13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia kerja sekarang dituntut menciptakan kinerja karyawan yang tinggi untuk pengembangan perusahaan. Perusahaan harus mampu membangun dan meningkatkan kinerja di dalam lingkungannya. Keberhasilan perusahaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor penting adalah sumber daya manusia, karena sumber daya manusia merupakan pelaku dari keseluruhan tingkat perencanaan sampai dengan evaluasi yang mampu memanfaatkan sumberdaya sumberdaya lainnya yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan. Dalam meningkatkan semangat kerja karyawannya perusahaan menempuh beberapa cara misalnya melalui pendidikan, pelatihan, pemberian kompensasi yang layak, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan pemberian motivasi. Melalui proses-proses tersebut, karyawan diharapkan akan lebih memaksimalkan tanggung jawab atas pekerjaan mereka karena para karyawan telah terbekali oleh pendidikan dan pelatihan yang tentu berkaitan dengan implementasi kerja mereka. Secara umum karyawan bekerja karena di dorong untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga para karyawan semakin giat bekerja bilamana hasil yang dicapai dari pekerjaan memperoleh imbalan atau balas jasa yang memuaskan maka karyawan juga akan lebih bersemangat dalam bekerja.
2 Salah satu bentuk imbalan yang dapat diberikan oleh perusahaan adalah berupa kompensasi finansial maupun non finansial. Hasibuan (2002;117) kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikankepada perusahaan. Menurut handoko (2000;155) kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Untuk dapat meningkatkan semangat kerja perlu memperhatikan masalah kesejahteraan, ketenangan di dalam bekerja dan sikap penghargaan terhadap tenaga kerja sebagai karyawan atau patner kerja di sebuah perusahaan. Selain pemberian kompensasi yang berupa gaji, upah, dan insentif, yaitu dengan memberikan tambahan diluar gaji pokok apabila seseorang karyawan dapat menghasilkan kerja diatas standar hasil kerja yang ditetapkan oleh perusahaan. Kompensasi sangat penting bagi karyawan, karena besar kecilnya kompensasi merupakan ukuran terhadap prestasi kerja karyawan, apabila kompensasi yang diberikan perusahaan dirasa karyawan cukup adil dan wajar, maka akan mendorong karyawan untuk lebih baik dalam melakukan pekerjaanya dan lebih bertanggung jawab atas masing-masing tugas yang diberikan perusahaan. Program-program kompensasi merupakan pencerminan organisasi itu untuk mempertahankan sumber daya manusia, bila peruahaan tidak memperhatikan dengan baik tentang kompensasi bagi karyawanya, tidak mustahil perusahaan itu lambat laun akan kehilangan sumber daya manusia
3 yang berkualitas tinggi. Hal ini berarti perusahaan harus mengeluarkan biaya lagi untuk mencari tenaga baru, atau melatih tenaga baru untuk menggantikan karyawan yang keluar. Kompensasi yang diberikan pada karyawan merupakan sebuah motivator bagi karyawan untuk dapat bekerja dengan giat. Untuk itu disini setiap perusahaan diwajibkan untuk mengawasi dan mengendalikan usaha pemberian kompensasi ini terhadap efektifitas terciptanya semangat kerja karyawan yang tinggi. Semangat kerja merupakan hal yang sangat penting dalam setiap usaha kerjasama sekelompok orang dalam suatu organisasi. Semangat kerja yang tinggi akan menghasilkan produktifitas kerja yang tinggi dan akan mempermudah perusahaan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Semangat kerja yang tinggi akan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan, dan juga sebaliknya. Nitisemito (2000:97) semangat adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga pekerjaan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Kegairahan kerja adalah kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan. Karyawan dengan semangat yang tinggi merasa bahwa mereka diikut sertakan dalam tujuan organisasi yang patut diberi perhatian, dan usahausaha mereka perlu dihargai. Semangat merupakan jumlah kepuasan yang dimiliki oleh seorang pemegang jabatan dan anggota organisasi. PT. Prime Line International merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang garmen atau dalam bidang pembuatan baju yang secara khusus memproduksi kemeja pria dengan merk Manly dan dipasarkan di Indonesia,
4 terutama di seluruh daerah pulau jawa. PT. Prime Line International mampu mempertahankan kestabilan perusahaan sampai pada saat ini, dikarenakan perusahaan tersebut dapat mempertahankan karyawan yang kompeten dan ulet dalam hal memproduksi kemeja. Hal tersebut tidak lepas dari tanggung jawab perusahaan memberikan kompensasi pada setiap karyawan. Perusahaan dapat menjaga kualitas produknya, karena perusahaan dapat mempertahankan dan memelihara semangat kerja setiap karyawan. Salah satu cara untuk mempertahankan semangat kerja karyawan, yaitu dengan cara perusahaan memberikan kompensasi pada setiap karyawan, yaitu berupa kompensasi yang berbentuk finansial berupa gaji yang dibayarkan setiap bulan selain gaji pokok, perusahaan memberikan kompensasi finansial berupa tunjangan dan insentif yang diberikan pada karyawan yang diperoleh dari banyaknya jam lembur yang dilakukan oleh karyawan setiap jamnya. Insentif jam lembur dibayarkan oleh perusahaan dengan perjanjian yang telah disepakati antara perusahaan dan setiap karyawan. Kompensasi setiap karyawan bagian produksi berbeda dilihat dari pengalaman kerja karyawan. Berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa karyawan, peneliti mendapatkan beberapa informasi seperti, Karyawan yang sudah bekerja lebih dari 3 bulan, mereka mendapatkan gaji sebesar Rp.900.000, sedangkan karyawan yang masih bekerja dibawah 3 bulan, mendapatkan gaji sebesar Rp.600.000, dengan tambahan uang lembur sebesar 5.000/jam, dan insentif lembur diberikan kepada karyawan setiap akhir minggu. Perusahaan juga memberikan bonus jika target yang ditetapkan oleh perusahaan dapat
5 terealisasi, setiap karyawan berhak mendapatkan bonus sebesar seperempat dari gaji pokok yang didapatkan setiap bulan, perusahaan juga memberikan Tunjangan hari raya (THR) yang besarnya satu kali gaji perbulan, dan perusahaan juga memberikan asuransi kecelakaan kerja. Selain kompensasi finansial, perusahaan juga memberikan kompensasi non finansial yang berupa, seragam, suasana perusahaan yang kondusif, hubungan dengan rekan kerja yang dapat bekerjasama, dan karyawan mendapatkan fasilitas yang berupa lahan parkir, tempat ibadah, koperasi, kantin, tempat istirahat, dan ruangan khusus para pegawai yang merokok agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan oleh perusahaan. Dari hasil wawancara, banyak sekali keluhan yang rasakan oleh karyawan, mereka merasa kurang puas dengan kompensasi yang diberikan oleh perusahaan, dikarenakan perusahaan memberi kompensasi finansial dibawah standart UMR kota malang yang sebesar Rp.1.135.000, asuransi yang didapat hanya asuransi kecelakaan kerja saja, perusahaan juga tidak memberi tunjangan keluarga dan perusahan juga terkadang terlambat dalam pemberian kompensasi dan tidak memenuhi prinsip dasar pemberian kompensasi. Sedangkan dalam segi kompensasi non finansial, karyawan mengeluh dengan waktu jam istirahat yang sedikit, lahan parkir yang kurang memadai. Kompensasi finansial dan non finansial yang telah diberikan oleh perusahaan pada karyawan maka diharapkan karyawan dapat termotivasi sehingga semangat kerja karyawan dapat meningkat. Namun pada kenyataanya karyawan merasa kurang puas dengan kompensasi finansial
6 ataupun non finansial yang diberikan oleh perusahaan. Hal tersebut menimbulkan menurunya semangat kerja karyawan. Turunya semangat kerja dapat berdampak negative dalam perusahaan dan dapat merugikan karyawan, perusahaan harus lebih menjaga semangat kerja para karyawanya agar tidak merugikan perusahaan. Menurunya semangat kerja dapat dilihat dari tingkat produktivitas karyawan yang terdapat dalam tabel 1.1 dibawah ini: Tabel 1.1 Data target dan realisasi hasil produksi pada PT. Prime Line International Malang. Tingkat kerusakan produksi Bulan Target Realisasi Persentase Jumlah (%) Januari 10.000 9820 180 1.8 % February 10.500 10.343 157 1,5 % Maret 10.700 10.529 171 1,6 % April 11.000 10.791 209 1,9 % Mei 11.300 11.163 137 1,2 % Juni 11.500 11.351 149 1,3 % Juli 12.000 11.856 144 1,2 % Agustus 15.000 14.715 285 1,9 % September 13.000 12.805 225 1,7 % Oktober 13.300 13.100 199 1,5 % November 13.400 13.239 161 1,2 % Desember 13.500 13.352 148 1,1 % Sumber: PT.Prime Line Internasional Bedasarkan tabel 1.1, kerusakan produksi selama tahun 2011 masih cukup tinggi hingga hampir mencapai 2% perbulan. Selama tahun 2011 target produksi tidak dapat terealisasi dengan baik, dan Kerusakan produksi tertinggi terjadi pada bulan januari, april, agustus,dan September. Hal ini dapat terjadi Karena karyawan bekerja dengan dibebani target yang besar dan waktu yang terbatas selama jam kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan yaitu selama 8 jam/hari, hal ini dapat menyebabkan karyawan tertekan dan bekerja
7 semaunya sendiri dan pada akhirnya banyak sekali melakukan kesalahan, seperti salah dalam pemotongan kain, jahitan yang kurang sesuai, dan kurang cepatnya karyawan dalam menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh perusahaan. tingginya persentase kerusakan pruduk dapat berdampak buruk pada perusahaan maupun karyawan itu sendiri. Dampak buruk yang terjadi pada perusahaan adalah menurunya pendapatan perusahaan, dan dapat merugikan perusahaan, sedangkan dampak buruk pada karyawan adalah seringnya mendapat teguran dan tekanan dari perusahaan, dan bisa juga terjadinya pemecatan karyawan. Tingkat semangat kerja karyawan juga dapat dilihat dari tingkat absensi karyawan yang ada pada tabel 1.2 berikut ini: Tabel 1.2 Tingkat absensi ketidak hadiran karyawan bagian produksi PT. Prime Line International perbulan pada tahun 2011 Bulan Jumlah absensi Persentase absensi Januari 7 5,6% February 2 1,6% Maret 4 3,2% April 7 5,6% Mei 3 2,4% Juni 5 4 % Juli 5 4 % Agustus 8 6,4% September 9 7,2% Oktober 3 2,4% November 5 4 % Desember 3 2,4% Sumber: PT.Prime Line Internasional Pada tabel 1.2, tingkat absensi karyawan diatas menjelaskan tingkat absensi karyawan pada tahun 2011 mengalami peningkatan dan penurunan yang kurang stabil. Bedasarkan data diatas menunjukan bahwa pada bulan januari, april, agustus dan September menunjukan ketidakhadiran karyawan
8 absen tertinggi hingga mencapai lebih dari 5% dibandingkan bulan-bulan yang lain dengan presentase dibawah 5%. Bedasarkan data yang ada pada PT. Prime Line Internasional, hampir keseluruhan karyawan sebesar 70% tidak masuk kerja dikarenakan adanya kepentingtan keluarga dan sakit, sedangkan sisanya 30% tidak masuk kerja tanpa ada keterangan yang jelas. Pada dasarnya perusahaan merasa telah memenuhi kompensasi yang telah disepakati antara perusahaan dan karyawan, tetapi pada kenyataanya semangat kerja karyawan cenderung menurun jika dilihat dari tabel diatas, dan karyawan merasa bahwa kompensasi yang diberikan oleh perusahaan dirasa kurang sesuai, dan kurang memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan dibandingkan dengan harga kebutuhan sehari-hari yang semakin meningkat. Sedangkan harapan karyawan tidak hanya itu saja, melainkan mereka ingin mendapatkan kompensasi finansial berupa gaji yang memenuhi standart UMR yang telah ditetapkan oleh daerah kota malang yaitu sebesar Rp.1.1350.000, hal ini dapat memuasakan dan dapat meningkatkan semangat mereka. Bedasarkan latar belakang dan data yang terdapat pada tabel 1 sampai 3 diatas dan setelah memahami betapa pentingnya kompensasi didalam suatu perusahaan yang dapat meningkatkan semangat kerja, maka peneliti tertarik meneliti lebih lanjut masalah yang berkaitan dengan kompensasi dan semangat kerja, maka peneliti tertarik untuk melaku8kan penelitian dengan judul Pengaruh Kompensasi terhadap Semangat Kerja Karyawan Bagian Produksi pada PT. Prime Line International Malang.
9 B. Rumusan Masalah Bedasarkan latar belakang diatas, maka peneliti dapat menyusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kompensasi finansial dan non finansial pada PT. Prime Line International Malang? 2. Bagaimana semangat kerja karyawan pada PT. Prime Line International Malang? 3. Apakah kompensasi finansial dan non finansial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja karyawan pada PT. Prime Line International Malang? 4. Variabel kompensasi manakah yang paling berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan bagian produksi pada PT. Prime Line International Malang? C. Batasan Masalah Batasan masalah dimaksudkan untuk mempermudah dan memperjelas pemahaman agar lebih terarah, jelas dan tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, maka peneliti membatasi masalah pada kompensasi finansial dan non finansial yang ada pada perusahaan dan pengaruhnya terhadap semangat kerja karyawan, dan objek yang diteliti dibatasi pada karyawan tetap pada bagian produksi. D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
10 a. Untuk mengetahui kompensasi finansial dan non finansial pada karyawan PT. Prime Line International Malang. b. Untuk mengetahui semangat kerja karyawan pada PT. Prime Line International Malang. c. Untuk mengetahui kompensasi finansial dan non finansial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja pada karyawan PT. Prime Line International Malang. d. Untuk mengetahui kompensasi mana yang berpengaruh paling besar terhadap semangat karyawan PT. Prime Line International Malang. 2. Kegunaan Penelitian a. Bagi perusahaan Hasil penelitian dapat dijadikan bahan masukan untuk kemudian di aplikasikan didalam perusahaan, sehingga dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. b. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan kompensasi dan semangat kerja