I. Judul Pematahan Dormansi Biji II. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit keras dengan fisik dan kimiawi.

dokumen-dokumen yang mirip
PEMATAHAN DORMANSI BENIH

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Uji perkecambahan benih padi dengan menggunakan konsentrasi larutan Kalium Nitrat (KNO 3 ) 3%

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai

Pendahuluan. ACARA I Perkecambahan Benih. (eksternal). Faktor Dalam Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :

PENGARUH PERLAKUAN PENGAMPLASAN TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH BENIH AREN

MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. (United States Department of Agriculture, 2011). vertikal dan horizontal. Bagian akar yang aktif adalah pada kedalaman cm,

TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera dan Kalimantan, itu pun dalam jumlah sedikit (Sinar Harapan, 2003).

Kegiatan Pembelajaran 4. Perlakuan Khusus. A. Deskripsi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penanaman tanaman kacangan penutup tanah (Legume Cover Crop/LCC)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kayu afrika merupakan jenis pohon yang meranggas atau menggugurkan daun

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau

2014/10/27 O OH. S2-Kimia Institut Pertanian Bogor HERBISIDA. Company LOGO HERBISIDA PENDAHULUAN

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. saat ini. Kedelai berasal dari Asia, diperkenalkan ke Amerika Utara, Eropa,

I. PENDAHULUAN. multiguna karena hampir seluruh bagian pohonnya dapat dimanfaatkan.

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi botani tanaman palem botol adalah sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

MAKALAH BIOLOGI PENGARUH JENIS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Percobaan I. Pengaruh Suhu Air dan Intensitas Perendaman terhadap Perkecambahan Benih Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

Sri Wira Karina 1), Elis Kartika 2), dan Sosiawan Nusifera 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen menggunakan Rancangan Acak

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi dari tanaman Aren ( A. pinnata Merr ) adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan menggunakan

Pengaruh Oksigen terhadap Kecepatan Pertumbuhan Kacang Hijau

JUPEMASI-PBIO Vol. 2 No. 1 Tahun 2015 ISSN: Halaman

TINJAUAN PUSTAKA. Sirsak (AnnonamuricataLinn) berasal dari wilayah Amerika tropis,

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) merupakan tanaman yang di

TINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Viabilitas dan Vigoritas

TINJAUAN PUSTAKA. famili Punicaceae, genus Punica, species Punica ganatum L

LAPORAN PEMATAHAN DORMANSI BENIH

PEMECAHAN DORMANSI DAN UJI TETRAZOLIUM BENIH TOPOGRAFIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai banyak manfaat. Dalam taksonomi tumbuhan, Staples dan. Elevitch (2006) mengklasifikasikan trembesi sebagai berikut.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

TEKNOLOGI BENIH. A.Sahupala (Fakultas Pertanian Universitas Pattimura) Pendahuluan

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mortalitas. biopestisida berpengaruh nyata terhadap tingkat mortalitas Tribolium castaneum

I. PENDAHULUAN. Tengah dan Amerika Selatan sebelah utara, tetapi pohon trembesi banyak

TINJAUAN PUSTAKA. kecoklatan, dan memiliki bintil akar berwarna merah muda segar dan sangat

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

TINJAUAN PUSTAKA Indigofera sp.

PERCOBAAN I DORMANSI KARENA KULIT BIJI YANG KERAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 21 hari setelah tanam. Sedangkan analisis pengaruh konsentrasi dan lama perendaman

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon,

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketinggian m dpl, pada tempat-tempat yang bervariasi keadaan

PENGARUH SUHU TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU. Disusun oleh: Madania Asshagab Nur Fifa Rifa atus shalihah Sarinah Sri Rahmisari Rembulan

TINJAUAN PUSTAKA Perkecambahan Benih Padi

Pengaruh Pemberian Hormon Giberellin Terhadap Perkecambahan Benih Tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial

PENDAHULUAN. Tanamanaren(ArengapinnataMerr. ) banyakterdapatdantersebarhamperdiseluruhwilayah di Nusantara, khususnya di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

STUDI PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI BENIH DENGAN SKARIFIKASI MEKANIK DAN KIMIAWI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan segala yang ada di bumi ini untuk memenuhi

PENGISIAN DAN PEMASAKAN BIJI

I. TINJAUAN PUSTAKA. Biji-bijian pada umumnya mempunyai bagian-bagian utama, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan tanaman diawali oleh proses perkecambahan, ada beberapa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

Laporan Praktikum Pengujian dan Peretasan Benih Centrosema pubescens ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kenari merupakan Family dari Burseraceae. Famili ini terdiri dari 16

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah

TINJAUAN PUSTAKA. rekalsitran yang masak, kandungan airnya sangat tinggi, dapat mencapai 30-40%

TINJAUAN PUSTAKA. secara umum dapat dikeringkan hingga kadar air 5% tanpa kerusakan. Karena sifat ini,

Uji cepat viabilitas benih tanaman kehutanan: tusam, mangium, sengon, mahoni dan gmelina

TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom : Plantae; Subkingdom : Tracheobionta; Super Divisi : Spermatophyta;

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Gedung

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kopi merupakan produk tanaman perkebunan yang dibutuhkan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGERTIAN. tanaman atau bagian tanaman akibat adanya

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi dua yaitu mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai banyak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial

Tipe perkecambahan epigeal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lokasi pembibitan CV. TAIDU Kecamatan Alor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan tata nama atau sistematika tumbuh-tumbuhan menurut

I. PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air dalam medium pertumbuhan. Air

BAB I PENDAHULUAN. Pala (Myristica fragrans Houtt.) merupakan produk asli Indonesia, dengan

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea. sistimatika tanaman jagung yaitu sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Viabilitas dan Vigor benih

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH DORMANSI

IV. PERKECAMBAHAN DAN DORMASI BENIH

dalam jumlah yang cukup. Carica merupakan tanaman monokotil yang dapat

I. PENDAHULUAN. Menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Transkripsi:

I. Judul Pematahan Dormansi Biji II. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit III. keras dengan fisik dan kimiawi. Tinjauan Pustaka Biji terdiri dari embrio, endosperma, dan selaput biji yang berasal dari integumen. Ovarium berkembang menjadi buah saat ovulnya menjadi biji. Setelah disebarkan, biji dapat bergerminasi jika kondisi-kondisi lingkungan menguntungkan. Selaput akan pecah dan embrio muncul sebagai semaian, menggunakan cadangan makanan di dalam endosperma dan kotiledon (Campbell, 2008 : 194) Biji berasal dari bakal biji adalah suatu hal yang mudah dikenal. Pada biji yang telah masak saja masih dapat kita kenal mikropil-nya, yang bagi biji merupakan jalan keluar akar lembaga dan batang hipokotil. Sambungan dengan tali pusar yang pada biji telah terputus tampak sebagai pusat atau hilum, dan jika bakal biji dulu bengkok (anatrop), pada biji kelihatan suatu garis yang keluar dari hilum, yaitu garis biji atau rafe, bekas jalan berkas pengangkutan dari tali pusar ke biji (Tjitrosoepomo, 2010 : 59). Biji merupakan salah satu alat perkembang-biakan tanaman hijauan, yang memiliki arti penting bagi kelanjutan pertumbuhan tanaman. Biji atau benih yang akan digunakan seringkali mengalami kerusakan oleh berbagai macam organisme perusak berupa hama dan patogen, atau juga karena kulit biji yang tebal, sehingga menyebabkan kualitas benih menjadi turun atau sangat rendah. Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya (Lima, 2012). Perkecambahan adalah muncul dan berkembangnya radikula dan plumula dari benih/biji. Secara visual dan morfologis suatu benih yang berkecambah ditandai dengan terlihatnya radikula dan plumula dari biji. Perkecambahan benih Sengon termasuk tipe perkecambahan epigeal dimana perkecambahan yang menghasilkan kecambah dengan cotyledon muncul dipermukaan tanah (jika ditanam pada media tanah) (Kaya, E. Marthen, dan H. Rehatta, 2013). 1

Proses perkecambah sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti air, O2, cahaya dan suhu. Air berperan dalam melunakkan kulit biji, memfasilitasi masuknya O2, pengenceran protoplasma untuk aktifitas fungsi dan alat transportasi makanan. Suhu berperan dalam pematahan dormansi, aplikasi fluktuasi suhu yang tinggi diharapkan akan berhasil mematahkan dormansi pada kulit biji yang keras. Suhu yang tinggi dapat melunakkan permukaan kulit biji sedangkan oksigen dibutuhkan untuk proses oksidasi pemben-tukan energi perkecambahan (Kuswanto, 1996). Dengan demikian dengan perlakuan air panas pada suhu 60oC dapat mempercepat daya kecambah dari suatu spesies tanaman hijauan leguminosa sebagai pakan ternak. Perlakuan air panas diharapkan dapat merubah suhu pada permukaan kulit biji sehingga permukaan kulit biji menjadi lunak, memungkinkan proses perkecambah akan berlangsung (Lima, 2012). Perbanyakan cara generatif yaitu melalui biji tanaman banyak menghadapi kendala, salah satu kendalanya adalah sifat permeabilitas kulit biji tanaman sehingga menyebabkan adanya sifat dormansi pada biji. Dormansi adalah keadaan dimana sebuah biji dikatakan hidup tetapi tidak dapat berkecambah. Hal ini disebabkan oleh faktor - faktor dalam biji itu sendiri, kemungkinan kulit biji yang kedap air dan udara atau karena adanya zat penghambat perkecambahan (Kamil, 1980) (Nurshanti, 2013). Dormansi bisa disebabkan karena sifat fisik kulit benih, keadaan fisiologis dari embrio, atau interaksi dari keduanya (Sadjad, 1980). Penyebab dormansi yang sangat meluas adalah karena pada beberapa jenis tanaman benih memiliki organ tambahan berupa struktur penutup benih yag keras. Kulit benih yang keras ini biasanya menyebabkan dormansi melalui satu dari tiga cara, adalah kulit yang keras mungkin menyebabkan impermeabel terhadap air, gas atau mungkin secara mekanik menekan perkembangan embrio. Kulit benih ini tahan terhadap gesekan dan kadang terlindungi oleh lapisan seperti lilin. Kulit benih yang keras ini sebenarnya secara alamiah berfungsi untuk mencegah kerusakan benih dari serangan jamur atau serangga predator (Leadem, 1997) (Yuniarti, 2013). Keadaan dormansi pada benih apabila dipandang dari segi ekonomis tidak 2

menguntungkan, oleh karena itu diperlukancara untuk dapat mempersingkat dormansi tersebut. Pemecahan dormansi dan penciptaan lingkungan yang ideal sangat diperlukan oleh benih untuk memulai suatu perkecambahan. Berbagai perlakuan dapat diberikan pada biji, baik mekanis maupun kimia (Sutopo, 2010) (Nurshanti, 2013). IV. Metode Penelitian 4.1 Alat dan Bahan Alat 1. Beaker glass 2. Petridish/cawan petri 3. Kertas ampelas Bahan 1. Biji asam atau biji lain yang berkulit keras 2. Asam sulfat pekat 3. Kertas hisap 4. Kapas 5. Air 4.2 Cara Kerja a. perlakuan Memilih 30 biji asam membagi dalam 3 kelompok. Merendam 10 biji dengan hati-hati dalam asam sulfat selama 15 menit kemudian cuci dengan air. Menghilangkan kulit biji pada bagian yang tidak ada lembaganya dengan cara digosok menggunakan ampelas sebanyak 10 biji, kemudian bilas dengan air. Menyusun biji-biji di atas petridish/cawan petri yang telah dilapisi dengan kertas hisap/kapas basah, menutup dengan kertas hisap/kapas basah lagi diatasnya. 3

Untuk menjaga kelembaban siram dengan air secukupnya tiap hari. Sebagai kontrol, melakukan perkecambahan terhadap 10 biji tanpa perlakuan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancanagan acak lengkap (RAL) dengan ulangan sesuai dengan kelompok. Mengamati proses terbentuknya radikel yang menandai biji telah berkecambah dan menghitung per sentase perkecambahannya. Menghentikan pengamatan setelah 2 minggu Menganalisis data hasil pengamatan dengan software SPSS 4.3 Hasil Pengamatan Kel Perlakuan Biji yang berkecambah Persentase 1 Kontrol - 0 % Ampelas 9 90 % H2SO4-0 % 2 Kontrol - 0 % 4

Ampelas 5 50 % H2SO4-0 % 3 Kontrol - 0 % Ampelas 5 50 % H2SO4-0 % 4 Kontrol - 0 % Ampelas 9 90 % H2SO4-0 % V. Pembahasan Pada praktikum ini melakukan percobaan tentang pematahan dormansi biji yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit keras dengan perlakuan fisik dan perlakuan kimia. Bahan yang digunakan adalah biji asam yang memiliki kulit biji yang sangat keras, perlakuan pertama yang dilakukan adalah perlakuan fisik dengan cara menggosok 10 biji asam dengan ampelas sehingga kulit biji terkikis habis sampai terlihat bagian endosperma-nya kemudian di letakkan di atas petridish atau cawan petri yang telah dilapisi dengan kertas hisap/ kapas yang telah diberi air dan ditutup lagi dengan kapas yang telah dibasahi, hal tersebut bertujuan untuk memberikan kondisi lembab terhadap biji asam tersebut. Perlakuan kedua adalah perlakuan kimia yang menggunakan 10 biji asam tanpa di ampelas namun dilakukan perendaman terlebih dahulu dengan asam pekat selama 15 menit, kemudian biji juga diletakkan diatas petridish yang telah dilapisi kapas yang basah dan ditutupi dengan kapas yang basah juga, menggunakan 10 biji asam yang tanpa perlakuan yang dijadikan sebagai kontrol. Pada praktikum ini terdapat 4 kelompok kecil yang melakukan percobaan diatas namun hanya terdapat 1 kontrol yang digunakan yang tidak terjadi proses perkecambahan sehingga pada kontrol tidak terjadi pematahan dormansi. Pada kelompok 1, 2, 3 dan 4 biji asam yang diberikan perlakuan kimiawi dengan perendahaman ke dalam larutan asam pekat selama 15 menit tidak mengalami proses perkecambahan sehingga dapat ditelaah bahwa perlakuan kimiawi juga tidak terjadi pematahan dormansi. Namun pada perlakuan fisik terjadi pematahan dormansi yaitu; pada kelompok 1 dan 4 terdapat 9 biji yang mengalami 5

perkecambahan dengan persentase 90 % dan kelompok 2 dan 3 terdapat 5 biji yang mengalami perkecambahan dengan persentase 50 %. Biji asam yang berkecambah paling banyak adalah pada percobaan yang dilakukan oleh kelompok 1 dan 4 yaitu 9 biji dengan persentasi 90 % hal tersebut terjadi karena disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan yaitu faktor internal (dalam) bisa ditelaah bahwa biji asam yang digunakan pada kelompok 1 dan 4 berada pada tingkat kemasakan yang sesuai, memiliki ukuran biji yang lebih besar dibandingkan dengan biji asam kelompok lain dan disebabkan karena proses penggosokan kulit biji yang baik sehingga biji asam yang tumbuh lebih banyak. Sedang faktor eksternal yang mempengaruhi adalah air yang diberikan pada biji asam lebih sesuai yang mempengaruhi kelembaban, temperatur tempat yang baik untuk proses perkecambahan, tersedianya oksigen yang cukup dan cahaya yang didapatkan cukup untuk menunjang terjadinya perkecambahan. Menurut pustaka Nurshanti (2013) dormansi adalah keadaan dimana sebuah biji dikatakan hidup tetapi tidak dapat berkecambah. Hal ini disebabkan oleh faktor - faktor dalam biji itu sendiri, kemungkinan kulit biji yang kedap air dan udara atau karena adanya zat penghambat perkecambahan. Proses secara umum perkecambahan, pada awal perkecambahan di mulai dengan berakhirnya masa dormansi pada biji. Berakhirnya masa tersebut ditandai dengan proses imbibisi, yaitu masuknya air ke dalam biji yang mengakibatkan biji mengembang dan kulit pada biji pecah. Secara fisiologi, proses perkecambahan berlangsung dalam beberapa tahapan penting, yang pertama adalah absorbsi air atau penyerapan air oleh biji (imbibisi) yang menyebabkan biji mengembang dan kulit pada biji pecah, yang kedua terjadi proses metabolisme pemecahan materi cadangan makanan yang berfungsi dalam proses pertumbuhan atau germinasi (perkecambahan) yang berlangsung, yang ketiga terjadi transpor materi hasil pemecahan dari endosperm ke embrio yang aktif tumbuh untuk proses pertumbuhan selanjutnya menjadi individu baru yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi sendiri, yang keempat Terjadi proses pembentukan kembali materi-materi baru dan yang terakhir adalah terjadi proses respirasi pada 6

tumbuhan tersebut karena telah menjadi individu baru yang siap melangsungkan hidupnya dilingkungan Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perkecambahan pada biji. Faktor eksternal yang mempengaruhi perkecambahan biji meliputi air, temperatur, oksigen, dan cahaya. Sifat kulit biji dan jumlah air yang tersedia pada lingkungan sekitarnya mempengaruhi penyerapan air oleh biji. Pada saat perkecambahan, respirasi meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida, air dan energi. Faktor internal yang mempengaruhi perkecambahan biji meliputi tingkat keasaman (ph) biji, ukuran biji, dormansi dan penghambat perkecambahan. Dormansi dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain impermeabilitas kulit biji terhadap air dan gas atau resistensi kulit biji terhadap pengaruh mekanis, dormansi sekunder dan bahan penghamba perkecambahan. V.I Penutup 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit keras dengan fisik dan kimiawi. Perlakuan secara fisik dengan menggosok biji asam sampai kulitnya mengelupas dan perlakuan kimia dengan merendam 10 biji asam dalam asam pekat selama 15 menit. Dapat disimpulakan yang dapat mematahkan dormansi biji adalah perlakuan fisik. Perkecambahan biji 7

dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal (luar) meliputi air, temperatur, oksigen, dan cahaya dan faktor-faktor internal (dalam) meliputi tingkat keasaman (ph) biji, ukuran biji, dormansi dan penghambat perkecambahan. dormansi adalah keadaan dimana sebuah biji dikatakan hidup tetapi tidak dapat berkecambah. Hal ini disebabkan oleh faktor - faktor dalam biji itu sendiri, kemungkinan kulit biji yang kedap air dan udara atau karena adanya zat penghambat perkecambahan. 6.2 Saran 6.2.1 Sebaiknya saat proses pemilihan biji asam dilakukan lebih teliti agar biji yang digunakan itu dalam kedaan baik sehingga percobaan pematahan dormansi berjalan dengan baik. 8