KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DENGAN VARIASI PROSES PENGERINGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adhita Dwi Septiani, 2014

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007 BPS mencatat rata-rata konsumsi ubi jalar orang Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

TINJAUAN PUSTAKA. empat di dunia. Ubi jalar merupakan salah satu sumber karbohidrat dan memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KAJIAN PERAN BAHAN PEMUTIH NATRIUM PIROPOSPHATE (Na 2 H 2 P 2 O 7 ) TERHADAP PROSES PEMBUATAN TEPUNG UBI JALAR. Tjatoer Welasih 1) dan Nur Hapsari1 )

BAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. baik di daerah tropis salah satunya yaitu tanaman munggur. Tanaman ini

Tekstur biasanya digunakan untuk menilai kualitas baik tidaknya produk cookies.

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI

Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah bersisik dan berwarna merah menyala jika buah sudah matang. Buah naga

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. makanan. Dalam sejarah, kehidupan manusia dari tahun ke tahun mengalami

I. PENDAHULUAN. ketergantungan terhadap tepung terigu, maka dilakukan subtitusi tepung terigu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dikalangan masyarakat sedang marak mengkonsumsi ubi jalar ungu. Ubi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bersifat praktis. Salah satu contohnya dalam memenuhi kebutuhan nutrisi

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Evaluasi Mutu Kue Bangkit dengan Bahan Dasar Kombinasi Tepung Sagu, Tepung Tempe dan Tepung Ubi Jalar Ungu ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

I. PENDAHULUAN. Produksi ubi jalar di Indonesia pada tahun 2013 dilaporkan sebesar ton

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBUATAN MIE TEPUNG KULIT PISANG KEPOK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penderita DM pada tahun 2013 (2,1%) mengalami peningkatan dibandingkan

PEMANFAATAN WORTEL (Daucus carota) DALAM PEMBUATAN MIE BASAH SERTA ANALISA MUTU FISIK DAN MUTU GIZINYA

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG BIJI RAMBUTAN TERHADAP WARNA DAN DAYA TERIMA BISKUIT UBI GARUT

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama. Tabel 6. Komposisi Kimia TDTLA Pedaging

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan dialami banyak

I PENDAHULUAN. Pasta sebagai salah satu sumber karbohidrat merupakan jenis produk pangan

Lampiran 1. Kurva standar glukosa untuk pengujian total gula, gula reduksi dan kadar pati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cincau hijau Premna oblongifolia disebut juga cincau hijau perdu atau cincau hijau

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian dan (1.7) Tempat dan Waktu Penelitian. Jamur tiram putih atau dalam bahasa latin disebut Plerotus

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini

KAJIAN PENAMBAHAN BUBUR KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH DAN TEPUNG UBI JALAR PUTIH PADA PEMBUATAN KUKIS YANG MENGANDUNG TEPUNG TEMPE

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu. permasalahan gizi di Indonesia (Herman, 2007). Balita yang menderita KEP

I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya tanaman umbi-umbian, termasuk aneka

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Lampiran 1. Format uji organoleptik UJI ORGANOLEPTIK KARAKTERISTIK FLAT WAFER DARI TEPUNG KOMPOSIT KASAVA TERMODIFIKASI DENGAN BERBAGAI JENIS MOCAF

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

I PENDAHULUAN. diantaranya adalah umbi-umbian. Pemanfaatan umbi-umbian di Indonesia belum

I. PENDAHULUAN. mempunyai keunggulan, yaitu kaya karbohidrat. Oleh karena itu, ubi jalar dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2010 mengimpor terigu sebesar kg, untuk tahun

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. Pemanfaatan ubi jalar ungu sebagai alternatif makanan pokok memerlukan

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

Transkripsi:

KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DENGAN VARIASI PROSES PENGERINGAN Bambang Sigit A 1), Windi Atmaka 1), Tina Apriliyanti 2) 1) Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan 2) Alumni Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta basamitpfpuns@yahoo.co.id Abstrak Ubi jalar merupakan tanaman yang sangat familiar yang terdiri dari beberapa jenis. Jenis yang paling umum adalah ubi jalar putih, merah, ungu, kuning atau orange. Kelebihan dari ubi jalar yang berwarna yaitu mengandung antioksidan. Ubi jalar ungu memiliki kelebihan lain yaitu kandungan antosianin yang merupakan salah satu senyawa antioksidan selain betakaroten. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat fisikokimia dan sensori yang dimiliki oleh tepung ubi jalar ungu (Ipomoea batatas blackie) dengan variasi proses pengeringan. Variasi proses pengeringannya meliputi pengeringan dengan sinar matahari tidak blanching, sinar matahari blanching, kabinet dryer T50 o C tidak blanching, kabinet dryer T50 o C blanching, kabinet dryer T60 o C tidak blanching, kabinet dryer T60 o C blanching, kabinet dryer T70 o C tidak blanching, dan kabinet dryer T70 o C blanchin. Rancangan yang digunakan ialah Rancangan Acak Lengkap variasi proses pengeringan. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA pada α 5% serta dilanjutkan uji DMRT apabila ada beda nyata. Hasil penelitian menunjukkan sifat kimia tepung ubi jalar ungu yang paling baik secara umum adalah pengeringan dengan kabinet dryer T50 o C tidak blanching memiliki sifat kadar air 5.84%, kadar abu 1.88%, kadar protein 3.21%, kadar lemak 1.27%, kadar karbohidrat 87.79%, kadar antosianin 19.75 ppm, dan kadar pati 64.63%. Sifat fisik tepung ubi jalar ungu yang paling bagus pada pengeringan dengan kabinet dryer T50 o C tidak blanching memiliki kelarutan 17.06%, daya serap air 1.69 ml/gr, bulk density 0.43 gr/ml, viskositas 7.84 cp, dan rendemen 30.42%. Berdasarkan hasil uji sensori tepung ubi jalar ungu secara keseluruhan panelis lebih menyukai tepung ubi jalar ungu dengan proses pengeringan Kabinet Dryer T 50 o C Tidak Blanching dengan skor 7,08 dan Kabinet Dryer T60 o C Tidak Blanching dengan skor 7,06 yang berarti suka. Berdasarkan sifat kimia, fisik maupun sensori tersebut dapat diketahui bahwa proses pengeringan yang optimal pada pembuatan tepung ubi jalar ungu dilihat dari segi sifat fisikokimia dan sensori adalah dengan proses pengeringan Kabinet Dryer T50 o C Tidak Blanching. Kata kunci: tepung ubi jalar ungu, sifat fisikokimia dan sensori, metode pengeringan. Pendahuluan Ubi jalar merupakan tanaman yang sangat familiar bagi kita, banyak ditemukan di pasar dengan harga relatif murah. Kita mengenal ada beberapa jenis ubi jalar. Jenis yang paling umum adalah ubi jalar putih, merah, ungu, kuning atau orange. Kelebihan dari ubi jalar yang berwarna yaitu mengandungantioksidan yang kuat untuk menetralisir keganasan 788

radikal bebas penyebab penuaan dini dan pencetus aneka penyakit degeneratif seperti kanker dan jantung. Zat gizi lain yang banyak terdapat dalam ubi jalar adalah energi, vitamin C, vitamin B6 (piridoksin) yang berperan penting dalam kekebalan tubuh. Kandungan mineralnya dalam ubi jalar seperti fosfor, kalsium, mangan, zat besi dan serat yang larut untuk menyerap kelebihan lemak/kolesterol dalam darah (Reifa, 2005). Selain itu untuk ubi jalar ungu memiliki kelebihan lain yaitu kandungan antosianin yang merupakan salah satu senyawa antioksidan selain betakaroten. Antosianin termasuk dalam kelompok flavonoid yang penyebarannya luas diantara spesies tanaman, merupakan pigmen berwarna yang umumnya terdapat di bunga berwarna merah, ungu dan biru (Yuwono, dkk, 2010). Ubi jalar ungu mengandung antosianin berkisar ± 519 mg/100 gr berat basah (Kumalaningsih, 2006). Antosianin ubi jalar ungu juga memiliki fungsi fisiologis misal antioksidan, antikanker, antibakteri, perlindungan terhadap kerusakan hati, penyakit jantung dan stroke. Ubi jalar ungu bisa menjadi anti kanker karena didalamnya ada zat aktif yang dinamakan selenium dan iodin yang aktivitasnya dua puluh kali lebih tinggi dari jenis ubi yang lainnya (Ferlina, 2010). Salah satu bentuk diversifikasinya yaitu tepung ubi jalar ungu. Tepung ubi jalar merupakan hancuran ubi jalar yang dihilangkan sebagian kadar airnyasekitar 7 % (Sarwono, 2005).Tepung ubi jalar ungubentuknya seperti tepung biasa dan warnanya putih keunguan setelah terkena air akan berwarna ungu tua. Dalam pembuatan tepung ubi jalar perlu diperhatikan proses pengeringannya sehingga dapat dihasilkan tepung yang berkualitas. Pengaruh pengeringan terhadap sifat fisikokimia ubi jalar adalah dapat menghilangkan atau merusak nilai gizi dan kandungan antosianin yang merupakan pigmen pembentuk warna dalam ubi jalar ungu menurun/pudar. Dengan adanya hal tersebut maka perlu dilakukan pengkajian sifat fisikokimia dan sensori tepung ubi jalar terutama tepung ubi jalar ungu dengan menggunakan variasi proses pengeringan sehingga dapat diketahui proses pengeringan mana yang mempunyai sifat fisikokimia dan sensori yang diterima oleh konsumen. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sifat fisikokimia yang dimiliki oleh tepung ubi jalar ungu (Ipomoea batatas blackie) dengan variasi proses pengeringan dan mengetahui sifat sensori yang dimiliki oleh tepung ubi jalar ungu (Ipomoea batatas blackie) dengan variasi proses pengeringan. Metodologi Bahan adalah ubi jalar ungu (Ipomoea batatas blackie) yang didapatkan dari daerah Tawangmangu Karanganyar. Alat yang digunakan dalam pembuatan tepung ubi jalar ungu adalah alat yang digunakan meliputi kabinet dryer, grinder, dan ayakan ukuran 80 mesh.sifat fisik antara lainrendemen, densitas kamba, kelarutan tepung, viskositas, daya serap air. Sifat 789

kimia antara lain kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat, kadar abu, kadar pati, kadar antosianin total. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan ANOVA untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan perlakuan pada tingkat α 0,05, kemudian dilanjutkan dengan DMRT pada tingkat α yang sama. Hasil dan Pembahasan Tabel. 1 Hasil Analisa Sifat Kimia Tepung Ubi Jalar Ungu dengan Variasi Pengeringan Metode Pengeringan Air Abu Lemak Protein Pati Karbohidrat Antosianin Total (ppm) A B C D E F G H 6.42 bc 8.94 e 5.84 b 8.01 de 4.62 a 7.84 de 3.75 a 7.23 cd 1.17 a 2.02 b 1.88 b 2.00 b 1.79 b 1.77 b 1.78 b 1.90 b 1.32 b 1.35 b 1.27 b 0.52 ab 0.88 ab 1.05 ab 0.38 a 1.03 ab 2.83 ab 3.05 ab 3.21 ab 2.26 a 3.15 ab 3.47 ab 3.59 b 3.57 b 61.94 ab 59.19 a 64.63 ab 56.53 a 72.03 b 62.09 ab 64.26 ab 62.57 ab 88.26 de 84.63 a 87.79 cde 87.19 bcd 90.49 f 86.26 abc 89.55 ef 85.87 ab 14.52 b 14.11 b 19.75 e 12.19 a 20.02 e 19.02 e 15.79 c 17.36 d Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf α 5%. Sinar Matahari Tidak Blanching; B. Sinar Matahari Blanching; C. Kabinet Dryer T50 o C Tidak Blanching; D. Kabinet Dryer T50 o C Blanching; E. Kabinet Dryer T60 o C Tidak Blanching; F. Kabinet Dryer T60 o C Blanching; G. Kabinet Dryer T70 o C Tidak Blanching; H. Kabinet Dryer T70 o C Blanching Berdasarkan sifat kimia tepung ubi jalar yang dihasilkan dapat diketahui bahwa proses pengeringan yang cocok untuk pembuatan tepung ubi jalar ungu adalah dengan proses pengeringan dengan kabinet dryer T60 o C tidak blanching dan kabinet dryer T50 o C tidak blanching. Hal ini didasarkan pada kandungan antosianinnya yang relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan tepung ubi jalar ungu yang dihasilkan dengan proses pengeringan yang lain karena pada tepung ubi jalar ini senyawa yang bermanfaat adalah kandungan antosianin dan memerlukan perhatian dalam proses pembuatan tepung ataupun pengolahan yang lain agar kandungan antosianin dalam produk tersebut masih relatif tinggi. Tabel. 2 Hasil Analisa Sifat Fisik Tepung Ubi Jalar Ungu dengan Variasi Pengeringan Metode Pengeringan Rendemen (%) Kelarutan Tepung (%) Daya Serap Air Viskositas (cp) Bulk Density (gr/ml) 790

A B C D E F G H 26.58 a 29.54 a 30.42 a 29.58 a 28.85 a 29.16 a 29.50 a 27.50 a 15.38 a 46.55 c 17.06 ab 53.22 e 15.83 a 64.59 f 18.04 b 49.53 d 1.57 a 1.69 a 1.69 a 1.68 a 1.48 a 1.31 a 1.36 a 1.45 a 8.70 c 7.47 ab 7.84 abc 7.47 ab 7.89 abc 6.79 a 8.46 bc 8.91 c 0.42 a 0.53 b 0.43 a 0.54 b 0.45 a 0.54 b 0.446 a 0.54 b Sedangkan bila dilihat dari sifat fisiknya tepung ubi jalar ungu yang memiliki sifat fisik yang relatif baik adalah dengan pengeringan kabinet dryer T50 o C. Hal ini didasarkan pada sifat tepung yaitu daya serap air yang tinggi. Daya serap air untuk tepung ubi jalar ungu yang dihasilkan dengan pengeringan kabinet dryer T50 o C adalah yang paling tinggi yaitu 1,69 ml/g. Selain itu proses pembuatan tepung ini juga bermanfaat untuk mensubstitusikan tepung terigu, sehingga dengan adanya proses yang baik maka akan dapat dihasilkan tepung yang mendekati sifat fisik dari tepung terigu yang memiliki daya serap air sebesar 1,92 ml/g. Di samping daya serap air sifat fisik utama tepung ialah kelarutannya dalam air dan viskositasnya. Dalam penelitian ini kelarutan yang dihasilkan dari berbagai proses yang diambil ialah kelarutan yang mendekati kelarutan tepung terigu yaitu 6% dan yang diambil yaitu dengan proses pengeringan kabinet dryer T50 o C tidak blanching, hal ini juga memperhatikan daya serap airnya yang tinggi karena daya serap air merupakan sifat fisik utama yang dihasilkan. Berdasarkan sifat sensori tepung ubi jalar ungu yang dihasilkan tingkat kesukaan konsumen secara keseluruhan menyukai tepung ubi jalar ungu dengan proses pengeringan kabinet dryer T50 o C tidak blanching dan dengan proses pengeringan kabinet dryer T60 o C tidak blanching. Tabel. 3 Hasil Analisa Sifat Sensori Tepung Ubi Jalar Ungu dengan Variasi Pengeringan Metode Pengeringan Warna Bau (aroma) Tekstur Kenampakan Keseluruhan A B C D E F G H 4,94 a 5,06 a 7,14 c 6,36 b 7,46 c 5,40 a 5,50 a 4,78 a 5,53 a 5,75 a 5,61 a 5,92 a 5,51 a 5,29 a 5,97 a 5,69 a 7,11 c 4,80 ab 7,22 c 5,22 b 7,00 c 4,27 a 7,17 c 4,97 ab 5,97 b 4,92 a 7,14 c 5,89 b 7,11 c 4,92 a 6,36 b 5,06 a 6,08 b 5,08 a 7,08 c 5,89 b 7,06 c 5,22 a 6,11 b 5,00 a Pengamatan keseluruhan yang dinilai adalah seluruh parameter yang diamati. Tingkat kesukaan tertinggi terdapat pada tepung ubi jalar ungu dengan pengeringan kabinet dryer T50 o C tidak blanching. Hal ini disebabkan karena pada tepung ubi jalar ini memiliki warna yang lebih menarik dan tekstur maupun bau yang lebih baik. Ini terjadi karena kadar 791

antosianin pada tepung ubi jalar ungu dengan pengeringan kabinet dryer T50 o C lebih tinggi bila dibandingkan dengan kadar antosianin tepung ubi jalar ungu dengan pengeringan yang lainnya. Penyebab penerimaan panelis terhadap warna tepung ubi jalar ungu yang menggunakan proses blanching menjadi berkurang (tidak suka) dikarenakan adanya reaksi pencoklatan non enzimatis yang berupa reaksi maillard selama proses pemblanchingan yang menggunakan panas dan dehidrasi (penghilangan sebagian besar air). Menurut Winarno (2002), reaksi Maillard merupakan reaksi antara karbohidrat, khususnya gula pereduksi dengan gugus amina primer. Hasil tersebut menghasilkan bahan berwarna coklat, yang sering dikehendaki atau kadang-kadang malahan menjadi pertanda penurunan mutu. Akan tetapi untuk pengeringan dengan kabinet dryer T60 o C tidak blanching memiliki tingkat kesukaan yang tidak berbeda nyata dengan pengeringan kabinet dryer T50 o C tidak blanching. Kesimpulan 1. Sifat kimia tepung ubi jalar ungu yang baik secara umum adalah pada pengeringan dengan kabinet dryer T60 o C tidak blanching memiliki sifat kadar air 4.62%, kadar abu 1.79%, kadar protein 3.15%, kadar lemak 0.88%, kadar karbohidrat 90.49%, kadar antosianin 20.01 ppm, dan kadar pati 72.03% dan pengeringan kabinet T50 o C tidak blanching yang memiliki kadar air 5.84%, kadar abu 1.88%, kadar protein 3.21%, kadar lemak 1027%, kadar karbohidrat 87.79%, kadar antosianin 19.75 ppm, dan kadar pati 64.63% 2. Sifat fisik tepung ubi jalar ungu yang paling bagus pada pengeringan dengan kabinet dryer T50 o C tidak blanching memiliki kelarutan 17.06%, daya serap air 1.69, bulk density 0.43 gr/ml, viskositas 7.84 cp, dan rendemen 30.42%. 3. Berdasarkan hasil uji sensori tepung ubi jalar ungu secara keseluruhan panelis lebih menyukai tepung ubi jalar ungu dengan proses pengeringan Kabinet Dryer T 50 o C Tidak Blanching dengan skor 7,08 dan Kabinet Dryer T60 o C Tidak Blanching dengan skor 7,06 yang berarti suka. 4. Dari kesimpulan nomor 1 sampai dengan 3 dapat diketahui bahwa proses pengeringan yang optimal pada pembuatan tepung ubi jalar ungu dilihat dari segi sifat fisikokimia dan sensori adalah dengan proses pengeringan Kabinet Dryer T50 o C Tidak Blanching. Saran Perlu dilakukan aplikasi dari tepung ubi jalar ungu yang dihasilkan yang memiliki tingkat kesukaan panelis/konsumen dan sifat fisikokimia yang baik. Daftar Pustaka 792

Anonim. 2008. Tepung Terigu. http://www.dapurdeddyrustandi.com/ (diakses tanggal 12 oktober 2009). Antarlina, SS. 1993. Kandungan Gizi, Mutu Tepung Ubi Jalar serta Produk Olahannya. Laporan Bulanan. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Malang. BPS. 2008. Statistik Indonesia 2007 (Produksi Umbi-umbian di Indonesia). Jakarta. Damardjati,D.S., S. Widowati dan Suismono. 1993. Pembinaan Sistem Agroindustri Tepung Kasava Pola Usaha Tani Plasma di Kabupaten Ponorogo. Laporan Penelitian Kerjasama Balittan Sukamandi dengan PT. Petro Aneka Usaha. Sukamandi. Ferlina, Shinta. 2010. Khasiat Ubi Jalar Ungu. http://www.khasiatku.com/ubi-jalar-ungu/ (diakses tanggal 22 Januari 2010). Richana, Nur dan Suarni. 2010. Teknologi Pengolahan Jagung. http://balitsereal.litbang.deptan.go.id/ind/bjagung/duatiga.pdf (diakses tanggal 22 januari 2010). Sarwono, B. 2005. Ubi Jalar. Penebar Swadaya. Jakarta. Suarni. 2009. Prospek Pemanfaatan Tepung Jagung untuk Kue Kering (Cookies). Jurnal Litbang Pertanian, 28(2), 2009. Suismono. 2001. Teknologi Pembuatan Tepung dan Pati Ubi-Ubian untuk Menunjamg Ketahanan Pangan. Majalah pangan nomor: 37/X/Juli/2001 Hal. 37-49 Utomo, J.S. dan S.S. Antarlina. 2002. Tepung Instant Ubi Jalar untuk Pembuatan Roti Tawar. Majalah Pangan No: 38/XI/Jan/2002 Hal: 28-34. Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Yuwono, M, Nur B dan Lily A. 2010. Pertumbuhan Dan Hasil Ubijalar (Ipomoea Batatas (L.) Lam.) Pada Macam Dan Dosis Pupuk Organik Yang Berbeda Terhadap Pupuk Anorganik. http://images.soemarno.multiply.multiplycontent.com/ diakses tanggal 22 januari 2010. 793