BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Beberapa bahan yang digunakan pada penelitian ini, antara lain:

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan untuk proses pencampuran biodiesel dan minyak

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboraturium Riset Kimia Lingkungan,

BAB IV PROSES PENGUJIAN

PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum)

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

III. METODE PENELITIAN. dilakukan, pembuatan sampel mentah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep

: Suzuki Satria F 150 cc. : 150 cc, 4 langkah, DOHC pendingin udara. : Cakram depan belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor

: Muhibbuddin Abbas Pembimbing I: Ir. Endang Purwanti S., MT

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

3.1 Alat dan Bahan Alat

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

Lampiran 1 Prosedur pengukuran osmolaritas media dan osmolaritas cairan tubuh(hemolim) juvenil udang galah 1. Kabel disambungkan ke sumber listrik

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

LAMPIRAN DATA PENGAMATAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (homogen). Berikut spesifikasi dari alat hot plate magnetic stirrer : 1. Speed range : 500, 1000, 1500 rpm

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil Pengujian Asam Lemak Jenuh dan Tak Jenuh Minyak Jarak (Castor Oil) dan Minyak Kelapa (Coconut Oil)

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Karakteristik Bahan Baku Biodiesel. Propertis Minyak Kelapa (Coconut Oil)

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada Gambar 3.1 menunjukan blok diagram sistem dari keseluruhan alat yang dibuat. Mikrokontroler. Pemantik Kompor.

PENGOPERASIAN INCUBATOR RED LINE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

INCUBATOR SHAKER IK.KS.4000i Control

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Motor Diesel, 1 silinder

MODUL II VISKOSITAS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum.

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB III METODE PENGUJIAN

HALAMAN JUDUL. PENGARUH VARIASI SUDUT ORIENTASI KONDENSOR (0 o, 15 o, 30 o ) TERHADAP HAIL PIROLISIS PLASTIK LDPE DENGAN DEBIT AIR PENDINGIN 18 LPM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

Analisa Kalori dengan Bom Kalorimeter. Oleh: Ilzamha Hadijah R, S.TP., M.Sc

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4-langkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Alat Penelitian 1. Mesin electrospinning, berfungsi sebagai pembentuk serat nano.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli September 2013 bertempat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan bahan baku biodiesel dilakukan di laboratorium PIK (Proses

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

BAB III METODE PENELITIAN. FPMIPA UPI, Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI, dan

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 125 cc

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di

LAPORAN TETAP TEKNOLOGI BIOMASSA PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah tentang pengaruh komposisi campuran minyak kelapa dan minyak nyamplung pada suhu 90 C. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari campuran minyak kelapa dan minyak nyamplung dengan parameter yang diuji adalah densitas, viskositas, flash point, dan nilai kalor. 3.2. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan pada penelitian ini adalah : a. Laboratorium Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. b. Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (LPPT-UGM). 3.3. Bahan dan Alat Penelitian 3.3.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : a. Minyak Kelapa (coconut oil) Minyak kelapa diperoleh dari unit pengolahan kelapa terpadu SUN COCO, yang beralamat: Jalan Tumbak Keris km 1 Petanahan, Kebumen. b. Minyak Nyamplung (calophyllum inophyllum oil) Minyak nyamplung diperoleh dari Desa Karangmangu, RT.2/5, Kec. Kroya, Kab. Cilacap. 3.3.2. Alat Penelitian Alat yang digunakan pada proses pengambilan data adalah sebagai berikut : a. Alat Pengaduk dan Pemanas 24

25 Alat ini berfungsi untuk mencampur dan memanaskan bahan baku dengan kapasitas 1000 ml (1 liter) bahan. Pada alat ini dilengkapi dengan sensor suhu untuk mengatur suhu minyak yang telah dicampur dan gelas ukur dengan kapasitas 1000 ml (1 liter) sebagai tempat mencampur bahan uji. Gambar 3.1. Alat Pemanas dan Pengaduk b. Gelas Ukur 50 ml Gelas ukur dengan kapasitas 50 ml yang digunakan untuk mengukur volume. Gambar 3.2. Gelas Ukur 50 ml

26 c. Gelas Beker Gelas beker dengan kapasitas 1 liter (1000 ml) yang digunakan sebagai tempat pencampuran, pengadukan, dan pemanasan campuran minyak. d. Toples Gambar 3.3. Gelas Beker Toples digunakan sebagai wadah sample pada pengujian viskositas. Gambar 3.4. Toples

27 e. Botol 100 ml Botol 100 ml digunakan sebagai wadah sampel untuk pengujian komposisi asam lemak, nilai kalor dan flash point. Gambar 3.5. Botol 100 ml f. Hot plate Hot plate digunakan untuk memanaskan sampel. Gambar 3.6. Hot plate

28 g. Neraca digital Neraca digital (timbangan digital) digunakan untuk mengukur berat atau massa. h. Termometer Gambar 3.7. Neraca digital Termometer digunakan untuk mengukur suhu sampel. Gambar 3.8. Termometer

29 i. Gelas ukur 10 ml Gelas ukur dengan kapasitas 10 ml yang digunakan untuk mengukur volume. Gambar 3.9. Gelas ukur 10 ml j. Stopwatch Stopwatch berfungsi sebagai pengatur waktu pada saat pemanasan dan pencampuran minyak. Gambar 3.10. Stopwatch

30 k. Digital Rotary Viscometer (alat uji viskositas) Digital rotary viscometer berfungsi untuk mengukur kekentalan campuran minyak (viskositas). Gambar 3.11. Alat uji viskositas NDJ 8S l. Alat uji flash point Alat uji flash point digunakan untuk mengetahui titik nyala pada minyak. Gambar 3.12. Alat uji flash point

31 m. Alat uji kalor Alat uji nilai kalor digunakan untuk mengetahui besar kecilnya nilai kalor pada campuran minyak kelapa dan minyak nyamplung Gambar 3.13. Alat uji nilai kalor (Bom Calorimeter) 3.4. Diagram Alir Pengujian Penelitian dilakukan berdasarkan prosedur yang terdapat pada diagram alir sebagai berikut. 3.4.1. Pencampuran dan Pemanasan Bahan Pada proses pencampuran dan pemanasan bahan baku, yang pertama kali dilakukan adalah mempersiapkan alat dan bahan penelitian. Selanjutnya menentukan perbandingan campuran variasi minyak kelapa dan minyak nyamplung dengan rasio perbandingan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Variasi Campuran Minyak Kelapa dan Minyak Nyamplung No Waktu Kode Nama Minyak Minyak Pencampuran / Sampel Kelapa Nyamplung Menit Pengujian 1 100% 0% 30 MK 100 2 90% 10% 30 MKMN 90.10 3 80% 20% 30 MKMN 80.20 4 70% 30% 30 MKMN 70.30

32 No Waktu Kode Nama Minyak Minyak Pencampuran / Sampel Kelapa Nyamplung Menit Pengujian 5 60% 40% 30 MKMN 60.40 6 50% 50% 30 MKMN 50.50 7 40% 60% 30 MKMN 40.60 8 30% 70% 30 MKMN 30.70 9 20% 80% 30 MKMN 20.80 10 10% 90% 30 MKMN 10.90 11 0% 100% 30 MN 100 Keterangan : MK 100 = Minyak Kelapa 100% MKMN 90.10 = Minyak Kelapa 90% Minyak Nyamplung 10% MKMN 80.20 = Minyak Kelapa 80% Minyak Nyamplung 20% MKMN 70.30 = Minyak Kelapa 70% Minyak Nyamplung 30% MKMN 60.40 = Minyak Kelapa 60% Minyak Nyamplung 40% MKMN 50.50 = Minyak Kelapa 50% Minyak Nyamplung 50% MKMN 40.60 = Minyak Kelapa 40% Minyak Nyamplung 60% MKMN 30.70 = Minyak Kelapa 30% Minyak Nyamplung 70% MKMN 20.80 = Minyak Kelapa 20% Minyak Nyamplung 80% MKMN 10.90 = Minyak Kelapa 10% Minyak Nyamplung 90% MN 100 = Minyak Nyamplung 100% Kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam gelas (gelas beker) sekaligus mengatur kecepatan putaran pengaduk, mengatur suhu, dan menentukan lama waktu pencampuran bahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.14. merupakan diagram alir yang digunakan pada penelitian ini.

33 Mulai Persiapan alat dan bahan : 1. Alat pencampuran dan pemanas 2. Bahan yang digunakan minyak kelapa dan minyak nyamplung Menentukan campuran minyak kelapa dan minyak nyamplung sesuai dengan perbandingan yang sudah ditentukan Meletakkan bahan baku minyak kelapa dan minyak nyamplung kedalam gelas pencampur (gelas beker) dengan variasi campuran 0:100, 10:90, 20:80, 30:70, 40:60, 50:50, 60:40, 70:30, 80:20, 90:10, 100:0 (%) Menghidupkan alat Pencampur dan pemanas Mengatur suhu mulai dari suhu ruangan hingga mencapai suhu 90 C Setelah mencapai waktu 30 menit, matikan mesin Menuang bahan campuran sampel ke dalam toples Selesai Gambar 3.14. Diagram Alir Pencampuran dan Pemanasan

34 3.4.2. Pengujian Viskositas Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian viskositas adalah mempersiapkan alat dan bahan, serta menyiapkan alat digital rotary viscometer dan menggunakan rotor 1. Kemudian menuangkan sampel minyak kedalam gelas beker untuk di panaskan menggunakan hot plate sampai dengan suhu sampel 40 C. Setelah sampel sudah mencapai suhu 40 C kemudian sampel tadi di pindahkan ke alat uji viskositas. Selanjutnya menghidupkan alat uji viscometer dan mengaturnya, kemudian mencatat hasil pengujian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.15. merupakan diagram alir yang digunakan pada penelitian ini. Mulai Persiapan alat dan bahan : 1. Alat digital rotary viscometer 2. Hot plate 3. Gelas beker 1000 ml (1 liter) 4. Bahan baku campuran minyak Memanaskan sampel dengan hot plate hingga suhu 40 C Mengatur alat rotary viscometer menggunakan rotor 1 Menghidupkan alat digital rotary viscometer Menempatkan sampel minyak pada alat digital rotary viscometer A

35 A Hasil pengujian speed dan data Selesai Gambar 3.15. Diagram alir pengujian viskositas. 3.4.3. Pengujian Densitas Dalam pengujian densitas hal yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat dan bahan, selanjutnya memasukkan sample kedalam gelas ukur yang berkapasitas 50 ml dengan suhu sample 40 C, kemudian menimbang sample menggunakan neraca digital serta mencatat berat sample. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.16. merupakan diagram alir yang digunakan pada penelitian ini. Mulai Persiapan alat dan bahan : 1. Neraca digital 2. Gelas ukur 50 ml 3. Bahan baku campuran minyak Mengkalibrasi neraca digital Memanaskan sample dengan hot plate hingga suhu 40 C A

36 A Menimbang sample menggunakan neraca digital dengan gelas ukur yang berkapasitas 50 ml Pengolahan hasil data dan menganalisa data perbandingan Selesai Gambar 3.16. Diagram alir pengujian densitas 3.4.4. Pengujian Flash Point Dalam pengujian flash point hal yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat dan bahan, selanjutnya minyak dituang kedalam wadah/tempat minyak yang berkapasitas 10 ml, kemudian meletakkan diatas pemanas listrik. Ketika suhu mencapai kisaran diatas 150 C nyalakan api pematik, lalu mencatat hasil pengujian pada suhu berapa sampel tersebut terbakar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.17. merupakan diagram alir yang digunakan pada penelitian ini. Mulai Persiapan alat dan bahan : 1. Alat uji flash point 2. Minyak sampel 10 ml Minyak sampel dimasukkan kedalam wadah sebanyak 10 ml A

37 A Meletakkan wadah diatas alat pemanas, ketika suhu berkisar 150 C, nyalakan api pematik Mengamati pada suhu berapa sampel minyak tersebut terbakar Mengolah data dan menganalisa data Selesai Gambar 3.17. Diagram alir pengujian flash point 3.5. Prosedur Pengujian 3.5.1. Proses Pencampuran dan Pemanasan Minyak Pada proses pencampuran dan pemanasan bahan baku tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Mempersiapkan alat yang akan digunakan untuk proses pembuatan sample. b. Mengukur voume perbandingan minyak kelapa dan minyak nyamplung yang akan dicampur. c. Tuas diputar bergerak keatas untuk memberikan space (tempat) pada gelas beker yang telah terisi campuran minyak. d. Gelas beker yang sudah terisi campuran minyak dimasukkan ke dalam alat pencampuran dan tuas diputar berlawanan arah sehingga pemanas, pengaduk, dan sensor panas berada didalam gelas beker tersebut. e. Alat pencampur disambungkan ke listrik, kemudian saklar pemanas dan pengaduk dihidupkan.

38 f. Suhu pemanas dan kecepatan pengadukan diatur sesuai kebutuhan pencampuran. g. Proses pencampuran yang dilakukan selama 30 menit dengan suhu 90 C h. Sebelum dimatikan, suhu pemanas diturunkan dibawah suhu ruangan dan rasio kecepatan putaran pengaduk dikurangi, kemudian tuas diputar bergerak keatas sampai gelas beker bisa dikeluarkan. i. Saklar pengaduk dan pemanas dimatikan lalu cabut sambungan listriknya. j. Setelah proses pencampuran selesai, kemudian sampel dimasukkan kedalam wadah toples yang berukuran 1000 ml dan botol berukuran 100 ml. k. Kemudian mengulang langkah-langkah diatas seluruh variabel variasi komposisi yang akan diuji. Minyak Kelapa Minyak Nyamplung Pencampuran dengan temperatur 90 C selama 30 menit Sampel campuran minyak kelapa dan minyak nyamplung Gambar 3.18. Skema Pencampuran dan Pemanasan Sampel 3.5.2. Pengujian Viskositas Metode penelitian ini menggunakan pengukuran viskositas dengan alat viscometer tipe NDJ 8S. Adapun prinsip kerjanya dengan meletakkan sampel campuran minyak di wadah yang di sediakan. Proses kerja nya yaitu rotor yang ada pada viskometer berputar untuk mengetahui viskositas minyak yang ada di dalam wadah. Kecepatan putar rotor viskometer dapat diatur secara otomatis.

39 3.5.2.1. Alat dan Bahan Pengujian Viskositas Dalam pengujian viskositas pada setiap sampel ada beberapa alat dan bahan yang perlu disiapkan sebelum dilakukan pengujian diantaranya yaitu: a. Sampel campuran minyak b. Viscometer NDJ 8S c. Hot plate d. Gelas beker 1000 ml e. Magnet stirrer f. Termometer raksa 3.5.2.2. Prosedur Pengujian Viskositas Dalam pengujian viskositas ada beberapa langkah yang harus diperhatikan sebelum dan saat melakukan pengujian seperti pada gambar 3.19. Hot plate Viscometer NDJ 8S Gambar 3.19. Skema pengujian viskositas Tahapan pengujian viskositas campuran minyak diantaranya adalah: 1. Menyiapkan sampel minyak yang akan dilakukan pengujian pada viscometer NDJ 8S.

40 2. Menyiapkan alat, dalam hal ini ada beberapa alat yang harus di persiapkan, adapun alat yang harus di siapkan adalah sebagai berikut: a. Dalam penelitian ini ada beberapa prosedur yang harus di siapkan dalam menyiapkan viscometer NDJ 8S adalah sebagai berikut: a) Merangkai penyangga viskometer seperti pada Gambar 3.20. Stanchion with teeth Handle fixed bole Clamping bolt Lifting knob Handle fastening knob Fastening nut of stanchion Gambar 3.20. Rangkaian penyangga alat viscometer Dalam merangkai hal yang harus diperhatikan adalah pada mur nya, karena mur nya harus dikencangkan menggunakan kunci yang telah disediakan, hal ini bertujuan supaya penyangga tidak lepas sewaktu pengujian berlangsung. Memasang alat viskometer NDJ 8S pada penyangga yang telah di rangkai, seperti gambar 3.21. Pada setiap rangkaian harus mengencangkan baut, hal ini bertujuan supaya rangkaian tidak lepas pada saat proses pengujian.

41 1 2 9 8 7 3 4 6 5 Gambar 3.21. Rangkaian penyangga beserta viscometer NDJ 8S Keterangan: 1. Level indikator 2. LCD 3. Housing 4. Braket pelindung 5. Base (dudukan) 6. Penyesuain tingkat knob 7. Rotor 8. Rotor connector 9. Tombol pengoperasian b) Memposisikan viskometer yang telah dirangkai pada posisi yang terhindar dari goncangan dan harus di tempat yang datar. c) Memasang rotor yang akan digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan rotor 1, karena di nilai paling efektif. d) Memasang viskometer tidak dalam keadaan miring karena sudah menggunakan waterpass yang ada di bagian atas viskometer. 3. Setelah semua alat sudah siap, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan sampel campuran minyak pada toples yang berkapasitas 1000 ml (1 liter).

42 Sampel campuran yang digunakan pada pengujian viskositas kurang lebih 800 ml. 4. Kemudian langkah selanjutnya memasukkan rotor kedalam toples yang sudah berisi sampel campuran minyak dengan menurunkan posisi viskometer menggunakan lifting knop pada bagian penyangga. 5. Selanjutnya menyalakan viskometer dengan menekan tombol power pada bagian belakang viskometer. 6. Kemudian menyesuaikan jenis rotor yang di pakai dan mengatur kecepatan putar rotor dengan menggunakan panel control. Tombol untuk memindahkan kursor Tombol reset Tombol OK Gambar 3.22. Control panel viscometer NDJ 8S 7. Mengatur putar rotor 1 dengan kecepatan 12 rpm, 30 rpm, dan 60 rpm. 8. Menjalankan viskometer dengan menekan tombol (OK). 9. Menunggu sampai proses pengukuran selesai, kemudian tekan tombol reset. 10. Mencatat hasil pengujian viskometer yang ditampilkan pada display berupa data dan percent. 11. Mengulang sampai 3 kali untuk pengujian viskositas. 12. Mematikan alat, kemudian membersihkan area pengujian viskositas. 3.5.3. Pengujian Densitas Densitas merupakan perbandingan berat suatu sampel dengan volumenya suhu yang digunakan pada sampel pengujian 40 C.

43 3.5.3.1. Alat dan Bahan Pengujian Densitas Pada pengujian densitas ada beberapa alat dan bahan yang perlu disiapkan sebelum melakukan pengujian diantaranya yaitu: a. Sampel campuran minyak b. Hot plate c. Gelas beker 1000 ml d. Gelas ukur e. Magnet stirrer f. Neraca digital g. Termometer raksa 3.5.3.2. Prosedur Pengujian Densitas Dalam pengujian densitas, ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum dan saat melakukan pengujian, yaitu: Gelas Ukur 000 Hot Plate Neraca Digital Gambar 3.23. Skema Pengujian Densitas 1. Menyiapkan alat neraca digital, dan gelas ukur 50 ml. 2. Mengkalibrasi alat neraca digital dengan cara menimbang terlebih dahulu gelas ukur dalam keadaan kosong. 3. Mengisi sampel campuran minyak ke dalam gelas ukur dengan ukuran 50 ml. 4. Menempatkan gelas ukur yang telah terisi sampel campuran ke neraca digital.

44 5. Mencatat hasil pengujian. 6. Membersihkan serta merapikan alat yang sudah di pakai setelah pengujian. 3.5.4. Pengujian Flash Point Flash point merupakan temperatur terendah yang campuran senyawa dengan udara pada saat tekanan normal dan menyala setelah ada percikan api. 3.5.4.1. Alat dan Bahan Pengujian Flash Point Pada pengujian flash point ada beberapa alat dan bahan yang perlu disiapkan sebelum dilakukan pengujian diantaranya yaitu: a. Sampel campuran minyak b. Alat uji flash point c. Thermostat d. Thermocouple e. Pemanas elektrik f. Cawan (wadah) g. Sumbu kompor 3.5.4.2. Prosedur Pengujian Pada pengujian flash point ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum dan saat melakukan pengujian seperti gambar 3.24 Sumbu api Wadah Thermocouple Thermostat 000 000 Gambar 3.24. Skema Pengujian Flash Point

45 a. Mempersiapkan alat pengujian flah point. b. Menakar sampel campuran minyak menggunakan gelas ukur 10 ml, sebanyak 10 ml. c. Menempatkan sampel pada wadah. d. Memanaskan sampel hingga suhu di atas 100 C. e. Menyala api pemancing. f. Mengamati pada suhu berapa sampel mulai menyala. g. Mencatat hasil pengujian. h. Membersihkan dan merapikan alat setelah di pakai. 3.5.5. Pengujian Nilai Kalor Nilai kalor merupakan besarnya panas yang dihasilkan pembakaran secara sempurna pada bahan bakar. 3.5.5.1. Alat dan Bahan Pengujian Nilai Kalor Pada pengujian nilai kalor ada beberapa alat dan bahan yang perlu disiapkan sebelum dilakukan pengujian diantaranya yaitu: a. Sampel campuran minyak b. Bom calorimeter 6050 c. Neraca digital d. Pipet pengukur e. Air 3.5.5.2. Prosedur Pengujian Pengujian ini dilakukan dengan menyerahkan sampel campuran minyak di Laboratorium Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang kemudian dilakukan pengujian nilai kalor dengan menggunakan bom calorimeter. Proses pengujian yang dilakukan yaitu: a. Menyiapkan bom calorimeter 6050 b. Menyiapkan sampel yang akan di uji

46 c. Memasukkan sampel dicawan (wadah) sampai neraca menunjukkan angka 0,7xxx gram, angka tersebut nantinya akan dimasukkan pada sofware yang tersambung langsung dengan bom calorimeter 6050 d. Memasukkan cawan ke dalam bom calorimeter 6050 dan tunggu sampai proses pengujian nilai kalor selesai e. Mencatat hasil pembacaan dari bom calorimeter 6050 berupa output nilai kalor f. Mengulang langkah b sampai e untuk pengujian pada sampel campuran minyak lainnya.