BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Suardi, 2012:71). bangsa. Hal ini sebagaiman tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ini sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian dan batasan istilah. Adapun penjelasannya sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa. manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Undang-Undang Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penemuan. Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan. Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu bidang studi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Pada

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan menurut Undang-undang tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan prestasi manusia melalui pembelajaran disekolah. yang bermanfaat untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik sebagai manusia yang berkepribadian luhur dan berakhlak mulia. mendengarkan ketika proses pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran agar lebih tertanam pada siswa. Faktor-faktor itu antara lain guru, siswa, media pembelajaran, proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisa bersikap tertentu. Dalam hal ini, belajar merupakan sebuah upaya

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diorganisasikan dan diarahkan pada pencapaian lima pilar pengetahuan: belajar

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan formal, di mana pendidikan dasar mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya generasi muda, yang nantinya akan mengambil alih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan dan ditetapkan (UU Sisdiknas No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi kebutuhan yang sangat komplek bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan seorang akan menjadi manusia yang berkualitas. UU No 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Suardi, 2012:71). Pendidikan dasar memiliki peranan yang sangat penting dalam menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas pada jenjang pendidikan selanjutnya demi kelangsungan hidup dan untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Hal ini sebagaiman tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2009:69) pasal 1 yang berbunyi: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Seiring perkembangan dalam dunia pendidikan, dalam proses pembelajaran keberadaan guru hanya sebagai fasilitator dan siswa yang menjadi pusat utama dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan dalam kelas bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang aktif. Guru dituntut untuk terampil dalam memilih metode, strategi, maupun model dan media pembelajaran yang dapat menarik minat belajar siswa dan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Keberhasilan 1

2 pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pembelajaran IPA memerlukan keterampilan dan peran aktif siswa dalam proses pelaksanaannya, sehingga siswa tidak hanya sebagai seorang yang menerima informasi tentang materi. Akan tetapi juga terlibat dalam kegiatan pembelajaran di kelas (Putra, 2013:15). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2010:153). Adanya penjelasan itu, maka diharapkan pembelajaran dapat memberikan pengalaman langsung bagi siswa untuk memecahkan masalah dengan cara melakukan suatu pemikiran yang berasal dari penemuannya sendiri, sehingga mampu membuat siswa lebih mandiri dan peka terhadap permasalahan disekitarnya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 11 Juni 2013 dengan guru bidang studi IPA diperoleh data bahwa masih banyak peserta didik kelas IV SDN Tunggulwulung 03 Malang yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA pada materi struktur batang tumbuhan dengan fungsinya. Keterampilan proses yang dimiliki siswa cenderung kurang dalam pembelajaran IPA dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa rendah. Hal ini disebabkan model pembelajaran yang digunakan oleh guru hanya melalui metode ceramah dan

3 penugasan yang menyebabkan siswa cepat bosan dalam proses pembelajaran. Selain itu, siswa tidak berani bertanya kepada guru dan cenderung pasif. Kurangnya pemahaman dan kesulitan siswa ditunjukkan ketika siswa ditanya mengenai materi struktur batang tumbuhan dengan fungsinya sangat mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh. Mayoritas siswa belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 69. Terdapat 16 siswa (76%) yang belum mencapai KKM dan 5 siswa (24%) yang sudah mencapai KKM. Berdasarkan hasil belajar siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa masih rendah. Permasalahan di atas bertentangan dengan tujuan pembelajaran, yang dimana Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Hardini, 2012:149-150). Adanya pendapat di atas maka, siswa diharapkan mampu belajar dengan diiringi adanya kegiatan penemuan-penemuan yang berasal dari aktivitas pembelajaran yang dilakukan secara langsung dari adanya proses pengamatan objek-objek secara langsung, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa dan lebih mudah pahami dan diingat serta dimanfaatkan dikemudian hari. Hal ini sependapat dengan model pembelajaran inkuiri yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar, dan kemampuan memperluas wawasan. Selain itu adanya alasan emperis berkaitan dengan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh : Lawson, 1992; Renner 1992; university of Philipine, 1996; Muir, 1991; McCune, 1992; dan wartono, 1996. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan

4 bahwa model pembelajaran inkuiri secara meyakinkan lebih efektif daripada model pembelajaran konvensional, baik dalam meningkatkan keterampilan berpikir maupun dalam prestasi belajar. (Julianto dkk., 2011:93) Pada pelajaran IPA kelas IV di SD/MI terdapat materi tentang struktur batang tumbuhan dengan fungsinya. Secara konseptual materi ini bermanfaat bagi siswa untuk memberikan pemahaman mengenai struktur batang tumbuhan dengan fungsinya untuk pengetahuan baru sebagai bekal pada tingkat kelas selanjutnya. Dengan menguasai materi ini, siswa diharapkan dapat mengetahui struktur batang tumbuhan dengan fungsinya. Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia, peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Manfaat dalam pembelajaran tersebut yaitu memberi kesempatan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan dengan pengamatan dan pengalaman sendiri. Belajar melalui inkuiri juga dapat memperpanjang proses ingatan maupun pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikiran sendiri, sehingga hal tersebut baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa (Putra, 2013:84). Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA dengan materi struktur batang tumbuhan dengan fungsinya. Pada pembelajaran IPA terutama di SD harus dilakukan secara nyata dan menyenangkan. Pembelajaran dengan menerapkan

5 model pembelajaran inkuiri dapat membelajarkan siswa secara mandiri dan dapat menemukan ide-ide yang inovatif terhadap obyek yang dilihat. Berdasarkan uraian di atas peneliti mengadakan penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Struktur Batang Tumbuhan Dengan Fungsinya Pada Siswa Kelas IV SDN Tunggulwulung 03 Malang. B. Fokus Masalah Penelitian ini difokuskan dalam upaya mengatasi masalah yang dialami siswa dan menjadi sumber kesulitan dan hambatan dalam memahami materi struktur batang tumbuhan dengan fungsinya dalam kegiatan pembelajaran di SDN Tunggulwulung 03 Malang. C. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan fokus masalah di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi struktur batang tumbuhan dengan fungsinya pada siswa kelas IV SDN Tunggulwulung 03 Malang. 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPA materi struktur batang tumbuhan dengan fungsinya setelah menerapkan model pembelajaran inkuiri di kelas IV SDN Tunggulwulung 03 Malang?

6 D. Tujuan Penelitian Sesuai rumusan masalah yang ditetapkan, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendiskripsikan penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi struktur batang tumbuhan dengan fungsinya pada siswa kelas IV SDN Tunggulwulung 03 Malang. 2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPA materi struktur batang tumbuhan dengan fungsinya setelah menerapkan model pembelajaran inkuiri di kelas IV SDN Tunggulwulung 03 Malang E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis dan praktis yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tetntang model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran IPA dan mendorong untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan inovasi baru. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Menambah keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA dan menganggap IPA sebagai pelajaran yang menyenangkan.

7 2) Merancang kemampuan berpikir siswa dalam memecahkan masalah sehingga dapat memperoleh hasil belajr yang sesuai dengan apa yang diharapkan. b. Bagi Guru 1) Dapat dijadikan sebagai bahan masukan sekaligus panduan praktis bagi guru untuk menuju pada pembelajaran yang inovatif dan interaktif. 2) Memberikan pengalaman langsung kepada guru mata pelajaran untuk memecahkan permasalahan secara terencana dan sistematis yang terkait dengan pembelajaran IPA di Sekolah dasar khususnya di kelas IV SDN Tunggulwulung 03 Malang. c. Bagi Sekolah 1) Meningkatkan kerja sama antara pihak-pihak sekolah seperti guru, siswa dan sekolah. 2) Dapat dijadikan sebagai masukan untuk dapat mengambil kebijakan yang lebih baik dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah khususnya di SDN Tunggulwulung 03 Malang. 3) Sebagai sumbangan kepada pihak sekolah maupun sekolah lainnya dalam rangka perbaikan proses pembelajaran. d. Bagi Peneliti Selanjutnya 1) Peneliti mendapatkan pengalaman dan wawasan tentang penerapan model pembelajaran inkuiri di Sekolah Dasar 2) Peneliti dapat menerapkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam situasi dan kondisi yang nyata di Sekolah Dasar.

8 F. Batasan Istilah Berdasarkan penjelasan yang ada pada rumusan masalah, maka batasan istilah yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran inkuiri merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa memahami struktur atau ide kunci dari suatu disiplin ilmu, perlunya siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran, dan suatu keyakinan bahwa pembelajaran yang sebenarnya akan terjadi melalui penemuan pribadi (Julianto dkk., 2011:93). 2. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Abdurrahman, 1999 dalam Jihad, 2008:14). Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. 3. Materi Struktur Batang Tumbuhan Dengan Fungsinya. Batang merupakan bagian tumbuhan yang ada di atas tanah. Batang merupakan tempat keluarnya daun, bunga dan buah. Batang juga berperan dalam pengangkutan air dan zat makanan dari akar ke daun. Adapun fungsi batang yaitu sebagai penyokong tubuh tumbuhan, mengangkut makanan ke seluruh tubuh tumbuhan, mengangkut air dan mineral dari akar ke daun (Sulistyanto, 2008:28-29). 4. IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir, dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Trianto, 2010:136).