BAHAN AJAR. oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPO

dokumen-dokumen yang mirip
DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH SEMANTIK BI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai

SILABUS DAN SAP MATA KULIAH

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMANTIK DR 414

BAB II TEORI SEMANTIK

SEMANTIK DR 416. Dr. Yayat Sudaryat, M. Hum/1033 Hernawan, S.Pd., M.Pd./2226

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SILABUS SEMANTIK DR413. Dr. H. Yayat Sudaryat, M.Hum. Hernawan, S.Pd., M.Pd. Haris Santosa Nugraha, M.Pd. PROSEDUR PELAKSANAAN PERKULIAHAN

BAB II LANDASAN TEORI. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Apa yang Dipelajari oleh Ilmu Bahasa (linguistik)? (Bahan Kuliah Sosiolinguistik)

FILSAFAT BAHASA DAN BAHASA MENURUT LUDWIG WITTGENSTEIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

2015 FENOMENA PENGGUNAAN NAMA-NAMA UNIK PADA MAKANAN DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

I. PENGERTIAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam segala kegiatan seperti pendidikan, keagamaan, perdagangan

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

SEMANTIK Teori Memahami Makna Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

PENULISAN KARYA ILMIAH

PERBEDAAN TEORI LINGUISTIK FERDINAND DE SAUSSURE DAN NOAM CHOMSKY. Abdullah Hasibuan 1. Abstrak

BAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Diajukan Oleh: ALI MAHMUDI A

BAB II KAJIAN TEORI. Penelitian mengenai makna simbol dalam sastra lisan telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kabupaten Purbalingga (Kajian Semantik) ini berbeda dengan penelitian-penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dipilih umat manusia dalam berkomunikasi dibanding berbahasa non lisan. Hal ini

Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran

Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa

Dayat Hidayat 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat.

ANALISIS PEMAKAIAN BENTUK-BENTUK PRONOMINA PERSONA DALAM NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI E. Rafhiqi Pratama, Sujoko

BAB I PENDAHULUAN. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi (fiction), teks naratif

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas-tugas tersebut. Tetapi kalau memahami masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semantik merupakan ilmu tentang makna, dalam bahasa Inggris disebut meaning.

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

LANGUAGE IS POWERFUL 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

Drs. Mulyana, M. Hum. Semantik Bahasa Jawa Kajian Lengkap Dinamika Makna Dalam Bahasa. Oktober 2008 KATA PENGANTAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

Teori-teori Umum (LittleJohn) Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas

Fenomena Kalimat Transformasi Tunggal Bahasa Angkola (Kajian Teori Pendeskripsian Sintaksis) Husniah Ramadhani Pulungan 1 Sumarlam 2

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

KAJIAN PERUBAHAN MAKNA DALAM NASKAH DRAMA MONUMENT KARYA INDRA TRENGGONO

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. dari pembicaraan orang dan umumnya mengenai objek-objek dan kejadiankejadian.

Bahasa sebagai Sistem. Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd. Dosen Penerbitan Politeknik Negeri Media Kreatif

DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun Penelitian tentang makna kata dalam Al-Qur an sudah pernah diteliti

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

PRAGMATIK. Disarikan dari buku:

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

PERANAN FILSAFAT BAHASA DALAM PENGEMBANGAN ILMU BAHASA

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

(26 November February 1913) By: Ubaidillah

BAB II LANDASAN TEORI. yang tertinggi harus diserahkan pada negara kebangsaan (Tim Dosen PKN,

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara

PENGGUNAAN DEIKSIS SEMANTIK DALAM CERPEN SILUET JINGGA KARYA ANGGI P

Transkripsi:

BAHAN AJAR oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPO

Pengertian dan Perkembangan Semantik A. Pengertian Semantik Semantik berasal dari bahasa Yunani semainein (bermakna). KB sema tanda atau lambang KK semaino menandai atau memaknai

1. Semantik cabang linguistik yang bertugas semata-mata meneliti makna kata. (sempit) 2. Semantik adalah studi tentang makna. (luas) 3. Semantik adalah studi tentang makna bahasa. Chaer (1990:3) Semantik mengkaji makna yang berkaitan dengan bahasa sebagai alat komunikasi

Leech (1974: ix): Semantik merupakan pusat kajian komunikasi. Karena komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, kebutuhan untuk memahami semantik sangat penting. Istilah semantik sebenarnya istilah teknis yang merujuk pada studi tentang makna bahasa. Istilah ini baru muncul dan diperkenalkan oleh Asosiasi Filologi Amerika (American Philological Association) melalui sebuah artikel yang berjudul Reflected Meanings: A Point in Semantics.

Semantik sebagai ilmu yang berdiri sendiri baru muncul pada abad ke-19. Pada tahun 1820-1925 muncul ilmu baru, tetapi belum disadari oleh ahli yang menemukannya. Pada saat itu seorang ahli klasik bernama C, Chr Reisig (Jerman Jerman) mengemukakan konsep baru tentang gramatika: 1. semasiologi: studi atau kajian tentang makna; 2. sintaksis: studi atau kajian tentang kalimat; 3. etimologi: studi atau kajian tentang asal-usul kata, perubahan bentuk kata, dan perubahan makna.

Berdasarkan Reisig tersebut, semantik dibagi 3 masa pertumbuhan. 1. Pertumbuhan semantik oleh Ullman diistilahkan sebagai Underground Period ditandai dengan konsep gramatika. 2. Pertumbuhan semantik ditandai dengan munculnya karya sarjana Perancis, Michel Breal (akhir abad 19/1883) berjudul Essai de Semantique

3. Pertumbuhan semantik ditandai dengan munculnya karya seorang filologi Swedia, Gustaf Stern, berjudul Meaning and Change of Meaning, with Special Reference to the English Language pada tahun 1931.

Bahasa memiliki beberapa fungsi yang cukup kompleks, antara lain: 1. instrumental: alat untuk memenuhi kebutuhan material; 2. regulatory: mengatur dan mengontrol perilaku individu yang satu dengan yang lain dalam suatu hubungan sosial; 3. interaksional: menciptakan jalinan hubungan antara individu yang satu dengan yang lain:

4. personal: media identifikasi dan ekspresi diri; 5. heuristik: menjelajahi, mempelajari, memahami dunia sekitar; 6. imajinatif: mengkreasikan dunia dalam kesadaran dunia batin seseorang; 7. informatif: media penyampai pesan dalam kegiatan komunikasi, media penafsir keseluruhan pengalaman batin seseorang

Filsafat sebagai ilmu yang mengkaji kearifan, pengetahuan, hakikat realitas, memiliki hubungan yang sangat erat dengan semantik karena dunia fakta yang menjadi objek perenungan merupakan dunia simbolik yang terwakili dalam bahasa. Sementara itu, aktivitas berpikir tidak dapat berlangsung tanpa adanya bahasa. Dalam situasi ini bahasa tidak hanya sekedar media proses berpikir atau penyampai hasil berpikir. Whitney dalam Aminudin (1988:18) mengungkapkan bahwa bahasa tidak hanya dibutuhkan untuk merumuskan pikiran, tetapi juga menjadi bagian dari proses berpikir itu sendiri.

kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam bahasa sering menimbulkan salah pengertian. Pernyataan seperti Andi dan Anita mulai gawat sekarang. dapat dimaknai Andi dan Anita sakit keras. Sementara, yang dimaksud oleh penutur adalah hubungan Andi dan Anita tidak harmonis. Dalam situasi seperti ini pengolahan dan penyusunan satuan bahasa maupun konteks harus dilakukan secara tepat dan cermat. Dengan kata lain, dalam berbahasa kita harus memperhatikan aspek logika yang merupakan bagian dari filsafat.

Psikologi adalah ilmu yang mengkaji hakikat dan gerak-gerik jiwa. Psikologi mengkaji kebermaknaan jiwa, sedangkan semantik mempelajari kebermaknaan kata atau satuan ujaran dalam bahasa. Ahli psikologi berpendapat bahwa makna timbul dari rangsangan (stimulus) dan tindak balas (respon) sesuai dengan gambaran pikiran terhadap benda kongkret atau abstrak dan sesuai dengan hasil belajar seseorang.

Tidak ada batas yang jelas antara antropologi dan sosiologi karena keduanya mengkaji masalah manusia dalam masyarakat. Namun demikian, kita dapat membedakan bidang kajian kedua ilmu tersebut. 1) antropologi mengkaji sekelompok masyarakat tertentu, sosiologi mengkaji kelompok masyarakat yang lebih luas; 2) antropolgi mengkaji perkembangan sosioekonomi masyarakat yang heterogen.

Akan tetapi, keduanya sama-sama mengkaji bahasa sebagai fenomena sosial dan budaya karena bahasa merupakan unsur yang digunakan manusia sebagai bagian hidup yang menyertai berbagai aktivitasnya. Haliday mengemukakan ada 3 unsur yang tidak dapat Haliday mengemukakan ada 3 unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam menentukan fungsi dan komponen-komponen semantis bahasa, yaitu ideasional: isi pesan yang akan disampaikan; interpersonal: makna yang hadir bagi pemeran dalam peristiwa tuturan; tekstual: bentuk kebahasaan serta konteks tuturan yang merepresentasikan serta menunjang terwujudnya makna tuturan,

Sastra menggunakan bahasa sebagai media pemaparannya. Bahasa dalam sastra memiliki keunikan tersendiri karena merupakan salah satu bentuk idiosyncratic yang di dalamnya berbagai kata digunakan sebagai hasil pengolahan dan ekspresi individual si pengarang. Makna bahasa yang digunakan dalam suatu karya sastra terdiri atas beberapa strata, antara lain:

1) unit makna literal yang secara tersurat merepresentasikan bentuk kebahasaan yang digunakan; 2) dunia rekaan pengarang; 3) Dunia yang dipandang dan titik pandang tertentu; 4) Lapis dunia atau pesan yang bersifat metafisis.

Linguistik adalah ilmu yang mengkaji bahasa. Bahasa baik yang berbentuk kata, frasa, kalimat, atau wacana, sebenarnya terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan bentuk dan lapisan makna. Bentuk-bentuk bahasa berikut ini memiliki makna. baju baju baru baju baru yang dibeli ibu dari pasar baru baju baru yang dibeli ibu dari pasar baru kemarin

Baju yang dibeli ibu dari pasar baru kemarin sangat mahal Dari bentuk-bentuk bahasa tersebut dapat disimpulkan ada makna yang muncul dalam tataran morfologi (baju); sintaksis (frase baju baru ) atau (kalimat baju baru yang dibeli ibu dari pasar baru ); wacana (Ibu kemarin pergi ke pasar baru. Di sana ia membeli baju baru. Harga baju baru itu sangat mahal)

A.Tanda dan Lambang Tanda atau sign adalah substitusi untuk hal lain. Oleh karena itu, tanda memerlukan interpretasi. Contoh: tomat berwarna merah tomat sudah matang

Tanda dibagi menjadi 3 jenis 1. ditimbulkan dari alam hari mendung segera turun hujan asap membumbung ada kebakaran 2. ditimbulkan oleh binatang burung gagak berkicau ada orang meninggal ayam berkokok hari mulai pagi 3. ditimbulkan oleh manusia, baik bersifat verbal maupun nonverbal.

Perbedaan tanda dengan lambang atau simbol. Tanda bersifat universal, artinya siapa pun orangnya dari mana ia berasal, ia akan tahu makna tanda tersebut tanpa harus mempelajari bahasa negara yang dikunjunginya. Tanda dalam bentuk hurufhuruf, seperti dilarang masuk disebut lambang atau simbol. Lambang tidak bersifat universal.

B. Konsep Konsep merupakan istilah yang diajukan Lyons sebagai pengganti istilah throught atau reference. Istilah konsep sama dengan makna Aristotle menyatakan bahawa unit terkecil yang bermakna atau the smallest significant unit of speech ialah perkataan. Dalam linguistik sekarang, unit tatabahasa terkecil yang bermakna adalah morfem. Menurut Ullmann (1962 1962:55 55), ada dua aliran pemikiran tentang konsep makna: aliran anatikal @ referensial dan aliran operasional @ kontekstual.

Menurut de Saussure (1959 1959:67 67), ),bahasa terdiri daripada bunyi atau penanda (signifiant) dan makna atau petanda (signifie). Penanda adalah bayangan akustik, misalnya urutan bunyi m+e+j+a. Petanda adalah gambaran atau makna yang melambangkan bunyi meja.

Pada kenyataannya tidak semua kata memiliki hubungan tunggal karena ada beberapa nama yang memiliki kesamaan makna dengan nama lain atau sebaliknya.

1. Pandangan Realisme Realisme dalam pengertian filsafat merujuk pada doktrin atau ujaran bahwa objek-objek yang dapat diraba oleh pancaindera adalah nyata (real) dalam wujudnya. 2. Pandangan Nominalisme Pandangan filosofis yang mendasari teoriteori pengkajian makna yang menegaskan bahwa bentuk-bentuk kata atau ekspresi bahasa yang lainnya digunakan untuk menamai atau menyebutkan benda yang melekat dengan benda yang dinamainya.

3. Pandangan Konseptualisme Kata konsep mengacu pada proses pembentukan konsep dalam pemikiran seseorang. Kata ini mengacu pada apa yang berhubungan dengan konsep atau konsepsi. 4. Pendekatan Referensial Kebermaknaan suatu ujaran terletak pada hubungan antara ujaran itu secara langsung dengan sesuatu yang berada di luar bahasa, baik yang bersifat konkret maupun abstrak (Alston dalam Feisal, 1991:17)

5. Pendekatan Struktural Bersumber pada gagasan strukturalisme Saussure yang mendapat pengaruh dari pandangan filsafat realisme. Pengaruh ini tercermin dari dikotomi Saussure tentang bentuk (form) dan substansi (subtance), serta dikotomi sistem bahasa (language) dan tuturan (parole).

6. Pendekatan Ideasional Mengkaji makna bahasa sebagai suatu gagasan (konsep) yang berada dalam pikiran pemakai bahasa. 7. Pendekatan Behavioral Memusatkan pada hal-hal yang melibatkan penggunaan bahasa dalam proses komunikasi atau pada makna ekspresi bahasa dalam situasi tertentu.

Makna sesuatu perkataan atau ungkapan boleh berubah daripada yang asal kepada makna yang baharu. Namun antara unsur- unsur bahasa, maknalah yang paling kuat bertahan terhadap gejala perubahan (Hashim Musa, 1994:77).

Faktor-faktor perubahan makna adalah : Perubahan makna karena perkembangan bahasa itu sendiri. Perubahan makna karena perubahan tanggapan penutur. Perubahan makna kerana perluasan maksud. Perubahan makna karena pembatasan maksud. Perubahan makna karena tujuan simbolik dan stilistik.

1. Ungkapan Tabu a. Eufemisme (Eufemia) berasal dari dari bahasa Yunani eufemia yang artinya penggunaan kata yang baik. Kata-kata/ungkapan-ungkapan yang dianggap tabu diganti dengan katakata/ungkapan-ungkapan yang baik. Misalnya: berak buang air besar kencing buang air kecil

2. Disfemia (ungkapan kasar) Penggunaan kata atau ungkapan yang memiliki nilai rasa yang sifatnya memperkasar perasaan. Disfemia biasanya digunakan dalam situasi atau keadaan yang tidak ramah. Misalnya: mengambil begitu saja mencaplok mengeluarkan mendepak kalah masuk kotak

1. Jenis Makna Kata 2. Relasi Makna Kata 3. Perubahan Makna Kata

Sumber Rujukan Buku Utama Chaer, A. (2002). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Leech, G. (1981) Semantics: The Study of Meaning. England: Penguin Book. Lyon, G. (1981). Semantics, Volume 1 dan 2. Cambridge: Cambridge University Press. Parera, J.D. (1993). Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta: PT Gramedia. Pateda, M. (1986). Semantik Leksikal. Flores: Nusa Indah. Prawirasumantri, A. (1998). Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Tarigan, H.G. (1985) Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa. Referensi Aminudin. (1988). Semantik: Pengantar Studi tentang Makna. Bandung: Sinar Baru. Baker, L. (1995). Lyons. USA. Two-Can Publishing Ltd. Djajasudarma, T.F. (1993). Semantik 1 dan 2: Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: Eresco. Katz, J.J. (1972). Semantics Theory. New York: Harper & Row. George, F.H. (1981). Semantics: Second Edition. Cambridge: Cambridge University Press. Slametmulyana. (1964). Semantik (Ilmu Makna). Jakarta: Jambatan.