BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya,

BAB I PENDAHULUAN. xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

Meminimalisasi Kecemasan (Anxiety) Dengan Menumbuhkan Self Awareness Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

1. Bab II Landasan Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transfusi darah, prosedur invasif). (Potter & Perry, 2005). operasi dan prosedur-prosedur diagnostik yang besar, seperti

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Tehnik

PROSES TERJADINYA MASALAH

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab II ini peneliti akan menjelaskan mengenai teori-teori yang

BERDUKA DAN KEHILANGAN. Niken Andalasari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

Gangguan Ansietas, Fobia, dan Obsesif kompulsif

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya

EFEKTIVITAS PAKET CARING PADA IBU TERHADAP KECEMASAN MENJELANG MENOPAUSE DI KELURAHAN SENGON KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN ABSTRAK

TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berakhir sampai permulaan persalinan (Saifuddin, 2006). Wibisono (2009),

kepentingan, pengalaman masa lalu dan harapan (Robbins, 2002).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan emosi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

BAB II TINJAUAN TEORI. Pada bab ini akan diuraikan teori tentang kecemasan, GGT, HD dan

BAB II LANDASAN TEORITIS. reaksi fisik yang disebabkan karena persepsi seseorang terhadap kehilangan (loss).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memiliki objek yang spesifik. Cemas dialami secara subjektif dan

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini dijelaskan, Landasan teori mengenai konsep mahasiswa,

Jenis-jenis Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB II KONSEP DASAR. serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik.

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. SOESELO SLAWI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA KELAS VII DAN VIII YANG MENGALAMI PUBERTAS DI SMP BUDI LUHUR CIMAHI. Lela Juariah

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB II. 1. Objective Structured Clinical Examination (OSCE)

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak merniliki objek yang spesifik. Kecemasan adalah respon emosional yang digambarkan sebagai suatu perasaan kuatir yang samar-samar, sumbernya seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu tersebut. Kecemasan dapat diekspresikan (Stuart & Sundeen,1995). 2. Predisposisi Stuart & Sundeen (1998) menjelaskan tentang penyebab dari kecemasan adalah : a. Teori Psikoanalisa Kecemasan merupakan konflik emosional yang terjadi antara ide dan super ego, yang berfungsi untuk memperingatkan ego tentang sesuatu bahaya yang perlu diatasi. b. Teori Interpersonal Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga dihubungkan dengan trauma masa pertumbuhan, seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. c. Teori Perilaku

Kecemasan merupakan hasil frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 3. Presipitasi Menurut Stuart dan Sundeen (1995), faktor presipitasi kecemasan dapat diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu: a. Ancaman terhadap integritas biologi Merupakan ancaman terhadap kebutuhan dasar manusia, seperti kebutuhan akan makanan, minuman, dan perumahan. Hal ini merupakan faktor umum penyebab kecemasan. b. Ancaman terhadap rasa aman Hal ini sulit digolongkan karena manusia unik. Ancaman keamanan diri meliputi tidak tercapainya harapan, tidak terpenuhinya akan status, rasa bersalah atau pertentangan antara keyakinan diri dan perilaku, dan tidak mampu untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain. 4. Tingkat Respon Kecemasan Menurut Townsend (1996) mengembangkan konsep kecemasan pada empat rentang kontinum mulai dari kecemasan ringan sarnpai panik. Secara spesifik terbagi menjadi: a. Kecemasan ringan Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan seharihari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan rneningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ringan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan

pertumbuhan dan kreativitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, iritabel, lapang persepsi meningkat, kesadaran tinggi, mampu untuk belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai situasi. Respon fisiologis, sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar. b. Kecemasan sedang Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan jantung dan pernafasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal, kemampuan konsentrasi menurun, perhatian selektif dan terfokus pada rangsangan yang tidak menambah ansietas, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis. c. Kecemasan berat Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang dengan kecemasan berat cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk rnengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area yang lain. Manifestasi yang muncul pada

tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, nausea, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan persepsi menyempit, tidak mampu belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri dan keinginan untuk menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak berdaya, bingung, disorientasi. d. Panik Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernafas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaraan inkoheren, hiperaktif, tidak mampu belajar, tidak mampu berkonsentrasi, tidak dapat berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak, menjerit, mengalami halusinasi dan delusi. 5. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Gangguan cemas dapat terjadi pada semua usia, lebih sering pada usia dewasa dan lebih banyak pada wanita (Wibisono, 1990). Menurut Stuart dan Sundeen (1995), respon terhadap kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor: usia atau tingkat perkembangan, jenis kelamin, sosial budaya dan pengalaman individu. Sedangkan menurut Long,B,C (1996) respon terhadap kecemasan juga dipengaruhi oleh faktor biologi, perilaku dan tingkat sosial ekonomi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Johnson dan Terman cit T'aylor (1997) menunjukkan bahwa wanita cenderung neurotik daripada pria walaupun berbagai kesempatan sama diberikan kepada mereka. Selain itu juga menurut

penelitian lain dikemukakan bahwa wanita lebih banyak menderita kecemasan dikarenakan faktor predisposisi kecemasan yaitu faktor genetik (Roam, 1979). Menurut Priest (1990) cit Hidayanto (1998) wanita lebih sering mengalami kecemasan. Data statistik menunjukkan bahwa sekitar dua orang wanita berbanding satu pria yang mengalami kondisi semacam ini. Wanita lebih banyak mengungkapkan keadaan dirinya. Sesuatu yang ia rasakan juga tentang rasa kecemasan atau rasa tertekan. Sedangkan laki-laki cenderung menolak bahwa ia menderita hal-hal tersebut. Ada beberapa faktor yang menyebabkan wanita lebih menanggung resiko kecemasan dibandingkan dengan pria, yaitu: a. Menstruasi dan stres Satu perbedaan yang sangat mencolok antara pria dan wanita adalah menstruasi setiap bulan pada wanita. Pada masa pubertas, periode ini mulai dialami bagi seorang gadis. Jika ia tidak siap menerima kenyataan ini sebagai kodratnya, ia akan mengalami tekanan atau stres yang betul-betul menekan jiwanya. Jiwanya masih labil hingga kalau tidak terkontrol akan mudah goncang. b. Premenstrual Tension (PMT) Ini merupakan pengalaman yang sangat umum dan akan melibatkan gejalagejala fisik ataupun psikologik. Sekitar satu diantara empat wanita mengalami kecemasan dan tekanan ketika mengalami masa haid, wanita mungkin juga mudah tersinggung dan begitu agresif. Sebelum masa ini biasanya dada, tangan

dan kaki merasa begitu capek. Pada saat yang sama payudara akan terasa kencang. Bagi beberapa wanita gejala-gejala fisik dan mental menjadi begitu menekan dan dapat mengakibatkan hubungan pergaulan menjadi berantakan, kesehatan menurun. Teori tentang wanita menderita PMT sebelum haid adalah menstruasi yang dikontrol oleh hormon-hormon estrogen, progesteron, yang akan rnempengaruhi emosi. Estrogen dan Progesteron dapat mempengaruhi aktivitas sistem sehingga bisa mempengaruhi respon perilaku. c. Kccemasan saat hamil Sering kehamilan dapat menyebabkan kecemasan, terutama jika wanita belum siap menerima kehadiran sang bayi. Jika tidak mempunyai persiapan yang matang, wanita akan mengalami kecemasan dan rasa tertekan.

B. Konsep tentaug Pre Operasi Laparatami 1. Fase pre operasi Fase ini dimulai ketika keputusan untuk menjalani operasi dibuat dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi. Pada fase ini ada beberapa persiapan yang harus disiapkan oleh pasien sebelum dilakukan tindakan operasi (Doorland, 1994). 2. Tindakan operasi Laparatomi Laparatomi merupakan insisi pembedahan melalui pinggang, tetapi tidak selalu tepat dan lebih umum dilakukan di bagian perut dimana saja (Doorland, 1994). Hal ini juga berlaku untuk operasi besar yang lain seperti nefrolitotomi, pielonefrolitotomi dan sebagainya. Persiapan yang baik selama periode pre operasi menurunkan resiko operasi dan meningkatkan pemulihan pasca bedah. Resiko pernbedahan dipengaruhi oleh usia, status nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit, kesehatun umum, obat-obatan yang digunakan, dan status mental pasien. Demikian juga pada pre operasi laparatomi. Pengkajian kesiapan psikologis terhadap operasi antara lain tentang tingkat kecemasan pasien. Bila dari data yang dikumpulkan diketahui bahwa pasien menderita cemas yang gawat, operasi dapat ditangguhkan. Gejala cemas sebelum operasi dari pasien tidak berbeda dengan yang diderita oleh pasien lain yang tidak operasi. Gejala fisik terdiri dari kenaikan kecepatan nadi, pernafasan, telapak tangan basah, gerakan tangan yang terus menerus atau kegiatan motor verbal dan gelisah. 3. Persiapan-persiapan

Persiapan-persiapan yang harus disiapkan oleh pasien sebelum dilakukan tindakan operasi antara lain persiapan fisik pasien, persiapan psikologis pasien, persiapan administrasi, dan persetujuan tindakan operasi, baik dari pasien maupun dari keluarga pasien (Black, 1997). Tindakan keperawatan pada pasien sebelum operasi (pre operatif nursing) bertujuan agar pasien: a. Menunjukkan rasa takut dan cemasnya hilang atau berkurang (baik ungkapan secara verbal maupun ekspresi muka). b. Dapat menjelaskan dan mendemonstrasikan mobilisasi yang akan dijalankan setelah operasi (bergerak dan merubah posisi, latihan nafas dan batuk, latihan kaki). c. Terpeliharanya keseimbangan cairan, elektrolit dan nutrisi. d. Tidak terjadi aspirasi karena vomitus selama pasien dalam pengaruh anesthesi. e. Tidak ada atau berkurangnya kemungkinan terjadinya infeksi setelah operasi karena kurangnya kebersihan kulit. f. Mendapatkan istirahat yang cukup. g. Menjelaskan pengertian tentang prosedur operasi yang akan dijalankan termasuk jadwal operasi dan menandatangani surat persetujuan operasi. h. Kondisi fisiknya dapat dideteksi selama operasi berlangsung. C. Penelitian Terkait

Penelitian tentang kecemasan berdasarkan jenis kelamin telah banyak dilakukan antara lain oleh Johnson dan Terman cit. Taylor (1956), menunjukkan bahwa wanita cenderung neurotik daripada pria walaupun berbagai kesempatan sama diberikan kepada mereka. Menurut Priest (1990) wanita yang sering mengalami kecemasan. Dan statistik menunjukkan sekitar dua orang wanita berbanding satu pria yang mengalami kondisi semacam ini. Penelitian lain yang dilakukan hidayanto (1998) antara wanita yang bekerja di perusahaan juga menunjukkan hasil yang sama. D. Kerangka Teori Faktor Presipitasi Ancaman terhadap integritas biologi Ancaman terhadap rasa aman Faktor yang Berpengaruh Jenis kelamin Sosial budaya Pengalaman masa lalu Usia Tingkat sosial ekonomi Kecemasan Tingkat Kecemasan Ringan Sedang Berat Panik Faktor Predisposisi Emosi Trauma masa Pertumbuhan (Sumber: Long B.C., 1996, Stuart & Sundeen, 1995)

E. Konsep Faktor yang berpengaruh Keterangan: : diteliti Pria Wanita Tingkat Kecemasan Tingkat Kecemasan F. Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan pria dan wanita yang akan dilakukan operasi laparatomi. G. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka konsep yang ada, maka hipotesis penelitiannya adalah ada perbedaan tingkat kecemasan klien pria dan wanita pre operasi laparatomi. H. Identifikasi Asumsi Kecemasan dapat disebabkan oleh banyak hal. Pasien pre operasi laparatomi, cemas biasanya disebabkan oleh ketidaksiapan klien untuk menjalani operasi serta kecemasan klien terhadap hasil operasi tersebut. Menurut Townsend (1996) tingkatan cemas adalah bervariasi mulai dari ringan, sedang, berat dan panik. Apabila kecemasan tidak dikelola dengan baik, mungkin akan merupakan perilaku yang kurang adaptif. Pola perilaku yang demikian akan mengganggu kehidupan sehari-hari individu

(Prawitasari, 1988). Terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara pria dan wanita yaitu tingkat kecemasan klien wanita lebih tinggi daripada tingkat kecemasan klien pria pre operasi laparatomi atau tingkat kecemasan klien pria lebih tinggi daripada tingkat kecemasan klien wanita pre operasi laparatomi.