PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KERUSAKAN PISAU POTONG MESIN GAP SHEAR DI PT. INKA NAMA : M. RIMANU NRP :

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI


BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

MESIN BOR. Gambar Chamfer

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

Palu Besi. Rivet 3. Penggaris Busur 4.

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. kerja. Identifikasi ini berupa gambar kerja dari perancang yang ditujukan kepada

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING. Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MEMAHAT) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN 3.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN ALAT PENGEPRES GERAM SAMPAH MESIN PERKAKAS

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

TUGAS TEKNIK PERAWATAN MESIN MAKALAH MESIN BUBUT, SEKRAP DAN FRAIS

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Keselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

Tuas pemindah. Panduan Dealer JALANAN MTB. RAPIDFIRE Plus ST-M4000 ST-M4050 ST-T4000 ST-T3000 ST-M370. Tiagra ST-4600 ST-4603 SORA ST-3500 ST-3503

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin

BAB V MESIN MILLING DAN DRILLING

BAB 3 METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

a. Macam-macam palu yang kita jumpai : - Palu pena kepala bulat - Palu pena kepala lurus atau silang - Palu keling

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan

MODUL 10 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGETAP DAN MENYENAI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MESIN PENGGORENG VAKUM (VACUUM FRYER)

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT

Pemindah Gigi Belakang

PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

SOAL TES. Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemindah Gigi Belakang JALANAN

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL

DM-ST (Bahasa Indonesia) Panduan Dealer. Tuas kontrol ganda ST-9001 ST-9000 ST-6800 ST-5800 ST-4700 ST-4703

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN

Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

Toleransi& Implementasinya

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

Bersihkan Socket. Pengetesan Socket

BAB III PEMBAHASAN. Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu

Persiapan Kerja Bubut

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PEMBAHASAN A. Konstruksi Gunting Pemotong Plat Mesin pemotong plat mempunyai beberapa jenis, manual dengan menggunakan tuas maupun dengan tenaga hidrolis (gambar 1.1), pada mesin pemotong plat hidrolis mempunyai beberapa bagian penting, yaitu pisau potong, meja kerja, hidrolis, sistem kelistrikan dan saklar pengoperasian. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis Gunting di bawah ini termasuk gunting tuas tangan, akan tetapi lebih banyak digunakan untuk memotong besi beton profil bundar, karena bentuk pisaunya melengkung, tidak lurus sehingga mampu untuk memotong benda kerja yang tebal seperti plat eyser batangan ataupun besi beton profil bundar. Digerakkan dengan tuas yang panjang agar gaya tekan dan pembebanan menjadi lebih besar. (Gambar 1.2)

Gambar 1.2 Alat Pemotong Besi Beton Gunting tuas tangan (gambar 1.3) termasuk juga dari jenis gunting lembaran, gunting tuas tangan mempunyai beberapa bagian utama, antara kain: 1). Mata potong atas, 2) mata potong bawah, 3) penahan bawah, 4) gunting profil bundar dan 5) pengaman. Kekuatan dari gunting tuas tangan terbatas, untuk memotong plat yang tebal lebih baik gunakan gunting plat yang lebih besar. Gambar 1.3 Gunting tuas tangan

B. Prinsip Kerja Mesin Pemotong Alat Gambar 1.4 Prinsip kerja pemotong alat Gambar 1.4 menunjukkan proses yang terjadi pada saat pengguntingan, benda kerja diberi beban geser diantara dua penyayat atau mata potong yang saling menggeser sehingga melampaui kekuatan gesernya dengan cara demikian benda kerja dapat terpotong. Benda dapat terpotong karena tekanan sayat yang terjadi pada penakikan, proses penyayatan pemotongan dan yang pemutusan berturut-turut benda kerja. yaitu: Akibat pemampatan bahan pada pemotongan benda kerja, garis kerja gaya beralih dari tepi penyayat atau dari lokasi pemotongan ke wilayah penekanan (sumbu mata potong). Gaya F menekan benda kerja tidak bekerja pada satu garis, oleh karenanya perlu diimbangi dengan tekanan dari gaya Q agar benda kerja tidak terpuntir Kekuatan mesin pemotong plat dengan tenaga menggunakan hidrolis maupun manual tergantung pada kemiringan pisau atau mata potong (sudut kemiringannya antara 3.5o sampai 14o). Gambar 1.5 celah antara mata potong

Gambar 1.5 adalah gambar kehampaan pisau atau jarak kelonggaran penyayat. Gambar kiri adalah kelonggaran yang benar, sedangkan gambar tengah salah, pada hasil pemotongan terdapat duri di bagian tepi. Sedangkan gambar kanan terlalu longgar, sehingga benda kerja terseret diantara mata potong. C. Prosedur Pengoprasian Mesin Pemotong Plat 1. Pengecekan Pengecekan perlu dilakukan sebelum penggunaan mesin pemotong plat untuk kelancaran pekerjaan dan diharapkan hasil pekerjaan sesuai dengan gambar kerja yang diperintahkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan mesin pemotong plat adalah pengecekan mata potong (pisau), pengecekan kesejajaran, pengecekan bagian-bagian yang bergerak, dan penngecekan hidrolis (pada mesin pemotong plat hidrolik). Melakukan pengecekan saat akan menggunakan mesin pemotong plat harus dilakukan, baik yang meng-gunakan sistem hidrolik maupun manual. Kebersihan meja sangat perlu diperhatikan karena kotoran bisa sangat mengganggu dalam proses pemotongan (1.6) Gambar 1.6 Pengecekan pada benda kerja Pengecekan komponen lain yang perlu dilakukan pada bagian hidroliknya. Karena bagian ini adalah bagian yang paling penting pada mesin pemotong plat yang menggunakan sistem hidrolik,

perhatikan juga seal hidrolik, untuk menganti-sipasi kebocoran yang dapat menyebabkan terganggunya gerakan pemotongan (Gambar 1.7) Gambar 1.7 Mengecek gerakan dari hidrolik Bagian stopper (pembatas) mempunyai mistar ukuran. Bagian ini penting diperhatikan karena mempengaruhi hasil pemotongan, yang dapat menyebabkan tidak siku jika terjadi kesalahan. Perhatikan juga komponen-komponen yang ada pada bagian tersebut, seperti handle pemutarnya dan pada batang ukurannya perlu diberi pelumas agar gerakan dari stopper lancar. (Gambar 1.8) Gambar 1.8 Mengecek ukuran pada stopper

Bagian kelistrikan adalah bagian yang sangat penting pada mesin yang menggunakan listrik dalam pengoperasiannya. Bagian- bagian yang perlu dicek adalah saklar, sambungan- sambungan kabel dan jalur-jalur yang ada pada NCB, agar tidak terjadi korsleting pada saat penyalaan mesin. (Gambar 1.9). Saklar dan NCB yang rusak segera diganti dengan yang baru. Gambar 1.9 Bagian kelistrikan Pada alat pemotong besi beton dan plat eyser perlu diadakan pengecekan pada bagian gigi tuas, yang berfungsi untuk menggerakkan pisau. Mata pisau juga perlu diperiksa apakah ada benda yang mengganjal yang nantinya bisa mengganggu proses pemotongan. (2.0) Gambar 2.0 Memeriksa pisau dan roda gigi

2. Penyetelan Tabel pengaturan jarak mata potong Tabel diatas adalah tabel pengaturan kelonggaran pisau atau Clearance antar mata potong pada mesin pemotong plat. Tabel di atas berlaku untuk pemotong plat yang menggunakan sistem hidrolis maupun manual. Seperti terbaca pada tabel jarak antar mata potong, dengan pengaturan jarak yang benar hasil pemotongan akan sesuai dengan yang diharapkan, dan tidak terjadi cacat atau kerusakan pada benda kerja. Jarak antar mata potong selalu lebih kecil dari ketebalan plat yang dipotong, agar plat atau benda kerja tidak terselip diantara mata potong, seperti terlihat pada Gambar 1.5 3. Pengoprasian Stopper disetting dahulu untuk menentukan berapa panjang benda kerja yang akan dipotong, ukuran dapat dilihat pada mistar ukuran dan pengunci yang ada pada bagian belakang mesin (Gambar 2.1) Gambar 2.1 Penyettingan stopper Mesin dinyalakan dengan indikator lampu warna hijau pada bagian box (kotak) kelistrikan menyala. Setelah sebelumnya memutar saklar utama yang terdapat disamping kotak (box) kelistrikan. (Gambar 2.2)

Gambar 2.2 Menyalakan mesin Masukkan benda kerja diantara pisau, sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan, baik dengan menggunakan stopper maupun benda kerja yang sudah diberi ukuran dengan meng- gunakan garis atau goresan. (Gambar 2.3) Gambar 2.3 Memasang benda kerja Setelah posisi garis pada tepat pada tepi gunting atau tepat dibawah bayangan mata potong atas, maka mesin siap dijalankan untuk memotong benda kerja. Mesin dijalankan dengan mengin jak saklar injak mesin yang berfungsi seperti tombol ON-OFF (Gambar 2.4) Gambar 2.4 Langkah Pemotongan

Pada alat pemotong plat bertuas dengan sistem manual, benda kerja yang sudah digambar dengan menggunakan penggores diletakkan pada alat, posisikan tepat pada garis perpotongan mata gunting (Gambar 2.5) Gambar 2.5 Memasang benda kerja Setelah benda kerja diletak- kan pada posisi pemotongan yang diinginkan, maka tarik tuas berlahan agar benda kerja dapat terpotong dengan baik, tanpa adanya cacat atau kerusakan. Tebal benda kerja juga dapat mempengaruhi hasil pemotongan, benda kerja yang terlalu tipis dan terlalu tebal akan lebih sulit dipotong (Gambar 2.6) Gambar 2.6 Memotong benda kerja Benda kerja diletakkan pada celah pemotongan, bagian yang akan dipotong ditandai dengan garis, tepatkan pada mata gunting. Berilah penyangga bila benda kerja yang akan dipotong panmgerjang. Agar hasil pemotongan baik dan tidak menimbulkan duri pada ujung benda kerja. (Gambar 2.7)

Gambar 2.7 Memasang benda Tarik tuas untuk memotong, benda kerja diusahakan diam, agar tidak terjadi kesalahan. Pada saat pemotongan jangan melakukan dengan hentakan, tapi pelan dengan tekanan yang besar. Berhatihati, sisa potongan yang kecil dapat terlempar jika dipotong dengan hentakan. (Gambar 2.8) Gambar 2.8 Memotong Pengaturan posisi stopper pada alat pemotong plat sistem manual sama halnya seperti pengaturan stopper pada mesin pemotong plat yang menggunakan sistem hidrolik, yaitu dengan memutar baut pengunci untuk mengendurkan batang ukuran pada stopper. Gambar 2.9)

Gambar 2.9 Menyetting posisi stoper Setelah posisi stopper ditentukan, benda kerja yang akan dipotong disisipkan diantara mata gunting, posisikan hingga mentok agar ukuran yang dikehendaki bisa didapatkan. Atau dengan cara menggambar dahulu pada benda kerja, langkah yang dilakukan sama seperti pada pemotongan menggunakan mesin pemotong plat sistem hidrolik (Gambar 3.0) Gambar 3.0 Memasang benda kerja Setelah benda kerja tepat posisinya, sesuai garis yang akan dipotong. Kemudian tekan atau injak tuas kaki, setelah pisau menyentuh benda kerja hentakkan penekanan, agar benda kerja posisinya tetap, tidak berubah dan tidak mengakibatkan kerusakan pada benda kerja (Gambar 3.1)

Gambar 3.1 Memotong benda kerja Pada mesin pemotong plat hidrolis, setelah selesai digunakan mesin dimatikan kembali dengan memutar saklar (tombol) yang terdapat pada bagian samping kotak kelistrikan ke posisi Off, setelah menekan tombol stop yang berwarna merah yang ada di kotak kelistrikan (Gambar 3.2) Gambar 3.2 Mematikan mesin D. Pemeliharaan Gunting Pemotong Plat 1. Preventive Maintenance Pemeliharaan meja dilakukan dengan membersihkan dan mengolesinya dengan pelumas, agar meja tidak terkena korosi (gambar 3.3). Juga agar sisa potongan-potongan plat tidak tertinggal, karena bisa mengganjal ketika pemotongan berikutnya dan dapat menyebabkan kesalahan.

Gambar 3.3 Membersihkan meja Pelumasan dilakukan pada bagian-baigan yang bergerak dan bagian-bagian yang bergesekan seperti mistar ukuran pada stopper, untuk melancarkan gerakan stopper pada saat penyettingan ukuran dan melindungi dari korosi, karena terlapis oleh minyak. (Gambar 3.4) Gambar 3.4 Melumasi bagian bergerak Pada bagian yang digunakan untuk memotong (mata gunting), perlu dilkaukan pembersihan setelah digunakan, agar tidak ada kotoran yang nantinya bisa mengganjal dan mengganggu pekerjaan berikutnya sehingga bisa merusak benda kerja. (Gambar 3.5).

Gambar 3.5 Membersihkan mata potong Bagian poros tuas penarik juga perlu bergerak dengan lancar dan ringan, dilumasi sehingga agar pada dapat saat pengoperasian tidak memerlukan tenaga yang cukup besar dalam menariknya. (Gambar 3.6). Gambar 3.6 melumasi bagian bergerak Pada mesin pemotong plat strip ini daerah mata potongnya sering kotor, karena bekas potongan-potongan kecil dari benda kerja, dikhawatirkan jika tidak dibersihkan akan mengganjal, jadi setelah pemakaian harus dibersihkan kembali. (Gambar 3.7).

Gambar 3.7 Membersihkan sisa pekerjaan pada gunting plat Bagian roda gigi pada tuas yang maenghubungkan tuas dengan mata potong juga perlu dilumasi dengan menggunakan grease, karena bagian ini adalah salah satu bagian yang bergesekan, bagian ini mudah rusak jika tidak diberi pelumasan secara teratur. (Gambar 3.8). Pelumasan bisa menggunakan pompa grease atau dioleskan dengan tangan. Gambar 3.8 Memberi gemuk/grease pada roda gigi Pada mesin potong plat manual bagian tuas kaki yang digunakan untuk menekan mata potong, juga perlu dilumasi dengan minyak oli agar dapat bergerak dengan lancar, sehingga tidak terlalu berat ketika melakukan pemotongan dan tidak mudah terkena korosi. (Gambar 3.9)

Gambar 3.9 melumasi poros tuas kaki Bagian yang bergesekan pada mesin pemotong plat manual adalah rel dari mata potong, yang terletak pada bagian belakang mesin, bagian ini perlu dilumasi agar tidak terjadi korosi dan dapat bergerak dengan lancar saat pemotongan. (Gambar 4.0) Gambar 4.0 melumasi bagian bergerak Hal penting lain yang tidak boleh dilupakan adalah penyiapan komponen pengganti, atau sparepart cadangan, karena sewaktuwaktu bisa terjadi kerusakan pada komponen-kopmonen yang mudah rusak, oleh karena itu penyediaan komponen cadangan mutlak dilakukan agar ketika terjadi kerusakan pada salah satu komponen, bisa segera digantikan dengan yang baru agar proses produksi tidak terhenti.

2. Komponen Yang Sering Rusak dan Memperbaikinya Komponen yang paling sering mengalami kerusakan adalah mata potong atau pisau pemotongnya. Biasanya terjadi rusak karena benda kerja yang keras atau pemakaian yang tidak seharusnya. Misalnya pemotongan kawat pada mesin pemotong plat dapat menyebabkan pisau menjadi rompal. (gambar 4.1) Gambar 4.1 komponen mudah rusak 3. Membongkar dan Memasang Pada gunting plat (batang) eyser jika mata potong sudah mulai tumpul dapat dipertajam lagi dengan cara menggerinda, sebelumnya buka baut yang mengikat mata potong yang terletak disamping mata potong (Gambar 4.2). Kemudian lepas mata potong yang akan dipertajam lagi,gunakan pelindung tangan dan hati-hati karena bahaya dan jika terjadi kesalahan bisa fatal.

Gambar 4.2 membuka baut Setelah mata potong dilepas, gunakan mesin gerinda duduk untuk meratakan permukaan potong gunting, gerinda sampai pada titik terdalam kerusakan, sampai pada permukaan potong tidak terlihat bekas kerusakan. Perlu diingat sudut yang diperbolehkan dalam pembuatan mata potong agar hasil potongan bisa baik, yaitu antara 3.5 sampai 14. jangan terlalu lancip ataupun terlalu tumpul. Pasang kembali mata potong yang telah diasah dengan menggunakan gerinda pada tempatnya (gambar 4.3). Karena agak sulit dapat digunakan palu untuk mengepaskannya, akan tetapi gunakan bantalan saat memukul, jangan memukul secara langsung karena mata potong bisa pecah. Setelah posisinya tepat pasang kembali baut pengikat dan kencangkan baut. Setelah terpasang gunting bisa digunakan lagi. Gambar 4.3 Memasang mata potong

E. Kartu Pemeliharaan Mesin Pemotong Plat Kartu pemeliharaan dan perbaikan mesin pemo- tong plat manual dapat ditempelkan langsung pada body mesin yang tidak mengganggu kerja mesin tersebut, tetapi juga mudah dijangkau untuk diinspeksi secara berkala. NAMA : NAMA ALAT : KODE ALAT :

Gambar 11.5.1 Pemasangan kartu pemakaian F. Keselamatan Kerja 1. Gunakan gep (clearance) yang sesuai pada mata pisau potong untuk ketebalan benda kerja yang akan dipotong 2. Jangan memotong plat baja yang keras pada gunting pemotong. 3. Asahlah (tajamkan) mata potong pada gunting jika sudah tumpul. 4. Ikutilah prosedur sebelum mengoperasikan mesin.