e-issn: 2442-7667 p-issn: 1412-6087 Implementasi Metode Diskusi dan Resitasi dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas V SDN Ambat Selamet Riyadi Guru SDN Ambat Kecamatan Janapria Email: celamatriadi1231@gmail.com Abstract: This research is aimed to know (1) How is the implementation of Discussion and Recitation method in improving students activeness in learning PKn? and (2) is the application of Discussion and Recitation method able to improve students achievement in learning PKn?. This research uses Classroom Action Research. Data of the research are collected by using observation and field note and are analysed through data reduction, inference, follow up, and conclusion drawing. The result of the research shows that Discussion and Recitation method is able to improve students activeness in learning PKn. The students activeness in learning PKn is stimulated through giving appreciation as well as giving additional scores to active students during the discussion proses. this condition is proved by the fluency of the students in learning, writing, memorizing PKn learning materials being discussed in settled groups. Thus, it can be concluded that application of Discussion and Recitation method can improve students activeness and students achievement in learning PKn in SDN Ambat Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah in academic year 2015/2016. Therefore, it is suggested that teachers implement Discussion and Recitation method in teaching PKn towards students elementary level, concerning that this teaching method is relevant with triggering students to be more active in learning. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana implementasi metode Diskusi dan Resitasi dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran PKn siswa? dan (2) Apakah implementasi metode Diskusi dan Resitasi dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran PKn siswa?. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pengumpulan data menggunakan observasi dan catatan lapangan, dan teknik analisis dengan melakukan reduksi data, inferensi, tahap tindak lanjut dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan metode diskusi adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran PKn. Keaktifan siswa dalam proses diskusi dapat dirangsang melalui beberapa penghargaan seperti halnya memberikan nilai tambahan bagi siswa yang aktif dalam proses diskusi. Hal ini terbukti dengan kelancaran dalam belajar, menulis, menghafal materi belajar PKn yang didiskusikan dalam kelompok. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa implementasi metode diskusi dan resitasi melalui penugasan dan pembentukan kelompok-kelompok diskusi meningkatkan keaktifan belajar siswa pada Mata Pelajaran Pkn dan implementasi metode diskusi dan resitasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn pada SDN Ambat Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2015/2016. Oleh karena itu, disarankan kepada guru agar menerapkan metode Diskusi dan Resitasi dalam mengajar PKn untuk siswa SD, mengingat metode tersebut sangat relevan untuk menggembleng siswa agar mampu belajar lebih aktif. Kata kunci: Metode Diskusi, Resitasi, dan Prestasi Belajar. Pendahuluan Dalam upaya peningkatan mutu sekolah, peran tenaga kependidikan yang meliputi: tenaga pendidik, pengelola satuan pendidik, pengawas, peneliti, teknis sumber belajar, sangat diharapkan berperan sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang handal. Tenaga kependidikan yang handal adalah tenaga pendidik yang sanggup, mampu dan cakap dalam melaksanakan tugasnya. Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas, membuat evaluasi belajar siswa, bak 2016 LPPM IKIP Mataram
Selamet Riyadi, Implementasi Metode Diskusi dan Resitasi sebelum, sedang, maupun sesudah pelajaran berlangsung (Combs, 1984: 11-13). Masalah pengajaran dan pembelajaran yang dilakukan guru memang dibedakan keluasan cakupannya, tetapi dalam konteks proses kegiatan belajar mengajar mempunyai tugas yang sama. Maka tugas mengajar bukan hanya sekedar menuangkan bahan pelajaran, tetapi teaching is primarely and always of leaner (Wetherington, 1986 : 131-136), dan mengajar tidak hanya dapat dinilai dengan hasil penguasaan mata pelajaran, tetapi yang terpenting adalah perkembangan pribadi anak, sekalipun mempelajari pelajaran yang baik, akan memberikan pengalaman membangkitkan bermacam-macam sifat, sikap dan kesanggupan yang konstruktif (Murshell :2-4). Dengan tercapainya tujuan dan kualitas pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengjar tentu saja diketahui setelah diadakan evaluasi dengan seperangkat item soal yang sesuai dengan rumusan beberapa tujuan pembelajaran khusus. Jika hanya 75% atau lebih dari jumlah anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang (dibawah minimal), maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya bersifat perbaikan (Remedial). Mata pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang didalamnya mencakup pelajaran memahami, menghayati, dan mengamalkannya dalam kehidupan seharihari. Tetapi dalam kenyataan yang ada di lapangan mata pelajaran Pkn dewasa ini mutunya masih rentan karena belum mencapai target yang diinginkan secara memadai, hal ini disebabkan oleh kesulitan siswa dalam memahami materi yang sukar diterima. Selain itu metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar masih terpaku pada buku-buku pelajaran. Pada hakekatnya guru sering menggunakan satu metode dalam pengajaran, yaitu metode ceramah sehingga proses belajar anak hanya sekedar merekam informasi saja, hal demikian mengakibatkan proses belajar anak hanya bersifat harfiah saja. Guru mendiktekan semua informasi dan murid memperhatikan serta mencatat yang pada akhirnya membiasakan diri untuk tidak kreatif dalam mengemukakan ide-ide dan memecahkan masalah yang efeknya akan membawa anak dalam kehidupan di masyarakat. Tujuan pengajaran di sekolah hendaknya bersifat komperhensif artinya bukan hanya mengemukakan pengetahuan, melainkan juga pembentukan strategi belajar mengajar yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep, memecahkan masalah melalui suatu proses yang memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir, percaya kepada diri sendiri dan berani mengemukakan pendapatnya, berlatih bersifat kritis dan positif, serta mampu berinteraksi sosial. Dengan kata lain, diskusi kelompok merupakan salah satu strategi belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan pengajaran komperhensif. Pada saat ini sering kita jumpai para siswa yang tidak mempunyai kesiapan dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar, terutama dalam hal materi pelajaran yang disampaikan, sehingga ketika di dalam kelas siswa tidak mengetahui materi yang akan dibahas, selain itu masalah alokasi waktu 193
Jurnal Kependidikan 15 (2): 192-197 yang tidak mencukupi, sehingga menyebabkan interaksi belajar mengajar tidak efektif dan efisien serta tidak sesuai dengan tautan yang diharapkan oleh kurikulum. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu cara agar pelaksanaan belajar mengajar dapat terlaksana secara efektif yaitu dengan menerapkan metode resitasi sebagai variasi dalam penyajian dalam pembelajaran Pkn baik itu melalui tugas individual atau kelompok, rumah atau sekolah, merupakan salah satu metode dari beberapa metode yang ada sebagai langkah alternative dalam rangka mengefektifkan dan mengefesienkan proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan uraian diatas, penulis memiliki ketertarikan yang tinggi untuk mengadakan penelitian dengan judul Implementasi Metode Diskusi Dan Resitasi Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas V SDN Ambat Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan dua rumusan permasalahan utama yaitu (1) Bagaimana implementasi metode diskusi dan resitasi dalam meningkatkan keaktifan belajar mata pelajaran PKn siswa? dan (2) Apakah implementasi metode diskusi dan resitasi dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran PKn siswa?. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar PKn di SDN Ambat Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah, khususnya pada kegiatan pengajaran PKn kelas V. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimana dalam penelitian ini dilakukan dengan mengikuti beberapa alur tindakan diantaranya adalah refleksi awal, pelaksanaan tindakan, pengamatan, refleksi, dan perancangan ulang. Penelitian tidakan kelas ini dilaksanakan di SDN Ambat Kecamatan Janapria dengan jumlah kelas sebanyak 6 kelas, yang terdiri atas kelas 1 sampai dengan kelas 6. Subyek penelitian adalah kelas 5 SDN Ambat. SDN Ambat merupakan salah satu Sekolah Dasar Negeri yang berada di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah dan merupakan sekolah yang cukup diminati masyarakat. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam beberapa siklus dan empat kali pertemuan pada tiap-tiap siklus yang semuanya dibentuk dalam skenario pembelajaran untuk dua pokok bahasan. Tindakan kelas ini dimulai pada bulan Nopember tahun 2015 sampai dengan bulan Desember 2015. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti dalam mengumpulkan data dan instrumen pendukung adalah lembar observasi dan skala. Penelitian ini menggunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data selama proses penelitian berlangsung diantaranya sebagai berikut: (1) Metode observasi yaitu pengamatan dengan memperoleh data secara obyektif karena obyek tidak mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti. (2) Pendekatan partisipatif digunakan untuk lebih menjadikan suasana dalam kegiatan belajar mengajar lebih hidup, sehingga peneliti terlibat secara langsung atau 194
Selamet Riyadi, Implementasi Metode Diskusi dan Resitasi berpartisipasi dalam hal pengumplan yang diinginkan dan terkadang pula mengarahkan tindakan atau arahan yang mengarah kepada data yang dinginkan oleh peneliti. Indikator capaian dalam penelitian ini yaitu siswa lebih aktif didalam proses pembelajaran serta dapat lebih memahami bidang studi tertentu, khususnya dalam materi PKn. Hasil Penelitian dan Pembahasan Deskripsi Siklus I Perencanaan Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang konsep bacaan, peneliti disini melaksanakan ujian pengetahuan konsep bacaan kemudian mengklarifikasikan menjadi sangat menguasai, belum menguasai dan tidak menguasai, selanjutnya peneliti menentukan kelompok menjadi 6 kelompok. Pelaksanaan Pada siklus ini dilaksanakan pada pertemuan pertama tepatnya pada tanggal 24 November 2015, apa yang telah dilaksanakan berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan yaitu mengkaji penguasaan konsep nilai-nilai pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi Negara dan pengelompokn menjadi 6 kelompok. Pengamatan Pada sikus pertama peneliti menguji tentang pemahaman siswa tentang konsep-konsep nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi Negara yang hasilnya adalah masih banyak siswa yang belum menguasai konsep-konsep nilai Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi Negara dengan baik dan benar. Pada siklus ini juga telah membentuk kelompok menjadi 6 kelompok yang mana setiap kelompok ada seorang yang mempunyai konsep nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Negara. Refleksi Dari hasil pengamatan peneliti disini ternyata penguasaan siswa tentang konsep penguasaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi Negara dapat dikatakan relatif rendah dimana masih banyak siswa yang belum memahami makna bacaan sehingga langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengantisipasi adalah membuat beberapa kelompok dan dibuat tutor sebaya. Siklus kedua Perencanaan Melanjutkan siklus pertama, merancang kegiatan diskusi untuk memprsesentasikan tugas tentang pemahaman nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi Negara yang ditentukan. Pelaksanaan Pada siklus ini dilakukannya diskusi untuk memprsesentasikan tugas tentang pemahaman nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi Negara yang ditentukan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2015. Pengamatan Untuk siklus ini peneliti dapat melakukan diskusi hanya 3 kelompok, dalam diskusi ini para siswa masih kurang aktif dalam diskusi yang telah berlangsung. 195
Jurnal Kependidikan 15 (2): 192-197 Refleksi Dari hasil pengamatan peneliti ternyata siswa yang kurang aktif dalam diskusi maka langkah yang ditempuh guru adalah merangsang siswa untuk bertanya. Siklus ketiga Perencanaan Pada siklus ini akan melanjutkan diskusi yang belum selesai pada konsep nilai-nilai pancasila sebagai dasar Negara dan ideology Negara sekaligus melanjutkan materi pemahamn isi dan pemilihan kata dan ulangan harian untuk konsep bacaan. Pelaksanaan Pada siklus ini dilakukan dua kali pertemuan, pertemuan pertama pada 8 Desember 2015, dan pertemuan kedua pada tanggal 15 Desember 2015. Pengamatan Pada siklus ini dapat dilakukan bahwa sudah mulai aktif atau ikut serta dalam diskusi yang sedang berlangsung di kelas. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada akhir siklus ketiga didapatkan bahwa siswa aktif dalam diskusi dan sudah bisa memahami konsep sikap positif terhadap pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Disini dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa. Oleh karena itu, tidak mustahil guru memberikan nilai tambahan pada siswa yang aktif. Simpulan Setelah dilakukan pengamatan terhadap penerapan metode diskusi dan resitasi dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn, maka dapat ditarik kesimpulan: (1) Keberhasilan guru dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil yang dicapai siswa serta semangat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran PKn melalui intensifikasi pemberian tugas dan pembentukan kelompok-kelompok diskusi yang menjadikan pembelajaran PKn lebih hidup dan aktif. (2) Metode diskusi adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu mata pelajaran. Hal ini tercermin pada kemampuan siswa untuk lebih dapat memahami dan menghayati mata pelajaran PKn serta peningkatan pada ranah kognitif dan afektif siswa. Dengan pertimbangan berbagai keuntungan yang ada hendaknya penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dan resitasi dapat diteruskan. Sebelum menerapkan suatu metode pembelajaran baru, guru hendaknya membaca situasi dan kondisi siswa, karena suatu metode belum tentu sesuai untuk diterapkan di lingkungan yang berbeda. Hendaknya guru dapat lebih sering memberikan resitasi atau penugasan terhadap siswa disaat pembelajaran usai, hal ini sangat penting agar siswa dapat lebih memahami materi yang telah dipelajari serta persiapan untuk materi selanjutnya. Daftar Pustaka Combs, Arthur W. 1998. The Profesional Education of Teacher. Allin and Bacon, Inc, Boston. 196
Selamet Riyadi, Implementasi Metode Diskusi dan Resitasi Ghafur, Abdul. 1980. Desain instruksional. Solo: Tiga Serangkai. Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. PT.Aksara. Jakarta Mursell, James L. Successful Teaching (Terjemahan). Bandung: Jemmars. Roestiyah N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka. Soemanto, Wasty. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sudjana, Nana. 1984. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Professional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Wetherington, H.C and W.H Walt Burton. 1986. Teknik-teknik belajar dan mengajar (terjemahan). Bandung : Jemmars. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 197