BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.

Pendidikan merupakan unsur yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hakikat

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008), hlm Winata Putra Udin S., dkk, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas. Terbuka, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi,2003), hlm Pasal 3 Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2012, hlm Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan professional berbeda dengan pekerjaan lainnya, karena suatu

MODEL PEMBINAAN AKUNTABILITAS GURU MI ISTIQOMAH SAMBAS PURBALINGGA

BAB I PENDAHULUAN. Dosen, TAHUN 2005UU.htm, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama,

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

ARTIKEL HASIL PENELITIAN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M.

BAB I PENDAHULUAN. informasi atau penjelasan yang berkaitan dengan pembelajaran, pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Oleh karena itu, diperlukan manajemen kelas yang baik sehingga tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, pasti ada saja aral yang akan merintangi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan akan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, diharapkan siswa akan mendapatkan hasil yang maksimal

SKRIPSI. Disusun Oleh: : JUNI WIHAYANI NIM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. komponen mikro sistem pendidikan yang sangat strategis dan banyak. mengambil peran dalam proses pendidikan persekolahan.

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Profesi Guru telah hadir cukup lama di negara Indonesia ini, meskipun

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hlm. 54.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

Peningkatan Hasil Belajar Standar Kompetensi. Menerapkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Penggunaan Media VCD

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik yang akan mendatang. 1

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT.

BAB IV PENUTUP. jumlah skor rata-rata berada pada klasifikasi sedang, yakni antara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. simbolik dan sulit untuk dipelajari. Pandangan tersebut muncul dikarenakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan di sebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan sebagai wahana dalam membangun dan menempa kualitas

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak sama untuk dapat menguasai suatu kompetensi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. kepada bagaimana peroses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu, 1997), hlm Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

( Word Converter - Unregistered )

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran 1. belajar mengajar, agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN-SARAN. penjas terhadap kemampuan mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan Prodi

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. hlm Mulia, 1990), hlm. 16. hlm Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996),

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di masa ini Indonesia sedang dilanda berbagai masalah baik dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar dalam

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Zainal Aqib, Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional, Yrama Media, Bandung, 2009, hlm.14. 2

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utamanya. 1 Guru sebagai pengajar atau pendidik, merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Di dalam proses belajar mengajar, guru sebagai pengajar dan siswa sebagai subyek belajar secara otomatis setiap harinya mereka selalu berhadapan satu sama lain. Hal inilah yang mengakibatkan siswa menjadi tahu aktivitas yang dilakukan oleh gurunya, mulai dari memasuki kelas sampai keluar kelas. Dan secara umum siswa juga menjadi tahu tugas gurunya, dimulai ketika akan mengajar, dalam pelaksanaan mengajar, sampai pada akhirnya harus memberi penilaian pada dirinya. Oleh karena itu, dalam upaya membelajarkan siswa, guru dituntut memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif dan agar dapat mengajar efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Mulai dan akhirilah mengajar tepat pada waktunya. Hal ini berarti kesempatan belajar makin banyak dan optimal serta menunjukkan keseriusan saat mengajar sehingga dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Di mana semakin banyak siswa terlibat aktif dalam belajar, makin tinggi kemungkinan keberhasilan belajar yang dicapainya, sedangkan dalam meningkatkan kualitas dalam mengajar 1 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002), cet. 14, hlm. 4. 1

hendaknya guru mampu merencanakan program pengajaran dan sekaligus mampu pula melakukannya dalam bentuk interaksi belajar mengajar. 2 Dengan demikian, spesialisasi tugas guru dalam bidang kependidikan pada umumnya dan tugas pembelajaran pada khususnya diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal. Terlaksananya aktivitas pengajaran di kelas, peran guru sangatlah srategis. Dalam hal ini, guru melaksanakan tugasnya baik sebagai perencana, pelaksana, maupun sebagai evaluator pengajaran. Bahkan guru diharapkan memodifikasi rancangan dan pelaksanaan pengajaran untuk meningkatkan hasil belajar sesuai yang diharapkan. Implikasi dari peran guru yang strategis dalam bidang kependidikan, maka guru sebagai suatu profesi menuntut bagi penyandangnya untuk memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan kepribadian yang mantap sebagai prasyarat bagi performansinya. Melalui guru yang benar-benar profesional dalam mengelola pendidikan dan pengajaran diharapkan dapat mengkontribusi keluaran pendidikan yang berkualitas. 3 Secara sederhana pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang secara khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lainnya. 4 Guru dalam arti profesional adalah setiap orang yang 2 memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. 5 Berdasar pengertian di atas, bahwa pendidikan baru dapat dikatakan berhasil antara lain apabila setiap lulusan dapat digunakan secara optimal. Di mana dalam keberhasilan ini adalah tergantung dari kemampuan pengelolaan untuk merencanakan pola pendidikan terutama pada penyediaan guru-guru 2 Ibid., hlm. V. 3 Sutomo, et.al., Profesi Kependidikan, (Semarang : CV. IKIP Semarang, 1997), hlm. 1. 4 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 1995), cet. 3, hlm. 13. 5 Moh. Uzer Usman, op.cit., hlm. 15.

3 yang profesional, walaupun memiliki peserta didik yang tingkat kepandaiannya rendah atau sedang. Namun bisa menghasilkan lulusan yang tidak mengecewakan. Maka dari sinilah, sudah saatnya kompetensi guru ditingkatkan dengan senantiasa meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan dan kualitas pendidikan. Maka dengan bermodalkan kewibawaan dan kemampuan mengembangkan diri, guru akan senantiasa dihormati serta mendapat kepercayaan masyarakat, oleh karena itu peningkatan kompetensi profesional dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dengan prasyarat minimal diharapkan akan menjadikan guru yang betul-betul profesional sehingga dapat meningkatkan kualitas pengajaran yang dilaksanakan sebagai keberhasilan pendidikan. Berangkat dari hal tersebut, penulis memandang perlu untuk meneliti masalah tersebut dengan judul Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang Profesionalisme Guru dengan Keberhasilan Belajar Siswa Kelas III di MTs.N Grabag Kabupaten Magelang. B. Penegasan Istilah Untuk memudahkan pemahaman serta menghindari kesalahpahaman tentang judul skripsi ini, maka penulis perlu menjelaskan berbagai istilah sebagai berikut : 1. Persepsi Persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu ; proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya. 6 2. Siswa Siswa : murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah); pelajar. 7 6 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III, (Jakarta : Balai Pustaka, 2001), cet. I, hlm. 863. 7 Ibid., hlm. 1077.

4 3. Profesionalisme Guru Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesinalisme berarti mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional. 8 Profesionalisme berasal dari kata profesional yang mendapat imbuhan isme. Kata profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian. 9 Sedangkan definisi profesional menurut Drs. Sutomo, M.Pd., dalam buku Profesi Kependidikan adalah menunjuk kepada orang yang mampu memangku jabatan atau tugas pekerjaan dengan memenuhi persyaratan yang dicirikan sebagai profesi itu. 10 Sedangkan guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. 11 Oleh karena itu, profesionalme guru berarti pula menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan untuk mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. 4. Keberhasilan Belajar Keberhasilan berasal dari kata hasil yang mendapat awalan kedan akhiran an yang mengandung arti sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha. 12 Sedangkan definisi belajar menurut Slameto adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan 8 Ibid., hlm. 897. 9 Moh. Uzer Usman, op.cit., hlm. 14. 10 Sutomo, et.al., op.cit., hlm. 4. 11 Moh. Uzer Usman, op.cit., hlm. 5. 12 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op.cit., hlm. 391.

5 tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 13 Sedangkan Charles E. Skinner memberikan definisi belajar sebagai berikut : learning is a process of progressive behavior adaptation. 14 Adapun hasil belajar menurut Nana Sudjana dalam bukunya Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 15 Dalam penelitian ini, yang peneliti maksud dengan keberhasilan belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa yang bersekolah di MTs.N Grabag kelas III semester I pada tahun 2003/2004. C. Permasalahan Sesuai dengan judul di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah persepsi siswa tentang profesionalisme guru di MTs.N Grabag Kabupaten Magelang? 2. Seberapakah tingkat keberhasilan belajar siswa di MTs.N Grabag Kabupaten Magelang? 3. Adakah hubungan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru dengan keberhasilan belajar siswa di MTs.N Grabag Kabupaten Magelang? D. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Hipotesis akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika 13 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995), cet. 3, hlm. 2. 14 Charles E. Skinner, Essentials of Educational Psychology, (Tokyo, Prentice Hall, 1958), hlm. 199. 15 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Rosdakarya, 1999), cet. 6, hlm. 22. (Bandung : Remaja

6 fakta-fakta membenarkannya. 16 Atau dapat juga diartikan sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih terus diuji secara empiris. 17 Sehubungan dengan skripsi ini penulis mengajukan hipotesis bahwa Ada hubungan yang positif antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru dengan keberhasilan belajar siswa di MTs.N Grabag Kabupaten Magelang. E. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi para mahasiswa, khususnya mahasiswa Fakultas Tarbiyah sebagai calon guru yang harus mempunyai kompetensi guru salah satunya adalah kompetensi profesional. 2. Sebagai acuan bahwa proses belajar mengajar akan dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan apabila dikelola oleh guru-guru yang profesional. 3. Dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru, terutama guru di MTs.N Grabag Kabupaten Magelang agar lebih meningkatkan keprofsionalismenya untuk mendapatkan keberhasilan belajar siswa lebih baik lagi. F. Tinjauan Pustaka Dalam hal ini peneliti akan mengkaji persepsi siswa tentang profesionalisme guru hubungannya dengan keberhasilan belajar siswa. Sebelum peneliti membahas lebih lanjut, maka peneliti mencoba menelaah buku-buku yang ada untuk dijadikan sebagai perbandingan dan acuan dalam penulisan skripsi. Yang pertama, Moh. Uzer Usman dalam bukunya Menjadi Guru Profesional (Terbitan 2002) menyatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru 16 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta : Andi Offset, 1997), cet. XXIX, hlm. 63. 17 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Rajawali Press, 1991), hlm. 75.

7 sebagai pemegang peranan utama. Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus pada guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan. Kedua, Sutomo et.al, dalam bukunya Profesi Kependidikan (terbitan 1997) menerangkan bahwa dalam rangka penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas peranan guru tidak dapat diabaikan. Dan bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, mulai dari pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi hanya akan efektif jika dikelola oleh tenaga kependidikan atau guru yang kompeten (profesional) dan melalui guru yang benar-benar profesional dalam mengelola pendidikan dan pengajaran diharapkan dapat mengkontribusi keluaran pendidikan yang berkualitas. Ketiga, Abudin Nata, dalam bukunya Manajemen Pendidikan Mengatasi Permasalahan Pendidikan Islam di Indonesia (terbitan 2003), menyatakan bahwa keberhasilan pendidikan sebagian besar ditentukan oleh mutu profesionalisme seorang guru. Guru yang profesional bukanlah guru yang hanya dapat mengajar dengan baik, tetapi juga guru yang dapat mendidik. Untuk itu selain harus menguasai ilmu yang diajarkan dan cara mengajarkannya dengan baik, seorang guru juga harus memiliki akhlak yang mulia. Guru juga harus mampu meningkatkan pengetahuan sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan penelitian ini diharapkan akan memberikan masukan atau pelengkap terhadap penelitian yang sudah ada dan diharapkan juga bisa sebagai acuan atau perbandingan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

8 G. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan mudah dalam memahami skripsi ini, maka terlebih dahulu menuliskan sistematikanya sebagai berikut : 1. Bagian muka berisi halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan, abstraksi, deklarasi, motto, halaman persembahan, kata pengantar dan daftar isi. 2. Bagian isi (batang tubuh) yang memuat : Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, permasalahan, hipotesis, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II : Berisi Persepsi Siswa tentang Profesionalisme Guru dan Keberhasilan Belajar Siswa. Dengan uraian sebagai berikut : a. Profesionalisme Guru meliputi : pengertian guru profesional, ciri-ciri guru profesional, tugas dan tanggung jawab guru, usaha peningkatan profesional guru dan kode etik guru. b. Keberhasilan belajar siswa, yang meliputi : pengertian belajar, dasar dan tujuan belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, dan indikasi keberhasilan belajar c. Hubungan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru dengan keberhasilan belajar siswa. Bab III : Dalam bab ini menguraikan tentang metodologi penelitian meliputi : tujuan penelitian, waktu dan tempat penelitian, variabel penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, data dan sumber data, serta teknik analisis data. Bab IV : Dalam bab ini akan diuraikan analisis data tentang persepsi siswa tentang profesionalisme guru hubungannya dengan keberhasilan belajar siswa di MTs.N Grabag Kabupaten Magelang. Bab ini memuat analisis data yang terkumpul dari

9 penelitian untuk selanjutnya dipaparkan dalam analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut. Bab V : Penutup Bab ini meliputi tiga hal, yaitu : kesimpulan, saran-saran dan penutup. 3. Bagian akhir Pada bagian ini tercantum beberapa lampiran baik tentang daftar pustaka, data-data dari lapangan yang perlu dilampirkan (data matang), daftar ralat dan beberapa lampiran yang menjadi prasyarat pembuatan skripsi serta daftar riwayat pendidikan peneliti.