BAB I PENDAHULUAN. hlm Mulia, 1990), hlm. 16. hlm Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996),
|
|
- Harjanti Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola asuh anak merupakan suatu cara terbaik yang ditempuh orang tua ataupun pendidik dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Di mana tanggung jawab untuk mendidik anak ini adalah merupakan tanggung jawab primer. Karena anak adalah hasil dari buah kasih sayang diikat dalam tali perkawinan antara suami istri dalam suatu keluarga. 1 Hal ini sudah menjadi kewajiban orang tua untuk bertanggung jawab dalam mendidik anak secara terus menerus sehingga menjadi manusia yang berbudi luhur dan bertingkah laku baik. Seorang filosof Inggris John Locke yang dikutip oleh Singgih D Gunarso mengemukakan bahwa : Pengalaman dan pendidikan bagi anak merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan anak. Isi kejiwaan anak ketika dilahirkan adalah ibarat secarik kertas yang masih kosong, artinya bagaimana nanti bentuk dan corak kertas tersebut tergantung pada cara kertas tersebut ditulisi. 2 Salah satu dari prinsip perkembangan juga mengatakan bahwa perkembangan awal anak merupakan tahapan yang lebih kritis dari tahapan perkembangan selanjutnya, karena masa balita merupakan awal dari rangkaian perkembangan manusia, maka perkembangan pada masa ini mempnyai arti yang sangat penting bagi keberhasilan perkembangan pada tahap-tahap berikutnya. 3 Ciri pokok dari masa balita ini adalah anak mulai mengalami perubahan yang pesat dalam aspek kepribadian dan emosionalnya. Anak mulai 1 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996), hlm Singgih D Gunarso, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 1990), hlm Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta Didik, (Malang : UMM Press, 2002), hlm
2 2 belajar dasar-dasar dan pola tingkah laku dari orang-orang dewasa disekitarnya dan mulai belajar melakukan penyesuaian sosial dengan anakanak lain di luar lingkungan keluarganya. 4 Pola tingkah laku anak tumbuh dan berkembang sebagaimana halnya dengan pertumbuhan struktur badaniah anak perkembangan tersebut, sebagaimana dengan badannya, mengikuti tahap-tahap serta pola-pola tertentu dalam setiap tingkah lakunya. Jadi pola-pola tingkah laku anak berubah sesuai dengan perjalanan serta perubahan usianya, seseorang yang berusia dua tahun misalnya berbeda tingkah lakunya dengan apabila usianya tiga tahun, atau anak yang berumur tiga tahun berbeda tingkah lakunya dengan apabila umurnya empat tahun dan seterusnya. Namun, tidak semua anak mempunyai tingkah laku yang sama pada usia yang sama, karena setiap anak mempunyai karakteristik sendiri-sendiri dalam setiap perkembangannya. 5 Maka setiap orang tua perlu memahami dan mengetahui tahap-tahap perkembagnan anak sehingga mudah dalam mendidik dan membina anak. Oleh karena itu hal yang perlu diingat adalah bagaimana pola asuh atau bentuk asuhan yang diterapkan orang tua harus sesuai dengan perkembangan anak, agar tidak terjadi kesalahan dalam mengasuh buah hatinya karena sebagai perwujudan dari tanggung jawab orang tua dalam mendidik dan membina anak. Tetapi yang menjadi permasalahan di sini adalah ketika para orang tua terutama seorang ibu sibuk bekerja dalam meniti karir, sehingga kewajiban mendidik dan merawat anak terabaikan dan dialihkan kepada seorang pengasuh atau juru rawat, tentu saja ini akan berpengaruh terhadap perkembangan tingkah laku anak. 6 Kebanyakan seorang ibu, di kota besar pada umumnya sibuk bekerja sehingga kurang mempunyai waktu yang cukup untuk bergaul dan bermain dengan anak-anaknya, disebabkan banyaknya pekerjaan di luar rumah 4 Ibid., hlm Soejono Soekanto, Anak dan Pola Perilakunya, (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 1989), hlm Ibid., hlm. 3.
3 3 tangganya. 7 Dengan demikian jalan alternatif yang ditempuh oleh orang tua untuk permasalahan dalam menjaga dan merawat anak salah satunya adalah dengan menitipkan anak di TPA atau tempat penitipan anak. Dalam hal ini tempat penitipan anak merupakan upaya yang terorganisasi dalam mengasuh anak-anaknya khususnya balita di luar rumah orang tuanya selama beberapa jam dalam satu hari apabila asuhan orang tua kurang dapat dilaksanakan secara lengkap. Sarana penitipan anak ini hanya sebagai pelengkap terhadap asuhan orang tua dan bukan sebagai pengganti asuhan orang tua. 8 Dilihat dari segi undang-undang tentang sistem pendidikan nasional, tempat penitipan anak ini masuk ke dalam pendidikan pra sekolah. Karena pendidikan pra sekolah menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia th 2003 no. 20 pasal 28 ayat 4 tentang pendidikan pra sekolah mempunyai tujuan untuk meletakkan dasar perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta anak didik di dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Hal yang perlu digarisbawahi di sini adalah pendidikan pra sekolah tidak merupakan persyaratan untuk memasuki pendidikan dasar. Dengan demikian yang mengikuti pendidikan pra sekolah meliputi taman kanak-kanak, kelompok bermain dan tempat penitipan anak maupun bentuk lainnya, bukan suatu hal yang wajib diikuti oleh seorang anak usia tiga sampai lima tahun. 9 Selain itu juga, TPA atau tempat penitipan anak dapat membantu anak dalam memperoleh lingkaran persabahatan yang lebih besar, yang mana anak akan lebih aman dapat menempatkan sebanyak-banyaknya perhatian anak dari lingkungan luar rumah M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm Soemiarti Padmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000), hlm Tim Redaksi Fokus Media, Undang-undang RI No. 20 th tentang Sisdiknas, (Bandung: Fokus Media, 2003), hlm Lester D. Crow Alice Crow, Psikologi Pendidikan, (Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1984), hlm. 165.
4 4 Di dalam TPA atau tempat penitipan anak ini biasanya anak diasuh oleh seorang pengasuh atau disebut sebagai inang. Para pengasuh atau inang di sini bertugas mengawasi dan menjaga anak selama ditinggal oleh orang tuanya. Maka perbedaan individual setiap anak mesti diperhatikan seorang pengasuh, karena hal ini anak harus dipandang sebagai salah satu sosok utuh yang mandiri dan berbeda satu dengan yang lain dalam segala hal. 11 Oleh karena itu, sudah tentu orang tua akan lebih suka apabila anakanaknya tidak mendatangkan kesulitan-kesulitan dengan aneka macam tingkah lakunya yang serba aneh selama berada dalam tempat penitipan anak (TPA), karena masa-masa balita merupakan masa yang paling rawan dalam perkembangannya. Maka di dalam mengasuh anak, para pengasuh harus dibekali filosofi manajemen anak, sehingga dalam mengasuh dan merawat anak-anak selama di tempat penitipan anak dapat mengikuti prosedur pola asuh yang diterapkan sesuai dengan perkembangan anak masa balita. Cara ini dianggap yang paling baik untuk mengetahui perkembangan anak dalam memperhatikan ciri-ciri anak dalam setiap tingkat usianya. Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengetahui pola asuh yang diterapkan anak usia balita yang terdapat di dalam TPA atau tempat penitipan anak sebagai akibat kesibukan orang tua terutama seorang ibu bekerja meniti karir sehingga berdampak terhadap perkembangan tingkah laku anak. Dengan demikian untuk membuktikan hal tersebut, penulis akan mengadakan penelitian secara langsung tempat penitipan anak Melati Universitas Diponegoro Semarang dengan judul : PENGARUH POLA ASUH ANAK USIA BALITA TERHADAP PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU ANAK (Penelitian Tempat Penitipan Anak Melati Universitas Diponegoro Semarang) B. Penegasan Istilah Untuk mengadakan interpretasi lebih lanjut berdasarkan konsepkonsep yang relevan dengan judul penelitian, serta untuk menghindari 11 Ma ruf Mushthafa Zurayq, Sukses Mendidik Anak, (Jakarta : Serambi, 2001), hlm. 10
5 5 terjadinya salah pengertian atau kesalahfahaman bagi para pembaca maka dipandang perlu untuk menjelaskan arti dan memberikan penegasan beebrapa istilah sebagai berikut : 1. Pengaruh Berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang Pola Asuh Anak Pola berarti model, gambar atau potongan untuk contoh. 13 Dan diartikan sebagai sistem atau cara kerja. 14 Sedangkan asuh diartikan menjaga, merawat dan mendidik anak. 15 Jadi pola asuh anak adalah cara yang ditempuh orang tua atau pendidik dalam menjaga, merawat, mendidik dan mengarahkan anak agar menjadi pribadi yang baik Balita Berarti bawah lima tahun. Menurut istilah psikologi disebut dengan masa kanak-kanak awal yaitu masa yang dimulai pada akhir masa bagi (2 tahun) sampai dengan usia lima tahun. 17 Adapun batasan umur balita yang penulis teliti adalah umur tiga sampai lima tahun. 4. Perkembangan Merupakan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualtias kemampuan, sifat dan ciri baru. Perkembangan 12 Tim Penyusun Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 2, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), hlm Saliman Sudarsono, Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum, (Jakarta : Rineka Cipta, 1994), hlm Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), hlm Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1996), hlm M. Chabib Thoha, loc.cit. 17 Endang Poerwanti, loc.cit.
6 6 ini mencakup masalah pertumbuhan dan kematangan individu baik dari segi kognitif, emosi, maupun struktur kepribadiannya Tingkah laku Tingkah berarti perbuatan atau ulah. 19 Sedangkan laku berarti kelakuan atau perbuatan yang dalam bahasa arab disebut akhlak. 20 Jadi menurut Wolman Benjamin B mengatakan bahwa Behavior is the totality of intra and extraorganismic actions and interactions of an organism with its physical and social environment. 21 Perilaku adalah keseluruhan perilaku organ dalam dan organ luar interaksi dari sebuh organ dengan lingkungan fisik serta lingkungan sosialnya. 6. TPA (Tempat Penitipan Anak) Berarti sarana pengasuhan anak dalam kelompok biasanya dilaksanakan pada saat jam kerja. 22 dalam hal ini TPA hanya sebagian pelengkap terhadap asuhan orang tua dan bukan sebagai pengganti asuhan orang tua karena kesibukan orang tua bekerja. Dari penjelasan istilah tersebut dapatlah diambil pengertian bahwa pengaruh pola asuh anak usia balita terhadap perkembangan tingkah laku anak (penelitian tempat penitipan anak Melati Universitas Diponegoro Semarang) adalah salah satu dampak dari kesibukan orang tua terutama seorang ibu yang bekerja sehingga hal ini dapat dijadikan alternatif atau pilihan orang tua untuk melengkapi asuhan anak yang ditinggalkan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : 18 Reni Akbar Hawadi, op.cit., edisi 4, hlm Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta : Modern Inggris Press, 1991), hlm Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : Rajawali Press, 1992), hlm Wolman, Benjamin B., Dictionary of Behavioral Science, (New York: Van Nostrand Reinhold Company, 1973), hlm Soemiarti Padmonodewo, loc.cit., cet I.
7 7 1. Bagaimanakah pola asuh anak di Melati Universitas Diponegoro Semarang? 2. Bagaimanakah perkembangan tingkah laku anak di Melati Universitas Diponegoro Semarang? 3. Adakah pengaruh pola asuh anak terhadap perkembangan tingkah laku anak di Melati Universitas Diponegoro Semarang? D. Hipotesis Hipotesis merupakan pemecahan sementara atas masalah penelitian. 23 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi istilah hipotesis sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yang berarti pernyataan yang masih lemah sebenarnya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya. 24 Maka menurut Suharsimi Arikunto masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya. 25 Adapun dalam penulisan penelitian ini hipotesis yang peneliti ajukan adalah ada pengaruh dan signifikan antara pola asuh anak usia balita dengan perkembangan tingkah laku anak di Tempat Penitipan Anak (TPA) Melati Universitas Diponegoro Semarang. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah perbendaharaan karya ilmiah dalam rangka pengembangan keilmuan. 2. Manfaat praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi bahan masukan kepada orang tua atau pengasuh tentang pola asuh anak. 23 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm Sutrisno Hadi, Statistik Jilid 2, (Yogyakarta : Andi Offset, 1994), hlm Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm. 64.
8 8 b. Menambah wawasan bagi seorang pengasuh untuk lebih objektif dalam menangkap perlakuan anak dalam perkembangannya. Bagi peniliti merupakan sumbangan pikiran tentang persoalan yang menyangkut masalah pola asuh anak dalam perkembangan tingkah laku anak. F. Sistematika Penulisan Dalam Skripsi Sebelum menginjak pada bab pertama dan bab berikutnya yang merupakan satu pokok pikiran yang utuh, maka penulisan skripsi diawali dengan bagian muka yang memuat halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar dan daftar isi. Bagian kedua adalah batang tubuh yang terdiri dari atas bab pertama sampai lima. Bab pertama adalah pendahuluan. Pada bab ini berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, hipotesis, manfaat penelitian dan sistematika penulisan dalam skripsi Bab dua, membahas pola asuh anak usia balita terhadap perkembangan tingkah laku anak yang terdiri dari dua sub yang pertama membahas pengertian pola asuh, dasar dan fungsi pengasuhan anak, dan bentuk-bentuk pola asuh. Dan sub yang kedua membahas tentang perkembangan tingkah laku anak meliputi : Pengertian tingkah laku, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tingkah laku, aspek-aspek perkembangan anak usia balita, proses pembentukan tingkah laku, dan pengaruh pola asuh usia balita terhadap perkembangan tingkah laku anak. Bab ketiga, merupakan bab yang berkaitan dengan metode penelitian yang meliputi tujuan penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab keempat, analisa data tentang pola asuh anak usia balita dan pengaruhnya terhadap perkembangan tingkah laku anak di TPA atau Tempat Penitipan Anak Melati Universitas Diponegoro Semarang yang meliputi deskprisi data hasil penelitian, pengujian hipotesis, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian.
9 9 Bab kelima, terdiri dari kesimpulan, saran dan penutup. Bagian terakhir dari skripsi ini memuat daftar pustaka, lampiranlampiran, dan riwayat hidup penulis.
10 10 DAFTAR PUSTAKA Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : Rajawali Press, 1992). B. Kuppuswami, A Text Book of Child Behaviour and Development, (Vikas India : Second Raised Edition, 1980). Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1989). Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta Didik, (Malang : UMM Press, 2002). Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996). Lester D. Crow Aliq Crow, Psikologi Pendidikan, (Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1984). M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1995). Ma ruf Mushthafa Zurayq, Sukses Mendidik Anak, (Jakarta : Serambi, 2001). M. Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1988). Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, (Jakarta : LP3ES, 1985). Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta : Modern Inggris Press, 1991). Reni Akbar Hawadi, Psikologi Perkembangan Anak (Mengenal Sifat, Bakat dan Kemampuan Anak), (Jakarta : Grasindo, 2001). S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000). Saliman Sudarsono, Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum, (Jakarta : Rineka Cipta, 1994). Singgih D Gunarso, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 1997). Soejono Soekanto, Anak dan Pola Perilakunya, (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 1989).
11 11 Soemiarti Padmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000). Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 1998). Sumadi Surya Brata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995). Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta : Andi Offset, 1992)., Statistik Jilid 2, (Yogyakarta : Andi Offset, 1994). Tim Penyusun Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 2, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991). Semarang, 12 Januari 2005 Mengetahui, Pembimbing Peneliti, Drs. Wahyudi, M.Pd Hikmah NIP NIM
12 12 PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH POLA ASUH ANAK USIA BALITA TERHADAP PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU ANAK (Penelitian Tempat Penitipan Anak Melati Universitas Diponegoro Semarang Sultan Agung Semarang) PROPOSAL Disusun guna memenuhi Persyaratan penyusunan skripsi Oleh: HIKMAH NIM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG 2004
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utamanya. 1 Guru sebagai pengajar atau
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... BAB I PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... i ii iii iv
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Penerbit PT.BPK Gunung
DAFTAR PUSTAKA Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Penerbit PT.BPK Gunung Mulia, Jakarta 987) Kartini Kartono, Peranan Keluarga Memandu Anak, (CV Rajawali, Jakarta, 989) Sardiaman A.M,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan penelitian yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hubungan kedisiplinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu, hampir
Lebih terperinciBAB. III METODE PENELITIAN
BAB. III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui persepsi anak tentang perhatian orang tua sebagai peserta didik
Lebih terperinciPENGARUH KEWIBAWAAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA MI AWALIYAH BULAKGADUNGAN MANTINGAN NGAWI TESIS
PENGARUH KEWIBAWAAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA MI AWALIYAH BULAKGADUNGAN MANTINGAN NGAWI TESIS Program Studi Magister Agama Islam Diajukan oleh: Muslimin NIM 09130084 PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciHUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN TINGKAH LAKU SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 JEPON, KECAMATAN JEPON, KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN TINGKAH LAKU SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 JEPON, KECAMATAN JEPON, KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciMa ruf Mushthafa Zurayq, Sukses Mendidik Anak, Serambi, Jakarta, 2003, hlm. 17.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak sangat tergantung pada adanya kerjasama yang baik antara sekolah di satu pihak dan orang tua di pihak yang lain. Dengan cara inilah kita dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan agama Islam sebagai suatu disiplin ilmu, mempunyai karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat mungkin berbeda sesuai
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail, 1994, Shohih al-bukhari, Jilid 1, Beirut-Libanon, Dar al-fikr.
DAFTAR PUSTAKA Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail, 1994, Shohih al-bukhari, Jilid 1, Beirut-Libanon, Dar al-fikr. Arikunto, Suharmi, 1995, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara. ------, 2003,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2002
DAFTAR PUSTAKA A, Doni Koesoema, dan A. AriobimoNusantara, Pendidik Karakter di Zaman Keblinger: Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidikan, Jakarta : Grasindo, 2009 Rohani HM, Bimbingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di manapun dan kapanpun. Berhasil tidaknya tujuan pendidikan banyak. prestasi belajar yang diperoleh peserta didik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan utama atau kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan, yang semuanya itu biasa dilakukan di sekolah, walaupun pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia dan mempunyai peran yang sangat penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan manusia. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman dari waktu ke waktu, tentu ikut memengaruhi usaha pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya pemerintah senantiasa
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
PENGARUH POLA ASUH ANAK USIA BALITA TERHADAP PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU ANAK (PENELITIAN DI TEMPAT PENITIPAN ANAK MELATI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI MEDIA CELEMEK CERITA PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK - KANAK ABA TAWANGMANGU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN
UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI MEDIA CELEMEK CERITA PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK - KANAK ABA TAWANGMANGU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun sebagai persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi kehidupan manusia, khususnya bangsa Indonesia. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat: 1. Mengetahui penerapan strategi index card match khususnya pada materi pokok binatang yang halal dan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak yang berkesulitan Belajar, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Rineka Cipta, 2003). Adrian, Willa, Loedji, Soekotjo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) untuk dengan penuh tanggung jawab membimbing anak-anak didik ke kedewasaan. 1 Seperti halnya dalam pendidikan agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk pendidikan baik pendidikan formal, non formal, maupun informal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat menuntut tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama ibarat pakaian menyamakan agama dengan pakaian tentu tidak selalu tepat meskipun keduanya memiliki kemiripan. Orang bisa melakukannya dengan mudah saja ketika
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. A. M, Sardirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : CV. Rajawali, 1986).
DAFTAR PUSTAKA A. M, Sardirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : CV. Rajawali, 1986). Abror, Abdurrahman, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993. Ali, Muhammad, Strategi
Lebih terperinciHUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciCOVER PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DI SDIT ALAM HARAPAN UMMAT PURBALINGGA SKRIPSI
COVER PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DI SDIT ALAM HARAPAN UMMAT PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sutau proses mendidik, membina, mengendalikan, mengawasi, memengaruhi, dan mentransmisikan ilmu pengetahuan yang dilaksanakan oleh para
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abi Bakar, Imam Taqyuddin bin Muhammad al-husaini, Kifayatul Ahyar, Terj. H. Moh Rifa I, Semarang : Toha Putra, 1978
DAFTAR PUSTAKA Abi Bakar, Imam Taqyuddin bin Muhammad al-husaini, Kifayatul Ahyar, Terj. H. Moh Rifa I, Semarang : Toha Putra, 1978 Abdul Gafar, Irfan, M. Jamil, Re-formulasi Rancangan Pembelajaran Pendidikan
Lebih terperinciUPAYA MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO PADA ANAK TK 03 KALIWULUH KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN
JURNAL PUBLIKASI UPAYA MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO PADA ANAK TK 03 KALIWULUH KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Disusun Oleh SUDARMI NIM. A. 53A100044 PENDIDIKAN
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara 1991).
99 DAFTAR PUSTAKA Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara 1991).., Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.Golden Trayon Press, Cet 5, 1994). Ahmad, Tafsir Ilmu
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Al-Qur an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, Semarang,
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, Semarang, Toha Putra, 2002 Djamarah Syaiful Bahri Drs., dan Drs. Aswan Zain., Strategi Belajar Mengajar, cet. Ke-II, Jakarta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Ki Hajar Dewantara menyatakan, bahwa pendidikan sebagai tuntutan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan yang memberikan kesempatan peserta didik untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. 2 Salah satu pendidikan formal yaitu sekolah, dimana lingkungan pendidikan
Lebih terperinciGambar 4.1 : Struktur Kepemimpinan wilayah RT 23 RW 2.80
Gambar 4.1 : Struktur Kepemimpinan wilayah RT 23 RW 2.80 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan dipahami secara luas dan umum sebagai usaha sadar yang dilakukan pendidik melalui bimbingan, pengajaran,
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: Mochamad Zaenal karim NIM
UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGHADAPI DAMPAK NEGATIF BUDAYA SENI BANTENGAN TERHADAP AKHLAK PESERTA DIDIK KELAS VI DI SDN TULUNGREJO 04 KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU SKRIPSI Oleh: Mochamad Zaenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan berkaitan erat dengan hakekat makna dan fungsi pendidikan dalam keseluruhan aspek kehidupan. Selain
Lebih terperinciUPAYA MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO PADA ANAK TK PIVERI MASARAN SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI
UPAYA MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO PADA ANAK TK PIVERI MASARAN SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah individu yang berbeda, unik dan memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan tahap usianya. Pendidikan anak usia dini sangat penting dilaksanakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik di Negara-negara maju maupun Negara-negara yang berkembang seperti
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah kenakalan remaja ini semakin meresahkan masyarakat, baik di Negara-negara maju maupun Negara-negara yang berkembang seperti Negara kita Indonesia.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan hal yang penting didalam suatu penelitian ilmiah. Karena penelitian ilmiah harus dilakukan dengan cara-cara atau langkah-langkah tertentu dan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP KREATIFITAS BERFIKIR SISWA MTS NU 01 GRINGSING BATANG
PENGARUH PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP KREATIFITAS BERFIKIR SISWA MTS NU 01 GRINGSING BATANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON SKRIPSI
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON SKRIPSI Oleh: ANA HIDAYAH NIM: 58451057 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. al- Fauzan, Saleh, Fikih Sehari-hari, Jakarta: Gema Insani Press, 2005.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Shodiq, Evaluasi Pembelajaran Konsep dasar, Teori dan Aplikasi, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012. Abshor, M. Khoirul. Pengaruh Pendidikan Shalat Pada Masa Kanak-Kanak Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengajar yang diciptakan oleh hubungan antara guru dengan peserta didik.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya dalam sistem pendidikan harus ada tata tertib pada masing-masing sekolah, Karena kedisiplinan diperlukan dalam semua aspek kehidupan termasuk didalamnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik menyangkut aspek ruhaniah dan jasmaniah. Tidak heran bila suatu kematangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dilihat dari sejarah perkembangan manusia mulai zaman dahulu hingga sekarang, pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif dan signifikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1996, hlm Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, Cet. XII,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari makna lazimnya, pendidikan adalah suatu proses transfer of knowledge dari seorang guru kepada murid, namun ketika dicermati dari subtansi pendidikan itu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengikuti ekstrakurikuler sepakbola memiliki motivasi sangat tinggi yakni
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan hasil perinciannya adalah: 1. Tingkat motivasi intrinsik yang dimiliki siswa SMA N 2 Wonosobo dalam
Lebih terperinciPENDAPAT PRIA DEWASA TENTANG MAJALAH POPULAR
PENDAPAT PRIA DEWASA TENTANG MAJALAH POPULAR (Studi pada pembaca Majalah Popular di Tempat Fitness Narita) SKRIPSI Oleh: ARBHISZENO HARNINDYO P 04220186 Jurnalistik JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jauh lebih banyak dan lebih komplek dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah-masalah seputar karakter atau moral yang terjadi sekarang ini jauh lebih banyak dan lebih komplek dibandingkan pada masa-masa sebelumnya. Persoalan karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMBELAJARAN AKHLAK DI TPA (TAMAN PENITIPAN ANAK) AMANDA P2PNFI UNGARAN. Disusun Oleh: LUKI SETYO NUGROHO NIM:
MANAJEMEN PEMBELAJARAN AKHLAK DI TPA (TAMAN PENITIPAN ANAK) AMANDA P2PNFI UNGARAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Tarbiyah Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PEELITIA A. Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menekankan analisisnya pada data-data nomerikal (angka),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa (Nation character
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.karena itu, pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Sinar Grafika, 2008, h. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan untuk mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian (juga sering disebut metodologi) adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisa data, dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Attachment merupakan istilah yang diperkenalkan pertama kali oleh seorang psikolog dari Inggris John Bowlby pada tahun 1958 mengenai gambaran ikatan antara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 2. Terdapat pengaruh kemampuan kognitif terhadap kemampuan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan yang positif antara kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Angapan bahwa pendidikan baru bisa dimulai setelah usia Sekolah Dasar (7 tahun) ternyata tidak benar. Bahkan pendidikan yang dimulai pada usia Taman Kanak-Kanak (4-6tahun)
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. A.R, Zahruddin dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000
DAFTAR PUSTAKA A.R, Zahruddin dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000 Ahmadi, Abu dan Ahmad Rohani HM, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta:Rineka Cipta,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Pola asuh permisif orang tua berada pada tingkat tinggi dan rata-rata 68,82. dengan frekuensi siswa 71 orang dan prosentase 77,17 %.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan pola asuh permisif orang tua terhadap kedisiplinan siswa di SMP Muhammadiyah 4 Banjarmasin, maka dapat disimpulkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSI SISWA KELAS VII DI SMPN 2 KRAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSI SISWA KELAS VII DI SMPN 2 KRAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak dikemudian hari. Apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan waktu kecil
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan secara umum diawali dalam suatu keluarga, orang tua yang bertanggung jawab dengan kelanjutan kehidupan pendidikan anak-anaknya, karena pengaruh yang diterima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan di sebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam undang- undang republik Indonesia nomor 2 tahun 2003 tentang sistem pendidikan di sebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat signifikasi terhadap berbagai jenis dimensi kehidupan baik. dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran
Lebih terperinciEfektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK
Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa Retno Ambarini (09220200) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang; masih adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Telah dirasakan bahwa televisi memberikan pengaruh sosial yang besar terhadap masyarakat, baik bagi anak-anak maupun terhadap orang tua dan orang dewasa. Pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa. Secara ideal seorang guru semestinya memiliki kemampuan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya kesenjangan antara kemampuan guru dalam mengajar dengan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Secara ideal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai proses dimana sebuah bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, bahwa salah satu tujuan pembangunan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Penjabaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Orang tua merupakan sosok penting bagi setiap keberhasilan pendidikan dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi panutan bagi anak-anaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial. Di dunia ini, tidak ada manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial. Di dunia ini, tidak ada manusia yang bisa hidup seorang diri tanpa bantuan orang lain. Mereka membutuhkan orang lain untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini ikut menuntut kemajuan dalam segala sektor. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa adalah merupakan tugas utama seorang ibu, karena para ibu mempunyai andil
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak dalam rumah tangga adalah tugas semua orang tua, namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut menjadi dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga waktu tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu persoalan krusial sebagai dampak proses globalisasi yang terkait dengan kehidupan keagamaan adalah semakin menipisnya ruang religiusitas dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami perubahan dari fase kehidupan sebelumnya. Masa anak prasekolah sering disebut dengan golden age atau
Lebih terperinciHUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS TINGGI SD N 1 MUDALREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL
HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS TINGGI SD N 1 MUDALREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah dan kelas merupakan tempat menghimpun siswa dan secara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dan kelas merupakan tempat menghimpun siswa dan secara bersama-sama mengembangkan lingkungan dan belajar bagaimana menunjukkan keproduktifannya. 4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan pendidikan. Pendidikan dalam lingkungan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Achmadi, Islam Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2005.
DAFTAR PUSTAKA Achmadi, Islam Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2005. Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004, Cet.2. Al- Ghazali, Imam, Al-Halal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam menghadapi perkembangan zaman dengan berbagai perubahan dan persaingan mutu, maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menghadapi setiap
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting demi tercapainya suatu tujuan penelitian, karena metode mempelajari dan membahas tentang cara-cara yang ditempuh dengan setepat-tepatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelas. Oleh karena itu, diperlukan manajemen kelas yang baik sehingga tujuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan peningkatan dan penyempurnaan pendidikan, yang berkaitan erat dengan peningkatan mutu Proses Belajar Mengajar (PBM)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan bukan jatuh dari langit, ia harus tumbuh dalam pribadi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sebuah lembaga atau organisasi, Kepemimpinan merupakan unsur penting, sebab tanpa adanya kepemimpinan dari seseorang pemimpin maka suatu lembaga atau organisasi
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Adz Dzaki Hamdani Bahran, Psikoterapi Dan Konseling Islam, Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru, 2001
DAFTAR PUSTAKA Adz Dzaki Hamdani Bahran, Psikoterapi Dan Konseling Islam, Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru, 2001 Afianti tina, peningkatan kepercayaan diri melalui kelompok,jurnal psikologi no 6, 1998 Arifin.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk mewujudkan pembangunan nasional di Negara Indonesia. Tanpa adanya pendidikan tentu Negara akan lemah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin dipandang sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pelaporan data-data penelitian secara sistematis.
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan strategi umum yang digunakan peneliti dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab dan memecahkan persoalan yang dihadapi. 1 Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam keahlian guna untuk dapat beradaptasi dan berinteraksi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari zaman yang serba modern ini, manusia dituntut menguasai berbagai macam keahlian guna untuk dapat beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan yang serba canggih.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya dan sekaligus mempraktekkannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan hal yang fundamental dalam pembangunan bangsa, karena kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan usaha mencerdaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah, agar pendidikan dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah, agar pendidikan dapat dimiliki seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun suatu bangsa, pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia dewasa untuk mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan untuk peranannya di masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa dimana usianya berkisar antara 12-21 tahun. Pada masa ini individu mengalami berbagai
Lebih terperinci