BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II URAIAN TEORITIS

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Rasio Likuiditas, Rentabilitas, dan Solvabilitas pada PT. Metrodata Electronics, Tbk. Mahrunnisa Wira Subroto EB 13

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang jumlahnya relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajernen,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

NUR AZIZ MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT.

Transkripsi:

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan tepat akan mengarah pada pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi, sebaliknya kurang baiknya dalam manajemen keuangan akan mengakibatkan terganggunya operasi perusahaan secara keseluruhan dan akhirnya akan menghambat pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Arthur J. Keown dkk (2011:4), manajemen keuangan adalah hal yang berkepentingan dengan bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kekayaan. Konsekuensinya, semua pengambilan keputusan harus difokuskan pada penciptaan kekayaan. Menurut Kasmir (2010:7) bahwa aktivitas manajemen keuangan berkaitan erat dengan pengelolaan keuangan perusahaan, termasuk lembaga yang berhubungan erat dengan sumber pendanaan dan investasi keuangan perusahaan serta instrumen keuangan. Manajemen keuangan adalah salah satu fungsi operasional perusahaan yang sangat penting disamping fungsi operasional lainnya seperti manajemen pemasaran, manajemen operasi dan lain sebagainya. Manajemen keuangan membicarakan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat dilakukan baik oleh individu, perusahaan maupun pemerintah.

2. Fungsi Manajemen Keuangan Fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan, utamanya seorang manajer atau direktur keuangan. Keputusan keuangan ini diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh diharapkan mampu meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada makin tingginya harga saham, sehingga kemakmuran pada pemegang saham dengan sendirinya makin bertambah. Ada tiga keputusan dalam manajemen keuangan yaitu: a) Penganggaran Modal (capital budgeting) Proses perencanaan dan pengelolaan investasi jangak panjang sebuah perusahaan disebut penganggaran modal (capital budgeting). Dalam penganggaran modal, manajer keuangan mencoba untuk mengidentifikasi peluang-peluang investasi yang memberikan hasil lebih tinggi bagi perusahaan dibandingkan dengan biaya yang perolehannya. b) Struktur Modal (capital structure) Struktur modal sebuag perusahaan adalah kombinasi spesifik ekuitas dan utang jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk mendanai operasinya. c) Modal Kerja (working capital) Mengelola modal kerja perusahaan adalah aktivitas sehari-hari yang akan menentukan tersedianya sumber daya yang mencukupi bagi perusahaan untuk meneruskan operasinya dan terhindar dari gangguan yang dapat menimbulkan biaya yang besar bagi perusahaan. hal ini melibatkan sejumlah aktivitas yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan.

B. Pengertian Laporan Keuangan dan Kinerja Keuangan 1. Pengertian Laporan Kuangan Analisa laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk mengetahui kinerja perusahaan dalam satu periode. Oleh karena itu, sebelum menganalisis laporan keuangan, makan terlebih dahulu kita harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan laporan keuangan. Seperti yang diketahui bahwa laporan keuangan merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkannya pada suatu periode tertentu. Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada, baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya. Menurut Kasmir (2010:66) secara umum dikatakan bahwa laporan keuangan adalah: Laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatau periode tertentu. Untuk membahas manajemen keuangan, tidak bisa terlepas dari laporan keuangan. Oleh karena itu diperlukan pembahasan singkat mengenai laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan dan menilai kinerja keuangan perusahaan. Ditinjau dari segi intern perusahaan, laporan keuangan dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Data laporan keuangan terutama akan memberikan informasi bagi manajemen sebagai bahan analisa dan bahan interprestasi untuk mengadakan evaluasi terhadap aktivitas perusahaan. Laporan keuangan akan

menunjukkan sampai seberapa jauh efisiensi pelaksanaan kegiatan serta perkembangan perusahaan yang telah dicapai oleh manajemen. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. 2. Pengertian Kinerja Keuangan Pada prinsipnya kinerja dapat dilihat dari siapa yang melakukan penelitian itu sendiri. Bagi manajemen, melihat kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian tertentu bagi pencapaian tujuan secara keseluruhan. Sedangkan bagi pihak luar manajemen kinerja merupakan alat untuk mengukur suatu prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam suatu periode tertentu yang merupakan pencerminan tingkat hasil pelaksanaan aktivitas kegiatannya. Menurut Sutrisno (2012:151), kinerja adalah sebagai hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas kerja. Penilaian kinerja suatu organisasi baik yang dilakukan pihak manajemen perusahaan diperlukan sebagai dasar penetapan kebijaksanaan dimasa yang akan datang. Kinerja keuangan mengindikasikan apakah strategi perusahaan,

implementasi strategi, dan segala inisiatif perusahaan memperbaiki laba perusahaan. Dengan menelusuri serangkaian aktivitas penciptaan nilai tambah melalui serangkaian indi-kator sebab akibat yang penting bagi organisasi, dari aktivita riil sampai aktivitas keuangan, dari aktivitas operasional sampai aktivitas strategis, dari aktivitas jangka pendek sampai aktivitas jangka panjang, dari aktivitas lokal sampai aktivitas global, atau dari aktivitas bisnis sampai aktivitas korporasi. Para pengambil keputusan akan mendapatkan gambaran komprehensif mengenai kinerja beragam aktivitas perusahaan, namun tetap dalam satu rangkaian strategi yang saling terkait satu sama lain. Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi yang dapat dicapai oleh perusahaan dibidang keuangan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan. Disisi lain kinerja keuangan menggambarkan kekuatan struktur keuangan suatu perusahaan dan sejauh mana asset yang tersedia, perusahaan sanggup meraih keuntungan. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimilki perusahaan secara efektif dan efisien. Menurut Arthur, John, William dan David (2011:73), kinerja keuangan adalah penulisan ulang data akuntansi ke dalam bentuk perbaningan dalam rangka mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Guna mengetahui tingkat kinerja suatu perusahaan dilakukan serangkaian tindakan evaluasi yang pada intinya adalah penilaian atas hasil usaha yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Hasil usaha tersebut dapat berupa barang atau jasa yang dapat menjadi atribut dari keberhasilan kerja organisasi.

Merujuk pada konsep tersebut, maka penilaian kinerja mengandung tugas-tugas untuk mengukur berbagai aktivitas tingkat organisasi sehingga menghasilkan informasi umpan balik untuk melakukan perbaikan organisasi. Perbaikan organisasi mengandung makna perbaikan manajemen organisasi yang meliputi: (a) perbaikan perencanaan, (b) perbaikan proses, dan (c) perbaikan evaluasi. Hasil evaluasi selanjutnya merupakan informasi untuk perbaikan perencanaan proses evaluasi selanjutnya. Proses perencanaan proses evaluasi harus dilakukan secara terus-menerus (continuous process improvement) agar faktor strategik (keunggulan bersaing) dapat tercapai. Berdasarkan definisi diatas, maka kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu organisasi dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang disepakati. 3. Penilaian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui oleh berbagai pihak, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan terutama terkait dengan pengambilan keputusan kedua pihak tersebut. Penilaian kinerja keuangan dibagi kedalam dua tahapan proses, yaitu (a) tahap dasar variabel kunci ditentukan oleh tujuan organisasi, dan (b) tahap melekatkan penilaian pada setiap variabel kunci. Tahap variabel kunci ditentukan oleh tujuan yang mempertimbagkan karakteristik variabel, penilaian dengan level-level organisasi dan keterkaitan variabel, penilaian dengan level-level organisasi dan berkaitan

variabel-variabel pada level serupa. Sedangkan melekatkan penilaian pada setiap variabel kunci ditentukan oleh karakteristik penilaian kinerja. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan melalui teknik analisa laporan keuangan, maka terdapat banyak teknik yang dapat dipakai. Teknik ini merupakan cara bagaimana kita melakukan analisa. Sebelum mengadakan analisa terhadap suatu laporan keuangan, penganalisa harus benar-benar memahami laporan keuangan tersebut. Penganalisa harus dapat menggambarkan aktivitasaktivitas perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan tersebut. Dengan kata lain bahwa agar dapat menganalisa laporan keuangan dengan hasil yang memuaskan maka perlu mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut. C. Pengertian dan Jenis-Jenis Rasio Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan Mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan adalah merupakan dasar untuk dapat menginterprestasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan termasuk data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam jumlah rupiah, prosentase serta trendnya, penganalisa menyadari bahwa beberapa rasio secara individu akan membantu dalam menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan suatu perusahaan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan mengunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard. Menurut Syamsudin (2011:37) mengemukakan bahwa: Rasio keuangan merupakan hal yang sangat umum dilakukan dimana hasilnya akan memberikan pengukuran relatif dari operasi perusahaan. Dari hasil definisi di atas, maka bila rasio diterjemahkan secara tepat, rasio juga dapat, menunjukkan area-area yang memerlukan penelitian dan penanganan yang lebih mendalam. Analisis rasio dapat menyingkap hubungan dan sekaligus menjadi dasar perbandingan yang menunjukkan kondisi atau kecenderungan yang tidak dapat dideteksi bila kita hanya melihat komponenkomponen rasio itu sendiri. Namun demikian, fungsi rasio seringkali disalah artikan dan akibatnya manfaatnya terlalu dibesar-besarkan. Menurut Ross, Westerfield dan Jordan (2009:78), rasio keuangan merupakan hubungan yang dihitung dari informasi keuangan sebuah perusahaan dan digunakan untuk tujuan perbandingan. Rasio keuangan dapat disajikan dalam dua cara. Yang pertama untuk membuat perbandingan keadaan pada saat yang berbeda. Dan kedua untuk membuat perbandingan keadaan keuangan dengan perusahaan lain. Analisis rasio merupakan alat analisis yang berguna apabila dibandingkan dengan rasio standar. Terdapat dua macam rasio standar yang lazim digunakan. Yang pertama adalah rasio yang sama dari laporan keuangan tahun-tahun yang lampau. Yang kedua adalah rasio dari perusahaan lain yang mempunyai karakteristik yang sama dengan perusahaan yang dianalisis. Rasio standar kedua ini lazim disebut rata-rata rasio industri.

Banyak penulis yang mengargumentasikan jenis-jenis rasio yang menurut penulisannya cocok untuk memahami perusahaan.umumnya rasio yang terkenal dan popular adalah rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. 2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan 1) Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut: a. Current Ratio Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajibankewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Besar current ratio yang ideal belum ada suatu patokan yang pasti, namun standar umum yang digunakan 200% atau 2:1 yang berarti nilai aktiva lancar adalah dua kali dari hutang lancar atau setiap satu rupiah hutang lancar harus dijamin sedikitnya dengan dua rupiah aktiva lancar. Aktiva Lancar Kewajiban Lancar b. Quick Ratio Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid Test Rasio. Untuk quick rasio ukuran berdasarkan prinsip hati-hati

adalah 100% atau 1:1 dianggap cukup memuaskan didalam perusahaan apabila kurang maka dianggap kurang baik. Aktiva Lancar - Persediaan Kewajiban Lancar c. Cash Ratio Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi dengan kas dan surat berharga dalam perusahaan yang dapat segera diuangkan. Kegunaan dari rasio ini adalah untuk mengetahui bahwa setiap hutang lancar Rp. 1,00 di jaminkan oleh kas dan efek sebesar hasil yang diperoleh dari cash rationya, tidak terdapat standar khusus pada cash ratio sehingga penilaiannya tergantung kebijakan perusahaan. Kas + Bank Kewajiban Lancar d. Working Capital to Total Asset Ratio Rasio ini menunjukkan likuiditas total dari total aktiva dan posisi modal kerja bersih. Rasio ini membandingkan aktiva lancar dikurangi hutang lancar, atau modal kerja dengan keseluruhan aktiva. Rumusnya adalah sebagai berikut: Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Total Aktiva 2) Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang. Besarnya ukuran umum

yang dipakai adalah 200% atau 2:1 yang berarti dua kali dari total hutang perusahaan dikatakan solvable bila rasionya kurang dari 200%. Yang termasuk rasio solvabilitas antara lain: a. Total Debt to Total Equity Ratio Rasio ini membandingkan total utang dengan modal pemilik (ekuitas). Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian setiap rupiah dari modal pemilik yang digunakan untuk menjamin utang. Semakin besar rasio ini semakin tidak menguntungkan bagi para kreditur, karena jaminan modal pemilik terhadap utang semakin kecil. Rasio diatas 100% sangat berbahaya bagi kreditur karena jumlah utang lebih besar dari pada modal pemilik. Total Kewajiban Ekuitas b. Total Debt to Total Asset Ratio Rasio ini membandingkan jumlah total utang dengan aktiva total yang dimiliki perusahaan. Dari rasio ini, dapat diketahui beberapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Biasanya, para kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah, sebab semakin rendah rasio utang perusahaan yang diberi kredit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur pada waktu likuidasi. Total Kewajiban Total Aktiva 3) Rasio Aktivitas Sering disebut dengan rasio efisiensi yang merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan manajemen dalam menggunakan aktiva secara efisien,

yaitu dengan melihat kecepatan perputaran berarti semakin efektif penggunaan aktiva dan semakin tinggi pula penghasilan yang akan diperoleh perusahaan. Beberapa rasio utama yang tercakup dalam rasio efisiensi ini sehubungan dengan jenis perusahaan yang diteliti antara lain: a. Working Capital Turn Over Modal kerja adalah aktiva perusahaan yang mempunyai umur lebih singkat dari satu periode buku biasanya satu tahun. Untuk menilai efektivitas modal kerjadapat dihitung dengan perbandingan antara penjualan bersih dengan modal sendiri. Turn over modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja, yang mungkin disebabkan rendahnya tingkat perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang telah besar. Semakin tinggi tingkat perputaran modal kerjanya, berarti semakin efektif pula penggunaan modal kerja perusahaan. Working Capital Turn Over = Penjualan Modal Kerja b. Fixed Assets Turn Over Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan bersih dengan aktiva tetap, yang menunjukkan rasio berapa kali dana yang ditanam dalam aktiva tetap telah berputar dalam satu periode. Rumus untuk menghitung rasio ini adalah: Fixed Assets Turn Over = Penjualan Aktiva Tetap c. Total Assets Turn Over Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan. Rumus untuk menghitung rasio ini adalah:

Total Assets Turn Over = Penjualan Total Aktiva d. Inventory Turn Over Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan (Syahyunan 2000:85). Semakin tinggi rasio berarti semakin sering penjualan yang dihasilkan. Rumus yang digunakan untuk menghitung: Inventory Turn Over = Harga Pokok Penjualan Persediaan 4) Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan,dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio. Beberapa jenis rasio profitabilitas adalah sebagai berikut: a. Net Profit Margin Net profit margin adalah rasio yang membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dan penjualan bersih untuk menunjukan berapa bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba setelah bunga dan pajak. Semakin tinggi rasio ini semakin menguntungkan karena laba bersih perusahaan semakin besar. Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan b. Gross Profit Margin Analisis rasio ini memberikan informasi seberapa jauh efektivitas pengelolaan biaya dalam rangka untuk memproduksi barang dagangannya. Dalam

hal ini pengaruh biaya umum dan administrasi serta biaya penjualan tidak disertakan dalam perhitungan rasio. Dengan demikian hanya rasio perbandingan antara laba kotor (gross profit) dengan penjualan bersih. Bertambah tinggi hasil rasio berarti bertambah baik bagi perusahaan dalam menekan biaya produksi dan memperbesar jumlah penjualan. Gross Profit Margin = Laba Kotor Penjualan c. Return On Invesment Rasio ini mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan perusahaan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah: Return On Invesment = Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva D. Laporan Keuangan PT Sumber Cipta Multiniaga Medan 1. Laporan Neraca PT Sumber Cipta Multiniaga Medan per 31 Desember 2010 sampai dengan 2013. Berikut tabel laporan neraca PT Sumber Cipta Multiniaga Medan per 31 Desember 2010 sampai dengan 2013.

AKTIVA Aktiva lancar Tabel 3.1 Laporan Neraca PT Sumber Cipta Multiniaga Medan NERACA Per 31 Desember 2010, 2011, 2012, dan 2013 (dalam ribuan) Tahun Keterangan 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) 2013 (Rp) Jumlah kas dan bank 2.606.809 2.269.019 2.653.472 3.754.235 Piutang 1.630.096 3.223.332 4.734.217 4.644.723 Persediaan 537.085 467.424 576.137 621.891 Biaya dibayar dimuka 225.573 983.254 255.751 385.628 Aktiva tetap Total Aktiva lancar 4.999.563 6.790.029 8.219.577 9.406.477 Aktiva tetap 4.189.331 4.853.321 4.787.624 5.255.768 Akumulasi penyusutan 2.281.269 2.553.671 2.799.851 2.612.890 Jumlah aktiva tetap 1.908.062 2.319.650 1.987.773 2.642.878 Aktiva lain-lain Jumlah aktiva lain-lain 700.561 681.817 943.545 875.924 Total aktiva tetap 2.608.623 3.001.467 2.931.318 3.518.802 TOTAL AKTIVA 7.608.186 9.971.496 11.150.895 12.925.279 KEWAJIBAN DAN MODAL Kewajiban lancar Utang usaha 2.008.513 1.985.888 2.328.338 2.535.765 Utang pajak 174.499 245.177 319.725 336.637 Jumlah kewajiban lancar 2.183.012 2.231.065 2.648.063 2.872.402 Kewajiban jangka panjang Jumlah kewajiban lain-lain 92.560 14.506 721.600 309.402 Jumlah kewajiban 2.275.572 2.245.571 3.369.663 3.182.257 Modal dan cadangan - - - - Jumlah modal dan cadangan 5.332.614 7.725.925 7.781.232 9.743.022 Total Kewajiban dan Modal 7.608.186 9.971.496 11.150.895 12.922.279 Sumber: PT Sumber Cipta Multiniaga Medan

2. Laporan Laba Rugi PT Sumber Cipta Multiniaga Medan per 31 Desember 2010 sampai dengan 2013. Berikut tabel laporan laba rugi PT Sumber Cipta Multiniaga Medan per 31 Desember 2010 sampai dengan 2013. Tabel 3.2 Laporan Laba Rugi PT Sumber Cipta Multiniaga Medan Laba Rugi Per 31 Desember 2010, 2011, 2012, dan 2013 (dalam ribuan) Uraian Tahun 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) 2013 (Rp) Penjualan/ Pendapatan usaha 12.523.879 13.942.319 14.120.942 14.685.346 Harga pokok penjualan 8.127.005 9.377.995 9.913.180 9.250.329 Laba kotor 4.396.874 4.564.324 4.207.762 5.435.017 Biaya operasi 2.284.868 2.614.293 2.222.568 2.125.284 Laba bersih operasi 2.112.006 1.950.031 1.985.194 3.309.733 Bunga 545.229 308.944 436.008 356.902 Laba bersih setelah bunga 2.657.305 2.258.974 2.241.202 3.656.635 Pajak 1.062.922 903.590 968.481 950.752 Laba bersih setelah pajak 1.594.383 1.355.385 1.452.721 2.705.883 Sumber: PT Sumber Cipta Multiniaga Medan E. Analisis Kinerja Keuangan PT Sumber Cipta Multiniaga Medan 1) Rasio Likuiditas a. Current Ratio Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Tahun 2010 = Tahun 2011 = Tahun 2012 = Tahun 2013 = 4.999.563 2.183.012 6.970.029 2.231.065 8.219.577 2.648.063 9.406.477 2.872.402 = 229% = 312% = 310% = 327%

Current ratio tahun 2012 sebesar 310% dan tahun 2011 sebesar 312%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 310,- pada tahun 2012 dan Rp 312,- pada tahun 2011. Nilai current ratio dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 2%. Hal ini disebabkan jumlah kewajiban lancar dari tahun 2011 ke tahun 2012 meningkat meskipun jumlah aktiva lancar yaitu kas dan piutang meningkat dari tahun 2011 ke tahun 2012. b. Quick Ratio Aktiva Lancar - Persediaan Kewajiban Lancar Tahun 2010 = 4.999.563 537.085 2.183.012 Tahun 2011 = 6.970.029 467.424 2.231.065 Tahun 2012 = 8.219.577 576.137 2.648.063 Tahun 2013 = 9.406.477 621.891 2.872.402 = 204% = 291% = 287% = 305% Quick ratio tahun 2011 sebesar 291% dan tahun 2012 sebesar 287%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar yang likuiditasnya paling likuid sebesar Rp 287,- untuk tahun 2012 dan Rp 291,- untuk tahun 2011. Nilai quick ratio dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 4%. Perusahaan tergolong baik tingkat likuiditasnya karena mencapai 100% atau 1:1. c. Cash Ratio

Kas + Bank Kewajiban Lancar Tahun 2010 = Tahun 2011 = Tahun 2012 = Tahun 2013 = 2.606.809 2.183.012 2.296.019 2.231.065 2.653.472 2.648.063 3.754.235 2.872.402 = 119% = 103% = 100% = 130% Cash ratio tahun 2012 sebesar 100% dan tahun 2011 103%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- hutang lancar dijamin oleh kas dan surat-surat berharga sebesar Rp 100,- untuk tahun 2012 dan Rp 103,- untuk tahun 2011. nilai cash ratio mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012. d. Working Capital to Asset Ratio Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Total Aktiva Tahun 2010 = Tahun 2011 = Tahun 2012 = Tahun 2013 = 4.999.563 2.183.012 7.608.186 = 37% 6.790.029 2.231.065 9.971.496 = 48% 8.219.577 2.648.063 11.150.895 = 50% 9.406.477 2.872.402 = 50% 12.925.279 Working capital to total asset ratio tahun 2012 sebesar 50% dan tahun 2011 sebesar 48%. Nilai working capital to total asset ratio mengalami penurunan sebesar 2%. Niali working capital to total asset ratio menunjukkan likuiditas total dari total aktiva dan posisi modal kerja bersih.

Dari keempat komponen rasio likuiditas tersebut, maka secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, artinya perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Meskipun ada penurunan nilai current ratio dari tahun 2011 ke tahun 2012 tetapi masih berada diatas nilai standar begtu juga dengan nilai cash ratio. 2) Rasio Solvabilitas/ leverage a. Total Debt to Total Equity Ratio Total Kewajiban Ekuitas Tahun 2010 = 2.275.572 5.332.674 Tahun 2011 = 2.245.571 7.725.925 Tahun 2012 = 3.369.663 7.781.232 Tahun 2013 = 3.182.257 9.743.022 = 40% = 29% = 43% = 32% Total debt to total equity ratio tahun 2012 sebesar 43% dan tahun 2011 sebesar 29%. Nilai total debt to total equity ratio mengalami peningkatan sebesar 14%. Peningkatan nilai total debt to total equity ratio tersebut menunjukkan semakin berat hutang perusahaan yang dijamin dengan modal yang dimiliki. b. Total Debt to Total Asset Ratio Total Kewajiban Total Aktiva Tahun 2010 = 2.275.572 7.608.186 = 29%

Tahun 2011 = Tahun 2012 = Tahun 2013 = 2.245.571 = 23% 9.971.496 3.369.663 = 30% 11.150.895 3.182.257 = 24% 12.925.279 Total debt to total asset ratio tahun 2012 sebesar 30% dan tahun 2011 sebesar 23%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- hutang dijamin oleh aktiva sebesar Rp 30,- untuk tahun 2012 dan Rp 23,- untuk tahun 2011. Nilai Total debt to total asset ratio mengalami peningkatan sebesar 7%. Peningkatan nilai Total debt to total asset ratio dari tahun 2011 ke tahun 2012 menunjukkan semakin besar jumlah modal pinjaman (hutang) yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibanding aktiva yang dimiliki. Dari kedua komponen rasio solvabilitas tersebut, yaitu nilai persentase rasio total debt to total equity ratio dan total debt to total asset ratio bahwa komposisi hutang kurang baik terhadap total aktiva maupun modal sendiri (ekuitas) relatif kurang baik dan menunjukkan angka yang semakin meningkat pada tahun 2012. 3) Rasio Aktivitas a. Working Capital Turn Over Penjualan Ekuitas Tahun 2010 = Tahun 2011 = Tahun 2012 = 12.523.879 5.332.614 = 2,31x 13.942.319 7.725.925 = 1,80x 14.120.942 7.781.232 = 1,81x

Tahun 2013 = 14.685.346 9.743.022 = 1,50x Working capital turn over tahun 2012 adalah 1,81 kali yang artinya dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 1,81 kali dalam setahun untuk tahun 2012 sedangkan pada tahun 2011 nilai working capital turn over sebesar 1,80 kali yang artinya dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 1,80 kali dalam setahun. Tahun 2012 nilai working capital turn over mengalami peningkatan yang sangat kecil dan tidak signifikan yaitu sebesar 0,01. b. Fixed Assets Turn Over Penjualan Jumlah Aktiva Tetap Tahun 2010 = 12.523.879 1.908.062 = 6,56x Tahun 2011 = 13.942.319 2.319.650 = 6,01x Tahun 2012 = 14.120.942 1.987.773 = 7,10x Tahun 2013 = 14.685.346 2.642.878 = 5,55x Fixed assets turn over tahun 2012 sebesar 7,10 kali yang artinya dana yang tertanam dalam aktiva tetap berputar rata-rata 7,10 kali dalam setahun sedangkan untuk tahun 2011 niali fixed assets turn over sebesar 6,01 kali yang artinya dana yang tertanam dalam aktiva tetap berputar rata-rata 6,01 kali dalam setahun. Nilai fixed assets turn over mengalami peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2012 yaitu sebesar 1,09 kali.

c. Total Assets Turn Over Penjualan Jumlah Aktiva Tahun 2010 = Tahun 2011 = Tahun 2012 = Tahun 2013 = 12.523.879 7.608.186 = 1,65x 13.942.319 9.971.496 = 1,39x 14.120.942 11.150.895 = 1,26x 14.685.346 12.925.279 = 1,13x Total assets turn over tahun 2012 sebesar 1,26 kali yang artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar rata-rata 1,26 kali dalam setahun sedangkan untuk tahun 2011 total assets turn over sebesar 1,39 yang artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar rata-rata 1,39 kali dalam setahun. Nilai total assets turn over mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012 yaitu sebesar 0,13 kali. d. Inventory Turn Over Harga Pokok Penjualan Persediaan Tahun 2010 = 8.127.005 537.085 = 15,13x Tahun 2011 = 9.377.995 467.424 = 20,06x Tahun 2012 = 9.913.180 576.137 = 17,20x Tahun 2013 = 9.250.329 621.891 = 14,87x Inventory turn over tahun 2012 sebesar 17,20 kali dan tahun 2011 sebesar 20,06 kali. Nilai inventory turn over mengalami penurunan sebesar 2,86 kali.

Hal ini menunjukkan bahwa penjualan yang dihasilkan berkurang dari tahun 2011 ke tahun 2012. Dilihat dari nilai working capital turn over perusahaan tersebut mengalami peningkatan sangat kecil dan tidak signifikan. Nilai fixed assets turn over cukup baik karena meningkat pada tahun 2012. Total assets turn over cukup baik karena meningkat pada tahun 2012. Total assets turn over dan inventory turn over kurang baik karena dari tahun 2011 mengalami penurunan di tahun 2012 sehingga dana yang tertanam dalam aktiva tetap berputar lebih kecil ditahun 2012 dibanding tahun 2011 dan nilai inventory turn over tahun 2012 kurang baik karena berkurang dari tahun 2011, sehingga efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan di tahun 2012 tidak baik dibanding tahun 2011. 4) Rasio Profitabilitas a. Net Profit Margin Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan Tahun 2010 = Tahun 2011 = Tahun 2012 = Tahun 2013 = 1.594.383 12.523.879 1.355.385 13.942.319 1.452.721 14.120.942 2.705.883 14.685.346 = 35% = 32% = 29% = 18% Net profit margin tahun 2012 sebesar 29 % dan tahun 2011 sebesar 32%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- dari penjualan bersih menghasilkan laba

bersih sebesar Rp 29,- untuk tahun 2012 dan Rp 32 tahun 2011. Nilai net profit margin mengalami penurunan sebesar 3%. b. Gross Profit Margin Laba Kotor Penjualan Tahun 2010 = Tahun 2011 = Tahun 2012 = Tahun 2013 = 4.396.874 12.523.879 4.564.324 13.942.319 4.207.762 14.120.942 5.435.017 14.685.346 = 35% = 33% = 30% = 37% Gross profit margin tahun 2012 sebesar 30% dan tahun 2011 sebesar 33%. Hal ini berarti setiap Rp 100,- dari hasil penjualan bersih yang dilakukan mampu menghasilkan Rp 30,- tahun 2012 dan Rp 33,- tahun 2011. Nilai gross profit margin mengalami penurunan sebesar 3%. Keadaan ini menunjukkan kinerja penjualan bersih dalam menghasilkan laba kotor menurun 3% tahun 2012. c. Return On Invesment Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva Tahun 2010 = 1.594.383 7.608.186 = 21% Tahun 2011 = 1.355.385 9.971.496 = 14% 1.452.721 Tahun 2012 = 11.150.895 = 13% 2.705.883 Tahun 2013 = 12.925.279 = 20%

Return on investmen tahun 2012 sebesar 13% dan tahun 2011 sebesar 14%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- dari seluruh dana yang tertanam dalam aktiva perusahaan mampu mengembalikan investasi sebesar 13% untuk tahun 2012 dan 14% untuk tahun 2012. nilai return on investmen mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012 yaitu sebesar 1%. Rasio-rasio profitabilitas perusahaan terlihat mengalami penurunan mulai dari tahun 2010 sampai tahun 2013. Hal ini menunjukkan perusahaan belum mampu menghasilkan laba dengan baik.

Rasio Likuiditas Tabel 3.3 Rasio Keuangan PT Sumber Cipta Multiniaga Medan Periode 2010-2013 Tahun Rasio Keuangan 2010 2011 2012 2013 Current ratio 229% 312% 310% 327% Quick ratio 204% 291% 287% 305% Cash ratio 119% 103% 100% 130% Working capital to total asset ratio 37% 48% 50% 50% Rasio Solvabilitas/ Leverage Total debt to total equity ratio 40% 29% 43% 32% Total debt to total asset ratio 29% 23% 30% 24% Rasio Aktivitas Working capital turn over 2,31x 1,80x 1,81x 1,50x Fixed asset turn over 6,56x 6,01x 7,10x 5,55x Total asset turn over 1,65x 1,39x 1,26x 1,13x Inventory turn over 15,13x 20,06x 17,20x 14,87x Rasio Profitabilitas Net profit margin 35% 32% 29% 18% Gross profit margin 35% 33% 30% 37% Return on invesment 21% 14% 13% 20% Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan organisasi. A. Kesimpulan Setelah penulis membahas penelitian dan menganalisis yang berhubungan dengan Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT Sumber Cipta Multiniaga Medan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Sumber Cipta Multiniaga Medan bila dilihat dari Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio dan Working Capital To Total asset Ratio dari tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013 mengalami fluktuasi. Namun bila dilihat secara keseluruhan rasio likuiditas PT Sumber Cipta Multiniaga Medanyang paling baik adalah di tahun 2011. 2. Rasio solvabilitas PT Sumber Cipta Multiniaga Medan bila dilihat dari Total debt to total equity ratio dan Total debt to total asset ratio untuk tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013 adalah kurang baik dimana terjadinya peningkatan. Rasio solvabilitas PT Sumber Cipta Multiniaga Medan menunjukkan bahwa semakin besar hutang perusahaan dibanding modal sendiri dan semakin besar jumlah modal pinjaman (hutang) digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibanding aktiva yang dimiliki.

3. Rasio aktivitas PT Sumber Cipta Multiniaga Medan bila dilihat dari Working capital Turn Over, Fixed Assets Turn Over, Total Assets turn Over dan Inventory Turn Over mengalami fluktuasi. Namun bila dilihat secara keseluruhan rasio aktivitas PT Sumber Cipta Multiniaga Medan yang paling baik adalah di tahun 2010. 4. Rasio profitabilitas PT Sumber Cipta Multiniaga Medan bila dilihat dari Net Profit Margin, Gross Profit Margin dan Return on Investmen mulai tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013 kurang baik dimana setiap tahunnya mengalami penurunan. B. Saran Dari kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut: 1. Setelah melakukan analisis dan evaluasi rasio keuangan dari ke empat rasio yaitu likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas, ecara umum kinerja keuangan sudah baik, namun terdapat juga kinerja keuangan yang kurang baik yaitu pada rasio solvabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat hutang yang semakin berat ditanggung perusahaan dibanding modal sendiri yang dimiliki dan jumlah modal pinjaman (hutang) yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibanding aktiva yang dimiliki setiap tahunnya meningkat. Rasio profitabilitas setiap tahunnya terus mengalami penurunan, artimya perusahaan kurang mampu menghasilkan laba dengan baik atau manajemen perusahaan tidak efektif dalam pengelolaan perusahaan. Fenomena ini memperlihatkan bahwa PT Sumber Cipta Multiniaga Medan kurang mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya sehingga sebaiknya kinerja manajemen keuangan

diperbaiki kembali agara kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya dapat dicapai dengan baik. 2. Rasio keuangan pada PT Sumber Cipta Multiniaga Medan pada tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013 banyak mengalami fluktuasi yaitu turun naik. Dimana rasio dari tahun 2010 ke tahun 2011 naik lalu turun kembali pada tahun 2012 dan naik kembali tahun 2013. Sebaiknya rasio keuangan dapat dipertahankan kenaikannya meskipun bernilai kecil karena apabila rasio keuangan yang terlihat berfluktuasi akan memperlihatkan kondisi perusahaan tidak stabil. PT Sumber Cipta Multiniaga Medan memiliki rasio-rasio keuangan yang cukup baik, untuk lebih meningkatkan lagi perusahaan harus memperbesar aktiva dan modal perusahaan dari kewajiban agar perusahaan mampu membiayai kewajiban, mengelola modal yang diinvestasikan dalam aktiva dan meningkatkan pendapatan bersih untuk memperoleh laba bersih yang baik.