BAB I PENDAHULUAN. dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran wajib diajarkan. Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. (Wahidmuri 2010:15). Dengan pendidikan yang baik dan berkualitas diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan guru secara sadar dan dengan sistematis serta berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar Negeri Petung Panceng Gresik sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seorang guru tidak hanya dituntut berdiri di depan kelas untuk berceramah

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

permasalahan untuk merangsang pemikiran siswa supaya siswa dapat lebih aktif menjawab pertanyaan, mampu memecahkan masalah dengan mudah dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran digunakan guru sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa, pemilihan model pembelajaran sangat

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sasaran utama pendidikan di SD adalah memberikan bekal secara maksimal tiga kemampuan dasar yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi suatu Negara agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga materi yang disampaikan oleh guru kurang diserap oleh siswa.

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting pada tahap pembangunan dewasa ini. Salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan dapat menjadikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

: KHOIRUL BARIYAH NIM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG PSKGJ-PGSD

BAB I PENDAHULUAN. itu, untuk menciptakan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif dan produktif

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dipahami selain sebagai proses juga merupakan sebuah hasil.

PENDAHULUAN. membantu manusia untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menarik. berdampak positif dalam pencapaian hasil belajar yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, tata boga, tata kecantikan dan tata

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran tematik adalah salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik (Rusman, 2012:254). Pada umumnya proses pembelajaran masih tergantung pada pengalaman siswa secara langsung. Berkaitan dengan hal itu dipandang perlu penggunaan pembelajaran sebagai suatu keutuhan. Model pembelajaran tematik lebih menekankan kepada keterlibatan siswa dalam proses belajar atau mengarahkan siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tematik dapat membantu siswa memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari secara holistik, bermakna dan autentik, dan aktif. Pentingnya pembelajaran tematik diterapkan di Sekolah Dasar karena pada umumnya siswa pada tahap ini masih melihat segala sesuatu sebagai keutuhan (Rusman, 2012:257). Kenyataannya selama ini pembelajaran di kelas masih menggunakan model pembelajaran langsung. Penyebutan ini mengacu pada gaya mengajar di mana guru terlibat sangat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran (Suprijono,2012:46). Tercapainya peningkatan hasil 1

2 belajar kurang dapat didukung dengan proses pembelajaran yang ada. Guru selama ini masih menggunakan sistem pembelajaran dengan ceramah sehingga dalam pembelajaran guru yang terlihat aktif, sedangkan siswa bersifat pasif, sehingga siswa cepat bosan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang terlalu tergantung pada metode ceramah menimbulkan kejenuhan pada siswasehingga kurangnya aktifitas dalam pengikuti pembelajaran bahkan tidak ada minat untuk mengikuti mata pelajaran sehingga hasil belajar siswa tidak memenuhi KKM. Pembelajaran harus menghasilkan output yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa (Rusman,2012:259). Pembelajaran juga harus didukung dengan pembelajaran efektif yakni pembelajaran yang dapat mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri secara optimal. Faktor penting keberhasilan proses pendidikan yang lainnya adalah siswa sebagai peserta didik. Siswa dituntut untuk bersikap aktif, ini dibuktikan dengan sikap siswa yang tidak lagi sebagai pendengar dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dan pemaparan guru. Siswa dituntut untuk aktif mengeluarkan pendapat, gagasan, dan menyampaikan pertanyaan kepada guru (Trianto, 2013:166) Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 23 Mei 2014 di kelas IV SDN Ngaglik III Kabupaten Blitar ternyata ditemukan beberapa kesulitan yang sering dialami oleh guru diantaranya: (1) waktu yang relatif sedikit (kurang) padahal materi yang harus disampaikan banyak di karena pembelajaran menggunakan tema (tematik); (2) Guru masih terkendala dengan media pembelajaran karena harus menyesuaikan dengan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013; (3) sebagian kecil ada beberapa anak yang kesulitan mengerjakan soal latihan tersebut karena

3 kurangnya aktivitas siswa dalam belajar, sehingga hasil belajar yang di capai sangat rendah; (4) motivasi belajar siswa rendah, yang ditandai oleh siswa kurang aktif dalam mencari pengetahuan sendiri, cenderung pasif, hanya menunggu pemberian materi oleh guru serta suka berbicara sendiri dengan teman pada saat guru menjelaskan; dan (5) siswa tidak terlibat langsung dalam pembelajaran serta kurangnya kerjasama dalam proses pembelajaran. Untuk mengetahui rendahnya aktifitas belajar kelas 4 SDN Ngaglik III penulis tidak hanya melihat dari hasil belajar siswa, tetapi penulis.pada kegiatan tersebut menunjukkan bahwa siswa mengantuk dan tidak memperhatikan materi yang disampaikan pada saat pembelajaran. Hasil belajar yang diperoleh siswa kurang dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 70 yang ditentukan sekolah.hal tersebut terlihat dari 12 peserta didik masih ada 7 peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Cara untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti harus melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mengetahui kekurangankekurangan dalam pembelajaran, dan memperbaiki pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar peserta didik. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan mengenai peningkatan hasil belajar dan aktifitas belajar pada tema berbagai pekerjaan ini antara lain: (1) meninjau kembali materi pada buku pelajaran yang digunakan pada proses pembelajaran, (2) meningkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan kelas, (3) penggunaan media pembelajaran yang inovatif, (4) pemilihan metode yang variatif sehingga proses pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak menjenuhkan (Arsyad, 2012:8)

4 Pemilihan metode pembelajaran yang variatif sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran di dalam kelas. Penggunaan variasi metode mengajar bagi guru dan pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa bertujuan untuk mengurangi kejenuhan dalam proses pembelajaran (Marno dan Idris, 2009:124). Selain pada pemilihan metode pembelajaran, pemilihan pendekatan pembelajaran juga sangat diperlukan dalam menciptakan kelas yang aktif. Beberapa pembelajaran yang berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar di antaranya dengan menggunakan pembelajaran yang menggunakan pendekatan individu, kompetitif dan kooperatif. Pembelajaran dengan pendekatan individu di antaranya adalah Individual Learning (pembelajaran individual), Independent Learning (pembelajaran mandiri) dan pembelajaran multimodel. Sedangkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kompetitif antara lain Affective Learning(pembelajaran sikap), Peer Learning (pembelajaran dengan teman sebaya), dan pembelajaran bermain. Pendekatan yang terakhir adalah pendekatan kelompok yaitu Colaboratif Learning (pembelajaran kolaborasi) dan Cooperatif Learning (pembelajaran kooperatif/kelompok). Metode dengan pendekatan kelompok dirasakan lebih efektif daripada menggunakan metode pembelajaran individual. Pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan serta interaksi antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, memecahkan masalah dengan temannya sehingga hasil belajar siswa meningkat yakni pembelajaran kooperatif (Slavin, 2005:91). Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi satu sama lain adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif dapat mendorong siswa untuk bekerja sama dalam suatu

5 tugas bersama, siswa harus mengkoordinasikan usaha usahanya untuk menyelesaikan tugas. Pada pembelajaran kooperatif siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan interaksi sosial dengan temanya untuk mencapai tujuan pembelajaran (Suprijono, 2012:54) Guru bertindak sebagai fasilitator, memberikan dukungan kepada masingmasing kelompok. Guru membimbing masing-masing kelompok untuk menyelesaikan tugas, namun tidak mengarahkan kelompok ke arah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya (Rusman, 2012:201). Pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe, di antaranya tipe Jigsaw, Student Teams Achievement Divisions (STAD), investigasi kelompok dan pendekatan struktural. Tipe yang paling banyak dikenal saat ini adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif, contohnya tipe STAD untuk meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa karena model pembelajaran tipe ini merupakan sebuah pendekatan yang baik bagi guru baru untuk memulai menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam kelas Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa untuk bekerjasama dalam menyelesaikan tugas. Gagasan utama untuk menggunakan STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai yang diajarkan guru. Di samping itu model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan interaksi antara guru dan siswa,meningkatkan kerjasama, kreativitas, berpikir kritis serta ada kemauan membantu.

6 Berdasarkan sumber yang didapat, penelitian ini telah diteliti sebelumnya oleh Khoirul Bariyah tahun 2013 dengan judul Penggunaan Media Gambar dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik Kelas II SDN Pacar Kembang II-193 Surabaya. Penelitian yang dilakukan oleh Khoirul Bariyah menunjukkan bahwa: terdapat peningkatan baik aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada siklus I, siklus II. Pada penelitian tersebut Khoirul mengunakan media gambar dalam pembelajaran tematik kelas 2. Penelitian yang dilakukan oleh Khoirul menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tematik mengalami peningkatan sebesar 25%, yaitu dari 66,7% pada siklus I menjadi 91,7% pada siklus II (Bariyah, 2013:89) Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keaktifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pada saat itu (Arsyad, 2012:8). Proses pembelajaran akan berlangsung secara efektif dengan penggunaan media. Langkah pemecahan yang tepat untuk memecahkan masalah yang dialami pada pembelajaran tematik di kelas IV SDN Ngaglik III Blitar dalam pembelajaran tema Berbagai Pekerjaan ini penulis menggunakan media gambar, media ini merupakan gambar yang berbasis visual yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran (Asra dkk,2007:5.7-5.8).dalam pelaksanaan

7 pembelajaran, guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media. Penggunaan media harus menarik perhatian siswa untuk belajar (Arsyad, 2012:8). Media Gambar merupakan media yang tepat untuk pembelajaran tema ini. Penggunaan media gambar diharapkan dapat membangkitkan minat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengadakan penelitian dengan judul: Penggunaan Media Gambar dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Tema Berbagai Pekerjaan terhadap Kelas IV SDN Ngaglik III. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah: 1). Bagaimana penerapan media gambar dalam proses belajar siswa model Kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan aktivitas di kelas IV SDN Ngaglik III Blitar? 2). Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi Berbagai Pekerjaan kelas IV SDN Ngaglik III Blitar? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya maka tujuan penelitian ini adalah:

8 1). Mendeskripsikan penerapan media gambar pada model pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan aktivitas pada tema Berbagai Pekerjaan kelas IV SDN Ngaglik III. 2). Menganalisis peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada tema Berbagai Pekerjaan kelas IV SDN Ngaglik III. D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan tersebut, maka diperlukan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Jika media gambar diterapkan maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tema Berbagai Pekerjaan kelas IV SDN Ngaglik 3 Blitar. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini di harapkan dapat menambah pemahaman peneliti tentang penyampaian materi Berbagai Pekerjaan pada siswa kelas IV SDN Ngaglik III sebagai objek penelitian. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa Penelitian ini dapat membantu meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran tema Berbagai Pekerjaan.

9 b. Bagi guru Penelitian ini membantu penyampaian materi pada tema Berbagai Pekerjaan kelas IV SDN Ngaglik III serta mempermudah guru dalam menyusun rencana pembelajaran. c. Bagi sekolah Dapat memberikan informasi pada guru mata pelajaran agar menggunakan alternatif media gambar dan metode tipe STAD dalam pembelajaran untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar. d. Bagi peneliti Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian berikutnya. F. Batasan Penelitian 1. Sasaran penelitian terbatas pada siswa kelas IV SD Negeri Ngaglik III Blitar. 2. Model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 3. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. 4. Pokok bahasan yang digunakan adalah materi pada pembelajaran 1, sub tema 1, tema 4 BerbagaiPekerjaan. 5. Penggunaan media gambar ini dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Media ini terbuat dari kertas HVS yang dilapisi kertas karton. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran merupakan hal penting bagi siswa untuk pengalaman secara langsung

10 dalam kegiatan belajar mengajar. G. Definisi Istilah Untuk menghindari perbedaan pemahaman beberapa istilah yang digunakan dalam judul dan pertanyaan penelitian, perlu diberi penjelasan sebagai berikut : 1. Gambar merupakan media berbasis visual yang dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata (Asra dkk,2007:5.7-5.8) 2. STAD merupakan salah satu pendekatan paling sederhana dalam pembelajaran kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan interaksi antar siswa untuk saling membantu dan menguasai materi pelajaran (Majid,2013:184) 3. Aktivitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan dari awl pembelajaran hingga akhir pembelajaran (Sardiman, 2011:101). 4. Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2008:22). 5. Tema Berbagai Pekerjaan adalah tema yang dipilih untuk diteliti dan memberikan manfaat bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran (Kemendikbud,2014:1)