ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KANDUNGAN KADMIUM (Cd) DALAM IKAN BANDENG DI KAWASAN TAMBAK LOROK SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

Analisis Risiko Kandungan Timah Hitam (Pb) pada Ikan Belanak di Sungai Tapak Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS RISIKO PAPARAN KADMIUM (Cd) PADA AIR DAN KERANG PUTIH (ANADONTA WOODIANA) DI SUNGAI PANGKAJENE TAHUN 2012

ANALISIS RISIKO MERKURI (Hg) DALAM IKAN KEMBUNG DAN KERANG DARAH PADA MASYARAKAT DI WILAYAH PESISIR KOTA MAKASSAR

ANALISIS RISIKO KANDUNGAN ZINC (Zn) DALAM KEPITING BAKAU DI SUNGAI TAPAK KOTA SEMARANG

ANALISIS RISIKO TIMBAL (Pb) DALAM BIOTA LAUT PADA MASYARAKAT PESISIR KOTA MAKASSAR

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

ANALISIS RISIKO KROMIUM (Cr) DALAM IKAN KEMBUNG DAN KERANG DARAH PADA MASYARAKAT WILAYAH PESISIR KOTA MAKASSAR

BIOTA, SEDIMEN DAN AIR PADA SUNGAI PANGKAJENE KECAMATAN BUNGORO KABUPATEN PANGKEP

STUDI ANALISIS RISIKO KONSENTRASI NITRAT, NITRIT, MANGAN, BESI DALAM AIR TANAH RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG LAPORANTUGAS AKHIR (EV -003)

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa)

ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN MERKURI PADA MASYARAKAT KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung adalah ibukota dari Provinsi Lampung yang merupakan

ANALISIS RISIKO KADMIUM DALAM KERANG DARAH PADA MASYARAKAT DI WILAYAH PESISIR KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN AKIBAT PAJANAN TIMBAL

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAJANAN GAS AMONIA (NH 3 ) PADA PEMULUNG DI TPA JATIBARANG, SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Laut dan kehidupan di dalamnya merupakan bagian apa yang disebut

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAJANAN GAS HIDROGEN SULFIDA (H 2 S) PADA PEMULUNG AKIBAT TIMBULAN SAMPAH DI TPA JATIBARANG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

ANALISIS RISISKO KESEHATAN PAJANAN BENZENA DI INDUSTRI PERCETAKAN X KOTA SEMARANG

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dengan meningkatnya pendapatan masyaraka Di sisi lain,

BAB I PENDAHULUAN. buangan/limbah yang selanjutnya akan menyebabkan pencemaran air, tanah, dan. h:1). Aktivitas dari manusia dengan adanya kegiatan

RISIKO PAPARAN ARSEN PADA MASYARAKAT SEKITAR SUNGAI PANGKAJENE KECAMATAN BUNGORO KABUPATEN PANGKEP

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DAN LAJU KONSUMSI AMAN PADA KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal) DI SUNGAI DONAN CILACAP

BAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat

BAB 1 : PENDAHULUAN. lainnya baik dalam bidang ekonomi, politik dan sosial. (1)

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN NIKE (Awaous melanocephalus) DI MUARA SUNGAI BONE KOTA GORONTALO

I. PENDAHULUAN. akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya. maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda.

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN

ANALISIS RISIKO LOGAM BERAT Fe, Cr DAN Cu PADA ALIRAN SUNGAI GARANG

RISIKO LOGAM BERAT (Hg,Cd,As) PADA SEDIMEN LAUT, IKAN, DAN KERANG TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT PESISIR MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. disimpan sebagai cadangan di dalam tubuh. Proses biologis di dalam tubuh

BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

P E N E L I T I A N. Suci Kurniawati 1, Nurjazuli 2 *, Mursid Raharjo 3. ISSN (Print) : ISSN (Online) :

KAJIAN LOGAM BERAT Pb, Cu, Hg DAN Cd YANG TERKANDUNG PADA BEBERAPA JENIS IKAN DI WILAYAH PESISIR KOTA BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Selain untuk dikonsumsi air juga digunakan hampir

ANALISIS RISIKO KESEHATAN AKIBAT PAJANAN TIMBAL

PENGUKURAN KONSENTRASI TIMBAL (Pb) DALAM DEBU DI RUMAH PENDUDUK KAWASAN DESA KADU, KECAMATAN CURUG, TANGERANG BANTEN (PTKMR) BATAN

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia 17 (1), 2018, DOI : /jkli

Ahmad., et al, Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan dengan risk agent total suspended particulate...

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

PENILAIAN DAN MANAJEMEN RISIKO TIMBAL DI UDARA PADA ANAK SEKOLAH DASAR PESISIR KOTA MAKASSAR

TOKSISITAS MERKURI (Hg) TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN, GAMBARAN DARAH DAN KERUSAKAN PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan

JST Kesehatan, Oktober 2014, Vol.4 No.4 : ISSN

ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN BENZENE PADA PEKERJA DI BAGIAN LABORATORIUM INDUSTRI PENGOLAHAN MINYAK BUMI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perairan telah menjadi permasalahan kesehatan lingkungan hampir semua negara

PENDAHULUAN. sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu,

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU

TINGKAT BIOAKUMULASI LOGAM BERAT PB (TIMBAL) PADA JARINGAN LUNAK Polymesoda erosa (MOLUSKA, BIVALVE)

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon-Subang, Sepanjang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Udara tersebut berbentuk gas dan terdapat dimana-mana, sehingga akibatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KONSENTRASI KADMIUM (Cd) DAN TIMBAL (Pb) PADA AIR DAN IKAN DARI PERAIRAN SUNGAI WAKAK KENDAL

ANALISIS KADAR LOGAM BERAT (Timbal dan Kadmium) PADA FECES SAPI YANG DIPELIHARA DI TPA TANJUNG KRAMAT

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia

Effect of Temperature on the Accumulation and Depuration of Copper (Cu) and Cadmium (Cd) in Nile Tilapia Fish (Oreochromis niloticus)

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

Environmental Health Risk Assessment

Keywords: Carbon monoxide, Traders, Environmental Health Risk Analysis, Ambarawa. Literature: 9,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014 pada pasal 1 ayat 9 yang menyatakan

Dampak Cadmium dalam Ikan terhadap Kesehatan Masyarakat

: benzene, level of health risk, gas station

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh menurunkan kualitas lingkungan atau menurunkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat

IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIR PERMUKAAN SUNGAI BY PASS KOTA PADANG DENGAN METODE SUSEPTIBILITAS MAGNET

Bagian Epidemiologi & Biosta s k Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Padang

EVALUASI KADAR CEMARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan industri (Singh, 2001). Hal ini juga menyebabkan limbah

Studi Pencemaran Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada Ikan Tongkol (Euthynnus sp.) di Pantai Utara Jawa

UNIVERSITAS INDONESIA

Transkripsi:

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KANDUNGAN KADMIUM (Cd) DALAM IKAN BANDENG DI KAWASAN TAMBAK LOROK SEMARANG Maria Sylvia Angelina Vianne*, Yusniar Hanani D.**, Hanan Lanang D.** *) Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro **) Dosen Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Jalan Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Kota Semarang 50239, Indonesia *) Email: viaavioo12@gmail.com ABSTRACT Tambak Lorok area is an area around the waters of Tanjung Mas and widely used to embank fish. The abundance of industry and the existence of the harbor caused the polluted waters of cadmium metal. The community always eat milkfish from Tambak Lorok this would pose a risk of health problems. The purpose of this study was to analyze the non-carcinogenic health risk of cadmium contained in milkfish consumed by the people in Tambak Lorok. The type of this study is observational with Environmental Health Risk Assessment (EHRA) approach. The sample in this research are 65 housewives who consumed milkfish from Tambak Lorok area. The results of this research showed that the concentration of cadmium in pond water is < 0,001 mg/l and cadmium concentration in milkfish is 0,01 mg/kg. The average body weight of respondents is 59.8, the average intake rate is 276 gr/day, the average frequency of exposure is 92.8 days/year, and the average duration of exposure was 23.45 years. The average realtime intake result is 0,0000105 mg/kg/day; 0,0000129 mg/kg/day for lifetime for 30 years; 0,0000215 mg/kg/day for lifetime for 50 years; and 0,0000302 mg/kg/day for lifetime for 70 years. The average RQ at realtime exposure was 0.01056, for 30 years lifetime exposure is 0.01296, for 50 years lifetime exposure is 0.02159, andfor 70 years lifetime exposure is 0,0302. The conclusion is that milkfish in Tambak Lorok area safety consumed until 70 years to go and housewives asrespondent have categories not yet risk of non carcinogenic health by exposure of cadmium through ingestion path to milkfish. Keywords : EHRA, milkfish, cadmium, Tambak Lorok PENDAHULUAN Perkembangan industri, pelabuhan serta kawasan perikanan dapatditemukan di kota Semarang, khususnya di sekitar kawasan Pelabuhan TanjungEmas Semarang. Pesatnya perkembangan industri seringkali diikuti dengan meningkatnya polutan dari limbah yang mengandung logam berat. Banyak logam merupakan elemen biologis penting, tetapi juga memiliki potensi toksisitas untuk biota jika konsentrasi mereka melampaui ambang batas tertentu. 1 724

Logam berat dapat terakumulasi dalam tubuh suatu biota termasuk komoditas budidaya, maka akan sangat berbahaya jika produk hasil budidaya yang dikonsumsi manusia mengandung logam berat pada nilai toleransi yang tidak aman. 2 Pada konsentrasi yang rendah, logam berat tidak berbahaya, tetapi pada konsentrasi yang tinggi akanmemberikan akibat buruk bagi biota, bahkan bagi makhluk hidup dan lingkungannya. Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya apabila masuk ke dalam tubuh, karena kadmium dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik kronis maupun akut. Beberapa efek yang ditimbulkan akibat pemajanan Cd adalah adanya kerusakan ginjal, liver, testis, sistem imunitas, sistem susunan saraf dan darah.unsur ini berbahaya bila manusia mengonsumsi (baik itu dihirup atau dimakan) dalam jumlah yang cukup besar, karena kadmium tidak mudah untuk keluar dari dalam tubuh. Logam ini akan terakumulasi di dalam tubuh. 3 Perairan di sekitar kawasan Pelabuhan Tanjung Emas seperti Tambak Lorok dijadikan untuk tempat perikanan atau tambak terutama ikan bandeng. Ikan tersebut dikonsumsi oleh masyarakat sekitar dan bisa dimungkinkan mengandung logam berat seperti kadmium karena kondisi tambak yang telah tercemar limbah industri.apabila ikan dikonsumsi terus menerus dan dalam jumlah yang banyak dapat mengakibatkan gangguan kesehatan karena adanya kandungan logam. Mengingat tingginya minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan bandeng dan bahaya kadmium terhadap kesehatan maka perlu dilakukan penelitian mengenai analisis risiko kandungan kadmium dalam ikan bandeng pada masyarakat di kawasan Tambak Lorok dengan menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Penelitian ini dilakukandi kawasan Tambak Lorok, Kelurahan tanjung Emas, Kecamatan Semarang Utara pada bulan April hingga Juni 2017. Populasi subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di RW 14 Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Emas, yang mengonsumsi ikan bandeng dari kawasan Tambak Lorokdan populasi objek adalah air tambak dan ikan bandeng yang di budidaya di Tambak Lorok. Besar sampel subjek yang diperoleh dari hasil perhitungan yaitu 65 orang ibu rumah tangga. Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Sampel objek berupa ikan bandeng yang diambil dari satu titik tambak yang paling berdekatan dengan sumber polutan. Ikan bandeng yang diteliti sebanyak 8 ekor. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan kadar kadmium dalam air tambak dan ikan bandeng yang diambil di daerah sumber pencemaran. Pemeriksaan dilakukan di laboratorium BBTPPI Kota Semarang dengan menggunakan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Wawancara dengan responden menggunakan instrumen kuesioner, dan pengukuran data antropometri dengan menggunakan timbangan digital. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat pada masing-masing 725

variabel penelitian untuk menggambarkan karakteristik variabel tersebut, danmenggunakan metode analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL) untuk memperkirakan tingkat risiko pajanan kadmium. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Umum Responden Umur responden Distribusi responden berdasarkan umur disajikan pada tabel 1: Tabel 1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur No Umur Responden (tahun) Jumlah (n) 1. 20-29 tahun 7 10,8 2. 30-39 tahun 22 33,8 3. 40-49 tahun 16 24,6 4. > 49 tahun 20 30,8 Total 65 100,0 Tabel 1 menunjukkan bahwa pada karakteristik umur dari 65 responden, kelompok umur terbesar yaitu 30-39 tahun sebanyak 22 responden (33,8%). Sedangkan yang terendah pada kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 7 responden (10,8%). Sifat logam kadmium yang terakumulasi akan menimbulkan dampak kesehatan setelah 10-30 tahun. 4 Umur seseorang akan mempengaruhi daya tahan tubuh terhadap pajanan zat toksik atau bahan kimiakarena umur orang dewasa lebih rentan untuk terpajan zat toksik dengan daya tahan tubuh yang rendah. 4 Pendidikan terakhir Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada tabel 2: Tabel 2 Distribusi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan No Tingkat pendidikan Jumlah (n) Presentase (%) 1. Tidak 7 10,8 sekolah 2. SD 31 47,7 3. SLTP/SMP 15 23,1 4. SLTA/SMA 12 18,5 Total 65 100,0 Tabel 2 menunjukkan bahwa pada karakteristik tingkat pendidikan dari 65 responden,kelompok pendidikan terbesar merupakan kelompok Sekolah Dasar yaitu sebanyak 31 responden Presentase (47,7%). Sedangkan yang terendah (%) pada kelompok tidak sekolah sebanyak 7 responden (10,8%). Pendidikan yang rendah dapat menyebabkan risiko kesehatan ibu rumah tangga meningkat karena kurangnya pengetahuan tentang bahaya toksik dari pajanan kadmium dari ikan bandeng yang dikonsumsi. Gejala penyakit Distribusi responden berdasarkan gejala penyakit disajikan pada tabel 3: Tabel 3 Distribusi karakteristik responden berdasarkan gejala penyakit No Penyakit Jumlah (n) Presentase (%) 1. Mual dan 15 23,1 Diare 2. Gangguan 47 72,3 sakit kepala 3. Nyeri sendi 66,2 kaki dan tulang belakang 43 4. Sesak 11 16,9 nafas 5. Gangguan fungsi hati dan ginjal 1 1,5 726

Tabel 3 menunjukkan bahwa hampir seluruh responden mengalami beberapa gejala kesehatan yang ditimbulkan akibat pajanan kadmium pada ikan bandeng dalam jangka waktu yang lama. Responden paling banyak mengalami gejala gangguan sakit kepala sebanyak 47 responden (72,3%). Konsentrasi kadmium yang rendah apabila masuk ke dalam tubuh tetap menimbulkan efek pada manusia. Efek akan muncul saat daya racun yang dibawa kadmium tidak dapat lagi diterima tubuh karena adanya akumulasi kadmium dalam tubuh. Deskriptif Variabel Penelitian Konsentrasi kadmium Pengukuran kadmium dilakukan pada air tambak dan ikan bandeng yang diambil dari titik yang paling berdekatan dengan sumber polutan yaitu industri. Hasil pengukuran konsentrasi kadmium disajikan pada tabel 4: Tabel 4Hasil Pengukuran Kadmium pada Ikan Bandeng dan Air Tambak No Jenis Konsentrasi sampel 1. Ikan bandeng 0,1 mg/kg 2. Air tambak < 0,001 mg/l Tabel 4 menunjukkan hasil konsentrasi kadmium pada ikan bandeng yang telah diteliti yaitu sebesar 0,01 mg/kg. Konsentrasi ini masih dibawah baku mutu yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011 Tahun 2009 Tentang Penetapan BatasMaksimum Cemaran Mikroba dan Kimia Dalam Makanan, untuk cemaran logamberat kadmium pada ikan olahan batas maksimum yang diperbolehkan yaitu sebesar 0,1 mg/kg. 5 Konsentrasi kadmium masih di bawah standar yang ditetapkan, akan tetapi konsentrasi kadmium tersebut akan meningkat bahkan melebihi nilai standar karena sifat logam kadmium yang mudah terakumulasi. 6 Hal tersebut menyebabkan terjadinya proses bioakumulasi, yaitu logam berat akan terkumpul dan meningkat kadarnya dalam tubuh organisme air yang hidup, termasuk ikan bandeng. Proses rantai makanan juga berpengaruh terhadap akumulasi logam berat dalam tubuh manusia. Hal ini disebabkan karena adanya prosesbiomagnifikasi dalam jaringan tubuh manusia yang mengkonsumsi ikan bandeng yangtercemar oleh logam berat kadmium. Manusia yang menduduki tingkat trofik tertinggi dari rantaimakanan akan mengakumulasi logam kadmium paling tinggi dibandingkan ikan. Laju Asupan Laju asupan responden dihitung berdasarkan jumlah konsumsi ikan bandeng setiap harinya dikali jumlah berapa potong yang dikonsumsi dikali massa potongan ikan berdasarkan ukuran rumah tangga (URT) yaitu 80 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwarata-rata laju asupan ikan bandeng oleh ibu rumah tangga di kawasan Tambak Lorok adalah sebesar 276,92 gr/hari dengan laju asupan terendah yaitu 80 gr/hari dan tertinggi 720 gr/hari. Responden dalam sehariharinya selalu mengonsumsi ikan, hal ini dikarenakan selain tinggal di tepi laut, kebanyakan dari mereka juga 727

merupakan keluarga nelayan dan terdapat tempat pelelangan ikan sehingga ikan banyak dan mudah ditemukan setiap harinya. Selain itu area tambak tidak jauh dari lokasi pemukiman, sehingga memungkinkan mereka untuk mengonsumsi hasil laut dari area tambak tersebut. Besarnya nilai laju asupan mempengaruhi terhadap nilai tingkat risiko. Semakin besar lajuasupan maka akan semakin besar nilai tingkat risikonyauntuk mengalamigangguan kesehatan. 7 Frekuensi Pajanan Frekuensi pajanan pada penelitian ini dihitung berdasarkan jumlah konsumsi dalam seminggu dikali 52, karena dalam satu tahun terdapat 52 minggu. Hasil penelitian menunjukkanbahwa rata-rata frekuesi pajanan ikan bandeng oleh ibu rumah tangga di kawasan Tambak Lorok adalah sebesar 92,8 hari/tahun denganfrekuensi pajanan terendah yaitu 52 hari/tahun dan tertinggi 312 hari/tahun. Responden dengan frekuensi pajanan yang singkat dikarenakan dalam seminggu, responden mengonsumsi berbagai macam ikan yang bervariasi, tidak hanya ikan bandeng saja. Selain itu karena ikan bandeng memiliki duri yang banyak menyebabkan responden tidak selalu mengonsumsi ikan bandeng setiap minggunya. Semakin tinggi frekuensi pajanan responden makasemakin tinggi pula asupan responden terpapar logam kadmium.responden yang mengonsumsi ikan bandeng dengan kandungan kadmium secara terusmenerus akan menyebabkan efek kronis pada tubuh responden. Keracunan yang bersifat kronis disebabkan oleh daya racun yang dibawa oleh logam kadmium terjadi dalam selang waktu yang sangat panjang. Peristiwa ini terjadi karena logam kadmium masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang kecil, sehingga masih dapat di terima oleh tubuh pada saat tersebut. Akan tetapi karena proses pajanan tersebut terus menerus secara berkelanjutan, maka tubuh pada batas akhir tidak lagi mampu memberikan toleransi terhadap daya racun yang dibawa oleh kadmium. Durasi Pajanan Hasil penelitian menunjukkan bahwarata-rata durasi pajanan ikan bandeng oleh ibu rumah tangga di kawasan Tambak Lorok adalah sebesar 23,45 tahun dengan durasi pajanan terendah yaitu 4 tahun dan tertinggi 50 tahun. Masyarakat mengonsumsi hasil tangkapan dari tambak seperti ikan bandeng sejak mereka tinggal di Kelurahan Tanjung Mas. Selain mudah didapat karena kawasan tambak Lorok merupakan kampung nelayan juga terdapat tempat pelelangan ikan sehingga ikan banyak dan mudah ditemukan setiap harinya. Pajanan kadmium dengan konsentrasi yang rendah dalam jangkawaktu lama akan menimbulkan kasus keracunan kronis seperti yang terjadi pada ginjal, paruparu, tulang, darah, dan sistem reproduksi, sedangkan untukpajanan dalam waktu yang singkat mampu memberikan efek akut keracunan kadmium seperti gangguan saluran pernapasan, mual, muntah, kepala pusing dan sakit pinggang. 8 Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa durasi pajanan konsumsi ikan bandeng yang telah tercemar logam kadmium, meskipun dalam konsentrasi yang rendah akan tetapi dalam jangka yang lama akan menimbulkan efek kesehatan. 728

Berat Badan Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata berat badan ibu rumah tangga yang mengonsumsi ikan bandeng di kawasan Tambak Lorok adalah sebesar 59,8 kg dengan berat badan terendah yaitu 41 kg dan tertinggi 86 kg. Nilai ini diperoleh dari pengukuran secara langsung menggunakan timbangan digital pada saat dilakukan wawancara kuesioner. Berdasarkan hasil wawancara, responden dengan berat badan ringan lebih mudah mengalami gangguan kesehatan karena daya tahan tubuhnya yang rendah. Selain itu ukuran berat badan akan mempengaruhi nutrien dalam tubuh manusia, orang dengan berat badan yang ideal akan mempunyai nutrisi yang cukup sehingga kehadiran logam kadmium ke dalam tubuh untuk menggantikan nutrisi akan terhalangi.kebanyakan toksisitas kadmium terjadi karena adanya defisiensi unsur seperti Ca, Fe, dan rendah protein dalam makanan yang menyebabkan meningkatnya absorbsi kadmium. 9 Defisiensi Ca dalam makanan akan merangsang sintetis ikatan Caprotein sehingga akan meningkatkan absorbsi kadmium dalam tubuh. 10 Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Analisis Pajanan Analisis pajanan dilakukan untuk menentukan dosis agen risikokadmium yang diterima individu sebagai asupan atau intake (I). Tabel 5 menunjukkan nilai dari variabel yang dipakai untuk menghitung intake populasi: Tabel 5 Nilai untuk menghitung intake populasi masyarakat Asupan konsumsi ikan bandeng oleh ibu rumah tangga di kawasan Tambak C (mg/gr) R (gr/hari) fe (hari/tahun) Dt (tahun) Wb (kg) Tavg (hari) Lorok 0,00001 mg/gr 720 gr/hari 312 hari/tahun 35 tahun 86 kg 10.950 hari I = C x R x fe x Dt Wb x t avg = 0,000083 mg/kgxhari Jadi asupan kadmium pada responden yang mengonsumsi ikan bandeng dari kawasan Tambak Lorok untuk proyeksi realtime adalah sebesar 0,000083 mg/kgxhari. Nilai asupan dihitung berdasarkan durasi pajanan realtime dan lifetime (30, 50, dan 70 tahun). Setelah dilakukan perhitungan asupan dengan proyeksi realtime dan lifetime didapatkan hasil sebagai berikut yang disajikan pada tabel 6: Tabel 6Distribusi Nilai Asupan Kadmium Dengan Proyeksi Realtime Dan Lifetime Proyeksi Nilai Asupan (mg/kgxhari) Mean Min Max Pajanan Realtime 105E-07 8E-06 835E-07 30 tahun 129E-07 17E-07 716E-07 50 tahun 215E-07 28E-07 1193E-07 70 tahun 302E-07 39E-07 1670E-07 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata asupan realtime adalah 0,0000105 mg/kgxhari, sedangkan pada asupan lifetime selama 30 tahun adalah 0,0000129 mg/kgxhari, selama 50 tahun adalah 0,0000215 mg/kgxhari, dan selama 70 tahun adalah 0,0000302 mg/kgxhari. 729

Besarnya nilai asupan berbanding lurus dengan nilai konsentrasi agen risiko, laju asupan, frekuensi pajanan, dan durasi pajanan. Artinya semakin besar nilai-nilai tersebut maka akan semakin besar pula nilai asupan seseorang. Sedangkan berat badan dan periode waktu rata-rata akan berbanding terbalk, artinya semakin kecil berat badan seseorang maka semakin besar risiko kesehatan karena pengaruh nutrien dalam tubuh manusia dan daya tahan tubuh. Analisis Dosis Respon Dosis referensi untuk efek-efek nonkarsinogenik dinyatakan sebagai Reference Dose (RfD).Efek kesehatan dari logam timbal melalui pencernaan adalah kategori non-kanker, RfD timbal pada makanan sebesar 0,001 mg/kg/hari. 11 Karakteristik Risiko Karakteristik risiko dilakukan untuk membandingkan hasil analisa paparan (intake) dengan nilai dosis acuan (RfD). Untuk mencari tingkat risiko (RQ) dengan hasil perhitungan intake dibagi dengan nilai RfD. Distribusi nilai RQ kadmium pada responden yang mengonsumsi ikan bandeng dari kawasan Tambak Lorok disajikan pada tabel 7: Tabel 7Distribusi Nilai RQ Kadmium Dengan Proyeksi Realtime Dan Lifetime Proyeksi RQ total Persentase pajanan (%) Realtime RQ > 1 0 0 Lifetime 30 tahun Lifetime 50 tahun RQ 1 65 100 RQ > 1 0 0 RQ 1 65 100 RQ > 1 0 0 RQ 1 65 100 Lifetime 70 tahun RQ > 1 0 0 RQ 1 65 100 Hasil perhitungan nilai RQ pada proyeksi pajanan realtime dan lifetime menunjukkan RQ 1 untuk seluruh responden. Jadi dapat disimpulkan untuk saat ini, 30, 50, dan 70 tahun mendatang, populasi masyarakat Tambak Mulyo masih aman dan tidak berisiko dalam mengonsumsi ikan bandeng dari kawasan Tambak Lorok Kota Semarang. Hal ini disebabkan karena konsentrasi kadmium dalam ikan bandeng yang rendah yaitu 0,01 mg/kg.tingkat risiko yang dimaksud dalam penelitian ini lebih bersifatprobabilitas artinya bahwa nilai RQ >1 tidak pasti akan mengalami gangguankesehatan, tetapi nilai tersebut lebih menunjukkan bahwa seseorang yang memilikinilai tingkat risiko lebih besar dari 1 akan memiliki probablitias lebih besarterhadap terjadinya suatu efek kesehatan dibandingkan dengan yang memiliki nilairq 1 Seluruh responden tidak memiliki risiko non karsinogenik terhadap konsumsi ikan bandeng dari kawasan Tambak Lorok. Meskipun demikian, dari hasil wawancara juga menunjukkan bahwa hampir sebagian responden sering mengalami gangguan kesehatan seperti gangguan sakit kepala, mual, diare, nyeri pada kaki dan bagian tulang belakang, serta gangguan pernafasan yang merupakan gejala penyakit kronis dari pajanan kadmium. Sifat kadmium mampu terakumulasi dalam tubuh, sehingga konsentrasi yang kecil akan disimpan dalam tubuh dan dapat menimbulkan efek kronis dari keracunan kadmium tersebut. Sebesar 50% dari metabolisme logam Cd akan disimpan dan terakumulasi dalam hati dan ginjal melalui distribusi darah yang 730

mengandung Cd dari proses absobsi pada dinding usus manusia. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil pengukuran konsentrasi kadmium dalam ikan bandeng dari kawasan Tambak Lorok adalah 0,01 mg/kg dan konsentrasi kadmium dalam air tambak adalah < 0,001 mg/l. Konsentrasi kadmium dalam ikan bandeng berada di bawah baku mutu yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011 Tahun 2009 Tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia Dalam Makanan, untuk cemaran logam berat kadmium pada ikan olahan batas maksimum yang diperbolehkan yaitu sebesar 0,1 mg/kg. 2. Bahaya kandungan kadmium dalam ikan bandeng dapat bersifat akut maupun kronis. Keracunan akut menyebabkan gejala berupa gangguan saluran pernapasan, mual, muntah, kepala pusing dan sakit pinggang. Sedangkan efek kronis dapat terjadi pada ginjal, paru-paru, tulang, darah, dan sistem reproduksi. 3. Responden pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga dengan umur rata-rata 30-39 tahun dan sebagian besar berpendidikan Sekolah Dasar (SD). 4. Responden yang mengonsumsi ikan bandeng dengan kandungan kadmium dari kawasan Tambak Lorok memiliki laju asupan rata-rata sebesar 276,92 gr/hari, frekuensi pajanan selama 92,8 hari/tahun, durasi pajanan selama 23,45 tahun, dan rata-rata berat badan sebesar 59,8 kg. 5. Rata-rata asupan kadmium oleh responden pada pajanan realtime adalah 0,0000105 mg/kgxhari, sedangkan pada asupan lifetime selama 30 tahun adalah 0,0000129 mg/kgxhari, selama 50 tahun adalah 0,0000215 mg/kgxhari, selama 70 tahun adalah 0,0000302 mg/kgxhari. 6. Estimasi karakteristik risiko menunjukkan bahwa tngkat risiko yang diterima oleh seluruh responden yang mengonsumsi ikan bandeng dari kawasan Tambak Lorok masih dalam batas aman karena RQ 1 untuk durasi pajanan saat ini (realtime), 30, 50, dan 70 tahun mendatang dengan asumsi sumber pajanan kadmium hanya berasal dari ikan saja dan tidak memperhitungkan pajanan kadmium dari sumber yang lain. Saran 1. Bagi Masyarakat di Kawasan Tambak Lorok a. Mengurangi jumlah asupan konsumsi hasil laut, karena dengan melihat kondisi perairan Kota Semarang saat ini dikhawatirkan adanya jenis logam tertentu yang bersifat bioakumulasi dalam jaringan organ pada hasil laut yang kemudian dikonsumsi sehingga dapat menimbulkan efek kesehatan bagi masyarakat yang mengkonsumsinya. b. Menambah asupan makanan yang mengandung kalsium, zat besi, dan protein tinggi agar tidak terjadi defisiensi pada unsur tersebut yang dapat 731

mengakibatkan meningkatnya absorbsi kadmium dalam tubuh. 2. Bagi Peneliti Lain a. Melakukan penelitian lanjutan dengan melakukan analisis biomarker pada sampel urine atau darah responden yang telah terpajan lebih dari 25 tahun sehingga dapat diketahui penyakit yang timbul akibat logam kadmium dan hendaknya juga dilakukan penelitian mengenai pencemaran kadmium yang berasal dari sumber lain. b. Pengambilan sampel ikan bandeng tidak hanya dilakukan sewaktu dan diambil dari beberapa titik untuk dapat diketahui perbandingannya. DAFTAR PUSTAKA 1. Takarina. Fraksinasi Geokimiawi Logam Berat pada Sedimen Perairan Pantai Semarang. Laporan Akhir BPPK-SDM, Semarang : Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro. BPPK-SDM. 2001; 2. Supriyanto, C. Analisis Cemaran Logam Berat Pb, Cu, dan Cd pada ikan air tawar dengan Metode Spektrofotometri Nyala Serapan Atom (SSA). Seminar Nasional III, SDM Teknologi Nuklir. 147 51. 2007; 3. Anand, S. Determination of Mercury, Arsenic, and Cadmium in Fish by Neutron Activation. Jurnal of Radioanalytical Chemistry. 2003; 4. Harvey, P. Adrenal Toxicology, New York-London: Informa Healthcare USA, Inc. 2009. 5. BPOM. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia Dalam Makanan. 2009. 6. Feni, S.Bioakumulasi Logam Berat Pd Kerang Pokea Di Sungai Pohara Sulawesi Tenggara. Kendari: Universitas Halu Oleo.2016. 7. Sianipar, R. Analisis Risiko Paparan Hidrogen Sulfida pada Masyarakat Sekitar TPA Sampah Terjun Kecamatan Medan Tahun 2009. Universitas Sumatra Utara. 2009. 8. ATSDR (Agency for Toxic Substances and Disease Registry). Draft Toxicological Profile for Cadmium. US Dep Hum Heal Serv. 2008; 9. Purnomo, A. Dampak Cadmium dalam Ikan terhadap Kesehatan Masyarakat. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 3, 89-96. Universitas Indonesia.2008. 10. Gupta, R. Handbook of Toxicology of Chemical Warfare Agents,Oxford, UK: Elsevier Inc.2009. 11. United States Environmental Protection Agency. Integrated risk information system (IRIS). Office of Research and Development, National Center for Environmental Assessment. 2006; 732