BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

KUESIONER UNTUK KADER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra,

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

TINJAUAN PUSTAKA. mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah mengembangkan banyak program yang melibatkan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi. Hasil Survey

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

KUESIONER Partisipasi Masyarakat terhadap Pelayanan Posyandu Di Puskesmas A.Yani

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknologi dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

MATERI 6 PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU

MATERI PENYEGARAN KADER

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Sembiring, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,

STUDI PERKEMBANGAN POSYANDU PASCA REVITALISASI POSYANDU DI WILAYAH PUSKESMAS KENJERAN SURABAYA Oleh Pipit Festy

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT YAYASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN FREKUENSI KEHADIRAN ANAK USIA 1-3 TAHUN (BATITA) DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI ANAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

b. Tujuan Khusus Meningkatkan cakupan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013

PELAKSANAAN 5 LANGKAH KEGIATAN POSYANDU. Manjilala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan. diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

CATATAN KELUARGA CATATAN KELUARGA DARI : KRITERIA RUMAH : ANGGOTA KELOMPOK DASA WISMA : JAMBAN KELUARGA : TAHUN : SUMBER AIR :

BAB I PENDAHULUAN. suatu wadah atau tempat yang memberikan pelayanan secara cepat dan murah,

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Posyandu a. Pengertian Posyandu Menurut Nasrul Effendi 1998 via Eny (2009), kegiatan posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh dan bersama masyarakat, untuk memperbayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak balita (Karwati, 2011). b. Tujuan penyelenggaraan posyandu. Tujuan dari diselengarakan posyandu terbagi menjadi 5 macam yaitu menurut Cahyo (2010 ) adalah sebagai berikut: 1) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu hamil, melahirkan dan nifas) Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka Kematian Bayi (AKB) masih cukup tinggi, meskipun dari tahun ketahun sudah dapat diturunkan. 10

11 2) Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera. 3) Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk usaha kesehatan masyarakat. 4) Membudayakan (Norma Keluarag Kecil Bahagia Sejahtera) NKKBS. 5) Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera. c. Manfaat Posyandu Beberapa manfaat posyandu menurut Ratna (2011) dibagi menjadi dua yaitu : 1) Bagi masyarakat a) Pertumbuhan anak balita terpadu sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk. b) Bayi dan balita mendapatkan Vitamin A. c) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi ibu dan balita. d) Ibu hamil akan terpadu berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah serta inumisasi Tetanus Toksoi (TT). e) Bayi memperoleh imunisasi lengkap.

12 f) Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak balita. g) Memproleh penyuluhan kesehatan yang terkait tentang kesehatan ibu dan anak. h) Apabila terdapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas. 2) Bagi kader a) Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita dan kesehatan ibu. b) Mendapatkan berbagai macam informasi kesehatan lebih dahulu dan lengkap. c) Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu. d) Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan. d. Fungsi Posyandu Fungsi posyandu dibagi menjadi tiga menurut Niken (2009) yaitu sebagai berikut: 1) Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama.

13 2) Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan 3) penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). e. Sasaran posyandu Sasaran posyandu terbagi menjadi empat yaitu menurut Ratna (2011) adalah sebagai berikut: 1) Bayi atau balita 2) Ibu hamil dan ibu menyusui 3) Wanita usia subur (WUS) dan pasangan usia subur (PUS) 4) Pengasuh anak f. Kegiatan posyandu Kegiatan posyandu dibagi menjadi dua menurut yaitu sebagai berikut: 1) Lima kegiatan posyandu (panca krida posyandu) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) a) Keluarga Berencana (KB) b) Imunisasi c) Gizi d) Penanggulangan diare. 2) Tujuh kegiatan posyandu (sapta krida posyandu) a) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) b) Keluarga Berencana (KB)

14 c) Imunisasi d) Peningkatan Gizi e) Penanggulangan Diare f) Sanitasi Dasar g) Penyediaan Obat Essensial h) Pembentukan Posyandu (Eny, 2009). g. Sistem Lima Meja Menurut Niken (2009), Sistem yang digunakan pada pelaksanaan posyandu biasanya menggunakan sistem lima meja yang meliputi: 1) Meja 1 a) Pendaftaran b) Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu meneteki, pasangan usia subur. 2) Meja 2 Penimbangan berat badan. 3) Meja 3 Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat) berdasarkan hasil penimbangan berat badan 4) Meja 4 a) Diketahui berat badan anak yang naik atau tidak, ibu hamil dengan resiko tinggi, pasangan usia subur yang belum mendapatkan aseptor KB (Keluarga Berencana)

15 b) Penyuluhan kesehatan c) Pelayanan pemberian makanan tambahan, oralit, Vitamin A, tablet zat besi, kondom, pil KB untuk kunjungan ulang. 5) Meja 5 a) Pemberian imunisasi b) Pemeriksaan kehamilan c) Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan d) Pelayanan KB IUD/Suntik h. Jenjang Posyandu Cahyo (2010), mengatakan jenjang posyandu dibagi menjadi empat kelompok, yaitu sebagai berikut: 1) Posyandu Pratama (warna merah) Posyandu pratama memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Kegiatan belum mantap b) Kegiatan belum rutin c) Jumlah kader terbatas 2) Posyandu Madya (warna kuning) Posyandu madya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Kegiatan lebih teratur b) Jumlah kader 5 (lima) orang 3) Posyandu purnama (warna hijau) Posyandu purnama memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Kegiatan sudah teratur

16 b) Cakupan program atau kegiatan baik c) Jumlah kader 5 (lima) orang d) Mempunyai program tambahan 4) Posyandu mandiri (warna biru) Posyandu mandiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Kegiatan secara teratur dan mantap b) Cakupan program dan kegiatan baik c) Memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap. 2. Balita a. Pengertian balita Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih populer dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006). Menurut Sutomo B dan Anggraeni DY, Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas.

17 3. Kunjungan balita a. Pengertian kunjungan Kunjungan adalah hal atau perbuatan berkunjung ke suatu tempat. Kunjungan balita ke posyandu adalah datangnya balita ke posyandu untuk mendapaatkan pelayanan kesehatan misalnya penimbangan, imunisasi, penyuluhan gizi, dan lain sebagainya. Kunjungan balita ke posyandu yang paling baik adalah teratur setiap bulan atau 12 kali pertahun. Untuk ini kunjungan balita diberi batasan 8 kali pertahun. Posyandu yang frekuensi penimbang atau kunjungan balitanya kurang dari 8 kali pertahun dianggap masih rawan. Sedangkan bila frekuensi penimbangan sudah 8 kali atau lebih dalam kurun waktu satu tahun dianggap sudah cukup baik, tetapi frekunsi penimbangan tergantung dari jenis posyandunyan (profil kesehatan tahun 2007). 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan balita ke posyandu. Berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan balita ke posyandu dalam Teori Lawrence Green (1980) : a. Faktor predisposisi 1) Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setalah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu

18 objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri (Notoatmodjo, 2010) a) Tingkat pengetahuan Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan yang tercakup dalam domain mempunyai 6 tingkatan yaitu : (1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat semua materi yang telah di pelajari sebelumnya. (2) Memahami (comprehension) Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. (3) Aplikasi (aplicatiozzn) Aplikasi diartikan suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. (4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek ke dalam komponenkomponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain.

19 (5) Sintesis Sisntesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada. (6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. b) Kriteria tingkat pengetahuan Menurut Arikunto (2006) yang dikutip oleh Wawan dan Dewi (2010) pengetahuan seseorang dapat diketahuai dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu : (1) Baik : Hasil presentase 76% - 100% (2) Cukup : Hasil presentase 56% - 75% (3) Kurang : Hasil presentase < 56% 2) Sikap. Berdasarkan Notoatmodjo (2005), sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baiktidak baik, dan sebagainya).

20 Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya (Wahit, 2011). Kriteria pengukuran sikap (azwar, 2009) a) Sikap positif (mendukung) jika skor yang diperoleh responden dari kuesioner 50%. b) Sikap negatif (tidak mendukung) jika skor yang diperoleh responden dari kuesioner 50%. b. Faktor penguat. 1) Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang (Tirtarahardja, 2008). Menurut Wawan dan Dewi (2010), pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorng terhadap perkembangan orng lain menuju cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselarasan dan kehadiran. Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. a) Tingkat pendidikan Menurut UU RI No. 20 tahun 2003, ditinjau dari sudut tingkatannya, jalur pendidikan sekolah terdiri dari :

21 (1) Pendidikan dasar Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah Tsanawiyah (MTs) dan bentuk lain yang sederajat (Depdiknas, 2003). (2) Pendidikan menengah Pendidikan menengah meliputi : sekolah menengah umum (SMU) dan kejuruan serta madrasah aliyah (Depdiknas, 2003) (3) Pendidikan tinggi Pendidikan tinggi meliputi: akademi, istitut, sekolah tinggi dan universitas (Depdiknas, 2003) 2) Status Sosial ekonomi Menurut Rianto (2005), suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu di dalam struktur sosial masyarakat, pemberian posisi ini disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status. Keadaan ekonomi adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudahdijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap

22 terhadap megeluarkan lawan menabuang (Nugroho, 2010) Keputusan Gubenur Jawa Tengah nomor 560/60 tahun 2013 tentang upah minimum pada 35 (tiga puluh lima) Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Tengah tahun 2014 yaitu sebesar Rp 1.423.500,- 3) Umur Menurut Nuswantari (1998), istilah usia diartikan dengan lamanya keberadaan seseorng diukur dalam satuan waktu di pandang dari segi kronologik, individu normal yang memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama. Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan-penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur (Notoatmodjo, 2007). Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu remaja(12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun) dan dewasa tengah (35-60 tahun) (Deswita, 2006) 4) Pekerjaan Menurut Panji Anoraga (2009:11-15) kerja adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang dibutuhkan oleh manusia, sesuai kategori dari individu diri sendiri. Kategori yang pertama adalah untuk mencari nafkah dan kategori yang kedua

23 adalah sebagai motivasi untuk mencapai suatu tujuan (nonmateriil). Pengertian kerja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kegiatan melakukan sesuatu yang diperbuat hanya untuk (makan, minum, mencari nafkah, dan mata pencaharian). Sedangkan praktik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cara melaksanakan secara nyata sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam teori (latihan kerja, belajar). a) Jenis jenis pekerjaan Jenis-jenis pekerjaan antara lain: (Rahmawati 2008) (1) Survice occupation Termaksud di dalamnya adalah semua jenis pekerjaan yang mengutamakan pelayanan. Contoh pelayan toko, pelayan dirumah makan, pramugari dan bagian keamanan. (2) Professional Dalam kelompok ini, pendidikan tertentu setelah SMA sangat diperlukan. Pendidikan yang dimaksud disini sangatlah mendukung pekerjaan seseorang pada masa yang akan datang. Misalnya jika ingin menjadi guru, harus kuliah di perguruan tinggi atau yang setara dengannya. Contoh pekerjaan ini adalah dokter, perawat, dan arsitek.

24 (3) Menagement position Termasuk kelompok ini adalah mereka yang bergerak dalam bidang pengelolaan. Misalnya meneger, direktur dan supervisior. (4) Office work Pekerjaan-pekerjaan dalam kelompok ini umumnya tidak memerlukan sekolah khusus, tetapi hanya jenis kursus singkat. Contohnya receptionis, customer service officel, namun ada juga perusahan yang meninta karyawannya agar semua karyawannya didalam kelompok ini minimal memiliki ijazah D III

25 B. Kerangka teori FAKTOR PREDISPOSISI (pengetahuan, sikap, umur, status sosial ekonomi, pendidikan, pekerjaan, norma) FAKTOR PEMUNGKIN (ketersediaan sumberdaya kesehatan, ketrjangkauan sumber daya kesehatan, prioritas dan komitmen masyarakat/pemerintah terhadap kesehatan, keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan) Perilaku FAKTOR PENGUAT (Tenaga kesehatan, Tokoh masyarakat) Perubahan negatif Perubahan positif Tidak melakukan kunjungan posyandu Melakukan kunjugan posyandu Bagan 2.1 Kerangka Teori Sumber : Teori Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003) di modifikasi

26 C. Kerangka konsep Variabel bebas Variabel terikat Umur Pendidikan pekerjaan Pengetahuan Status sosial ekonomi Sikap Kunjungan balita ke posyandu Bagan 2.2 Kerangka Konsep D. Hipotesis 1. Ada hubungan atara karaateristik (umur, pekerjaan, sosial ekonomi, dan pendidikan) dengan jumlah kunjungan balita ke posyandu. 2. Ada hubungan atara pengetahuan dengan jumlah kunjungan balita ke posyandu. 3. Ada hubungan antara sikap dengan jumlaah kunjanga balita ke posyandu.