BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan berbagai indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi. maupun tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. sebagai khalifah Allah di dunia. Manusia dalam menjalankan kehidupan

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang bervariasi, mendorong setiap daerah Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan penggunaan waktu (Boediono, 1999). pada intinya PDB merupakan nilai moneter dari seluruh produksi barang jadi

BAB I PENDAHULUAN. pembelanjaan. Pengeluaran-pengeluaran untuk membiayai administrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 4 Desember 2013 PERANAN EKSPOR DALAM PEREKONOMIAN RIAU. Nursiah Chalid

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkat yang disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan ekonomi yaitu, peningkatan ketersediaan serta

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

BAB I PENDAHULUAN. GDP baik secara keseluruhan maupun per kapita. Tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah bertujuan dalam peningkatan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami kenaikan dalam jumlah maupun kualitas barang dan jasa

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, meratakan pendapatan dan meningkatkan hubungan antara daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dilakukan bertujuan untuk mengentaskan pengangguran dan

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. angka pengangguran dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh rumahtangga atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Hal ini di Indonesia yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Akan tetapi masih banyak ditemui penduduk yang tidak

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

ANALISIS KONTRIBUTOR UTAMA PENENTU PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH PERKOTAAN DI ACEH Muhammad Hafit 1, Cut Zakia Rizki 2* Abstract.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional mempunyai dampak atas pembangunan daerah, Negara kesatuan, dimana rencana-rencana pembangunan meliputi rencana

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah itu sendiri maupun pemerintah pusat. Setiap Negara akan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya pembangunan nasional di negara-negara berkembang. difokuskan pada pembangunan ekonomi dalam rangka upaya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ALAT ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil. Definisi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah suatu negara yang mempunyai latar belakang perbedaan antar

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan daerah adalah meningkatkan. pertumbuhan sektor ekonomi, dengan pendapatan sektor ekonomi yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. antar daerah dan struktur perekonomian yang seimbang (Sukirno, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional secara keseluruhan dengan tujuan akhir untuk. daerah, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi beorientasi pada

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam merencanakan dan mengelola pembangunan daerahnya sesuai dengan potensi dan kemampuan daerah itu sendiri. Dalam rangka evaluasi dan proses penyusunan perencanaan dibutuhkan berbagai indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi dan kemajuan pembangunan daerah. Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi suatu daerah dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Berdasarkan indikator ini kita akan memperoleh gambaran tingkat pertumbuhan ekonomi maupun tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah. Berdasarkan data Statistik (Badan Pusat Statistik Provinsi Riau), setiap tahunnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mengalami perubahan. 1

2 Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor lapangan usaha yang berada di Provinsi Riau mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada dasarnya semua lapangan usaha yang berada di Provinsi Riau berperan dalam meningkatkan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), namun dari keseluruhan lapangan usaha itu, ada beberapa lapangan usaha yang memang mempunyai peranan atau pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan perekonomian di Provinsi Riau yang ditunjukkan lewat besarnya angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di masingmasing sektor lapangan usaha. Berikut ini dapat dilihat perkembangan PDRB Provinsi Riau dari tahun 2004-2015: Tabel 1.1 Data Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Harga Konstan 2000 Termasuk Minyak dan Gas Provinsi Provinsi Riau 2004-2015 Tahun PDRB (Juta Rupiah) 2004 75.216.719,49 2005 79.287.586,75 2006 83.370.867,24 2007 86.213.259,46 2008 91.085.381,81 2009 93.768.236,59 2010 97.735.598,51 2011 102.665.963,65 2012 106.308.727,37 2013 108.945.183,81 2014 111.886.703,77 2015 112.132.854,52 Sumber: BPS, Riau dalam angka 2004-2015

3 Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam. oleh karena itu, Provinsi Riau berpotensi dalam mengembangkan aktivitas perekonomiannya, terutama dalam investasi karena begitu banyak potensi sumber daya alam yang dapat dikelola oleh masyarakat Provinsi Riau guna menunjang peningkatan pendapatan perekonomian daerahnya melalui kegiatan investasi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Salah satu faktor tersebut adalah investasi. Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran modal untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinan perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa. 1 Investasi sangat berpengaruh terhadap perekonomian suatu daerah. Perekonomian tidak akan bisa berjalan dengan baik jika hanya mengandalkan sumber daya alam saja, tanpa adanya dukungan investasi yang memadai. Berikut ini adalah perkembangan investasi yang ditanamkan di provinsi Riau dari tahun 2004-2015: 1 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 366

4 Tabel 1.2 Perkembangan Investasi PMDN dan PMA Provinsi Riau Tahun 2004-2015 Tahun PMDN PMA (Juta Rupiah) (Ribuan US$) 2004 3.469.422 211.785 2005 4.579.533 179.701 2006 20.898.174 1.839.418 2007 1.385.365 3.592.272 2008 3.700.400 471.700 2009 1.830.400 425.400 2010 7.098.301 26.268 2011 3.485.452 342.396 2012 5.450.432 1.152.856 2013 4.874.269 1.304.946 2014 7.707.546 1.353.760 2015 9.943.040 653.390 Sumber : BPS, Riau Dalam Angka Berdasarkan tabel 1.2 nilai investasi yang ditanamkan di Provinsi Riau selama periode 2004-2015 mengalami perubahan berfluktuasi. Di mana pada tahun 2004 investasi PMDN tercatat sebesar Rp 3.469.422 juta. Kemudian naik pada tahun 2005 sebesar Rp 4.579.533 juta. Kemudian meningkat lagi pada tahun 2006 sebesar Rp 20.898.174 juta karena pada tahun 2006 industri kertas dan industri kimia di Provinsi Riau meningkat drastis dari tahun sebelumnya. Kemudian turun pada tahun 2007 sebesar Rp 1.385.365 juta. Kemudian naik lagi pada tahun 2008 sebesar Rp 3.700.400 juta. Kemudian turun lagi tahun 2009 sebesar Rp 1.830.400 juta. Kemudian kembali naik pada tahun 2010 menjadi Rp 7.098.301 juta. Kemudian naik lagi pada tahun 2011 menjadi Rp 3.495.452 juta. Kemudian kembali naik pada tahun 2012 menjadi Rp 5.450.432 juta. Kemudian terus mengalami penurunan hingga tahun 2013 menjadi Rp 4.874.269 juta. Kemudian pada tahun 2014 naik

5 kembali menjadi Rp 7.707.546 juta. Kemudian pada tahun 2015 naik menjadi Rp 9.943.040 juta. 2 Selanjutnya, nilai investasi PMA yang ditanamkan di Provinsi Riau selama periode 2004-2013 juga mengalami fluktuasi. Di mana pada tahun 2004 investasi PMA tercatat sebesar 211.782 US$. Kemudian turun pada tahun 2005 menjadi 179.701 US$. Kemudian naik pada tahun 2006 menjadi 1.839.418 US$ karena pada tahun ini industri makanan, kertas, dan kimia meningkat dari tahun sebelumnya. Kemudian naik pada tahun 2007 menjadi 3.592.272 US$. Kemudian turun tahun 2008 menjadi 471.700 US$ karena indusrti kertas, kimia dan makanan tidak ada investasi. Kemudian kembali turun pada tahun 2009 menjadi 425.400 US$. Kemudian turun drastis pada tahun 2010 menjadi 26.268 US$. Selanjutnya, PMA terus naik hingga tahun 2014 menjadi 1.353.760 US$. Kemudian turun kembali pada tahun 2015 menjadi 653.390 US$. Dari tabel 1.3 dapat dilihat bahwa nilai investasi di Riau baik itu PMDN maupun PMA tidak stabil karana selalu mengalami kenaikan dan penurunan. 3 Faktor yang mempengaruhi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) lainnya adalah tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang digunakan dalam proses peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dengan jumlah penduduk yang cukup besar dan di ikuti dengan tingkat pendidikan yang tinggi serta memiliki skill yang bagus akan mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi, karena dari jumlah pertumbuhan usia produktif yang 2 BPS Provinsi Riau 3 Ibid

6 besar akan mampu meningkatkan jumlah angkatan kerja yang tersedia dan pada akhirnya akan mampu meningkatkan produksi output disuatu daerah. 2015: Berikut ini adalah tabel tenaga kerja di provinsi Riau dari tahun 2004- Tabel 1.3 Data Tenaga Kerja Provinsi Riau Tahun 2004-2015 Tahun Tenaga Kerja (Jiwa) 2004 3.399.303 2005 3.611.218 2006 3.761.391 2007 3.470.200 2008 3.549.437 2009 3.628.623 2010 3.802.609 2011 3.876.288 2012 4.023.265 2013 4.180.611 2014 4.239.743 2015 4.363.301 Sumber : Badan Pusat Statistik Riau Sedangkan perkembangan tenaga kerja berfluktuatif dari tahun 2004 sampai tahun 2006 naik, kemudian tahun 2007 turun, dan naik sampai tahun 2015. Artinya apabila investasi PMA PMDN dan tenaga kerja naik maka PDRB provinsi Riau juga naik dan apabila investasi PMA PMDN dan tenaga kerja turun maka PDRB provinsi Riau juga akan turun. Berdasarkan data yang telah dikemukakan di atas terdapat kesenjangan antara kedua variabel yang mempengaruhi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), di mana invesatasi dalam bentuk PMDN dan investasi dalam

7 bentuk PMA cendrung berfluktuasi dari tahun 2004-2015 serta Pengeluaran Pemerintah terus meningkat dari tahun 2004-2015, sedangkan tenaga kerja terus mengalami fluktuasi dari tahun 2004-2015, dan pada tahun 2015 mengalami penurunan. Untuk itu, perlu kiranya dilihat sejauh mana investasi PMA dan PMDN dan tenaga kerja mempengaruhi Pendapatan Regional Domestik Bruto (PDRB). Banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi PDRB di suatu daerah, bertitik tolak dari fenomena yang telah dikemukakan di atas tadi penulis tertarik menganalisa hubungan antara investasi PMA dan PMDN dan tenaga kerja dengan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) di provinsi Riau, yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul Pengaruh Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Riau. B. Perumusan Masalah Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi PDRB di Riau. Di antaranya yaitu investasi PMA, PMDN serta tenaga kerja yang akan diteliti pada tulisan ini. Faktor-fakktor tersebut dapat diberdayakan semaksimal mungkin untuk usaha meningkatkan PDRB di Riau. Mengingat begitu pentingnya peningkatan PDRB, berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan sebagai berikut:

8 1. Berapa besar pengaruh investasi PMA terhadap PDRB di Riau. 2. Berapa besar pengaruh investasi PMDN terhadap PDRB di Riau. 3. Berapa besar pengaruh tenaga kerja terhadap PDRB di Riau. 4. Berapa besar pengaruh investasi PMA maupun PMDN serta Tenaga Kerja secara bersama-sama terhadap PDRB di Riau. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah di kemukakan di atas, adapun tujuan dari penelitian ini, antara lain: 1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh investasi PMA terhadap PDRB di Riau. 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh investasi PMDN terhadap PDRB di Riau. 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Tenaga Kerja terhadapat PDRB di Riau. 4. Untuk mengetahui sejauh mana investasi PMA dan PMDN serta Tenaga Kerja secara bersama-sama mempengaruhi PDRB di Riau. D. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan berbagai kalangan umumnya. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain:

9 1. Sebagai bahan studi atau bahan bacaan bagi mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, khususnya jurusan Ekonomi Islam IAIN Imam Bonjol Padang. 2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam hal melihat sejuah mana pengaruh investasi PMDN dan PMA, serta Tenaga Kerja terhadap PDRB di Riau. 3. Sebagai proses pembelajaran dan menambah wawasan bagi penulis dalam hal menganalisa dan berfikir. 4. Sebagai informasi dan bahan masukan untuk pemerintah, khususnya pemerintah provinsi Riau dalam melihat pengaruh investasi PMDN dan PMA, serta Tenaga Kerja terhadap PDRB di Riau. E. Ruang Lingkup Penelitian Untuk lebih terarahnya pembahasan dan agar tercapai sasaran yang hendak dituju, maka ruang lingkup pembahasan perlu ditetapkan. Sehingga dalam penulisan ini penulis akan memberi batasan data yang akan digunakan adalah data sekunder berupa time series mulai dari tahun 2004 sampai 2015. PDRB yang terdapat di Riau menjadi variabel terikat, sedangkan investasi PMA, PMDN serta Tenaga Kerja Riau menjadi variabel bebas. F. Sistematika penulisan Dalam pembahasan skripsi ini penulis membaginya dalam beberapa bab dengan uraian sebagai berikut:

10 BAB I : PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai pendahuluan, yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Merupakan landasan teori dengan mengemukakan kerangka teori melalui tinjauan pustaka, yang menjelaskan tentang investasi, dan jumlah penduduk dalam hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian dengan mengemukakan data dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini, serta metodologi yang digunakan untuk mengolah data tersebut. BAB IV : HASIL PENELITIAN Merupakan pembahasan inti dari permasalahan dalam skripsi ini yang berisikan hasil penelitian dari data yang diperoleh. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan bab penutup yang mengemukakan kesimpulan yang diambil dari hasil analisis penelitian dan saran-saran. Ini merupakan akhir pembuatan skripsi yang sudah merangkum permasalahan yang diangkat.