I. PENDAHULUAN. kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan masyarakat perkotaan yang penuh dengan polusi, limbah, dan

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

I. PENDAHULUAN. satunya adalah buah kersen atau biasa disebut talok. Menurut Verdayanti (2009),

I. PENDAHULUAN. populer di dunia, berasal dari Asia Tenggara, serta menjadi tanaman buah yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak masyarakat Indonesia mengkonsumsi buah-buahan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

I. PENDAHULUAN. makanan cepat saji atau biasa disebut junk food yang lebih banyak mengandung

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

PERSETUJUAN PEMBIMBING

I. PENDAHULUAN. umur dewasa ke atas pada seluruh status sosial ekonomi dapat berdampak pada

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB I PENDAHULUAN. manisan, dodol, dan keripik. Salah satu alternatif yang dipilih dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mencegah rabun senja dan sariawan (Sunarjono, 2003). Jeruk bali bisa dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok.

PENGGUNAAN ALBUMIN UNTUK PENURUNAN KADAR TANIN DAN PENINGKATAN KUALITAS SERBUK MINUMAN INSTAN BIJI PETAI CINA

I. PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah pare (Widayanti dkk., 2013).

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

1 PENDAHULUAN. Pemikiran, dan (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana Linn. merupakan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah

I. PENDAHULUAN. dari daerah beriklim tropis. Pemanfaatan buah naga merah (Hylocereus

I. PENDAHULUAN. vitamin, mineral, laktosa serta enzim-enzim dan beberapa jenis mikroba yang

BAB I PENDAHULUAN. cepat antara lain dalam hal makanan, baik makanan cepat saji maupun

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN. senyawa xanthone sebagai antioksidan, antiproliferativ, dan antimikrobial yang

I PENDAHULUAN. Penelitian, (2) Identifikasi masalah, (3) Tujuan dan Maksud Penelitian, (4) Manfaat

I PENDAHULUAN. halaman tempat tinggal (Purwaningsih, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. KUALITAS MINUMAN SERBUK INSTAN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn.) DENGAN VARIASI MALTODEKSTRIN DAN SUHU PEMANASAN.

seperti Niasin (vitamin B3), vitamin A, C, E, anthraquinon, serat, magnesium,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. industri. Pemanis yang umumnya digunakan dalam industri di Indonesia yaitu

P PENGARUH PENAMBAHAN MALTODEKSTRIN PADA PENGOLAHAN MINUMAN SERBUK SIRSAK TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negeri yang kaya akan buah-buahan tropis. Salah satu buah

SKRIPSI. KOMBINASI KONSENTRASI MALTODEKSTRIN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP KUALITAS MINUMAN SERBUK INSTAN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Linn.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Tananam manggis (Garcinia Mangostana L) merupakan salah satu buah asli

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah ini dalam keadaan segar. Harga jual buah belimbing

PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Tenggara yang beriklim tropis basah seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap flavor dan berperan terhadap pembentukan warna.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (Tiga) Gizi Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena saat ini menunjukkan bahwa penggunaan produk-produk alami

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Astawan (2008), jambu biji merupakan buah yang sangat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian,

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Daya Larut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Budaya mengkonsumsi daging sudah menyebar di sebagian besar. masyarakat dunia. Kalau tidak ada daging mungkin dirasa kurang lengkap

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Llatar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam

UJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA PEMBUATAN KECAP DENGAN PENAMBAHAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI

kerusakan, dan dapat menurunkan kualitas dari buah-buahan.

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

BAB I PENDAHULUAN. iklim dan aktivitas fisik (Almatsier 2004). pangan untuk dikonsumsi. Selain dari faktor pengetahuan dan faktor

I. PENDAHULUAN. lainnya. Secara visual, faktor warna berkaitan erat dengan penerimaan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manggis (Garcinia mangostana Linn.) merupakan salah satu tanaman buah asli Indonesia yang mempunyai potensi ekspor sangat besar. Tanaman ini mendapat julukan ratunya buah (queen of fruit) karena keistimewaan dan kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar biasa bagi kesehatan atau biasa disebut sebagai pangan fungsional (functional food). Potensi dan peluang pasar manggis sangat besar karena banyaknya permintaan global. Manfaat dari buah manggis ini di dalam negeri sendiri belum dikenal oleh masyarakat. Buah manggis yang cukup memiliki potensi, saat ini dikelola dengan sangat sederhana. Beberapa Negara sudah sejak lama manggis dijadikan sebagai obat dan bahan terapi, terutama bagian kulitnya (Permana, 2010). Beberapa jenis buah-buahan telah dimanfaatkan sumber energinya tapi penghasilan belum memenuhi harapan. Buah manggis merupakan salah satu diantaranya. Selama ini kebanyakan dari masyarakat hanya menilai manggis dari satu sisi saja. Masyarakat hanya menikmati rasa dari buah manggis, tanpa mereka tahu bahwa kulit buah manggis juga mempunyai manfaat, bahkan sangat bermanfaat, karena buah manggis banyak mengandung zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh seperti zat antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, antikarsinogen dan antiproliferasi (Sukarti dkk., 2008). 1

2 Kulit buah manggis merupakan salah satu bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai pangan fungsional karena memiliki beragam khasiat. Kulit dari buah manggis ini sangat baik dikonsumsi untuk mencegah penuaan dini. Kandungan antioksidannya lebih besar daripada yang terkandung dalam jeruk maupun pada daging buahnya sendiri. Zat aktif xanthone merangsang regenerasi sel rusak secara cepat sehingga membuat awet muda dan berperan menangkal radikal bebas. Khasiat xanthone bukan hanya antioksidan, tetapi sebagai antikanker. Ekstrak kulit buah manggis bersifat antiproliferasi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Ekstrak itu juga bersifat apoptosis penghancur sel kanker. Xanthone dalam kulit buah manggis juga ampuh mengatasi penyakit tuberculosis (TBC), asma, leukemia, antiinflamasi dan antidiare (Sugito, 2003). Variasi pengolahan kulit buah manggis pada masyarakat Indonesia masih rendah seperti buah sebagai ramuan tradisional, jus kulit buah manggis, sirup kulit buah manggis, dan kapsul kulit buah manggis. Pengolahan kulit buah manggis menjadi berbagai olahan pangan diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk meningkatkan pemanfaatan buah lokal ini dan mengurangi kehilangan hasil pertanian serta memperpanjang masa simpan (Muchtadi, 2000). Kulit buah manggis yang memiliki banyak potensi mendorong perlunya penelitian pemanfaatan kulit buah manggis agar lebih optimal. Salah satu pengolahan untuk memperpanjang umur simpan dan nilai kegunaan kulit buah manggis adalah dengan memanfaatkannya sebagai bahan baku dalam pembuatan minuman serbuk instan. Pengolahan kulit buah manggis menjadi minuman serbuk

3 instan diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam mengkonsumsi dan memanfaatkan khasiat-khasiat kulit buah manggis (Sugito, 2003). Bentuk serbuk dikenal sebagai produk instan atau siap saji. Minuman serbuk dapat diproduksi dengan biaya lebih rendah dari pada minuman cair, tidak atau sedikit mengandung kadar air dengan berat dan volume yang rendah, memiliki kualitas dan stabilitas produk yang lebih baik, pembawa zat gizi seperti vitamin dan mineral yang mudah rusak jika digunakan dalam bentuk minuman cair (Verral, 1984). Minuman instan menurut Oktaviany (2002) merupakan produk minuman yang memiliki umur simpan lama, cepat saji, praktis dan mudah dalam pembuatannya. Produk instan dikenal sebagai produk yang praktis dalam penggunaannya dan tidak menimbulkan bahan buangan sisa dalam rumah tangga ketika disajikan (Susanto, 2002) Pada proses pembuatan minuman serbuk diperlukan bahan pengisi. Bahan pengisi (filler) merupakan bahan yang ditambahkan untuk meningkatkan volume serta massa produk. Menurut Masters (1979), bahan pengisi adalah bahan yang ditambahkan pada proses pengolahan pangan untuk melapisi komponen flavor, meningkatkan jumlah total padatan, memperbesar volume, mempercepat proses pengeringan, serta mencegah kerusakan bahan akibat panas. Kebanyakan bahan pengisi merupakan bahan yang mengandung karbohidrat. Bahan pengisi yang sering digunakan pada pembuatan minuman serbuk adalah maltodesktrin. Maltodekstrin merupakan senyawa hasil hidrolisis pati tidak sempurna, terdiri dari campuran gula-gula dalam bentuk sederhana (monosakaridan dan disakarida) dalam jumlah kecil, oligosakaridan berantai

4 pendek dalam jumlah yang relatif lebih tinggi, serta sejumlah kecil oligosakarida berantai panjang (Hidayat, 2002). Menurut Wade dan Weller (1994), maltodekstrin memiliki kelarutan dalam air yang sangat tinggi, sedikit larut dalam etanol dan kelarutannya akan meningkat seiring dengan kenaikan DE (Dexstrose Equivalent). Penambahan maltodekstrin juga bertujuan untuk meningkatkan daya kelarutan dan sifat organoleptik minuman serbuk kulit buah manggis. Optimasi penambahan maltodekstrin dan suhu pemanasan juga diperlukan untuk menciptakan minuman serbuk instan kulit buah manggis yang berkualitas baik secara fisik, kimia, dan organoleptik (Oktaviana, 2012). Faktor lain yang mempengaruhi kualitas produk serbuk minuman instan kulit buah manggis adalah suhu pada proses pengeringan. Menurut Gaman dan Sherrington (2002), hal yang paling penting adalah suhu yang digunakan tidak terlalu tinggi, karena akan menyebabkan perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki pada bahan pangan, seperti hilang atau rusaknya komponen flavor serta terjadi pengendapan pada saat bubuk dilarutkan dalam air. Menurut Apandi (1984), suhu yang digunakan untuk pengeringan buah-buahan dan sayuran dengan oven adalah 60-80 0 C dengan lama 6-16 jam. Apabila suhu terlalu rendah pengeringan akan berlangsung lama. Sementara jika suhu terlalu tinggi tekstur bahan akan kurang baik (Rans, 2006). Menurut Parker (2003), pengeringan produk pangan adalah suatu proses menghilangkan kandungan air pada produk tersebut. Proses pengeringan dapat menurunkan kelembaban dan mencegah berkembangnya mikroba. Pembuatan minuman serbuk instan kulit buah manggis akan dilakukan dengan metode

5 pengeringan menggunakan oven sehingga optimasi suhu pemanasan menjadi hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan minuman serbuk instan yang berkualitas baik dan disukai panelis. Penelitian ini akan mengolah kulit buah manggis menjadi minuman serbuk instan dengan kombinasi suhu pemanasan dan penambahan kombinasi maltodekstrin sebagai bahan pengisi. Pemanis adalah salah satu bahan tambahan pangan yang sering dtiambahkan ke dalam produk pangan untuk meningkatkan citarasa atau menghilangkan rasa pahit (Syah dkk., 2005). Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta makanan dan minuman kesehatan. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat kimia, dan memenuhi kebutuhan kalori rendah (Cahyadi, 2008). Sukrosa adalah oligosakarida yang mempunyai peranan penting dalam pengolahan makanan dan banyak terdapat pada tebu, bit, siwalan dan kelapa kopyor. Secara komersial gula pasir dibuat melalui proses penyulingan dan kristalisasi (Almatsier, 2001). Kemanisan sukrosa sama dengan 1,00. Sukrosa adalah bahan dasar pembuatan sorbitol yang mempunyai banyak manfaat untuk industri farmasi, kosmetik, dan industri pangan. Industri-industri makanan biasa menggunakan sukrosa dalam bentuk kristal halus atau kasar dan dalam bentuk cairan sukrosa (sirup) (Winarno, 2002). Penelitian ini tidak memggunakan pemanis berupa sukrosa melainkan sorbitol dan sukralosa. Menurut Cahyadi (2008), sorbitol merupakan pemanis yang diproduksi dari glukosa dan ditemukan secara alamiah dalam buah-buahan dan memiliki derajat kemanisan berkisar 50%-70% gula, sedangkan sukralosa

6 adalah gula non kalori. Selain itu dengan penambahan bahan pemanis berupa sorbitol dan sukralosa dapat mempengaruhi kualitas serbuk kulit buah manggis sebagai minuman instan dan disukai panelis. Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai pembuatan minuman serbuk petai cina oleh Manolong (2009), penambahan sorbitol dan sukralosa dilakukan dengan perbandingan 1:3, oleh sebab itu pemberian sorbitol dan sukralosa dalam penelitian ini juga menggunakan perbandingan 1:3. B. Keaslian penelitian Penelitian sejenis mengenai pembuatan minuman serbuk telah dilakukan oleh Oktaviana (2012) mengenai Kombinasi Maltodekstrin dan Suhu Pemanasan Terhadap Kualitas Minuman Serbuk Instan Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.), jumlah maltodekstrin yang digunakan adalah 15%, 20%, dan 25%, dengan suhu pemanasan 70 0 C dan 80 0 C. Minuman serbuk buah belimbing wuluh ini sudah dapat berbentuk serbuk sempurna pada konsentrasi optimum maltodekstrin sebesar 15% dengan pengeringan menggunakan oven pada suhu pemanasan 70 0 C. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Pratiwi (2011), mengenai pengaruh kombinasi maltodekstrin terhadap kualitas minuman serbuk kayu manis (Cinnamomun burmanii BL.). Penelitian tersebut menggunakan kombinasi maltodekstrin sebesar 15%, 30%, dan 45% dengan pengeringan menggunakan oven pada suhu pemanasan 80 0 C. Minuman serbuk instan kayu manis sudah dapat berbentuk serbuk sempurna pada konsentrasi optimum maltodekstrin sebesar 15%.

7 Begitu pula dengan penelitian Widyastuti (2012), dalam penelitian mengenai Penggunaan Ekstrak Vanili dan Maltodekstrin untuk Peningkatan Kualitas Minuman Serbuk Instan Biji Petai Cina (Leucaena leucocephala Link. De Wit) kadar maltodekstrin yang digunakan sebagai bahan pengisi 15% dan 30% dan suhu pemanasan oven yang digunakan adalah 80 0 C. Minuman serbuk instan biji petai cina ini berbentuk serbuk sempurna pada maltodekstrin 15%. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah ada diatas maka penelitian Kualitas Minuman Serbuk Instan Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn.) Dengan Variasi Maltodekstrin dan Suhu Pemanasan ini belum pernah dilakukan. Variasi maltodekstrin dan suhu pemanasan dalam pembuatan minuman serbuk kulit buah manggis dilakukan untuk mendapatkan minuman serbuk dengan kualitas terbaik dan disukai panelis.

8 C. Perumusan Masalah a. Apakah variasi maltodekstrin berpengaruh terhadap kualitas (sifat fisik, kimia, mikrobiologis dan organoleptik) minuman serbuk instan kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.)? b. Apakah variasi suhu pemanasan berpengaruh terhadap kualitas (sifat fisik, kimia, mikrobiologis dan organoleptik) minuman serbuk instan kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.)? c. Berapakah kadar maltodekstrin dan suhu pemanasan yang tepat untuk memperoleh kualitas minuman serbuk instan kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.) terbaik? D. Tujuan Penelitian a. Mengetahui pengaruh variasi maltodekstrin terhadap kualitas (sifat fisik, kimia, mikrobiologis dan organoleptik) minuman serbuk instan kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.). b. Mengetahui pengaruh variasi suhu pemanasan terhadap kualitas minuman serbuk instan kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.). c. Mengetahui kadar maltodekstrin dan suhu pemanasan yang tepat untuk memperoleh kualitas minuman serbuk instan kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.) terbaik. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik dalam meningkatkan nilai ekonomis kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.) serta dapat memberikan manfaat yang menyehatkan bagi masyarakat yang

9 mengkonsumsi minuman serbuk kulit buah manggis terutama untuk menangkal radikal bebas dan antikanker. Penelitian ini juga bermanfaat untuk mengurangi limbah kulit buah manggis sehingga masyarakat tertarik untuk mengembangkan pemanfaatan buah ini untuk mendukung penelitian yang lebih lanjut.