BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB III GAMBARAN UMUM KOPSIM NU BATANG. 1. Sejarah Berdirinya KOPSIM NU Batang. Unit Simpan Pinjam Syariah.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB IV HASIL PENELITIAN

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN EMAS DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN (STUDY KASUS)

BAB V PEMBAHASAN. kegiatan operasional yang berlangsung di kantor Koperasi Simpan Pinjam

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah.

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Analisis Mekanisme Akad Murabahah Pada Pembiayaan Usaha Kapal Nelayan Di

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

AL MURABAHAH DOSEN PENGAMPU H. GITA DANUPRANATA OLEH MELINDA DWIJAYANTI ( ) DHYKA RACHMAENI ( )

BAB IV KESESUAIAN ANTARA AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DENGAN FATWA DSN DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG RANTAUPRAPAT.

BAB V PEMBAHASAN. A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah di LKS ASRI. Tulungagung dan BMT HARUM Tulungagung

BAB IV STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL USAHA DI BMT SM NU CABANG BOJONG PEKALONGAN

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN MODAL KERJA MENURUT FATWA. DEWAN SYARIAH NASIONAL No.

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Pengertian, Dasar Hukum, Rukun Dan Syarat Murabahah. satunya adalah akad murabahah. Akad Murabahah sama dengan bentuk

BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Bai Bitsaman Ajil Pada Pembiayaan Multiguna Di KSPPS BMT Walisongo Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERJANJIAN PINJAMAN. (Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman selanjutnya secara bersama disebut sebagai Para Pihak )

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD BAI BITSAMAN AJIL PADA PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI BMT AL-FATAA ULUJAMI, PEMALANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur untuk Mengajukan Pembiayaan Murabahah pada produk ib

BAB II LANDASAN TEORI

BAGIAN III AKAD JUAL BELI

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK KPR AKAD DAN PENYELESAIANNYA

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga

1 KETENTUAN MENDAPATKAN FASILITAS PINJAMAN

BAB IV ANALISIS PROSEDUR MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA JAMINAN PADA GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG PEKALONGAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV MEKANISME AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN PRODUK MULIA DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG PEKALONGAN

Mura>bah}ah oleh BMT Dana Mentari, sebagaimana diterbitkan dalam

BAB III PEMBAHASAN. Penerapan Aspek 5C dan 1S pada Pembiayaan Murabahah di KJKS. Baituttamwil Tamzis Cabang Pasar Induk Wonosobo (PIW)

BAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo).

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG. A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS JUAL BELI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Persyaratan dalam Mengadakan Akad Murabahah di BMT-UMY

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak hanya lembaga keuangan perbankan, namun juga dijalankan oleh lembaga

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dikenal dengan istilah Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) dan KPR

BAB V PENUTUP. Yogyakarta secara umum telah memenuhi ketentuan hukum syariah baik. rukun-rukun maupun syarat-syarat dari pembiayaan murabahah dan

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Perjanjian Kredit dengan Jaminan Fdusia di PT Bank Perkreditan

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB V PENETAPAN MARGIN AKAD MURA<BAH>>}AH DI BNI SYARI AH CABANG PALANGKA RAYA. A. Presentase Margin Pada Akad Mura<bah{ah di Perbankan Syari ah

BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang Pembiayaan merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan. Menyadari hal itu KOPSIM NU Batang meluncurkan produk pembiayaan konsumtif dengan akad murabahah untuk memenuhi kebutuhan konsumtif anggotanya. Pembiayaan konsumtif ini menggunakan akad murabahah di mana pihak KOPSIM menjual barang pesanan anggota dengan harga beli ditambah dengan margin keuntungan sesuai kesepakatan dengan jangka waktu maksimal 3 tahun. Dalam hal ini pihak KOPSIM sebagai penjual sedangkan anggota pemohon pembiayaan sebagai pembeli. Syarat untuk mengajukan permohonan pembiayaan kosumtif di KOPSIM NU Batang adalah harus menjadi anggota terlebih dahulu. Untuk menjadi anggota KOPSIM NU sangatlah mudah, nasabah hanya mengisi formulir pendaftaran, membawa foto copy KTP, dan menyertakan simpanan minimal Rp. 1.000.000,-, membayar simpanan pokok sebesar Rp. 100.000,-. setelah memenuhi syarat maka selama 3 bulan menjadi calon anggota baru kemudian status manjadi anggota. 73 Serta ada beberapa prosedur yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut. 1. Anggota datang ke KOPSIM NU Batang untuk mengajukan permohonan pembiayaan. 73 Ariningrum, CS (Customer Service) KOPSIM NU Batang, Wawancara Pribadi, Batang, 15 Oktober 2015. 79

80 2. Anggota mengisi aplikasi permohonan pembiayaan pada CS (Customer Service) serta melengkapi dokumen persyaratan yaitu foto copy KTP, foto copy Kartu Keluarga, foto copy Surat Nikah. 3. Survey, Survey dilakukan oleh pihak KOPSIM NU untuk mendapatkan informasi tentang anggota pemohon pembiayaan. Informasi ini didapat dari orang sekitar pemohon pembiayaan, bisa dari tetangga, ketua RT, atau pihak kelurahan. Karena hal ini merupakan hal penting untuk penilaian apakah anggota tersebut layak diberikan fasilitas pembiayaan atau tidak. 4. Analisis pemohon pembiayaan, informasi dari hasil survey dianalisis dengan prinsip 6c tetapi KOPSIM NU biasanya menggunakan 3C yaitu Character, Capacity, Collateral. 5. Keputusan pembiayaan, setelah proses analisis kelayakan kemudian muncul hasil apakah permohonan pembiayaan diterima atau ditolak. Jika diterima maka akan dibuatkan akad murabahah di bagian administrasi. Jika ditolak maka bagian administrasi akan mengirimkan surat penolakan kepada pemohon pembiayaan/ minimal lewat pesan singkat. Apabila diterima permohonan pembiayaannya maka proses selanjutnya adalah penandatangan akad dan kemudian realisasi pembiayaan. Dari prosedur tersebut setelah pembiayaan terealisasikan maka pihak KOPSIM akan membelikan barang yang dipesan oleh anggota pemohon pembiayaan sesuai kebutuhan dan spesifikasi. Setelah pihak

81 KOPSIM membeli kepada pemasok pihak KOPSIM menjual barang tersebut dengan harga beli ditambah margin sesuai kesepakatan. Pihak KOPSIM memberi tahu informasi tentang barang pesanan, salah satunya harga beli barang dari pemasok kepada anggota anggota pemohon pembiayaan dengan bukti nota beli. Mekanisme pengajuan pembiayaan di KOPSIM NU Batang tidak jauh berbeda pelaksanaanya dengan lembaga keuangan lainnya. Yang membedakan hanya syarat dokumen yang dibutukan lebih sedikit dan proses kelayakan calon debitur hanya menggunakan 3C (Character, Capacity, Collateral). KOPSIM NU Batang hanya menerapakan 3C karena memang dipandang barang yang dijadikan obyek jual beli barang yang tidak terlalu mahal dan semua anggota diberi bimbingan yang diharapkan semua anggota memiliki karakter dan pribadi yang baik. Dengan sistem murabahah yang diterapkan dalam produk pembiayaan konsumtif ini, berarti pihak KOPSIM harus memberitahukan harga perolehan atau harga barang yang dibeli dari pemasok atau supplier kepada anggota atau calon anggota pemohon pembiayaan dan menentukan suatu tingkat margin keuntungan. Pada produk ini tidak ada riba karena tidak menggunakan sistem bunga tetapi dalam hal ini adanya keterbukaan antara pihak KOPSIM dengan anggota bahwa KOPSIM memberikan informasi atas barang yang dibeli sesuai dengan kebutuhan anggota dan harga yang telah ditentukan oleh

82 pemasok diketahui oleh anggota atau calon anggota pemohon pembiayaan. Kemudian KOPSIM menjual kembali kepada anggota atau calon anggota pemohon pembiayaan sesuai harga pembelian ditambah dengan keuntungan. Pembiayaan konsumtif ini menggunakan sistem jual beli dengan perhitungan margin yang berlaku tidak menggunakan sistem bunga yang merupakan riba dan tidak diperbolehkan oleh syariah Islam. Penentuan margin pada produk pembiayaan konsumtif di KOPSIM tidak menggunakan presentase tetapi langsung mengungkapkan nominalnya, penentuan margin berbeda antara jangka waktu pembiayaan 1 tahun, 2 tahun dan 3 tahun. Misal barang dengan harga Rp. 400.000,- jika jangka waktu pembiayaan 1 tahun maka margin yang ditetapkan Rp. 100.000,-, jika jangka waktu pembiayaan 2 tahun maka margin yang ditetapkan Rp. 150.000,- jika jangka waktu pembiayaan 3 tahun maka margin yang ditetapkan Rp. 200.000,-. KOPSIM membiayaai minimal barang dengan harga Rp. 400.000,- dan maksimal pembiayaan Rp. 30.000.000,-. Dalam mengambil keuntungan jika anggota pemohon pembiayaan keberatan maka akan dinegosiasikan, dan tidak saling merugikan antara kedua belah pihak dan tidak ada unsur keterpaksaan apalagi mendzalimi. Dalam hal ini margin dan biaya administrasi merupakan keuntungan KOPSIM. Pembayaran angsuran setiap bulannya tetap atau flat, jika anggota melunasi

83 kewajibannya sebelum jatuh tempo maka pihak KOPSIM akan memberi bonus kepada anggota tersebut. Dalam suatu pembiayaan terkadang dibutuhkan uang muka, untuk produk pembiayaan konsumtif di KOPSIM NU Batang uang muka disesuaikan dengan kemampuan anggota. Anggota bisa memberikan uang muka dan bisa juga tidak menggunakan uang muka. Untuk mengcover pembiayaan konsumtif ini KOPSIM menggunakan jaminan, jaminan yang digunakan adalah barang yang dijadikan obyek jual beli itu sendiri apabila anggota atau calon anggota pembiayaan benar benar tidak bisa melunasi kewajibannya dan maka barang tersebut akan diminta kembali oleh pihak KOPSIM. Tetapi jika obyek jual beli seperti motor yang dijadikan jaminan adalah BPKB. Namun selama ini belum pernah terjadi anggota atau calon anggota pembiayaan melakukan wan prestasi, karena memang obyek barang yang dibutuhkan barang yang tidak terlalu mahal dengan angsuran tetap setiap bulan dan jangka waktu yang relatif panjang sehingga meringkankan beban anggotanya. Jaminan yang diminta kembali oleh KOPSIM bukan berarti barang tersebut disita menjadi milik KOPSIM kembali tetapi diamankan sampai anggota tersebut kembali mampu membayar kewajibannya kemudian barang tersebut diserahkan kembali kepada anggota tersebut. Tetapi jika anggota tersebut memang sudah benar benar tidak bisa membayar kewajibannya barang yang diamankan tersebut akan dilelang atau dijual kembali oleh KOPSIM. Dalam hal ini KOPSIM akan

84 mengalami resiko kerugian karena nilai jual barang jaminan akan turun. Hal tersebut dilakukan setelah beberapa proses penanganan pembiayaan bermasalah yang dilakukan oleh pihak KOPSIM. Terkadang ada anggota yang terlambat membayar angsuran, bagi anggota yang sengaja menunda pembayaran angsuran pihak KOPSIM akan meminta denda sebesar 2% dihitung dari besarnya angsuran per bulannya. Pendapatan atas denda ini pihak KOPSIM mengalokasikan untuk dana sosial. Denda ini dimaksudkan agar anggota lebih disiplin dalam membayar angsuran. Salah satu resiko dari pembiayaan adalah anggota melakukan wan prestasi atau anggota tidak melakukan kewajibannya sebagaimana mestinya. Pada pembiayaan konsumtif KOPSIM menerapkan beberapa tahapan dalam penanganan pembiayaan bermasalah, yaitu sebagai berikut. 1. Melakukan pendekatan kekeluargaan Dalam hal ini pihak KOPSIM melakukan pendekatan secara pribadi dengan mendatangi rumah anggota dan menanyakan keluhan serta masalah yang dihadapi sehingga membuat pembayaran angsuran menjadi terhambat. Tahap ini dilakukan secara kekeluargaan sesuai dengan asas koperasi, dengan pendekatan kekeluargaan ini diharapkan agar anggota lebih termotivasi dan bangkit kemudian bisa melakukakn kewajibannya sebagaimana mestinya. 2. Kunjungan penagihan angsuran

85 Setelah tahap pendekatan kekeluargaan dilakukan namun belum ada perubahan maka akan dilakukan tahap kedua yaitu kunjungan penagihan. Tahap ini dilakukan setelah melakukan pendekatan kekeluargaan. Apabila anggota belum lancar dalam melakukan pembayaran angsuran maka pihak KOPSIM NU akan melakukan kunjungan untuk penagihan angsuran secara kekeluargaan. Namun jika tidak ada masalah maka anggota melakukan pembayaran angsuran pembiayaan di kantor KOPSIM NU. 3. Surat peringatan Jika pihak KOPSIM sudah melakukan kunjungan dan belum ada perubahan maka akan dilakukan tahap pemberian surat peringatan. Pihak KOPSIM akan memberikan surat peringatan pertama kepada anggota, jika dalam waktu satu minggu belum mau membayar maka akan diberikan surat peringatan kedua, jika dalam waktu satu minggu belum ada perubahan maka akan diberikan surat peringatan ketiga. 4. Penyelamatan pembiayaan KOPSIM melakukan langkah 3R (Rescheduling, Reconditioning, Restructuring) untuk penyelamatan pembiayaan. a. Rescheduling yaitu perubahan jadwal pembayaran kewajiban atau perpanjangan jangka waktu angsuran. Dalam hal ini anggota mempunyai waktu lebih. Misalnya dari jangka waktu pembiayaan

86 1 tahun menjadi 2 tahun. Diharapkan anggota kembali mampu unutuk membayar angsuran seperti biasanya. b. Reconditioning yaitu perubahan sebagian atau seluruh persyaratan seperti anggota tersebut akan diberi keringanan dengan memperkecil margin, bahkan sampai penghapusan margin sampai angsuran terakhir. c. Restructuring yaitu pihak KOPSIM akan menawarkan pemberian modal untuk usaha agar anggota tersebut bisa kembali meningkat perekonomiannya 5. Pengamanan barang jaminan Apabila setelah melakukan empat tahap yang meliputi melakukan pendekatan kekeluargaan, kunjungan penagihan, pemberian surat peringatan, dan penyelamatan pembiayaan dengan 3R maka pihak KOPSIM akan mengamankan barang jaminan yaitu obyek yang dibiayai tersebut. Barang jaminan ini diamankan selama batas maksimal 3 bulan apabila masih belum bisa membayar angsuran maka barang jaminan tersebut akan di lelang atau dijual kembali. Keunggulan pembiayaan konsumtif di KOPSIM NU Batang. 1. Rasa tenang dan tentram karena bebas dari transaksi yang ribawi. 2. Proses cepat dengan persyaratan mudah.

87 3. Minimal pembiayaan Rp. 400.000,- maksimal pembiayaan Rp. 30.000.000,- 4. Bisa menggunakan uang muka bisa tanpa uang muka. 5. Angsuran tetap sampai lunas. 6. Angsuran ringan setiap bulannya. 7. Jangka waktu pembiayaan maksimal 3 tahun. Kelemahan pembiayaan konsumtif di KOPSIM NU Batang adalah Barang jaminan adalah obyek jual beli. Kemudian proses penilaian kelayakan calon debitur yang hanya menggunakan 3R akan lebih beresiko, walaupun nominal pembiayaan kecil hal ini akan beresiko mengalami kerugian. B. Implementasi akad murabahah pada pembiayaan konsumtif di KOPSIM NU Batang menurut fatwa DSN No. 04/DSN- MUI/IV/2000 Masyarakat banyak membutuhkan bantuan dana dari lembaga keuangan berdasarkan prinsip jual beli, dalam rangka memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan taraf hidupnya. Koperasi perlu memiliki fasilitas murabahah bagi anggota yang membutuhkannya dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu lembaga fikih nasional DSN (Dewan Syariah Nasional) memandang perlu menetapkan fatwa tentang murabahah untuk dijadikan pedoman oleh bank syariah maupun koperasi syariah. Adapun fatwa tersebut berisi tentang ketentuan-ketentuan sebagai berikut.

88 1. Ketentuan Umum Murabahah dalam Bank Syariah. a. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. b. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariah. c. Bank dapat membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang disepakati kualifikasinya. d. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. e. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang. f. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli ditambah marjin keuntungan. Dalam kaitan ini, bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya-biaya yang diperlukan. g. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati. h. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah. i. Jika bank hendak mewakili kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank.

89 2. Ketentuan Murabahah kepada Nasabah. a. Nasabah mengajukan permohonan dan janji pembelian suatu barang atau aset kepada bank. b. Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang. c. Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus membelinya sesuai dengan janji yang telah disepakatinya, karena secara hukum janji tersebut mengikat, kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli. d. Dalam jula beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan. e. Jika nasabah kemudian menolak pembelian barang tersebut, biaya riil yang telah dikeluarkan bank harus dibayar dari uang muka tersebut. f. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah. g. Jika uang muka memakai kontrak urbun sebagai alternatif dari uang muka, maka jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal membayar sisa harga dan jika

90 nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut, dan jika uang muka tidak mencukupi nasabah wajib melunasi kekurangannya. KOPSIM NU Batang berusaha untuk semaksimal mungkin melakukan kegiatan pembiayaan dengan menerapkan prinsip syariah. Salah satunya dengan pelaksanaan akad murabahah dengan mekanisme yang disesuaikan dengan kaidah syariat Islam. KOPSIM NU Batang telah melaksanakan akad murabahah yang bebas riba karena tidak menggunakan sistem bunga tetapi margin keuntungan, yang penentuannya atas dasar kesepakatan atau musyawarah antara pihak KOPSIM dengan anggota. Barang yang diperjualbelikan adalah barang-barang kebutuhan rumah tangga untuk konsumtif seperti kendaraan bermotor, barang-barang elektronik, funiture yang tidak diharamkan oleh Islam. Dalam pelaksanaan akad murabahah antara pihak KOPSIM dan anggota pemohon pembiayaan tidak adanya unsur keterpaksaan. Pihak KOPSIM memberi tahu semua informasi barang yang dibeli dari pemasok kepada anggota. Dari harga beli barang kepada pemasok, serta margin yang diinginkan oleh KOPSIM.. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem syariah pada akad murabahah dalam pembiayaan konsumtif ini sudah sesuai dengan aturan-aturan yang ditentukan oleh pemerintah,

91 dalam hal ini yaitu fatwa DSN mengenai ketentuan akad murabahah yang sesuai dengan prinsip syariah.