarakat adalah mengenal dan mengetahui arti dan maksud dari rambu-rambu lalu-lintas yang di sediakan atau terpasang di jalan umum. 1. Jenis Rambu Lalu lintas a. Berdasarkan Jenis Pesan yang Disampaikan 1) Rambu Peringatan Rambu yang memperingatkan adanya bahaya agar para pengemudi berhati-hati dalam menjalankan kendaraannya. Misalnya: Rambu yang menunjukkan adanya lintasan kereta api, atau adanya persimpangan berbahaya bagi para pengemudi. 2) Rambu Petunjuk
10 Rambu yang memberikan petunjuk atau keterangan kepada pengemudi atau pemakai jalan lainnya, tentang arah yang harus ditempuh atau letak kota yang akan dituju lengkap dengan nama dan arah letak itu berada. 3) Rambu Larangan dan Perintah Rambu ini untuk melarang atau memerintah semua jenis lalu lintas tertentu untuk memakai jalan, jurusan atau tempat-tempat tertentu. Misalnya: (1) Rambu dilarang berhenti, (2) kendaraan harus lewat jalan tertentu (3) semua kendaraan dilarang lewat b. Berdasarkan Cara Pemasangan a. Rambu Tetap Yang dimaksud dengan rambu tetap adalah semua jenis rambu yang ditetapkan menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan yang dipasang secara tetap.
11 b. Rambu Tidak Tetap Sedangkan rambu tidak tetap adalah rambu yang dipasang dan berlaku hanya beberapa waktu, dapat ditempatkan sewaktu-waktu dan dapat dipindahpindahkan Dari dua klasifikasi jenis rambu lalu lintas di atas penulis membatasi hanya mengenai jenis rambu-rambu lalu lintas berdasarkan jenis pesan yang disampaikan meliputi: (a) rambu peringatan, (b) rambu petunjuk (c) rambu larangan, dan (d) rambu perintah. D. Pragmatik Bidang pragmatik dalam linguistik dewasa ini mulai mendapat perhatian para peneliti dan pakar bahasa Indonesia. Pragmatik cenderung mengkaji fungsi ujaran atau fungsi bahasa daripada bentuk atau strukturnya. Dengan kata lain, pragmatik lebih cenderung ke fungsionalisme daripada formalisme. Menurut Levinson (dalam Djajasudarma, 2006: 4) pragmatik adalah studi terhadap semua hubungan antara bahasa dan konteks yang di gramatikalisasikan atau ditandai (terlukisan) di dalam struktur suatu bahasa. Firth (dalam Wijana, 1996: 5) mengemukakan bahwa kajian bahasa tidak dapat dilakukan tanpa mempertimbangkan konteks situasi yang meliputi partisipasi, tindakan partisipasi (baik tindak verbal maupun nonverbal), ciri-ciri situasi lain yang relevan dengan hal yang sedang berlangsung, dan dampak-dampak tindak tutur yang diwujudkan dengan bentuk-bentuk perubahan yang timbul akibat tindakan partisipan. Studi bahasa adalah sebagai kajian tentang sistem tanda. Sebagai salah satu sistem tanda, bahasa merupakan sistem makna yang membentuk budaya manusia. Sistem makna ini
12 berkaitan dengan struktur sosial masyarakat. Kata-kata atau secara lebih luas bahasa yang digunakan oleh manusia memperoleh maknanya dari aktivitas-aktivitas yang merupakan kegiatan sosial dengan perantara-perantara dan tujuan-tujuan yang bersifat sosial juga ( Halliday dan Hasan dalam Wijana,1996: 5). Pragmatik sebagai suatu cabang semiotik, ilmu tentang tanda sebenarnya telah dikemukakan sebelumnya oleh seorang filsuf, yang bernama Charles Moris (dalam Schiffrin, 2007: 269) mengidentifikasikan tiga cara untuk mempelajari tanda-tanda: sintaksis adalah studi tentang hubungan formal antara tanda-tanda yang satu dengan yang lain, semantik adalah studi tentang bagaimana tanda-tanda tersebut dihubungkan dengan objek-objek yang dirujuknya atau yang dapat dirujuknya, pragmatik adalah studi tentang hubungan tanda-tanda dengan interpreter. Dengan demikian, pragmatik adalah studi tentang bagaimana interpreter menggunakan atau mengikutsertakan pemakai tanda atau penerima tanda pada saat memaparkan (pengontruksian dari interpretan) tanda itu sendiri. Dari berbagai pengertian pragmatik di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud pragmatik adalah salah satu cabang ilmu bahasa yang mempelajari bahasa secara eksternal yaitu antara bahasa dan konteks situasi yang meliputi partisipasi, tindakan partisipasi (baik tindak verbal maupun nonverbal), dan dampak-dampak tidak tutur yang diwujudkan dengan bentuk-bentuk perubahan yang timbul akibat tindakan partisipan. E. Hubungan Wacana dan Pragmatik Media merupakan sarana dalam jalur komunikasi. Sarana sebagai upaya dalam masyarakat tutur berupa berbicara-menyimak (speaking-listening), sedangkan di dalam masyarakat, wacana berupaya menulis -membaca (writing-reading). Sarana sebagai
13 masyarakat wacana berfungsi sebagai pengawet (tulisan) yang dapat disimpan dan diwariskan secara turun temurun. Sarana pada masyarakat tutur sulit diawetkan karena terikat ruang dan waktu (berlaku pada saat tertentu saat ujaran terjadi ) (Djajasudarma, 2006: 53). Konsep masyarakat wacana dan masyarakat tutur dilihat dari kepentingan yang berbeda, yakni antara kelompok sosioloinguistik dan sosioretorik. Dalam masyarakat, kepentingan komunikatif kelompok (antara lain berupa sosialisasi atau solidaritas kelompok) dapat diamati melalui pengembangan dan pemeliharaan wacana melalui ciri-cirinya. Pada masyarakat sosioretorik, penentuan adalah faktor perilaku berbahasa (linguistik). Masyarakat wacana (baik tutur maupun wacana) yang melibatkan penulis, pembaca (masyarakat wacana tulis) dan pembicara menyimak memiliki hubungan dengan pragmatik. Pragmatik berhubungan dengan wacana melalui bahasa dan konteks. Dalam yang selalu berhubungan, yakni sintaktis, semantik, dan pragmatik. Sintaksis merupakan hubungan antar unsur, semantik adalah makna, baik dari setiap unsur maupun makna antar hubungan (pertimbangan makna leksikal dan makna gramatikal ), dan pragmatik yang berhubungan dengan hasil ujaran (pembicara, pendengar, dan penulis, pembaca (Djajasudarma, 2006: 54). Keunggulan wacana dapat dipertimbangkan melalui hubungan lain gramatikal, semantik, dan leksikal. Pragmatik mencakup deitik (misalnya, sebutan kehormatan atau honorifiks), praduga (presupposition), dan tindak tutur (speech acts). Berdasarkan unsurunsur itu, pragmatik mengkaji unsur makna ujaran yang tidak dapat dijelaskan melalui referensi langsung pada pengungkapan ujaran. Menurut Djajasudarma (2006: 54) pragmatik mencakup studi interaksi antara pengetahuan kebahasaan dan unsur pengetahuan tentang dunia yang dimiliki oleh pendengar atau pembaca. Studi ini melibatkan unsur interpretatif yang mengarah pada studi tentang
14 keseluruhan pengetahuan dan keyakinan akan koteks. Konteks merupakan ciri atau gambaran yang berfokous pada budaya dan linguistik yang sesuai dengan ujaran yang dihasilkan dan iterpretasinya. Beberapa ciri atau gambaran konteks adalah adanya pengetahuan tentang: norma (norma pembicara dan kaidah sosial), dan status (konsep-konsep status sosial ), ruang dan waktu, tingkat formalitas, media (sarana), tema, wilayah bahasa. Mulyana (2005: 79) berpendapat bahwa pendekatan pragmatik terhadap wacana perlu mempertimbangkan faktor-faktor nonverbal seperti : 1. para lingual (intonasi, nada, pelan, keras ); 2. kinesik(gerak tubuh dalam komunikasi, gerakan mata, tangan kaki, dan sebagainya); 3. proksemik (jarak yang diambil oleh para penutur); 4. kronesik (penggunan dan strukturisasi waktu dalam interaksi); Di samping itu yang mempelajari pragmatik mencakup empat hal yaitu: (1) dieksis, (2) praanggapan, (3) tindak tutur, dan (4) implikatur. Dalam penelitian ini penulis membatasi teori pragmatik hanya mengenai tindak tutur. 1. Pengertian Tindak Tutur Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) adalah fungsi bahsa sebagai sarana penindak. Setiap kalimat atau ujaran yang diucapkan oleh sebenarnya mengandung fungsi komunikasi terentu. Tuturan dari seseorang (penutur) tentu saja tidak semta-mata hanya asal bicara, tetapi mengandung maksud tertentu. Fungsi inilah yang menjadi semangat para penutur untuk menindakan sesuatu. Tindak tutur mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pragmatik karena tindak tutur adalah satuan analisisnya. 2. Jenis Tindak Tutur
15 Searle (dalam Wijana, 1996: 17-21) mengemukakan bahwa secara pragmatis setidaktidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur yakni tindak lokusi (locutionary act), tidak ilokusi (illocutionary act) dan tindak perlokusi (perlocutionary act).
16 a. Tindak Lokusi Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak tutur ini disebut sebagai The act of Saying Something. b. Tindak Ilokusi Sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Bila hal ini terjadi, tindak tutur yang terbentuk adalah tindak ilokusi. Tindak ilokusi disebut sebagai The Act of Doing Something. Tindak ilokusi sangat sukar untuk diidentifikasi karena terlebih dahulu harus mempertimbangkan siapa penutur dan lawan penutur, kapan dan dimana tindak tutur itu terjadi. Dengan demikian, tindak ilokusi merupakan bagian sentral untuk memahami tindak tutur. c. Tindak Perlokusi Sebuah tuturan yang diutarakan seseorang sering kali mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tutur disebut dengan tindak perlokusi. Tindak ini disebut The Act of Affecting Someone. F. Aspek dan Efek Komunikasi Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communication yang bersumber dari kata komunis yang berarti sama. Sama di sini maksudnnya sama makna, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada
17 kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna atau dapat dikatakan mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu (Effendy, 2009: 9). Dengan demikian maka dibutuhkan suatu aspek komunikasi. Menurut Mulyana (2007: 77) aspek komunikasi dibedakan atas empat macam yaitu: 1. Aspek berupa fisik (iklim cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, warna dinding, penataan tempat duduk, jumlah peserta komunikasi, dan alat yang tersedia untuk menyampaikan pesan). 2. Aspek psikologis (sikap, kecenderungan, prasangka, dan emosi para peserta komunikasi). 3. Aspek sosial (norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik budaya). 4. Aspek waktu (kapan berkomunikasi: hari apa, jam berapa, pagi, siang, sore, malam) Efek komunikasi adalah efek atau dampak yang ditimbulkan oleh komunikasi berupa umpan balik (feedback). Umpan balik dapat bersifat positif, dan bersifat negatif. Umpan balik positif adalah tanggapan atau respon komunikan yang menyenangkan komunikator sehingga komunikasi berjalan lancar. Umpan balik negatif adalah tanggapan komunikan yang tidak menyenangkan komunikatornya sehingga komunikator tidak bisa melanjutkan komunikasinya (Effendy, 2009: 14).
18 G. Kerangka Pikir Analisis wacana persuasi dalam ragam bahasa rambu-rambu lalu lintas terdiri dari beberapa teori yang dipaparkan meliputi, jenis wacana diklasifikasikan berdasarkan jumlah penutur yaitu, wacana monolog dan wacana dialog. Berdasarkan media penyampaiannya yaitu, wacana tulis dan wacana lisan. Berdasrkan sifat wacana fiksi (prosa, puisi, drama), dan wacana non fiksi. Berdasarkan tujuannya di bagi menjadi: wacana narasi, wacana deskripsi, wacana eksposisi, wacana argumentasi, dan wacana persuasi. Dalam analisis wacana persuasi dalam ragam bahasa rambu-rambu lalu lintas ini, teori wacana persuasi lebih dijelskan secara rinci yaitu mencakup wacana persuasi, ciriciri wacana persuasi, teknik-teknik wacana persuasi, dan bentuk wacana persuasi. Pengertian wacana persuasi yang dipaparkan berisi pengertian-pengertian wacana persuasi. Ciri-ciri wacana persuasi yaitu, menggunakan bahasa emotif, menggunakan struktur kalimat yang unik, pilihan kata yang khusus dan ajakan yang efektif. Teknik-teknik wacana persuasi yaitu rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konformitas, kompensasi, penggantian, dan proyeksi. Teori ragam bahasa rambu-rambu lalu lintas di jelaskan secara rinci mulai dari pengertian rambu lalu lintas dan jenis rambu lalu lintas, berdasarkan jenis pesan yang disampaikan. Teori pragmatik mencakup pengertian pragmatik, hubungan wacana dan pragmatik, dalam teori hubungan wacana dan pragmatik dijelaskan bagaimana hubungan antara wacana dan pragmatik, termasuk kajian pragmatik yang dapat di terapkan dalam wacana. Kajian pragmatik tersebut dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu dieksis, praanggapan, tindak tutur, dan implikatur. Kajian tindak tutur dapat diklasifikasikan lagi
19 menjadi dua yaitu, berdasarkan bentuk tindak tutur, dan berdasarkan jenis tindak tutur. Berdasarkan bentuk tindak tutur meliputi, tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi.
BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah wacana, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian yang bertemakan analisis wacana. Menurut Deese dalam Sumarlam (2003: 6) mengatakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis Yang Relevan Untuk membedakan penelitian yang berjudul Analisis Wacana Persuasif dalam Iklan Obtat Herbal pada Majalah Elfata dan Saran Implementasinya sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Untuk membedakan penelitian Analisis Wacana Persuasi dalam Iklan Sepeda Motor
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Untuk membedakan penelitian Analisis Wacana Persuasi dalam Iklan Sepeda Motor pada Surat Kabar Suara Merdeka dengan penelitian sebelumnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa sebagai wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi bahasa adalah sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Sebagai alat komunikasi bahasa digunakan sebagai alat penyampaian pesan dari diri seseorang kepada orang lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Iklan merupakan salah satu sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iklan merupakan salah satu sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi yang bersifat membujuk dan mengajak sebagian atau seluruh masyarakat. Iklan berusaha
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi
BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa menjadi bagian penting bagi manusia secara mayoritas dan menjadi milik masyarakat pemakainya. Salah satu aplikasi bahasa sebagai alat komunikasi adalah penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Penelitian tentang teknik-teknik persuasif pada bentuk wacana tulis sudah
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang teknik-teknik persuasif pada bentuk wacana tulis sudah banyak dilakukan. Meskipun demikian, penelitian ini masih tetap menarik untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan (emosi), imajinasi, ide dan keinginan yang diwujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa adalah aktivitas sosial. Bahasa itu terdiri atas dua bagian yaitu lisan, seperti percakapan, pembacaan berita, berpidato,kegiatan diskusi/seminar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dalam Iklan Barang Kebutuhan Rumah Tangga pada Tabloid Wanita dan Saran
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Untuk membedakan penelitian yang berjudul Analisis Wacana Persuasif dalam Iklan Barang Kebutuhan Rumah Tangga pada Tabloid Wanita dan Saran Implikasinya
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi yang datang dan berasal dari tempat atau arah yang berbeda. Bahasa merupakan media komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan pembicara, pendengar atau penulis pembaca serta yang dibicarakan. Dalam penerapannya, tindak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, Definisi Operasional 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan luar. Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik berperan sebagai
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,
Lebih terperinciBAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan
BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN 2.1. Pengertian Tindak Tutur Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan pengaruh yang besar di bidang filsafat dan lingustik. Gagasannya yang
Lebih terperinciPENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI
PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciTINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO
TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Lebih terperinciANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI
ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu kehidupan masyarakat sehari-hari komunikasi sangat penting digunakan untuk berinteraksi antar manusia di dalam lingkungan masyarakat. Setiap manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baryadi (2005: 67) sopan santun atau tata krama adalah salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap
Lebih terperinciERIZA MUTAQIN A
IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA BAHASA IKLAN PRODUK (STUDI KASUS DI RADIO GSM FM) SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan interaksi dengan sesamanya. Interaksi yang terjadi dapat dilaksanakan dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat komunikasi. Manusia dapat menggunakan media yang lain untuk berkomunikasi. Namun, tampaknya bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu tuturan pasti mempunyai maksud serta faktor yang melatarbelakangi penutur dalam menyampaikan tuturannya kepada mitra tutur. Yule (2006: 82-83) mengemukakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia harus berinteraksi dengan orang lain agar dapat bertahan hidup. Dalam interaksi denga yang lain,
Lebih terperinciMata Kuliah : Kajian wacana Jurusan/Prodi : PBSI/ (Non. Reg.)
Mata Kuliah : Kajian wacana Jurusan/Prodi : PBSI/ (Non. Reg.) Semester :Genap/ VI Jumlah Peserta : Nama Dosen Penguji : 1. Dr. Suhardi 2. Yayuk Eny. R., M. Hum Hari/Tanggal : Selasa, 31 Mei 2006 Waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana komunikasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan masyarakat. Adanya suatu bahasa sebagai sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu, kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra berupa novel. Novel dibangun melalui beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia nyata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan tindak tutur (speech act) dalam wacana pertuturan telah banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persoalan tindak tutur (speech act) dalam wacana pertuturan telah banyak diteliti dan diamati orang. Namun, sejauh yang peneliti ketahui dalam konteks proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. Keingintahuan tersebut menyebabkan perlunya berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur merupakan gejala individual, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan berbahasa si penutur
Lebih terperinciKOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI
KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media masa baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan ide-ide atau gagasan-gagasan, dan konversasi atau percakapan (Tarigan, 2009:22). Wacana direalisasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari komunikasi. Manusia memerlukan bahasa baik secara lisan maupun tertulis sebagai sarana mengungkapkan ide,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana terpenting dalam segala jenis komunikasi yang terjadi di dalam kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang berbentuk lisan dan tulisan yang dipergunakan oleh masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pragmatik adalah telaah mengenai segala aspek makna yang tidak tercakup dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna ucapan
Lebih terperinciANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI
ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Peryaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia kreatif menciptakan media baru sebagai sarana untuk mempermudah proses berkomunikasi. Media yang tercipta misalnya bentuk media cetak dan elektronik. Dua media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, manusia dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya maupun dengan penciptanya. Saat berkomunikasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di masyarakat. Bahasa adalah alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan. Bahasa sebagai lambang mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa tutur terjadinya atau berlangsung pada interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh manusia untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk melangsungkan kehidupannya. Bahasa sangat penting untuk melakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran, hal-hal, atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu (Effendy, 1986:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu bentuk perwujutan peradaban dan kebudayaan manusia. Dalam kamus linguistik, bahasa adalah satuan lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa berbahasa. Sebagian orang menggunakan bahasa lisan atau tulisan dengan menggunakan kata-kata yang jelas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan 1. Skripsi berjudul Analisis Wacana Persuasi dalam Ragam Bahasa Rambu- Rambu Lalu Lintas oleh Riyanto Skripsi tersebut mendeskripsikan teknik-teknik
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pragmatik Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu salah satunya yaitu tentang pragmatik. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memaknai wacana atau suatu gagasan kita tidak hanya terpaku pada tuturan yang disampaikan, namun juga konteks yang mengikuti dan bagaimana pengaruhnya. Terkadang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan wujud yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. Setiap komunikasi dengan melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia di dunia ini menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama. Bahasa adalah salah satu sarana untuk menyampaikan maksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia mempunyai dua peran dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, yaitu sebagai pemberi informasi dan sebagai penerima informasi. Komunikasi
Lebih terperinciPROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2
PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : III (Tiga) / 2 (dua) Standar Kompetensi
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2007: 588). 2.1.1 Tindak Tutur Istilah dan teori tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan situasi tidak resmi akan memberikan kesan menghormati terhadap keadaan sekitar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi yang dijadikan sebagai perantara dalam pembelajaran. Penggunaan bahasa sesuai dengan kedudukannya yaitu pada situasi resmi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia terjadi interaksi satu sama lain. Proses interaksi tersebut terjadi karena adanya komunikasi antar sesama anggota masyarakat. Komunikasi merupakan
Lebih terperinciANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013
ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif 1. Pengertian Menulis Pada dasarnya menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Peristiwa Tutur Peristiwa tutur (speech event) adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peristiwa Tutur Peristiwa tutur (speech event) adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi dalam kehidupan masyarakat. Fungsi-fungsi itu misalnya dari yang paling sederhana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bervariasi itu merupakan hal yang menarik. Kalimat itu dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalimat yang efektif itu bervariasi. Di dalam sebuah alinea kalimat yang bervariasi itu merupakan hal yang menarik. Kalimat itu dapat meriangkan pembaca, bukan saja
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.
PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin (1962) dengan mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi dengan menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat merupakan pemakai bahasa dalam berkomunikasi dengan orang lain. Sebagai bentuk komunikasi, mereka menggunakan media yang berbeda-beda. Secara garis besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik. Tindak tutur (istilah Kridalaksana pertuturan speech act, speech event) adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tertulis (Marwoto, 1987: 151). Wacana merupakan wujud komunikasi verbal. Dari
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Wacana 1. Pengertian Wacana Wacana adalah paparan ide atau pikiran secara teratur, baik lisan maupun tertulis (Marwoto, 1987: 151). Wacana merupakan wujud komunikasi verbal.
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mengalami perubahan signifikan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Banyaknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan dan profesi baik dibidang politik, wirausaha, instansi pemerintah, pendidikan, dan sebagainya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi
BAB II KAJIAN TEORI Untuk mendukung penelitian ini, digunakan beberapa teori yang dianggap relevan dan dapat mendukung penemuan data agar memperkuat teori dan keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah
Lebih terperinciANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)
ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu budaya manusia yang sangat tinggi nilainya karena dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Kebutuhan akan bahasa sudah jauh sebelum manusia mengenal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik manusia. Bahasa merupakan salah satu ciri pembeda utama umat manusia dengan makhluk
Lebih terperinciJurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Tindak Tutur Persuasi pada Brosur Layanan Bimbingan Belajar dan Implikasinya.
Tindak Tutur Persuasi pada Brosur Layanan Bimbingan Belajar dan Implikasinya Oleh Fittriandhari Nurlaksana Eko Rusminto Siti Samhati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: fittriandhari@gmail.com
Lebih terperinci