2015 PENGARUH METODE PENYAJIAN KOLEKSI TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG DI MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Tabel 1.1. Data kunjungan wisatawan ke kota Bandung Tahun

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR...

2014 PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah industri multisektoral, yang di dalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Noprianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. sepatutnyalah potensi Sumberdaya Budaya (Culture Resources) tersebut. perlu kita lestarikan, kembangkan dan manfaatkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. Museum Sri Baduga merupakan Museum umum yang di dalamnya terdapat koleksi peninggalan sejarah ilmu, seni, dan budaya yang ada di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jogi Morrison, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xii. A. Latar Belakang Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

2015 PENGARUH PENYAMPAIAN PEOPLE,PHYSICAL EVID ENCE D AN PROCESS TERHAD AP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.040.1

PENGARUH EFEKTIVITAS PENILAIAN KINERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD & BEVERAGE DEPARTMENT DI ASTON BRAGA HOTEL & RESIDENCE BANDUNG

BAB 5. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pariwisata di Indonesia saat ini mengalami peningkatan dan terus

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Neufeld ed. in chief, 1988; Webster New World Dict

BAB I PENDAHULUAN. industri pariwisata nasional. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber devisa negara. Industri yang mengandalkan potensi pada sebuah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 391,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 31,911,581, BELANJA LANGSUNG 91,604,159,680.00

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi, juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2016 IMPLENTASI PROGRAM EDU-TOURISM DI PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan semakin luas bidang aplikasinya. Dalam dunia modern ini, baru dalam meningkatkan interaksi atau komunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang melakukan perjalanan wisata bertambah banyak, dan hampir seluruh

BAB I Pengembangan Museum Kereta Api di Ambarawa Penekanan pada fasilitas museum yang Variatif dan atraktif

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam pemasaran. Menurut Carl I. Hovland 1, Ilmu komunikasi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian museum adalah sebagai berikut : benda seni dan pengetahuan. bahwa : (Dirjen Kebudayaan Depdikbud, 1984)

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat tetapi telah menjadi kebutuhan seluruh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Peradaban manusia merupakan proses berkelanjutan yang menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMALISASI MUSEUM PENDIDIKAN INDONESIA SEBAGAI SUMBER WIDYA-WISATA DI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. (Sebuah sumbangan pemikiran pengembangan)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dengan baik. Kegiatan-kegiatan pengembangan Sumber Daya Manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I. 1 Data Perkembangan Wisatawan Nusantara Tahun (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah bangsa dan menyimpanan berbagai karya luhur nenek moyang kita yang

Terwujudnya Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing

Pengukuran Pencapaian Sasaran Tahun 2009 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA KE OBJEK WISATA KOTA BANDUNG Jumlah. Jumlah Tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebriani Rizki Ali, 2014

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 362,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 27,237,852, BELANJA LANGSUNG 68,883,169,000.00

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB III TINJAUAN TATA PAMER MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG. Museum Konperensi Asia Afrika merupakan sarana edukasi serta

Sulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018

BAB V PENUTUP. Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang sudah dijelaskan pada bab

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia sudah semakin berkembang. Perkembangan bisnis tersebut

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Sebagian besar perekonomian Provinsi Bali ditopang oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV STRATEGI DAN KONSEP PERANCANGAN BUKU KAMPANYE KESADARAN CINTA MUSEUM SEJARAH JAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan

2015 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DI BANDUNG INDAH WATERPARK DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEPUASAN PENGUNJUNG

PAMERAN (EKSPRESI DAN APRESIASI SENI KRIYA)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Ciwidey, daerah ini kaya akan pemandangan alam dan mempunyai udara yang

BAB I PENDAHULUAN. Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. alternatif utama media pembelajaran, hiburan dan kesenangan. Sudah sulit

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP REVISIT INTENTION WISATAWAN SAUNG ANGKLUNG UDJO

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin maraknya tempat wisata yang bertemakan alam, nyatanya keberadaan museum masih diminati oleh sebagian masyarakat untuk memanfaatkan waktu luangnya meskipun museum terkesan jadul, sepi dan membosankan. Persepsi tersebut didukung dalam kajian terhadap anggota masyarakat yang dijumpai Ali Akbar dalam bukunya disebutkan bahwa museum dapat diintisarikan ke dalam 14 kata yaitu 7K dan 7S. Adapun makna 7K adalah Kuno, Kusam, Klenik, Ketinggalan, Kurang, Kritik, dan Kasihan. Sedangkan 7S adalah Seram, Suram, Serius, Statis, Sekali, Sia-sia, dan Sepi (Akbar,2010.hlm.11). Persepsi inilah yang kemudian menjadikan museum cenderung sepi peminat dibandingkan destinasi wisata lainnya di kota Bandung. Museum Konperensi Asia Afrika merupakan salah satu museum di kota Bandung dan merupakan tempat memorabilia Konferensi Asia Afrika yang diresmikan pada tanggal 24 April 1980 bertepatan dengan peringakatn 25 tahun KAA. Di museum inilah dalam rangka melestarikan KAA beserta peritiwa, masalah, dan pengaruh yang mengitarinya diabadikan. Dikutip dari disparbud.jabarprov.id koleksi Museum Konperensi Asia Afrika berjumlah kurang lebih 40.000 buah. Penataannya dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu koleksi benda-benda tiga dimensi dan galeri foto mengenai gedung merdeka dari masa ke masa. Sebagai daya tarik wisata di Jawa Barat yang banyak dikunjungi wisatawan nusantara dan wisatawan asing, Museum Konperensi Asia Afrika berada pada peringkat ke-11 dengan jumlah kunjungan 2.883 pada kunjungan wisatawan asing dan berada di peringkat ke-19 dengan jumlah kunjungan 107.088 pada kunjungan wisatawan mancanegara (sumber: Disparbud 2012). Bahwasanya, jumlah pengunjung Museum KAA

2 cenderung lebih kecil dibandingkan museum lainnya di kota Bandung, seperti Museum Geologi dan Museum Sri Baduga. Adapun berikut beberapa bentuk komplain pengunjung dalam Trip Advisor terkait Museum Konperensi Asia Afrika : Tabel 1.1 Tabel Keluhan Pengunjung Museum KAA No. Nama/ akun Asal Bentuk Keluhan 1. Pryshanovika Bekasi, Indonesia Penyampaian kurang menarik dan kurang interaktif. Kemudian informasi yang didapat kurang jelas dan interpreter kurang tersedia. 2. TravelLifeAsia Kualalumpur, Bagus untuk melihat Malaysia beberapa foto tapi tidak semuanya menarik. 3. Mpandu Jakarta, Indonesia The Asian-African Conference Museum is one I consider very poorly displayed and very bland. And exhibition rooms are very uninteresting even for enthusiasts. Sumber: TripAdvisor.co.id Dari beberapa komplain tersebut dapat dilihat bahwa terdapat ketidakpuasan pada pengunjung di Museum KAA baik mengenai penyajian/ pamerannya, informasinya, hingga pada pelayanan karyawannya. Adapun keluhan-keluhan tersebut dibenarkan dengan kondisi Museum KAA yang dalam penyajiannya, koleksi cenderung didominasi oleh koleksi foto. Dan foto-foto yang dipamerkan pun cenderung tidak mengalami reposisi atau penataletakan ulang. Sehingga sebagian besar wisatawan yang melakukan kunjungan ulang cenderung bosan untuk

3 mengamati koleksi dalam bentuk pameran foto yang sama. Kondisi inilah yang kemudian menjadikan wisatawan kurang puas ketika berulang kali datang namun tidak ada sesuatu yang berbeda. Selain itu jumlah interpreter yang tersedia pun sedikit. Dimana interpreter dalam hal ini berperan sebagai salah satu sumber informasi bagi pengunjung terkait mengenai penyajian sebuah museum. Penyajian merupakan salah satu yang paling penting karena hal inilah yang berhubungan langsung dengan pengunjung. Penyajian koleksi merupakan salah satu cara berkomunikasi antara pengunjung dengan bendabenda koleksi yang dilengkapi dengan teks, gambar, foto, ilustrasi dan pendukung lainnya (Pedoman Museum Indonesia, 2008). Melalui metode penyajian, pengunjung akan dipermudah dalam mendapatkan informasi antar koleksi yang memiliki alur cerita dalam pamerannya. Maka dari itu, akhir-akhir ini pemerintah rajin mencanangkan Gerakan Nasional Cinta Museum melalui berbagai program salah satunya kegiatan revitalisasi museum yang bertujuan untuk mewujudkan museum Indonesia yang dinamis dan berdayaguna sesuai dengan standar ideal pengelolaan dan pemanfaatan museum. Berdasarkan hal tersebut, salah satu pengelolaan dalam koleksi museum ini merupakan media inti yang keberadaannya harus memberikan manfaat bagi wisatawan yang berkunjung khususnya bagi wisatawan di Museum Konperensi Asia Afrika. Dalam hal ini, produk utama dari Museum Konperensi Asia Afrika adalah koleksi. Melalui pengelolaan dalam penyajian koleksi ini, tentu akan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung. Dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Pasal 18 (2) dijelaskan : Museum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi berupa benda, bangunan, atau struktur yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya atau yang bukan cagar budaya, dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat. Dalam setiap komunikasi itulah museum berupaya untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada pengunjung yang dioperasikan melalui konsep maupun cara penyajiannya.

4 Adapun pernyataan tersebut dikemukakan pula oleh Arbi, Yunus, dkk (2011) yang menjelaskan bahwa yang menjadi tolok ukur keberhasilan dari komunikasi di museum yang tepat adalah sejauh mana efek yang ditimbulkan dari informasi yang disajikan melalui tata pameran/penyajian koleksi di museum. Karena penyajian koleksi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang penting dalam menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke museum dan menjadi salah satu pengaruh terhadap kepuasan pengunjungnya. Dalam hal ini, dapat diduga penyajian benda koleksi mempengaruhi atau tidak mempengaruhi kepuasan wisatawan yang berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika. Sehingga penulis ingin mengetahui lebih dalam sejauh mana pengaruh metode penyajian koleksi terhadap kepuasan pengunjung di Museum Konperensi Asia Afrika. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai Pengaruh metode penyajian koleksi terhadap kepuasan pengunjung di Museum Konperensi Asia Afrika. B. Rumusan Masalah Penelitian Permasalahan pokok penelitian tersebut kemudian dirinci menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana metode penyajian koleksi yang dipamerkan di Museum Konperensi Asia Afrika? 2. Bagaimana tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika? 3. Bagaimana pengaruh metode penyajian koleksi tersebut terhadap kepuasan pengunjung di Museum Konperensi Asia Afrika? C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini diharapkan mampu memberikan hasil yang akurat dan komprehensif mengenai pengaruh kualitas benda koleksi terhadap kepuasan wisatawan di Museum Konferensi Asia Afrika. Berikut tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini : 1. Mengidentifikasi metode penyajian koleksi yang dipamerkan di Museum Konperensi Asia Afrika

5 2. Mengidentifikasi kepuasan wisatawan yang berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika 3. Menganalisis pengaruh metode penyajian koleksi terhadap kepuasan pengunjung di Museum Konperensi Asia Afrika. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran teori yang berkaitan dengan metode penyajian koleksi dan kepuasan wisatawan di Museum Konperensi Asia Afrika. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Dinas terkait, khususnya Dinas Pariwisata Kota Bandung sehingga melalui penelitian ini dapat menyusun strategi untuk penyajian koleksi yang dipamerkan di Museum Konperensi Asia Afrika sehingga meningkatkan kepuasan pengunjung yang berdampak pada meningkatnya jumlah kunjungan Museum Konperensi Asia Afrika ini dan menjadikan Museum KAA sebagai destinasi utama untuk berwisata. b. Bagi Pengelola, mengetahui kondisi benda kolesi secara detail dan meningkatkan kreativitas dalam pembentukan konsep wisata di Museum Konperensi Asia Afrika sehingga wisatawan merasa betah dan puas dengan penyajian koleksi yang tersedia. c. Bagi Prodi Manajemen Resort & Leisure, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi seluruh pihak di dalamnya khususnya mengenai metode penyajian koleksi dan kepuasan wisatawan di Museum Konpernsi Asia Afrika. E. Definisi Operasional Untuk memudahkan pencarian kata yang digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan definisi operasional, sebagai berikut : 1. Metode penyajian koleksi adalah cara menyampaikan atau mengkomunikasikan antara koleksi museum dengan para

6 pengunjungnya. Cara ini disajikan melalui pendekatan intelektual, pendekatan romantik (evokatif), pendekatan estetik, pendekatan simbolik, pendekatan kontemplatif, dan pendekatan interaktif. Asiarto (2008:49). Dimana keenam metode tersebut sudah ada dan diterapkan oleh Museum Konperensi Asia Afrika. 2. Kepuasan wisatawan, menurut Irawan (dalam Daryanto, 2014:53) dipengaruhi oleh persepsi atas kualitas produk, harga, service quality, emotional factor, biaya dan kemudahan. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam skripsi ini mengacu pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah terbitan Universitas Pendidikan Indonesia 2014, sebagai berikut: 1. BAB I : PENDAHULUAN Berisi mengenai penjabaran latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi. 2. BAB II : Kajian Pustaka Berisi mengenai teori-teori yang mendukung penelitian. 3. BAB III : METODE PENELITIAN Berisi mengenai penjabaran metode yang digunakan mulai dari desain penelitian, populasi dan sample, instrumen penelitian, prosedur penelitian hingga analisis data yang digunakan. 4. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi mengenai penyampaian hasil penelitian berdasarkan pengolahan dan analisis data sesuai dengan urutan rumusan permasalahan dan pembahasan hasil penelitian untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan sebelumnya. 5. BAB V : SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berisi mengenai simpulan dan rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian.